Berbeda dengan orang dewasa yang sudah bisa mengontrol emosinya, anak-anak terkadang bisa lepas kontrol dan bahkan hingga tak terkendali. Situasi semacam itulah yang bisa Anda sebut dengan tantrum. Tapi, tahukah Anda ada yang namanya tantrum manipulatif?

Pengertian tantrum manipulatif ini sedikit berbeda dengan temper tantrum biasanya. Kalau anak-anak melakukan hal itu, Anda patut waspada. Untuk lebih lengkapnya, Anda bisa simak pemaparan mengenai tantrum manipulatif dan cara mengatasinya ini.

Tantrum, Salah Satu Hal Lumrah Menurut Perkembangan Anak

Tantrum, Salah Satu Hal Lumrah Menurut Perkembangan AnakPhoto by Caleb Woods on Unsplash

Menurut ahli perkembangan anak, tantrum merupakan hal yang wajar terjadi pada anak terutama ketika anak mulai masuk ke usia satu tahunan. Tantrum pada anak ini bisa Anda tandai dengan emosi yang meledak-ledak yang anak luapkan dengan cara marah, menangis, berteriak, bahkan hingga melukai dirinya sendiri.

Gejala tantrum bisa saja muncul ketika anak mulai berusia satu hingga empat tahunan. Umumnya, tantrum bisa terjadi ketika anak merasa kesulitan untuk mengomunikasikan kebutuhan dan keinginannya. Hasilnya, si Kecil menjadi frustasi dan akhirnya tantrum.

Anak-anak memang seringkali merasa sulit mengomunikasikan rasa lelah, sakit, lapar, atau perasaan tidak nyaman lainnya. Hal itu bisa Anda sebut dengan tantrum frustasi. Bahaya tantrum frustasi ini kalau Anda biarkan bisa saja membuat anak melukai dirinya sendiri.

Untuk itu, orang tua perlu tahu cara menangani tantrum ini dengan tepat. Selain itu, orang tua juga perlu tahu, ternyata ada juga yang bernama tantrum manipulatif. Tujuan dan arti tantrum manipulatif ini beda dengan tantrum pada umumnya.

Beda Tantrum Manipulatif dan Tantrum pada Umumnya

Jenis tantrum pada anak sebenarnya dibagi menjadi dua, yakni tantrum frustasi dan tantrum manipulatif. Penyebab tantrum frustasi adalah kemampuan anak untuk berkomunikasi yang kurang. Tantrum frustasi bisa juga karena anak yang membutuhkan perhatian lebih.

Tapi, tantrum manipulatif ini berbeda. Tantrum manipulatif adalah jenis tantrum yang memaksa orang tua agar mau menuruti keinginannya. Contoh tantrum manipulatif adalah ketika Anda mengajak jalan-jalan si Kecil ke mall dan menemukan mainan yang dia inginkan.

Anda melarangnya untuk membeli mainan karena si Kecil sudah punya jenis mainan yang sama atau mainannya sudah banyak. Karena orang tua tidak menurutinya, anak akhirnya mulai tantrum dengan cara maraung-raung, berguling di lantai, bahkan memukuli Anda.

Karena di tempat umum, Anda pun bisa saja menyerah dan mengubah pendapat sesuai dengan keinginan anak. Tantrum inilah yang bisa Anda sebut dengan tantrum manipulatif. Orang tua harus segera menghentikan kebiasaan tantrum jenis ini karena memberi efek buruk pada anak.

Penyebab Anak Melakukan Tantrum Manipulatif

Penyebab Anak Melakukan Tantrum ManipulatifPhoto by Mick Haupt on Unsplash

Sebenarnya, penyebab tantrum manipulatif ini sebagian besar adalah anak yang mendapatkan penolakan. Anak-anak yang pada dasarnya belum bisa mengontrol emosi akhirnya meledak karena penolakan tersebut. Tujuan awal mereka tentunya untuk menyampaikan kekecewaan.

Tapi, ketika anak meledak dan akhirnya Anda menyerah untuk menuruti keinginannya yang salah, maka ia akan melakukan hal itu terus-menerus. Anda perlu sadar juga kalau anak adalah pengamat yang sangat baik. Layaknya spons, ia bisa meniru dan melihat pola kebiasaan orang sekitarnya.

Ketika anak melakukan tantrum dan Anda menuruti keinginannya, anak akan belajar kalau emosi orang tuanya bisa dimanipulasi. Anak memandang hal itu sebagai “kelemahan” dan akhirnya mereka memanfaatkannya untuk “senjata”.

Oleh karena itu, tantrum manipulatif bukanlah hal yang baik untuk anak karena anak bisa semena-mena dan bisa saja itu terbawa hingga dewasa dalam bentuk lainnya. Untuk itu, Anda perlu untuk segera mengatasi atau bahkan mencegah anak melakukan tantrum semacam ini.

