Pendidikan bukan hanya sekedar pemberian ilmu untuk mendapatkan nilai terbaik pada saat ujian, namun merupakan sebuah bekal hidup yang akan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan tidak hanya menyangkut akademis, keterampilan dan kepintaran anak dalam lingkup sekolah, melainkan penanaman nilai – nilai sosial budaya, sikap dan pentingnya mendidik anak melalui pelajaran agama. Saat ini, sikap dan perilaku anak muda dan remaja mulai berkurang jika dilihat dari segi etika. Tawuran, pelecehan, bahkan tingkah laku pembullyan merupakan suatu karakter yang dibiarkan sejak dini sehingga bertumpuk dan menyebabkan seorang anak melakukan perbuatan yang buruk. Salah satu cara untuk menghasilkan seorang pribadi yang baik, sopan dan memiliki etika dan perilaku yang baik sesuai dengan norma sosial dan agama adalah pentingnya pendidikan agama sejak dini. Penerapan nilai – nilai agama yang diajarkan kepada anak sejak kecil sangatlah berpengaruh terhadap kondisi psikis dan emosional anak yang nantinya akan berdampak pada kelakuan dan sikapnya dikemudian hari. Buat para orangtua sebaiknya memberikan contoh yang baik saat berinteraksi dengan anak seperti mengajarkan cara berdoa yang baik, mengajak anak untuk melakukan tindakan dan bersikap sesuai norma agama yang ada dan membiasakan anak agar dengan senang hati mau berdoa dan belajar mengenai agama.

Pentingnya pendidikan agama Islam terhadap anak terdapat dalam 3 kewajiban orangtua untuk mendidik anak dalam pandangan agama Islam. Karena anak – anak merupakan generasi penerus bangsa, sehingga orang tua harus mendidik anak – anaknya yang didasarkan pada petunjuk dari Allah yakni dengan menggunakan Al-Quran. Orangtua harus bisa merefleksikan sikap dan nilai yang baik kepada buah hatinya. Perlu diketahui apakah ajaran dan bimbingan yang diberikan sudah sesuai dengan nilai agama dan kewajiban yang harus dipenuhi. Jika masih ada yang kurang sebaiknya kita benahi bersama sehingga tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Berikut ini adalah tiga kewajiban orangtua kepada anak menurut Al-Quran.

1. Hubungan Manusia dan Tuhan 

Kewajiban yang pertama adalah Habbuminnallah atau memberikan dasar hubungan harmonis dengan Allah. Ketaatan kepada pencipta merupakan dasar pendidikan agama yang utama. Anak harus mengerti kedudukan dan kewajiban yang dimiliki untuk selalu taat kepada Allah agar hidupnya menjadi lebih berarti dan bahagia. Pendidikan ini akan mengajarkan seorang anak bagaimana bersikap dan tahu perbuatan baik ataupun buruk yang nantinya akan berpengaruh terhadap hubungan manusia dan Allah. Cara terbaik untuk mengajarkan dasar hubungan yang harmonis dengan Allah adalah shalat lima waktu serta memberikan pemahaman kenapa perlu melakukan shalat dan kenapa seorang manusia harus taat kepada penciptanya. Kunci utama terdapat pada pendekatan yang orang tua lakukan kurangi kesan pemaksaan karena hal ini hanya akan menyebabkan seorang anak semakin memberontak dan akhirnya tidak menjalankan kewajiban tersebut.

2. Hubungan Manusia dengan Sesama Manusia

Kewajiban yang pertama ini juga bersinggungan dengan kewajiban pendidikan agama kepada anak yang kedua yakni penanaman hubungan harmonis dengan masyarakat dan lingkungan sekitar (Hablumminanas). Hubungan antar sesama manusia memiliki posisi yang sama penting dalam ajaran agama Islam, sehingga sangat penting untuk memberikan pelajaran mengenai tata krama, sopan santun dan perasaan saling menghormati kepada anak sejak dini sehingga pelajaran ini selalu tertanam dan tidak akan lepas dari kepribadiannya. Selain itu pelajaran ini juga berguna untuk mengajarkan anak tentang pergaulan yang sehat dan baik.

