Covid-19 menjadi momok yang menghantui selama beberapa bulan terakhir ini. Virus ini menyebar dengan cepat tanpa memandang usia. Maka tidak heran jika sebagai orang tua, Anda sangat mengkhawatirkan kesehatan buah hati.

Tak hanya virus corona, anak-anak umumnya masih memiliki daya tahan tubuh yang lemah. Hal ini disebabkan oleh sistem imunnya yang masih belum matang. Karenanya, orang tua harus selalu waspada karena banyak penyakit anak yang rentan menyerang.

Di masa pandemi seperti ini, ada beberapa penyakit lain yang perlu diwaspadai selain Covid-19. Tiga penyakit yang akan disebutkan di sini wajib diperhatikan karena memiliki faktor risiko yang lebih berbahaya jika dibandingkan dengan corona. Simak informasi lengkapnya berikut.

Gejala Covid-19 Pada Anak yang Perlu Diwaspadai

Covid-19 - Sekolah Prestasi Global

Sebelum melihat tiga penyakit lainnya, penting untuk tahu beberapa hal terkait penularan virus corona pada anak. Informasi ini akan diulas terlebih dahulu. Jika melihat data, kasus virus corona yang menginfeksi anak memang jarang terjadi. Akan tetapi, orangtua tetap tidak boleh lengah. Anda harus peka dalam melihat gejala dan ciri-ciri Corona. Dengan begitu, Anda bisa mencari tahu langkah penanganan selanjutnya. Seperti yang sudah diketahui, virus Corona adalah virus yang menyerang pernapasan. Gejala yang ditimbulkan pun tak jauh-jauh dari penyakit pernafasan lainnya, seperti pilek. Pada beberapa kasus, virus ini juga tidak menimbulkan gejala.

Gejala dan Ciri-Ciri Corona:

  • Pilek
  • Demam
  • Batuk-batuk
  • Radang tenggorokan
  • Sesak napas

Virus corona juga bisa menyebabkan gangguan pencernaan, yakni diare atau muntah. Akan tetapi, kasusnya sangat jarang terjadi. Pada beberapa kasus yang berat, corona juga bisa menyebabkan syok sepsis dan gagal napas akut yang tentu sangat berbahaya. Untuk itu, penting sekali melakukan pencegahan agar tidak tertular virus ini.

Di Indonesia, Covid-19 sudah mencapai lebih dari 80.000 kasus. Risiko tertular menjadi lebih besar daripada sebelum-sebelumnya. Oleh karena itu, untuk melindungi diri sendiri dan keluarga, melakukan pencegahan adalah hal utama yang harus dilakukan saat ini.

Seperti yang dikampanyekan oleh pemerintah dan juga Dinas Kesehatan, setiap orang wajib melakukan protokol kesehatan di era new normal. Menjaga kebersihan diri dan lingkungan serta memakai masker adalah hal wajib yang harus kita lakukan. Pastikan Anda menerapkan protokol kesehatan tersebut, ya!

Waspadai 3 Penyakit Anak Selain Covid-19 Berikut Ini

Waspadai 3 Penyakit Anak Selain Covid-19 - Sekolah Prestasi Global

Sejak virus corona menyebar, Anda pasti sudah mendapatkan banyak edukasi tentang virus tersebut. Namun, Anda juga harus mengetahui penyakit lain yang mengancam dan mungkin menyerang anak di tengah pandemi ini. Apa saja penyakit tersebut?

Demam berdarah, TBC, dan dan campak adalah penyakit yang mungkin menyerang anak anak. Jika tidak ditangani dengan benar, penyakit-penyakit tersebut bisa menyebabkan kematian. Ada banyak sekali kasus kematian akibat penyakit DBD yang tidak terdiagnosis sejak awal.

Untuk itu, Anda perlu mengetahui gejala awal penyakit DBD, TBC, serta campak. Dengan begitu, Anda bisa melakukan usaha untuk cara mencegah penyakit DBD agar tidak semakin parah. Mari ikuti penjelasan masing-masing penyakit berikut ini.

1. Demam Berdarah

Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki kasus DBD (demam berdarah dengue) yang paling tinggi di kawasan Asia Tenggara. Nyamuk Aedes aegypti yang menjadi pembawa penyakit DBD memang dapat berkembang dengan baik di kawasan beriklim tropis sehingga wajar jika setiap tahunnya ada banyak sekali kasus DBD di Indonesia.

Yang harus Anda ketahui selanjutnya adalah, kasus DBD lebih banyak ditemukan pada anak-anak, khususnya yang berusia kurang dari 15 tahun. Berdasarkan Infodatin Kemenkes pada tahun 2017, balita hingga anak usia 15 tahun paling rentan terkena DBD. Penyakit demam berdarah terdiri atas tiga jenis, yakni demam dengue, DBD (demam berdarah dengue), serta dengue shock syndrome. Ketiga jenis demam berdarah tersebut memiliki gejala yang berbeda.

Demam dengue sering disebut sebagai DBD ringan karena tidak menyebabkan perdarahan. Berikut adalah gejala demam dengue yang terjadi pada anak.

