Rasanya tidak ada anak yang akan menolak ketika ditawari kukis coklat, kue tar, permen, atau minuman bersoda. Jika sesekali saja tentu tidak masalah, tetapi jika konsumsi makanan manis menjadi kebiasaan, kesehatan buah hati Anda bisa jadi taruhannya.

Lalu bagaimana jika si Kecil sudah telanjur kecanduan hidangan yang mengandung banyak gula?

Ada beberapa panduan yang dapat Anda coba, namun sebelumnya Anda perlu tahu terlebih mengapa gula berbahaya untuk anak.

Dampak Makanan Manis untuk Kesehatan

makanan manis - Sekolah Prestasi GlobalPhoto by Iwona Castiello d’Antonio on Unsplash

Tidak hanya untuk anak, hidangan bercita rasa manis juga berdampak buruk bagi kesehatan orang dewasa. Ini terutama berkaitan dengan obesitas dan risiko penyakit yang menyertainya seperti gangguan-gangguan kardiovaskular sampai kencing manis.

Sementara pada anak, konsumsi gula berlebihan juga meningkatkan risiko peningkatan berat badan berlebih, obesitas, kerusakan gigi, dan diabetes tipe 2.

Seperti yang dilansir dari eMediHealth, pola makan tinggi gula pada anak membuat mereka lebih rentan terserang batuk, pilek, alergi, sampai gangguan pencernaan.

Anak dengan masalah perilaku, seperti hiperaktif juga kerap dikaitkan dengan kebiasaan buruk mengonsumsi gula berlebih. Ini karena si Kecil tak mendapatkan kecukupan nutrisi seperti protein dan lemak karena perut mereka penuh dengan hidangan manis.

Akibatnya mereka jadi lebih mudah lapar, terjadi fluktuasi gula darah dalam tubuh dengan cepat, dan timbulnya fenomena “hangry”.

Ini adalah istilah yang berasal dari kata hungry dan angry, yaitu perubahan perilaku menjadi agresif, gelisah, rewel, dan uring-uringan ketika merasa lapar.

Tips Mengatasi Kecanduan Makanan Manis pada Anak

makanan manis - Sekolah Prestasi GlobalPhoto by Kelly Sikkema on Unsplash

Jika putra-putri Anda sudah terbiasa mengonsumsi makanan dan kudapan manis setiap hari, tentunya akan butuh perjuangan untuk menghentikannya. Namun orang tua tak perlu khawatir karena panduan berikut ini pasti dapat membantu Anda.

1. Hindari Menyimpan Makanan dan Minuman Manis

Kosongkan lemari es Anda dari aneka makanan manis, snack kemasan, termasuk minuman ringan bersoda, jus pabrikan, dan sejenisnya. Persediaan hidangan demikian di rumah akan membuat buah hati Anda semakin tak dapat menahan diri untuk mengonsumsinya.

Di hari-hari pertama anak mungkin akan rewel bahkan tantrum, tapi tetaplah konsisten pada tujuan Anda demi kesehatan buah hati. Lambat laun anak akan belajar bahwa rengekannya tak dapat mengubah sikap Anda untuk menerapkan pola makan yang lebih sehat untuk si Kecil.

Sebagai gantinya, sediakan kudapan sehat dari dapur sendiri. Ini misalnya jus buah, buah potong, es loli dari campuran buah dan susu, salad buah, atau ramen sayur rumahan.

2. Jadilah Teladan yang Baik

Anak-anak belajar dengan mengamati sikap orang tua. Karena itu Anda juga perlu menerapkan pola makan sehat seimbang serta membatasi asupan makanan manis. Jangan lupa memperkenalkan menu makanan sehat di meja makan dan mulai membiasakan anak untuk mengonsumsinya.

Cara untuk membuat anak meniru teladan Anda adalah dengan membiarkan dia melihat orang tua mengudap cemilan sehat, misalnya buah potong. Selanjutnya Anda bisa menawarkan hidangan tersebut kepada si Kecil.

3. Menambahkan Air pada Jus Buah Kemasan

Jika anak meminta jus buah yang sudah jadi karena selama ini Anda mengizinkannya, campurkan air ke dalamnya. Si Kecil pasti tidak akan tahu bedanya dan Anda sekaligus dapat mengurangi konsumsi gula buah hati.

Memang menghentikan gula secara drastis bisa memicu reaksi negatif anak. Untuk mengantisipasinya Anda dapat menghilangkan hidangan manis sedikit demi sedikit sambil memperkenalkan menu baru yang sehat dan lezat.

4. Memberikan Asupan Serat yang Lebih Banyak

Untuk mengurangi kecanduan makanan yang mengandung banyak gula, Anda dapat menyediakan makanan berserat tinggi. Ini misalnya roti gandum, kacang-kacangan, agar-agar rumput laut, oatmeal, dan lain-lain.

Ternyata serat bermanfaat untuk memberi rasa kenyang lebih lama karena dapat mempertahankan kadar gula dalam darah. Seperti yang kita ketahui penurunan gula darah bisa memicu kelaparan dan menginginkan menyantap hidangan bergula.

