Kurang lengkap rasanya bagi keluarga muslim, punya anak bisa menguasai ilmu pengetahuan umum, namun tidak bisa baca Al-Qur’an. Nyatanya, banyak anak di keluarga muslim saat ini yang tidak mau mengaji. Tentu ini tantangan buat semua keluarga muslim.

Anak-anak adalah amanah mulia yang harus dijaga ketaatannya kepada Allah SWT. Tugas orangtua adalah memastikan anak-anak memahami kitab sucinya. Dengan cara apa? Mengajari anak-anak baca Al-Qur’an.

Tulisan ini mencoba mengupas permasalahan anak yang malas mengaji. Kami akan memberikan tips-tips yang bermanfaat untuk mendorong anak agar mulai mau belajar mengaji.

Anak Tidak Mau Mengaji?

Anak Tidak Mau Mengaji? - Sekolah Prestasi Global

Photo by MATAQ Darul Ulum on Unsplash

Anak tidak mau mengaji? Tidak usah berkecil hati. Selalu ada cara untuk membuat anak taat beribadah dan belajar ngaji. Berikut beberapa cara yang bisa Anda lakukan agar anak tidak lagi malas mengaji.

1. Patuhi Waktu Belajar Mengaji

Hal penting pertama yang harus anda lakukan agar anak mau belajar mengaji adalah menentukan waktu belajar ngaji secara konsisten. Tentukan waktu mengaji sesuai dengan keinginan anak.

Turuti apa keinginan anak dan tugas Anda sebagai orangtua adalah mengawasi dan memastikan dia benar-benar mau mengaji sesuai waktu yang diinginkan.

Bila perlu, buat ‘kesepakatan’ agar dia merasa terikat dengan waktu mengaji. Setelah dicapai kesepakatan antara anda dan anak anda, kemudian bersama-sama mematuhi kesepakatan itu.

Buat aturan waktu mengaji secara fleksibel. Jangan terkesan memaksa atau membatasi waktu bermain anak-anak, karena dunia anak adalah dunia bermain. Yang penting, pengarahan dan pengawasan yang baik dari orangtua.

2. Cari Informasi Mengapa Anak Tidak Mau Mengaji

Terkadang komunikasi yang kurang baik antara orangtua dan anak sering menyebabkan anak kurang patuh terhadap perintah orang tua. Solusi masalah itu adalah pendekatan orangtua terhadap anak.

Pasti ada sesuatu yang disembunyikan dari anak mengapa dia tidak mau mengaji. Yang perlu orangtua lakukan adalah tanyakan langsung kepada dia alasan mengapa malas mengaji.

Banyak anak yang punya masalah dan tidak mau berterus terang kepada orangtua karena komunikasi yang buruk.

Agar anak mau berterus terang dan terbuka soal alasannya tidak mau mengaji, orangtua harus mencari waktu yang tepat kapan harus bertanya itu. Bisa juga dengan memberi mainan atau makanan kesukaannya.

Jika anak sudah merasa senang, tentu mudah bagi orangtua untuk mencari tahu alasannya tidak mau mengaji.

Setelah tahu apa alasannya tidak mau mengaji, yang anda lakukan adalah mencari solusi terbaik bagaimana agar anak tidak lagi malas mengaji. Tentu solusinya berdasarkan alasan yang anak anda berikan.

3. Buat Kesepakatan Bersama

Memang terlihat kaku dan formalitas. Tapi bisa jadi ini cara terbaik untuk kebaikan bersama. Disini perlu dibuat kesepakatan antara orangtua dan anak untuk mengajari anak bertanggung jawab dengan tugas yang diberikan.

Untuk memastikan anak melaksanakan kesepakatan itu, orangtua perlu membuat jadwal secara teratur dan berlaku mulai bangun tidur hingga tidur kembali. Pastikan anak memahami jadwal itu, misalnya, kapan anak harus belajar sekolah, kapan harus ngaji, kapan bermain dan sebagainya.

Ini cara orang tua menanamkan rasa tanggungjawab sekaligus memberikan motivasi agar dia rajin mengaji. Segera berikan haknya menerima hadiah ketika dia berhasil melaksanakan kesepakatan bersama.