Gejala demam dengue atau DBD ringan:

  • Demam tinggi selama 3 – 14 hari
  • Anak mengeluh sakit kepala
  • Muncul ruam berwarna merah di kulit
  • Anak mengeluh mual
  • Kelenjar getah bening membengkak

Kemudian, apabila penyakit ini bertambah parah, fase selanjutnya adalah demam berdarah dengue (DBD). Gejala ini biasanya muncul pada 24 – 48 jam usai suhu tubuh menurun. Oleh karena itu, orang tua wajib memperhatikan betul gejala apa yang muncul.

Gejala demam berdarah dengue:

  • Suhu tubuh berubah drastis, dari demam ke hipotermia
  • Anak mengeluh sakit perut
  • Muntah disertai darah
  • Mimisan
  • Gusi berdarah
  • Jumlah trombosit yang naik turun

Apabila kondisinya semakin kritis, penyakit ini bisa menjadi lebih fatal. Kondisi penyakit DBD yang masuk kritis adalah Dengue Shock Syndrome yang yang lebih dikenal dengan DSS. Kondisi ini bisa menyebabkan kematian.

Gejala Dengue Shock Syndrome:

  • Perdarahan terus menerus melalui beberapa bagian tubuh, bisa hidung, mulut, gusi, bahkan feses
  • Tekanan darah menurun dengan drastis sehingga kesadaran anak pun menurun
  • Kebocoran pembuluh darah
  • Jumlah trombosit turun sampai ke angka di bawah 100.000/mm3
  • Denyut nadi pun melemah

 

2. TBC atau Tuberkulosis

Asal Anda tahu, TBC adalah penyakit menular yang perlu mendapatkan perhatian ekstra. Di Indonesia, kasus TBC mencapai lebih dari 150.000 kasur tiap tahunnya. Penyakit yang ditularkan lewat udara ini sangat mungkin menyerang anak. Saat orang dewasa yang memiliki penyakit TBC bersin atau batuk, bakteri bernama Mycobacterium tuberculosis akan tersebar ke udara. Anak yang menghirupnya pun akan bisa terinfeksi virus tersebut dan menyebabkan TBC.

Infeksi TBC pada anak umumnya terbagi menjadi dua tahap, yakni tahap paparan dan tahap aktif. Pada tahap paparan, anak sudah terinfeksi TBC. Apabila daya tahan tubuh anak kuat, bakteri TBC akan mampu ditekan pertumbuhannya sehingga tidak menimbulkan gejala. Selanjutnya, pada tahap aktif, TBC akan menimbulkan gejala yang harus segera diatasi. Gejala tersebut akan menjadi lebih parah jika tidak segera diobati.

Gejala TBC pada anak:

  • Batuk hingga tiga minggu atau lebih
  • Demam yang tak kunjung mereda hingga lebih dari 2 minggu
  • Tubuh lemah
  • Batuk darah
  • Berat badan tidak bertambah
  • Sesak napas
  • Pembengkakan pada kelenjar getah bening
  • Kehilangan nafsu makan

Jika Anda mendapati anak demam atau batuk dalam waktu yang lama, sebaiknya segera bawa ke dokter. Penyakit TBC tidak boleh disepelekan. Penyakit menular ini harus segera diobati supaya tidak menyebabkan risiko yang fatal. Anak-anak yang didiagnosis terinfeksi TBC tetapi belum masuk tahap TBC Aktif harus menjalani serangkaian pengobatan. Mereka harus mengonsumsi obat anti tuberculosis berupa isoniazid setiap hari selama kurang lebih 9 bulan.

Kemudian, anak-anak yang didiagnosis TBC aktif harus mengonsumsi obat yang lebih banyak. Obat anti tuberkulosis yang harus dikonsumsi adalah isoniazid, rifampicin, dan pyrazinamide. Ketiga obat tersebut wajib dikonsumsi selama 2 bulan. Setelah itu, anak masih harus mengonsumsi isoniazid dan rifampicin selama 4 bulan lagi.

Resep obat di atas bisa berbeda untuk masing-masing anak. Akan tetapi, satu hal yang pasti adalah obat TBC harus dikonsumsi selama beberapa bulan untuk mematikan bakterinya.

3. Campak

Sebelum ditemukan vaksin, campak adalah salah satu penyakit menular yang bisa menyebabkan komplikasi yang serius. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus yang menular lewat percikan air liur penderita ketika bersin maupun batuk. Penularan juga bisa melalui benda-benda yang terpapar air liur si penderita.

Campak juga dulunya terkenal sebagai penyakit anak. Kasus campak sering ditemukan pada bayi dan anak-anak. Beruntung, sudah ada vaksin yang bisa mencegah penyakit ini.

Menurut data Kemenkes, penyakit campak di Indonesia ada sekitar 1.500 kasus selama tahun 2017. Jumlah tersebut jelas lebih sedikit jika dibandingkan dengan sebelumnya. Vaksin campak berhasil menekan bertambahnya kasus campak di Indonesia.