5. Menghidangkan Lebih Banyak Buah dan Sayuran

Perlu Anda ketahui bahwa kita, termasuk anak-anak, idealnya perlu mengonsumsi buah dan sayuran antara 5 sampai 9 porsi setiap hari. Kandungan serat dan airnya akan membuat perut terasa penuh sehingga anak tidak lagi meminta cemilan manis.

Selain itu buah dan sayur-mayur segar adalah sumber antioksidan, vitamin, dan mineral yang baik bagi kesehatan.

Pisang, apel, pir, wortel, brokoli, dan mentimun lalap bisa jadi pilihan yang baik. Anda juga bisa menghidangkan sayur rebus dengan siraman keju cair sebagai cemilan sehat.

6. Mengganti Hidangan Penutup

Es krim, puding manis dengan fla, atau cake sebagai hidangan penutup dapat Anda gantikan dengan buah yang juga manis, seperti mangga. Anak-anak sebenarnya masih diperbolehkan mengonsumsi makanan-makanan lezat itu, asalkan tidak menjadi kebiasaan.

Jadikan hidangan manis sebagai sajian rekreasional yang diperbolehkan hanya pada momen istimewa. Ini antara lain saat berulang tahun, merayakan Lebaran, atau sebagai reward atas prestasi mereka.

7. Berkompromi dengan Keinginan Anak

Untuk anak-anak yang memiliki pendirian teguh, Anda mungkin perlu sedikit berkompromi. Ini misalnya saat anak menginginkan minuman manis, Anda bisa memberikan susu bercita rasa manis, atau sirup madu sebagai pengganti sirup biasa.

Dengan begitu anak akan memperoleh manfaat gizi dari susu atau madu dan di saat yang sama, keinginannya untuk mengonsumsi hidangan yang manis terpenuhi.

Selanjutnya dorong anak untuk lebih banyak minum air putih, dengan memberi contoh sambil menjelaskan dengan bahasa yang mudah dipahami mengenai manfaatnya.

8. Lebih Banyak Menghidangkan Makanan Rumahan

Dengan memasak sendiri Anda berkesempatan mengontrol asupan nutrisi harian anak. Selain itu Anda juga dapat membuat sajian hidangan yang menarik dan menggugah selera. Anak-anak mudah tertarik dengan makanan dengan tampilan yang bagus sehingga membangkitkan rasa penasaran untuk mencicipi.

Ini juga merupakan strategi jitu untuk membuatnya melupakan permen atau kudapan manis lainnya.

9. Melibatkan Anak dalam Mengatur Menu Harian

Tips parenting selanjutnya yang tak kalah penting berkaitan dengan pola makan anak adalah membangun komunikasi dua arah. Diskusikan berbagai opsi makanan alternatif dengan buah hati. Minta si Kecil untuk mendaftar makanan dan minuman favoritnya dan hidangan yang tak disukainya.

Berdasarkan informasi tersebut Anda bisa berkompromi untuk memilih menu pengganti yang lezat sekaligus dapat memenuhi kebutuhan nutrisi anak.

Memasak atau menyiapkan hidangan bersama juga bisa menjadi aktivitas family time menyenangkan yang mendorongnya untuk makan sehat.

10. Berterus Terang Mengenai Bahaya Makanan Manis bagi Kesehatan

Untuk anak-anak yang lebih besar Anda bisa memberitahu mereka mengenai bahaya konsumsi gula berlebihan, seperti obesitas yang memicu banyak penyakit berat. Jika sudah mengetahui risikonya diharapkan dapat timbul kesadaran dalam diri anak untuk mulai menerapkan pola makan yang sehat.

11. Ketahui Istilah-istilah Lain dari Gula pada Label Nutrisi

Membeli snack pabrikan sebenarnya tidak dilarang, asalkan Anda dapat memilih produk yang sehat dan tak mengandung gula berlebihan. Jadi biasakan untuk meneliti label nutrisi yang tertera pada kemasan makanan walaupun suatu produk memiliki klaim menyehatkan.

Selanjutnya Anda juga perlu mengetahui istilah-istilah yang maknanya sama dengan gula, yaitu fruktosa, sukrosa, maltosa, laktosa, dekstrosa, sirup dan molase.

Pentingnya Meminimalkan Sajian Hidangan Manis untuk Anak

Sebagaimana yang dilansir dari Cleveland Clinic, dokter spesialis anak Edward Gaydos, DO, dan Svetlana Pomeranets, MD, menjelaskan mengenai rekomendasi asupan gula untuk anak dari American Heart Association (AHA).

Anak-anak usia 2 hingga 18 tahun hanya boleh mengonsumsi gula maksimal 25 gram perhari atau setara dengan 6 sendok teh. Sementara anak yang berusia kurang dari 2 tahun tak boleh mendapatkan tambahan gula sama sekali pada makanannya.

Ini karena asupan yang terlalu tinggi gula pada awal kehidupan dapat meningkatkan risiko gangguan jantung pada dewasa muda. Gula juga kerap dituding berkontribusi dalam mutasi sel menjadi berbahaya yang akhirnya memicu penyakit kanker.