Cara Mengatasi Anak yang Melakukan Tantrum Manipulatif

Tantrum apalagi tantrum manipulatif memang seringkali membuat pusing para orang tua. Tapi, Anda harus tahu kalau itu proses yang sangat wajar dalam pertumbuhannya terutama ketika ia berusia 2 hingga 4 tahunan. Anda juga perlu tahu cara mengatasi tantrum pada anak yang bisa Anda praktikkan ini.

1. Selami Kebutuhan si Kecil

Sebelum masuk pada praktik terapi anak tantrum, Anda perlu tahu sebelumnya tentang tuntutan atau keinginan anak. Jangan serta merta untuk langsung menolak atau selalu menurutinya. Kalau permintaan anak dirasa masih wajar, sebisa mungkin penuhi kebutuhannya itu.

Untuk melatih anak, Anda bisa coba dengan cara memberikan jeda antara pemenuhan permintaan dan saat anak memintanya. Dengan begitu, anak juga bisa belajar kalau tidak semua keinginannya bisa terkabul dengan mudah.

Cara ini bisa menjadi salah satu langkah untuk memberikan pengalaman anak mengatur emosinya secara perlahan. Tapi, untuk melakukan hal ini, Anda benar-benar harus perhatikan kemampuan dan apa yang baik untuk si kecil juga, ya.

2. Hindari Mengumbar Janji

Agar cara pencegahan tantrum sebelumnya bisa berjalan dengan baik, hal yang paling penting untuk orang tua ingat adalah hindari untuk mengumbar janji. Berbohong hal yang kecil atau mengumbar janji mungkin terlihat sepele untuk orang dewasa, tapi bagi anak itu adalah hal yang akan ia kenang.

Mengumbar janji atau berbohong pada anak malah akan membangun emosi buruk untuk anak. Selain itu, mengingkari janji juga bisa memberikan pengajaran buruk untuk anak kalau janji boleh saja diingkari. Sifat ini tentu akan menjadi sifat buruk yang bisa terbawa hingga kemudian hari.

3. Tetap Tenang

Berikutnya, ketika anak mulai tantrum atau melampiaskan emosi dengan menangis, perhatikan tangisannya. Anak yang melakukan tantrum manipulatif biasanya bisa dikenali dengan tangisan yang dibuat-buat. Cara paling mudah membuat tangisan tentu dengan mengucek mata terus menerus.

Selain itu, anak yang melakukan tantrum manipulatif biasanya akan melakukan tindakan yang destruktif atau membesar-besarkannya. Mungkin saja ia berguling-guling di lantai, meraung-raung, bahkan hingga memukul atau membuang barang di sekitarnya.

Sebisa mungkin, Anda harus dalam kondisi tenang menghadapinya. Jangan ikut terbawa emosi hingga akhirnya memarahi atau memukulnya.

4. Beri Anak Jeda Sebentar untuk Meluapkan Emosi

Ketika anak mulai membesar-besarkan emosinya atau bertindak destruktif, Anda bisa berikan time out padanya untuk meluapkan emosinya. Ketika anak melakukan tantrum di rumah, Anda bisa mengawasinya dari jauh supaya mencegah hal-hal yang malah bisa melukai dirinya.

Bahkan, Anda bisa bawa dia ke kamar. Ketika itu, pastikan Anda mengatakan dengan tenang tetapi tetap tegas kalau ia tidak boleh merusak dan hanya boleh keluar kamar ketika sudah tenang. Hal ini bisa Anda lakukan untuk anak-anak yang usianya sudah mencapai 3 atau 4 tahunan.

5. Ungkapkan Alasan Anda pada Anak Langsung

Kalau anak tetap sulit untuk tenang, Anda bisa memberikan pelukan untuknya supaya ia tahu kalau hal yang Anda lakukan adalah demi kebaikan dia. Ungkapkan dengan jelas alasan Anda tidak memenuhi keinginannya. Ungkapkan dengan perlahan dan tegas hingga anak mulai tenang.

Ketika mulai tenang, Anda juga harus jelaskan bahwa meski Anda tidak memenuhi keinginannya bukan berarti Anda tidak sayang padanya. Anda melakukan hal itu demi kebaikan juga. Meski mungkin anak belum mengerti, mereka bisa tahu kalau Anda tetap sayang pada mereka.

Untuk memberikan penjelasan seperti ini, anak memang tidak bisa mengerti secara instan. Tapi, dengan pemberian penjelasan terus menerus mereka akan mengerti kalau tidak semua hal yang diinginkannya itu baik untuk mereka juga. Ada hal-hal yang mereka inginkan tetapi tidak bisa mereka dapatkan.