Sampai sekarang, pemerintah terus memperluas imunisasi campak ke seluruh Indonesia. Target pemerintah adalah Indonesia Bebas Campak untuk tahun 2020 ini.

Gejala Campak:

  • Batuk
  • Pilek
  • Demam
  • Bercak putih di sekitar mulut
  • Ruam kemerahan pada wajah hingga ke seluruh tubuh

Gejala-gejala yang disebutkan di atas akan mereda secara bertahap melalui pengobatan intensif. Gejala bisa hilang dalam waktu sekitar 10 hari dari waktu terpapar virus.

Pada balita atau anak-anak dengan sistem imunitas yang baik, campak sebenarnya bisa sembuh sendiri setelah beberapa hari. Akan tetapi, demi mempercepat penyembuhan, anak-anak disarankan untuk lebih banyak mengonsumsi air putih serta obat pereda nyeri. Kemudian, suplemen vitamin C juga penting untuk membantu mengatasi gejala yang muncul.

Nah, yang paling berbahaya dari penyakit ini adalah saat berkomplikasi dengan penyakit lain. Campak bisa menyebabkan kondisi kesehatan yang serius jika berkomplikasi dengan paru-paru basah, radang otak, atau radang telinga.

Pada ibu hamil, campak juga bisa berakibat pada kelahiran prematur hingga keguguran. Komplikasi semacam inilah yang bisa menyebabkan kondisi kesehatan yang serius.

Pencegahan penyakit menular ini bisa dilakukan dengan memberikan vaksin campak. Anak-anak biasanya mendapatkan vaksin campak, vaksin gondongan, dan juga vaksin rubella. Pemberian vaksin ini biasanya sudah terjadwal dan sangat perlu diikuti oleh anak-anak.

Tips Menjaga Kesehatan Anak di Tengah Pandemi

Tips Menjaga Kesehatan Anak di Tengah Pandemi - Sekolah Prestasi Global

Untuk memastikan anak tetap sehat di tengah kondisi pandemi seperti ini, orang tua perlu melakukan hal ekstra. Apa saja yang bisa Anda lakukan untuk menjaga kesehatan anak?

Pertama, penuhi kebutuhan nutrisinya. Asupan nutrisi adalah kunci untuk menjaga kesehatan buah hati. Makanan yang disediakan di rumah adalah yang terbaik untuk anak. Untuk itu, pastikan Anda selalu menyajikan makanan yang bergizi untuk anak, ya.

Kedua, ajak anak untuk aktif bergerak. Kondisi sekarang ini memang tidak memungkinkan bagi orang tua untuk mengajak anak pergi ke luar rumah. Meskipun begitu, penting untuk mengajak anak agar tetap bergerak. Misalnya dengan olahraga di area rumah. Olahraga bisa membantu jaringan tubuh anak agar bisa berkembang dengan baik serta menjaga kebugaran anak.

Mengonsumsi makanan bergizi dan aktif berolahraga adalah dua hal penting yang tidak bisa disepelekan. Kita perlu mewaspadai penyakit anak yang mudah menular. Dengan dua cara di atas, setidaknya Anda bisa memaksimalkan sistem kekebalan tubuh mereka.

Demikian informasi mengenai beberapa penyakit anak selain corona yang mungkin menyerang buah hati. Semoga bermanfaat!

Sebutkan Gejala dan ciri-ciri corona!

● Pilek ● Demam ● Batuk-batuk ● Radang tenggorokan ● Sesak napas Virus corona juga bisa menyebabkan gangguan pencernaan, yakni diare atau muntah. Akan tetapi, kasusnya sangat jarang terjadi. Pada beberapa kasus yang berat, corona juga bisa menyebabkan syok sepsis dan gagal napas akut yang tentu sangat berbahaya. Untuk itu, penting sekali melakukan pencegahan agar tidak tertular virus ini.

Sebutkan 3 Penyakit Anak Selain Covid-19!

1. Demam Berdarah 2. TBC atau Tuberkulosis 3. Campak

Sebutkan Tips Menjaga Kesehatan Anak di Tengah Pandemi!

Pertama, penuhi kebutuhan nutrisinya. Asupan nutrisi adalah kunci untuk menjaga kesehatan buah hati. Makanan yang disediakan di rumah adalah yang terbaik untuk anak. Untuk itu, pastikan Anda selalu menyajikan makanan yang bergizi untuk anak, ya. Kedua, ajak anak untuk aktif bergerak. Kondisi sekarang ini memang tidak memungkinkan bagi orang tua untuk mengajak anak pergi ke luar rumah. Meskipun begitu, penting untuk mengajak anak agar tetap bergerak. Misalnya dengan olahraga di area rumah. Olahraga bisa membantu jaringan tubuh anak agar bisa berkembang dengan baik serta menjaga kebugaran anak. Mengonsumsi makanan bergizi dan aktif berolahraga adalah dua hal penting yang tidak bisa disepelekan. Kita perlu mewaspadai penyakit anak yang mudah menular. Dengan dua cara di atas, setidaknya Anda bisa memaksimalkan sistem kekebalan tubuh mereka.