Lambung yang terlalu banyak diisi hidangan manis juga akan menyisakan sedikit ruangan untuk makanan bernutrisi seperti buah, sayur, biji-bijian, dan susu.

Selain karena alasan tersebut, inilah penyebabnya mengapa sebaiknya Anda mulai memotong konsumsi gula anak.

1. Sebagai Upaya Melindungi Gigi Anak

Gula memicu berbagai masalah yang berkaitan dengan kesehatan gigi dan mulut seperti gigi berlubang, radang gusi, dan sariawan. Kondisi demikian ini berlangsung lama bahkan sampai usia dewasa. Gangguan pada gigi bisa berimbas pada sistem pencernaan karena kesulitan mengunyah makanan dengan benar.

Selain itu kesehatan gigi yang buruk juga dapat mempengaruhi penampilan anak sehingga mengurangi kepercayaan dirinya.

2. Memastikan Anak Mengonsumsi Hidangan Sehat dan Seimbang

Dengan menerapkan cara mengurangi konsumsi gula pada anak di atas, Anda dapat membantu anak memenuhi kebutuhan nutrisi bagi tubuhnya. Perlu Anda ketahui bahwa gula ternyata juga dapat memberi efek kecanduan, bahkan lebih parah daripada alkohol.

Inilah sebabnya sangat sulit untuk menghentikan anak-anak mengonsumsi permen atau hidangan manis favoritnya. Padahal kebanyakan gula bisa memicu kurangnya konsumsi nutrisi yang akhirnya membuat proses tumbuh kembang anak terganggu.

3. Menghindari Masalah Kesehatan di Usia Dewasa

Peningkatan indeks massa tubuh atau obesitas bisa terjadi karena kebiasaan konsumsi gula berlebihan pada usia muda. Ketika anak-anak mengonsumsi gula sejak usia muda, tubuh mereka menjadi terbiasa memproduksi energi dari insulin.

Akibatnya mereka akan cepat merasa lemas dan lesu jika tak mengonsumsi gula. Jika berlangsung dalam jangka waktu yang lama, pola makan yang buruk ini dapat memengaruhi kesehatan anak di masa depan.

Kesimpulan

Terlalu banyak mengonsumsi hidangan dan cemilan manis ternyata membawa dampak buruk bagi kesehatan. Ini antara lain masalah gigi, kekurangan nutrisi, hingga meningkatnya risiko terserang diabetes, penyakit jantung, hingga kanker.

Konsumsi gula melebihi batas yang direkomendasikan juga mempengaruhi perilaku anak menjadi agresif saat menginginkan asupan manis.

Untuk mengatasi kecanduan makanan manis pada anak, ada beberapa strategi yang dapat orang tua lakukan. Salah satunya dengan memberikan contoh menerapkan pola makan sehat agar anak menirunya.

Berdiskusi dengan buah hati serta mengakomodasi pendapatnya mengenai pengaturan menu makan di rumah juga cukup efektif untuk mengubah kebiasaan makannya.

Jika saat ini Anda tengah mencari sekolah berwawasan Islam untuk buah hati, Prestasi Global adalah pilihan terbaik. Dengan dukungan staf pengajar yang kompeten, kami akan mengantarkan putra-putri Anda dalam meraih cita-cita demi masa depan mereka.

Tak hanya menjadi insan yang unggul dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, misi kami juga membentuk generasi yang memegang teguh prinsip-prinsip keislaman.

Baca Juga: 10 Bahaya Konsumsi Makanan Mengandung Pengawet Untuk Anak

Apa yang menjadi dampak ketika mengonsumsi makanan manis?

Akibatnya mereka jadi lebih mudah lapar, terjadi fluktuasi gula darah dalam tubuh dengan cepat, dan timbulnya fenomena “hangry”. Ini adalah istilah yang berasal dari kata hungry dan angry, yaitu perubahan perilaku menjadi agresif, gelisah, rewel, dan uring-uringan ketika merasa lapar.

Mengapa penting untuk mulai meminimalisir konsumsi gula untuk anak?

Lambung yang terlalu banyak diisi hidangan manis juga akan menyisakan sedikit ruangan untuk makanan bernutrisi seperti buah, sayur, biji-bijian, dan susu. Dengan memulainya tindakan ini, dapat berupaya melindungi gigi anak, memastikan anak mengonsumsi hidangan sehat dan seimbang, dan terhindar dar masalah kesehatan di usia dewasa.

Mengapa penting untuk melibatkan anak dalam mengatur menu harian?

Tips parenting yang tak kalah penting berkaitan dengan pola makan anak adalah membangun komunikasi dua arah. Diskusikan berbagai opsi makanan alternatif dengan buah hati. Minta si Kecil untuk mendaftar makanan dan minuman favoritnya dan hidangan yang tak disukainya. Berdasarkan informasi tersebut Anda bisa berkompromi untuk memilih menu pengganti yang lezat sekaligus dapat memenuhi kebutuhan nutrisi anak. Memasak atau menyiapkan hidangan bersama juga bisa menjadi aktivitas family time menyenangkan yang mendorongnya untuk makan sehat.