Memiliki anak yang pintar, cerdas, dan sholeh adalah dambaan setiap orang tua. Oleh karena itu, banyak orang tua yang mencari kumpulan doa agar anak cerdas dan sholeh yang bisa mereka amalkan.

Tentunya impian dan upaya ini adalah hal yang sangat baik. Anak yang cerdas dan sholeh bisa menjadi penyejuk mata di dunia membantu orang tuanya di akhirat. Adapun doa merupakan salah satu sebab terbesar terlaksananya hajat seseorang.

Lantas, doa mustajab apa saja yang bisa orang tua amalkan agar anak memiliki otak cerdas dan sholeh? Lalu bagaimana mengamalkannya?

Mengapa kita harus mendoakan anak?

Sebelum membahas tentang doa-doa yang mustajab, mari kita pelajari tentang kedudukan doa itu sendiri.

Karena jika kita betul-betul memahami betapa pentingnya peran doa dalam membentuk pribadi anak-anak kita, maka doa kita pun akan lebih mustajab.

Kedudukan do’a sangatlah agung

Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pernah bersabda dalam sebuah hadits shahih:

الدعاء هو العبادة

“Do’a adalah inti (sesuatu yang sangat mendasar) dari ibadah”[2. HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi dan selainnya, Syaikh Al-Albani menshahihkannya].

Maknanya adalah bahwa doa termasuk jenis ibadah yang agung. Jadi, ibadah bukan hanya amalan-amalan fisik seperti shalat dan bersedekah. Doa (yang merupakan amalan lisan dan hati) pun masuk dalam kategori ibadah.

Selain itu, di setiap ibadah yang kita lakukan pun terdapat unsur doa. Yakni, unsur permohonan kepada Allah dan perendahan diri terhadap-Nya.

Do’a orang tua itu mustajab

Sebagai orang tua, hendaknya kita senantiasa mendoakan anak kita dengan doa-doa yang baik. Karena doa orang tua terhadap anaknya termasuk doa yang mustajab. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda,

ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ لاَ شَكَّ فِيهِنَّ دَعْوَةُ الْوَالِدِ وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ

“Tiga doa yang mustajab yang tidak diragukan lagi (kemustajabannya) adalah doa orang tua, doa orang yang sedang bepergian (bersafar), serta doa orang yang dizholimi.” (HR. Abu Daud no. 1536. Syaikh Al Albani menghasankannya).

Maka dari itu, hendaknya kita tanamkan optimisme dalam diri setiap memanjatkan doa untuk anak-anak kita. Kita pun harus menjaga lisan kita agar tidak mendoakan mereka dengan doa yang buruk.

Kumpulan Doa-Doa Mustajab Agar Anak Cerdas dan Sholeh

doa mustajab agar anak pintar dan cerdas - Sekolah Prestasi Global

Photo by Abdullah Ghatasheh on Pexels

Setelah memahami keagungan dan kemustajaban dari doa orang tua bagi anaknya, sekarang mari kita pelajari doa-doa yang bisa kita hapalkan dan amalkan:

1. Do’a Rasul Bagi Ibnu Abbas

Di antara ribuan sahabat radhiyallahu ‘anhum, Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma termasuk yang paling pandai dan ahli dalam masalah agama dan tafsir Al-Qur’an.

Padahal, beliau menemani Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam saat umurnya masih sangat belia yakni di bawah 10 tahun.

Suatu saat, Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mendoakan beliau:

اللَّهُمَّ فَقِّهْهُ فِى الدِّينِ وَعَلِّمْهُ التَّأْوِيلَ

“Allahumma faqqihhu fid din wa ‘allimhut ta’wil”

Artinya: “Wahai Allah, pahamkanlah ia perkara agama dan ajarkanlah ia tafsir Al-Quran.” (HR Ahmad dan Al-Albani menshahihkannya)

Maka, hendaknya kita hapalkan dan amalkan doa ini untuk mendoakan anak.