3. Hubungan Manusia dengan Tantangan Jaman

Kewajiban yang ketiga adalah memberikan pelajaran dasar mengenai tantangan jaman. Berkembangnya jaman menyebabkan banyaknya tantangan baik dari segi persaingan antar sesama maupun berkurangnya kepercayaan manusia terhadap penciptanya. Kerasnya jaman menyebabkan banyak manusia yang menyerah dan berpaling pada sesuatu yang buruk. Untuk itu, sangat penting memberikan ajaran ini kepada anak agar dia tetap memiliki iman dan kepercayaan meskipun sedang menghadapi kesulitan ataupun mulai tergoda dengan kenikmatan duniawi.

Setelah berhasil memberikan penanaman nilai dan norma sesuai agama Islam di rumah, orangtua juga harus melanjutkan pembelajaran pendidikan agama di sekolah. Pentingnya pendidikan agama di sekolah akan memperkokoh sikap dan pribadi anak. Pendidikan agama tidak kalah penting dibanding dengan mata pelajaran lain di sekolah, mungkin banyak yang menganggap enteng mengenai subjek pelajaran ini. Namun, perlu diketahui bahwa dasar agama yang sangat berpengaruh adalah dasar – dasar yang didapatkan selama seseorang bersekolah. Melalui pendidikan agama di sekolah seseorang akan lebih paham lagi mengenai perilaku baik dan cara bergaul dengan sesama tanpa harus melanggar perintah agama. Kehidupan sosial dalam sekolah juga sangat kuat pengaruhnya sehingga anak akan mudah terpengaruh terhadap sikap dan kelakuan teman – teman sekitarnya. Untuk itu bagi orang tua sangatlah penting untuk menyekolahkan anak dalam sekolah yang menjunjung tinggi pendidikan nilai – nilai agama agar anak terhindar dari pergaulan bebas yang buruk, khususnya bagi orangtua yang tidak terlalu paham mengenai ilmu agama.

Salah satu mata pelajaran yang diterima anak pada tingkat pendidikan sekolah dasar adalah Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Secara teoritis mata pelajaran ini memiliki arti sebagai pendidikan yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan membentuk sikap, dan keterampilan peserta dalam mengamalkan ajaran agama, yang sekurang – kurangnya diterima peserta didik melalui mata pelajaran pada semua jenjang pendidikan. Bagi peserta didik tingkat dasar mata pelajaran agama Islam dan Budi pekerti dilakukan dengan mengajarkan teori serta praktek terkait kehidupan sosial dan beragama di sekitar kita.

Umumnya pelajaran ini menyangkut kegiatan, pengalaman serta pengetahuan yang diberikan secara sistematis sehingga mudah dimengerti oleh anak kecil. Dalam pelajaran sekolah pendidikan agama Islam menuntut para siswa untuk saling menghormati satu dengan yang lain, menghormati guru, orangtua dan semua orang yang lebih tua dan memberikan pemahaman untuk saling menghargai perbedaan baik antar pendapat, suku, ras dan perbedaan antar umat beragama. Pendidikan agama dan Budi Pekerti wajib diterapkan disemua sekolah karena merupakan nilai dalam Ideologi Negara Republik Indonesia yakni Pancasila yang terdapat dalam 5 sila tersebut. Jika dilihat dari segi psikologis, pendidikan agama Islam diperlukan untuk mengasah aspek kejiwaan dan psikologi anak untuk menjadi seorang pribadi yang beriman dan bertakwah kepada Allah Yang Maha Esa.

Tujuan dari mata pelajaran agama Islam dan budi pekerti bukan semata – mata untuk memperoleh nilai yang baik, namun merupakan suatu proses yang dilakukan terus menerus dari jenjang Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi untuk membentuk suatu tatanan hidup yang baik kepada semua peserta didik dan memberikan pengalaman agar anak bisa mengaplikasikan semua nilai dan norma – norma agama serta sosial budaya yang dipelajari selama bersekolah dalam kehidupan nyata. Hal ini juga bertujuan agar setiap manusia menganggap penerapan nilai agama bukanlah sebuah aspek kehidupan yang dinilai agar dianggap baik oleh sesama manusia dan Tuhan, namun merupakan sebuah kewajiban dan keharusan yang diterapkan tanpa memperdulikan pandangan atau pendapat orang lain dan memusatkan tujuan hidup untuk berbakti dan taat kepada Sang Pencipta sambil menjalankan pola hidup yang baik rukun dan damai dengan masyarakat sekitar.

