Tidak terbatas usia, prevalensi diabetes melitus tipe 1 pada anak kian meroket. Adanya kondisi ini dapat disebabkan oleh beberapa hal. Pada artikel ini, Anda akan mendapatkan informasi mengenai pengertian diabetes dan penyebabnya. Termasuk mengetahui cara pencegahan diabetes pada anak yang sangat penting bagi orang tua.

Pengertian Diabetes Melitus pada Anak

diabetesPhoto by Henley Design Studio on Unsplash

Diabetes melitus merupakan kondisi kesehatan di mana terdapat gangguan metabolisme, terlebih pada organ pankreas yang memproduksi hormon insulin secara tidak normal atau tidak dapat bekerja secara optimal.

Adapun insulin merupakan hormon pengubah gula menjadi energi. Ketika pankreas tidak mampu bekerja secara maksimal, produksi insulin dalam tubuh berkurang. Hasilnya, tubuh memiliki kadar gula tinggi di luar batas normal karena tidak diubah menjadi energi.

Kondisi autoimun menjadi salah satu penyebab adanya kerusakan pada pankreas ini. Seseorang dengan gangguan autoimun menyebabkan sistem kekebalan tubuh justru menyerang dan menyebabkan ketidakseimbangan sel beta di pankreas.

Penyebab lainnya yakni adanya virus (entenovirus, rubella, dan lain-lain), konsumsi obat-obatan, dan pengaruh gluten.

Sejatinya terdapat dua jenis diabetes, yakni tipe 1 dan tipe 2. Namun pada usia anak-anak, Diabetes Melitus Tipe-1 merupakan jenis paling jamak dari kasus yang ditemukan. Pun diabetes tipe 1 lebih sering ditemukan pada orang berusia di bawah 30 tahun.

Diabetes Melitus Tipe-1 (DMT1) sendiri memiliki dua sebutan berbeda yakni insulin-dependent diabetes dan juvenile diabetes. Insulin-dependent diabetes merupakan kondisi pasien Diabetes Melitus Tipe-1 yang sangat bergantung pada suntikan insulin.

Adapun juvenile diabetes disematkan pada Diabetes Melitus Tipe-1 yang menyerang anak usia 4-7 tahun hingga masa remaja awal 10-14 tahun.

Berdasar pada data yang disajikan oleh Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), per 2018 terdapat 79 juta jiwa anak-anak di Indonesia. Dari jumlah tersebut, dalam kurun waktu 2017-2019 sebanyak 1.249 anak Indonesia menderita Diabetes Melitus Tipe-1 (DMT1).

Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk mengetahui faktor-faktor pemicu guna menghindari Diabetes Melitus Tipe-1 pada anak. Termasuk juga mengenal bagaimana gejala yang mungkin timbul saat anak mengalami Diabetes Melitus Tipe-1.

Penyebab Diabetes pada Anak

gejala diabatesPhoto by Vitolda Klein on Unsplash

Sebagaimana disinggung sebelumnya, Diabetes Melitus Tipe-1 terjadi akibat kerusakan pankreas. Ketidakmampuan pankreas menghasilkan insulin yang cukup bagi tubuh mengakibatkan kadar gula tinggi. Nah, kondisi ini memiliki pemicu baik dari segi internal maupun eksternal pengidap.

Adapun pemicu kerusakan pankreas dan munculnya Diabetes Melitus Tipe-1 pada anak dapat sangat beragam. Di antaranya yakni:

1. Kondisi Kesehatan Genetik

Faktor keturunan menjadi penyebab paling banyak Diabetes Melitus Tipe-1 pada anak. Adanya kondisi autoimun yang menyertai seperti IPEX syndrome (Immune dysregulatiom, polyendocrinopthy, enteropathy, X-linked) menyebabkan kekebalan tubuh justru menyerang pankreas.

Pendapat tersebut berdasar penelitian yang menunjukkan adanya HLA (Human Leukocyte Antigen) pada kromosom tertentu. HLA ini memengaruhi keseluruhan produksi protein glutamate decarboxylase. Hasilnya, membuat imun merusak sel beta yang menyintesis dan mengeluarkan insulin.

Penyebab lain yang mungkin terjadi yakni adanya mutasi genetik lymphoid protein tyrosine phosphatase (LYP). Kondisi ini mengakibatkan sel T autoreaktif selama kelenjar timus berkembang karena ambang batas T kurang dari normal.

Dua kondisi genetik itulah yang menurunkan Diabetes Melitus Tipe-1 pada anak. Hal ini dapat terjadi apabila kedua orang tua, salah satu, ataupun garis keturunan lain memiliki riwayat kesehatan serupa. Meski demikian, tidak selalu orang tua dengan Diabetes Melitus Tipe-1 akan menurunkan ke anaknya.

2. Paparan Virus dan Bakteri di Lingkungan

Lingkungan sekitar dapat menjadi pemicu munculnya Diabetes Melitus Tipe-1 pada anak-anak. Penyebab utamanya yakni paparan virus dan bakteri pemicu saat beraktivitas di lingkungan sekitar.