Tapi mungkin akan muncul juga pertanyaan, “Lho, saya kan ingin anak saya pintar dan cerdas dalam akademik, bukan dalam agama?”

Dear Islamic parents, dahulu Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah menjelaskan, bahwa Allah subhanahu wa ta’ala menjanjikan kebaikan bagi orang-orang yang faqih (paham) dalam agamanya.

Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

من يرد الله به خيرا يفقهه في الدين

Barangsiapa yang Allah inginkan kebaikan padanya, maka Allah akan faqihkan ia dalam masalah agama (ini).” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Para ulama menjelaskan bahwa kata “kebaikan” dalam hadits tersebut bermakna umum. Yakni, seluruh kebaikan, baik di dunia maupun di akhirat. Tentunya termasuk ke dalamnya kebaikan dari sisi akademis.

Jadi jangan sampai kita memiliki anggapan bahwa belajar agama tidak memiliki manfaat pula di dunia. Apalagi sampai muncul pemikiran seperti “kalau anak saya belajar agama, mau kerja apa?” atau “apa sih manfaatnya belajar agama?”.

Justru seorang yang paham terhadap agamanya akan lebih berkah kehidupan dunianya. Ia akan menjadi seorang yang amanah, cerdas, sekaligus sholeh biidznillah.

2. Doa Meminta Tambahan Ilmu

Ajaran Islam adalah ajaran yang ilmiah dan mendorong penganutnya untuk senantiasa menuntut ilmu.

Dalam Al-Qur’an, Allah azza wa jalla memerintahkan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam untuk berdoa meminta tambahan ilmu kepada-Nya:

وَقُل رَّبِّ زِدْنِي عِلْمًا

“…Rabbii zidnii ‘ilmaa.”

“Dan katakanlah: ‘Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu’.” (QS. Thaha: 114)

Syaikh Muhammad bin Sholih Al-Utsaimin rahimahullah, seorang ulama besar abad ini, menjelaskan bahwa jika Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam saja Allah perintahkan untuk senantiasa meminta tambahan ilmu, maka bagaimana dengan kita?

Tentu kita lebih membutuhkannya. Bahkan, kita lebih membutuhkan ilmu daripada makanan dan minuman. Karena, ilmu adalah pedoman bagi setiap gerak-gerik kita selama 24 jam. Adapun makanan dan minuman, kita butuhkan 3 kali sehari saja.

Oleh karena itu, hendaknya kita menghapalnya dan mengajarkannya pada anak kita.

3. Doa Meminta Ilmu yang Bermanfaat

Selain doa di atas, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pun biasa memanjatkan doa ini:

اللَّهُمَّ انْفَعْنِي بِمَا عَلَّمْتَنِي, وَعَلِّمْنِيْ مَايَنْفَعُنِيْ, وَ زِدْنِيْ عِلْمًا

“Allahumman-fa’nii bimaa ‘allamtanii wa ‘allimnii maa yanfa’unii, wa zidnii ‘ilmaa.”

Yang artinya:

“Ya Allah, berilah manfaat bagiku dengan ilmu yang telah Engkau ajarkan kepadaku, ajarkanlah aku ilmu yang bermanfaat bagiku, serta tambahkanlah bagiku ilmu.” (HR. at-Tirmidzi: 3599, dan Ibnu Majah: 251, 3833)

4. Doa Memohon Ilmu Bermanfaat di Awal Hari

Doa mustajab untuk anak - Sekolah Prestasi Global

Photo by Abdulmeilk Aldawsari on Pexels

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan kita untuk membaca dzikir berupa do’a yang satu ini di setiap hari selepas shalat subuh:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلًا مُتَقَبَّلًا

“Allahumma innii as-aluka ‘ilman naafi’an wa rizqon thoyyiban wa ‘amalan mutaqobbalaa”

Artinya: “Ya Allah, aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang baik (thayyib), serta amalan yang diterima.” (HR. Ibnu Majah no. 925, Syaikh Al-Albani menshahihkannya)

Meminta ilmu yang bermanfaat sangatlah penting. Mengapa? Karena para ulama menjelaskan tidak semua ilmu itu bermanfaat. Misalnya, ilmu-ilmu yang bertentangan dengan Al-Qur’an dan Sunnah.