Pelatihan semacam ini memang perlu proses panjang tetapi keberhasilannya akan bisa Anda ketahui saat anak sudah mulai bersosialisasi dan masuk ke masyarakat umum atau minimal ke sekolah.

6. Bawa Anak ke Tempat Sepi ketika Tantrum di Tempat Umum

Anak melakukan tantrum tidak hanya ketika di rumah. Tidak jarang anak melakukannya di tempat umum atau tempat ramai terutama tempat-tempat seperti pusat mainan anak.

Ketika anak melakukan tantrum di tempat umum, sebisa mungkin tenangkan diri Anda. Jangan sampai Anda tergoyahkan untuk memenuhi keinginannya supaya dia segera tenang. Kalau anak tidak segera bisa menenangkan dirinya, Anda bisa menggotongnya ke tempat sepi.

Anda juga bisa segera membawa ke mobil atau toilet atau tempat lain yang lebih aman supaya dia tidak melakukan hal-hal yang bisa mencederai dirinya sendiri. Pastikan si Kecil tahu kalau keputusan Anda tidak akan tergoyahkan meski dia melakukan apa pun.

7. Beri Pelukan

Memberi pelukan adalah hal yang wajib ketika Anda tegas dengan keputusan Anda. Hal ini untuk memberikan afirmasi padanya bahwa hal yang Anda perbuat bukanlah hal jahat untuk dirinya. Sembari memberikan pelukan, Anda juga bisa berikan kata-kata yang menenangkannya.

Bahkan, Anda juga bisa memberikan contoh yang sama apabila dia merengek karena suatu hal. Misalnya, Anda memberitahu padanya kalau di toko tas tadi ada tas yang juga Anda inginkan, tapi mengingat tas di rumah sudah banyak dan masih bagus, maka Anda tidak jadi membelinya.

Contoh seperti itu adalah salah satu cara menangani anak tantrum manipulatif agar dia bisa segera mengerti kalau hal yang dilakukannya tidak tepat. Jadi, tantrum manipulatifnya pun bisa berkurang dan akhirnya bisa menghilang di kemudian hari.

8. Konsisten dan Disiplin

Salah satu tips parenting yang paling perlu diingat oleh para orang tua adalah selalu konsisten dan disiplin. Selalu konsisten untuk melakukan langkah di atas, akan bisa membuat anak tahu kalau keputusan orang tua itu adalah keputusan yang tidak bisa diubah dan fungsinya untuk kebaikannya.

Konsisten dan disiplin ini juga termasuk konsisten memberikan pengertian pada anak secara perlahan. Anak-anak memang belum mengerti, tapi seiring waktu, mereka akan bisa belajar tentang hal yang sebaiknya mereka lakukan dan tidak.

Konsisten dan disiplin untuk menambah kosakata anak juga bisa menjadi salah satu cara untuk membuat anak bisa mengungkapkan emosinya dengan lebih baik. Dengan begitu, di masa depan mereka akan tahu cara tepat untuk mengungkapkan keinginannya.

Kesimpulan

Nah, dari penjelasan dan cara mengatasi tantrum manipulatif itu, Anda sudah tahu ya kalau pendidikan anak itu memang tidak bisa instan. Bahkan, Anda pun perlu memilih lembaga pendidikan yang sevisi misi dengan tujuan Anda.

Kami, Sekolah Prestasi Global mempunyai tujuan utama untuk mencetak generasi yang kreatif, kompetitif, religius, dan peduli lingkungan. Dalam keseharian proses belajar mengajar, kami mengedepankan penerapan keilmuan agama islam dan tentunya tetap berdasarkan kebutuhan anak.

Baca Juga: Kenali Tanda-Tanda Gangguan OCD pada Anak dan Ketahui Penyebabnya

1. Apa saja tanda tantrum pada anak?

Tantrum pada anak ini bisa Anda tandai dengan emosi yang meledak-ledak yang anak luapkan dengan cara marah, menangis, berteriak, bahkan hingga melukai dirinya sendiri.

2. Apa yang dimaksud dengan tantrum manipulatif?

Tantrum manipulatif adalah jenis tantrum yang memaksa orang tua agar mau menuruti keinginannya.

3. Apa penyebab anak melakukan tantrum manipulatif?

Sebenarnya, penyebab tantrum manipulatif ini sebagian besar adalah anak yang mendapatkan penolakan. Anak-anak yang pada dasarnya belum bisa mengontrol emosi akhirnya meledak karena penolakan tersebut. Tujuan awal mereka tentunya untuk menyampaikan kekecewaan. Tapi, ketika anak meledak dan akhirnya Anda menyerah untuk menuruti keinginannya yang salah, maka ia akan melakukan hal itu terus-menerus. Anda perlu sadar juga kalau anak adalah pengamat yang sangat baik. Layaknya spons, ia bisa meniru dan melihat pola kebiasaan orang sekitarnya.