Jenis virus yang mungkin menyebabkan Diabetes Melitus Tipe-1 yakni coxsackie virus dan rotavirus. Dari sisi bakteri ada Mycobacterium avium yang merupakan bagian dari spesies paratuberculosis (MAP).

Konsumsi susu sapi terlalu dini juga dapat memicu Diabetes Melitus Tipe-1. Adanya kandungan albumin pada susu sapi dapat memicu melonjaknya jumlah gula darah. Selain itu, gluten wheat-proteins atau protein alami gandum yang sering dikaitkan dengan penyakit celiac juga dapat memicu diabetes pada anak.

Lokasi tinggal yang kurang cahaya matahari (umumnya jauh dari garis ekuator) juga dapat memicu kerusakan pankreas. Di Indonesia, meski dekat dengan garis ekuator, kasus kurangnya vitamin D pada anak merupakan salah satu pemicu Diabetes Melitus Tipe-1.

Gejala Diabetes pada Anak

Beberapa orang dapat menganggap gejala diabetes pada anak adalah hal normal. Karena pada tahap awal, umumnya gejala tidak terasa atau hanya gejala ringan. Namun dalam jangka waktu panjang, indikasi diabetes dapat semakin parah mengingat jumlah insulin semakin berkurang.

Gejala Diabetes Melitus Tipe-1 pada anak dapat meliputi:

  • Anak haus terus menerus secara berlebihan
  • Frekuensi buang air kecil yang meningkat. Indikator pada bayi dapat berupa kondisi popok yang selalu penuh dan ngompol untuk usia anak-anak.
  • Anak mengeluh lapar secara berlebihan
  • Berat badan anak turun secara drastis tanpa ada aktivitas berat atau tanpa sebab
  • Rasa lelah yang meningkat
  • Berkurangnya kemampuan melihat (kabur)
  • Penyembuhan luka yang melambat
  • Pada anak perempuan, infeksi jamur vagina mungkin terjadi

Apabila Anda mendapati si Kecil mengalami beberapa hal di atas dalam waktu bersamaan, ada baiknya segera bawa ke dokter untuk mendapat diagnosis. Pemeriksaan tepat waktu dapat menjadi cara mencegah diabetes pada anak semakin parah.

Jika tidak segera mendapatkan perawatan, gejala dapat semakin parah dan mengancam jiwa akibat komplikasi ketoasidosis diabetik (DKA). Anak dengan Diabetes Melitus Tipe-1 tingkat lanjut mungkin mengalami gejala berupa:

  • Napas berbau buah-buahan
  • Sakit perut hingga mual dan muntah
  • Napas yang terasa lebih cepat
  • Timbul rasa bingung
  • Mengantuk berat
  • Hingga penurunan dan hilangnya kesadaran

Mendiagnosis Diabetes pada Anak

Sebagai nonprofesional, Anda perlu menemui dokter ahli untuk mendapatkan diagnosis tepat saat si Kecil mengalami gejala serupa Diabetes Melitus Tipe-1. Saat menemui dokter, buah hati akan diminta melakukan serangkaian tes untuk mengetahui kondisi tubuh dan kadar gula.

1. Tes Glukosa Darah

Tes ini bertujuan memverifikasi jumlah kadar gula dalam tubuh. Untuk melaksanakannya, si Kecil mungkin akan diminta berpuasa selama delapan jam. Namun apabila dokter melakukan tes acak, maka tidak perlu berpuasa sebelumnya.

2. Tes Hemoglobin Glikosilasi (A1c):

Jika hasil tes sebelumnya menunjukkan adanya diabetes pada si Kecil, maka dokter akan melakukan tes hemoglobin glikosilasi. Tujuannya, untuk mengetahui kadar gula darah rata-rata dalam tiga bulan.

3. Tes Antibodi

Tes ini bertujuan untuk mengetahui jenis diabetes yang mungkin si kKecil derita. Jika buah hati mengalami Diabetes Melitus Tipe-1, maka akan terdapat autoantibodi atau protein yang menyerang jaringan tubuh secara tidak sengaja

Serangkaian tes lain yang mungkin dokter anjurkan yakni panel metabolisme dasar guna mengetahui keseimbangan kimiawi tubuh.

Ada juga urinalisis, yang pada Diabetes Melitus Tipe-1 bertujuan memeriksa tinggi rendahnya keton. Serta tes gas darah arteri untuk mengukur kadar oksigen dan karbon dioksida pada tubuh.

Bagaimana Pengobatan Diabetes Melitus Tipe-1?

Tidak mampunya pankreas menghasilkan insulin sesuai kebutuhan tubuh dapat memicu hal fatal bagi anak. Setelah dokter mendiagnosis adanya Diabetes Melitus Tipe-1 pada anak, maka dokter akan melakukan tiga hal dasar sebagai opsi pengobatan:

  • Suntik insulin
  • Memantau glukosa darah (gula)
  • Menghitung karbohidrat

Kebutuhan pemenuhan insulin seseorang dengan Diabetes Melitus Tipe-1 dapat terpenuhi melalui suntikan. Tubuh memerlukan insulin sintetis untuk menggantikan sejumlah insulin yang tidak tubuh produksi secara maksimal. Suntik insulin merupakan cara mengobati diabetes melitus pada anak.