Selain itu, ilmu yang bermanfaat pun akan mendorong seseorang untuk mendapatkan rezeki dengan cara yang baik. Juga membimbing amalan-amalannya agar sesuai syariat dan Allah terima.

Maka, hendaknya kita membimbing anak untuk merutinkannya setiap selesai shalat subuh.

Tata caranya adalah dengan membacanya selepas dzikir ba’da shalat, dan tanpa mengangkat tangan.

5. Doa Secara Bebas

Doa yang redaksinya dari Al-Qur’an atau hadits shahih adalah doa-doa terbaik. Contohnya doa-doa yang telah kita bahas di poin-poin sebelumnya.

Namun, kita pun diperbolehkan untuk memanjatkan doa-doa lain sesuai dengan hajat kita.

Dengan syarat, maknanya baik dan tidak bertentangan dengan syariat.

Misalnya kita bisa berdoa, “Ya Allah, jadikanlah anakku anak yang cerdas dan bermanfaat bagi sesama”.

Atau bisa juga dengan redaksi-redaksi lain yang berupa doa anak pintar atau doa agar anak cerdas otaknya.

Tips Mendoakan Anak Agar Terkabul

Agar doa kita Allah kabulkan, maka ada beberapa hal yang patut kita perhatikan, di antaranya:

Memperhatikan Adab Saat Berdoa

Apabila kita hendak menyampaikan kebutuhan di tempat kerja pada atasan, tentunya kita memperhatikan adab yang baik. Kita akan memastikan bahwa pakaian kita rapi, dan bahwa kata-kata yang kita ucapkan terangkai dengan baik.

Jika pada manusia pun kita memperhatikan etika sebagaimana di atas, maka tentunya adab saat meminta hajat pada Allah azza wa jalla lebih utama untuk kita perhatikan.

Di antara adab yang harus kita perhatikan adalah:

Membersihkan Diri dari Najis dan Hal-Hal yang Haram.

Termasuk ke dalamnya menjauhkan diri dari makanan dan penghasilan yang haram.

Menghadap ke Kiblat dan Mengangkat Kedua Tangan

Berdoa dengan yang Suara Lirih dan Tidak Dikeraskan

Allah subhanahu wa ta’ala adalah Dzat Yang Maha Mendengar dan senantiasa memperhatikan kita. Oleh karena itu, kita tidak perlu mengeraskan suara saat berdoa kepada-Nya.

Khusyu, Merendahkan Diri, dan Memenuhi Hati dengan Harapan Akan Dikabulkannya Do’a

Berdoalah dengan keyakinan bahwa Allah akan mengabulkannya. Jangan ada kebimbangan, apalagi keraguan bahwa Allah tidak akan mengabulkannya.

Selama doa tersebut adalah doa yang baik, maka yakinlah bahwa Allah akan mengabulkannya.

Memulai Doa dengan Memanjatkan Pujian Pada Allah

Pujilah Allah dengan Nama-Nama-Nya yang mulia, seperti Ar-Rahiim (Yang Maha Pengasih), Al-’Aliim (Yang Maha Mengetahui), dan lainnya.

Termasuk Nama Allah yang ketika disebut akan membuat-Nya mengijabah doa hambanya adalah Al-Hayyu (Yang Maha Hidup), Al-Qayyuum (Yang Maha Berdiri Sendiri dan Mengurus Hamba-Nya), Dzal Jalaali wal Ikroom (Pemilik Keagungan dan Kemuliaan).