Jika dilihat tujuan mempelajari ilmu agama dan budi pekerti dapat kita simpulkan pentingnya pendidikan agama Islam dalam kehidupan sehari – hari. Ini merupakan tujuan utama pembelajaran ilmu agama yang kita terima sejak dini oleh orangtua dan pendidikan agama yang kita pelajari selama bersekolah. Apabila seseorang tidak dapat mengimplementasikan nilai dan norma agama yang dipelajarinya dalam kehidupan sehari – hari maka semua pelajaran dan pendidikan yang diterima selama ini dianggap sia-sia.

Tanpa kita sadari pendidikan agama Islam dapat kita peroleh dari aktivitas yang kita lakukan sehari – hari. Hal ini mungkin lebih dikenal sebagai Sosial Keagamaan. Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Kita membutuhkan orang lain untuk melanjutkan dan bertahan hidup. Berinteraksi dengan orang lain merupakan suatu kegiatan sosial yang selalu kita lakukan. Mungkin kita tidak sadar bahwa kegiatan – kegiatan baik yang kita lakukan dalam hidup bermasyarakat, sekecil apapun tindakan itu merupakan aplikasi dari pendidikan agama yang kita terima.

Bahkan, setelah kita selesai menempuh pendidikan akademis, pendidikan agama akan tetap kita terima dalam kehidupan baik dalam masyarakat, pekerjaan, rumah tangga dan aktivitas sosial lainnya. Kita cenderung akan terinspirasi untuk berbuat baik jika kita dikelilingi oleh pribadi yang baik dan cenderung akan berpaling pada hal dan perilaku buruk saat kita dikelilingi orang maupun keadaan yang buruk. Semua peristiwa ini membantu kita untuk terus belajar dan mengamalkan perbuatan baik untuk menjaga iman dan kepercayaan kita.

Pendidikan agama dalam kehidupan sebenarnya telah dilakukan dari jaman dahulu dan tersirat dalam semboyan Negara Republik Indonesia yakni “Bhineka Tunggal Ika” yang berarti Berbeda – beda tapi tetap satu. Dari semboyan tersebut, kita diajarkan untuk saling menghargai, menghormati dan tetap merangkul saudara – saudara kita meskipun terdapat perbedaan.

Agama Islam menjunjung tinggi nilai – nilai sosial budaya yang terdapat dalam ajaran ibadah mahdhah. Ibadah ini merupakan interaksi dengan Tuhan seperti puasa dan shalat. Namun diajarkan pula ibadah Ghairu Mahdhah yang artinya tidak murni semata hubungan dengan Allah, melainkan hubungan dengan hambah Allah lainnya. Ibadah Ghairu Mahdhah inilah yang menjadi landasan umat Islam untuk tetap menerapkan pendidikan agama dalam kehidupan bermasyarakat. Ibadah ini dapat dilakukan dengan cara bersedekah, melakukan kurban, aqiqah, dan menolong sesama yang sedang mengalami kesulitan. Dalam agama Islam juga dikenal hak – hak manusia atau huqquq al-adamy, yang berisikan kewajiban dan hak antar sesama manusia agar tercipta kehidupan yang harmonis, toleransi antar umat, kerjasama dalam kehidupan bermasyarakat, kestabilan serta solidaritas umat yang tinggi.

Dapat disimpulkan bahwa pendidikan agama yang kita terima sejak dini, saat bersekolah, dan pada kehidupan sehari – hari merupakan suatu kesatuan yang saling mempengaruhi satu dengan yang lain. Pendidikan agama merupakan sebuah disiplin sosial yang memiliki aspek yang luas dalam kehidupan seseorang. Orangtua harus paham bahwa anak merupakan generasi – generasi penerus dan harus dididik sedini mungkin agar siklus pendidikan agama dapat terus berlangsung dan dapat diturunkan kepada generasi – generasi di masa depan sehingga terciptanya kehidupan yang aman, damai dan sejahtera.

Kesimpulan :

Di hubungan manusia dan tuhan ada namanya kewajiban yang pertama, Apa itu kewajiban yang pertama ?

Habbuminnallah atau memberikan dasar hubungan harmonis dengan Allah.

Apa Cara terbaik untuk mengajarkan dasar hubungan yang harmonis dengan Allah ?

Shalat lima waktu serta memberikan pemahaman kenapa perlu melakukan shalat dan kenapa seorang manusia harus taat kepada penciptanya.

Mata pelajaran agama islam ini memiliki arti sebagai pendidikan yang bertujuan untuk ?

Memberikan pengetahuan dan membentuk sikap, dan keterampilan peserta dalam mengamalkan ajaran agama, yang sekurang – kurangnya diterima peserta didik melalui mata pelajaran pada semua jenjang pendidikan.