Selain itu, dokter akan menganjurkan mengontrol konsumsi gula dan karbohidrat pada anak. Hal tersebut dapat berbeda-beda pada masing-masing anak. Tergantung apa penyebab dan bagaimana lingkungan sekitar yang menjadi pemicu munculnya Diabetes Melitus Tipe-1.

Pengobatan Diabetes Melitus Tipe-1 pada anak-anak maupun dewasa dapat menimbulkan efek samping. Konsumsi insulin secara menerus dapat menyebabkan hipoglikemia atau kurangnya gula darah.

Apabila si kecil mengalami gemetar, keringat dingin, pusing, mual, hingga kulit pucat, bisa jadi ia sedang mengalami efek pengobatan. Langkah awal yang bisa menjadi alternatif saat anak mengalami kurang darah yakni:

  • Makan atau minum dengan kandungan karbohidrat untuk meningkatkan gula darah
  • Setelah 15 menit, periksa gula darah Anda.
  • Jika masih di bawah 70 mg/dL, tambahkan asupan karbohidrat lagi.
  • Ulangi sampai hasil gula darah anak setidaknya 70 mg/dL

Anda dapat melakukan langkah-langkah di atas untuk menjaga kesadaran dan asupan nutrisi si kecil. Pastikan pula untuk segera menghubungi layanan kesehatan untuk mendapatkan perawatan utama.

Pencegahan Diabetes pada Anak

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, penyakit Diabetes Melitus Tipe-1 sangat sering terjadi akibat genetik. Meski tidak menutup kemungkinan penyebabnya adalah lingkungan. Namun, faktor internal dan keturunan masih menjadi penyebab utama.

Maka dari itu, belum ada pencegahan yang terbukti secara efektif mampu menghindarkan si kecil dari Diabetes Melitus Tipe-1. Walaupun demikian, orang tua dapat menyediakan makanan sehat dan bergizi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi si kecil.

Hal ini membantu mengurangi potensi konsumsi gula yang dapat memperparah diabetes pada anak. Pemenuhan asupan nutrisi dan aktivitas tubuh rutin dapat membantu metabolisme anak membaik. Orang tua juga harus hadir sebagai pendamping yang menguatkan anak di segala kondisinya.

Pelu juga melakukan perawatan dan pengobatan intensif apabila bagian dari keluarga mengidap Diabetes Melitus Tipe-1. Tujuannya agar dapat mengurangi dampak penyakit, rutin melakukan kontrol tekanan darah dan kolesterol. Harapannya, si kecil tidak merasa berkecil hati.

Kesimpulan

Peran orang tua sangat dibutuhkan dalam menjaga kesehatan dan keseimbangan metabolisme anak. Menjaga kesehatan diri orang tua juga termasuk upaya menjaga kesehatan anak. Agar anak terhindar dari potensi Diabetes Melitus Tipe-1, orang tua pun harus turut menjaga kondisi tubuh.

Memantau gizi anak di rumah bisa jadi lebih mudah dari pada saat anak bersekolah. Jajanan dan lingkungan yang kurang baik dapat memicu paparan virus dan bakteri pada si Kecil. Maka dari itu, pastikan buah hati Anda mendapatkan support lingkungan yang baik untuk kesehatannya.

Prestasi Global menunjang aktivitas si kecil agar tetap higienis. Mengurangi potensi anak melakukan kegiatan yang melibatkan lingkungan kurang bersih. Anda bisa dengan tenang menitipkan buah hati tanpa khawatir kesehatan, keilmuan, serta urusan keagamaan.

Hasilnya, anak dapat mengenal kondisi tubuhnya, menerapkan kebiasaan-kebiasaan baik yang menunjang apabila si Kecil memiliki gejala diabetes.

Baca Juga: 11 Tips Mengatasi Anak yang Suka Konsumsi Makanan Manis

Bagaimana Langkah Awal yang Bisa Menjadi Alternatif Saat Anak Mengalami Kurang Darah?

Pertama, Makan atau minum dengan kandungan karbohidrat untuk meningkatkan gula darah. Lalu Setelah 15 menit, periksa gula darah Anda. Jika masih di bawah 70 mg/dL, tambahkan asupan karbohidrat lagi. Ulangi sampai hasil gula darah anak setidaknya 70 mg/dL

Apa yang Dimaksud Dengan Diabetes?

Diabetes melitus merupakan kondisi kesehatan di mana terdapat gangguan metabolisme, terlebih pada organ pankreas yang memproduksi hormon insulin secara tidak normal atau tidak dapat bekerja secara optimal.

Berapa Penjelasan Data yang Mengidap Penyakit Diabetes?

Berdasar pada data yang disajikan oleh Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), per 2018 terdapat 79 juta jiwa anak-anak di Indonesia. Dari jumlah tersebut, dalam kurun waktu 2017-2019 sebanyak 1.249 anak Indonesia menderita Diabetes Melitus Tipe-1 (DMT1).