Bershalawat Kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam

Sahabat Umar radhiyallahu ‘anhu pun pernah mengatakan,

إِنَّ الدُّعَاءَ مَوْقُوفٌ بَيْنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ لاَ يَصْعَدُ مِنْهُ شَىْءٌ حَتَّى تُصَلِّىَ عَلَى نَبِيِّكَ -صلى الله عليه وسلم-

“Sesungguhnya doa itu diam di antara langit dan bumi, tidaklah naik ke atas hingga engkau bershalawat kepada Nabi-mu shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (HR. Tirmidzi, no. 486. Syaikh Al-Albani menghasankannya.)

Shalawat terbaik adalah shalawat=shalawat yang Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam ajarkan dalam hadits-hadits shahih.

Yang paling ringkas di antaranya adalah “Allahumma shalli ‘alaa Muhammad”.

Beristighfar (Memohon Ampun) Akan Dosa-Dosa

Dosa-dosa adalah termasuk hal yang menghalangi pengabulan dari doa kita.

Oleh karenanya, hendaknya kita memohon agar Allah mengampuni dosa-dosa kita terlebih dahulu sebelum menyampaikan hajat pada-Nya.

Memanjatkan Doa dan Mengulang-ulangnya

Dalam sebuah hadits, sahabat Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa apabila Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berdoa atau meminta kepada Allah, beliau mengulangnya tiga kali.

Menutup Doa dengan Mengembalikan Tangan ke Posisi Semula

Setelah berdoa, kembalikanlah tangan ke posisi semula (tidak ada riwayat shahih yang memerintahkan untuk mengusap wajah).

Mencari Waktu-Waktu Mustajab

Setelah memperhatikan adab yang baik, doa kita pun bisa lebih mustajab jika kita panjatkan di waktu-waktu khusus.

Di antara waktu mustajab untuk berdoa yang Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam ajarkan pada kita adalah:

  • Di antara waktu azan dan iqamat
  • Saat turun hujan
  • Sepertiga malam terakhir
  • Saat sujud dalam shalat
  • Di penghujung shalat
  • Ketika berbuka puasa (termasuk juga puasa sunnah)
  • Di hari Arafah
  • Hari Jum’at di setelah shalat Ashar hingga maghrib

Kesimpulan

Doa adalah salah satu sebab terbaik yang bisa kita tempuh dalam upaya mencapai hajat kita, termasuk ketika menginginkan agar anak kita menjadi semakin pintar dan sholeh.

Terutama jika doa tersebut kita panjatkan di waktu-waktu mustajab dan dengan adab yang baik.

Maka, hendaknya kita senantiasa hapalkan, amalkan, dan ajarkan 5 jenis doa agar anak cerdas dan sholeh yang telah kita bahas di kesempatan ini.

Baca Juga : 10 Cara Mengatasi Anak Tidak Mau Mengaji

Salah satu doa mustajab yang orang tua wajib tau agar anak pintar dan sholeh adalah?

“…Rabbii zidnii ‘ilmaa.” “Dan katakanlah: ‘Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu’.” (QS. Thaha: 114)

Kapan saja waktu mustajab untuk berdoa?

Di antara waktu azan dan iqamat, Saat turun hujan, sepertiga malam terakhir, saat sujud dalam shalat, di penghujung shalat, ketika berbuka puasa (termasuk juga puasa sunnah), Di hari Arafah, hari Jum’at di setelah shalat Ashar hingga maghrib

“Allahumman-fa’nii bimaa ‘allamtanii wa ‘allimnii maa yanfa’unii, wa zidnii ‘ilmaa.” artinya yaitu?

“Ya Allah, berilah manfaat bagiku dengan ilmu yang telah Engkau ajarkan kepadaku, ajarkanlah aku ilmu yang bermanfaat bagiku, serta tambahkanlah bagiku ilmu.” (HR. at-Tirmidzi: 3599, dan Ibnu Majah: 251, 3833)