Sebaliknya, ketika dia tidak melaksanakan tugas yang telah disepakati bersama, untuk mendidik anak memiliki rasa tanggung jawab, Anda perlu memberikan peringatan sebagai konsekuensi atas kelalaiannya itu.

Bagaimana bentuk ‘hukumannya’? Bisa dengan tidak mengizinkan anak untuk tidak memegang HP atau menonton TV selama waktu yang telah disepakati. Cara ini diharapkan bisa membuat anak semakin memahami pentingnya belajar mengaji untuk masa depannya.

4. Jelaskan Alasan Pentingnya Mengaji

Tidak kalah penting bagi orangtua saat mengajak anak untuk rajin mengaji adalah menjelaskan kepada dia tentang pentingnya anak harus mengaji. Mengapa belajar ngaji itu penting bagi anak?

Sebagai orangtua, Anda harus bisa berperan sebagai guru bagi anak-anak. Anda harus mampu menjelaskan dengan baik tentang pentingnya anak mengaji. Sehingga mereka termotivasi untuk mulai rajin membaca qur’an atau belajar shalat, dsb.

Penting juga buat orangtua untuk memberikan pemahaman dari sisi lain tentang pentingnya belajar ngaji. Misalnya, belajar agama terutama mengaji itu kewajiban bagi setiap orang yang beragama Islam.

Jadi, jelaskan pada anak bahwa diluar rukun Islam, seperti shalat, puasa, dan zakat, mengaji juga merupakan ibadah wajib karena itu kewajiban menuntut ilmu. Dengan cara ini anak akan terdorong untuk lebih semangat mengaji.

Sampaikan ‘ceramah’ anda dengan bahasa anak. Tidak terkesan menggurui, apalagi memerintah. Yang penting, bahasa yang disampaikan mudah dipahami anak. Kelak, anak Anda akan menjadi anak yang taat beribadah kepada Allah SWT, amin.

5. Ajarkan Mengaji dengan Disiplin dan Konsisten

Cara mengajari anak mengaji harus dilakukan penuh disiplin dan konsisten. Sebagai orang tua, Anda harus menanamkan rasa disiplin dan tanggung jawab kepada dia.

Caranya? Dengan memberi contoh kepada dia bagaimana hidup disiplin dan konsisten dalam melaksanakan tanggung jawab.

Lakukan dengan contoh, bukan hanya sekedar menyuruh dan berkata-kata. Anak akan lebih menurut dengan contoh, bukan hanya teori yang justru sulit dipahami anak.

Memberi contoh hidup disiplin itu tidak mudah. Tapi lebih sulit lagi ketika anak harus melaksanakan tanggung jawab dengan konsisten. Konsisten itu istiqomah, dan ini pekerjaan yang sangat susah.

Apalagi, jika anak yang harus belajar konsisten. Anak yang punya dunia sendiri’ tidak mudah mengajaknya konsisten melaksanakan kesepakatan yang telah disepakati bersama.

Namun selalu ada cara untuk orangtua yang ingin anaknya rajin mengaji dan taat menjalankan perintah agama. Orangtua juga yang paling tahu bagaimana suasana hati anaknya.

Ketika anak mulai kehilangan semangat belajar mengaji, segera cari tahu alasannya malas mengaji. Jika perlu, ubah kebiasaan mengaji, agar tidak monoton dan ada suasana baru yang lebih menyenangkan.

6. Buat Suasana Lebih Santai

Membuat suasana menjadi lebih santai dan menyenangkan juga menjadi salah satu cara mengajari anak mengaji yang tepat. Suasana yang hangat dan penuh kekeluargaan menjadikan anak lebih mudah menyerap pelajaran yang diberikan.

Bisa dibayangkan betapa susahnya anak belajar mengaji jika suasana hatinya sedang tidak mood atau lingkungan dimana dia belajar jauh dari suasana yang menyenangkan.

Tugas orangtua adalah menciptakan suasana yang penuh keakraban. Bila terlihat anak mulai tegang, cobalah cairkan suasana dengan mengajak anak bermain yang membuat dia rileks dan kembali fokus mengaji.

7. Banyak Bersabar dan Teruslah Berjuang

Islam mengajarkan umatnya untuk tetap konsisten atau bahasa agamanya istiqomah dalam ibadah termasuk dalam hal belajar mengaji. Ya konsisten apalagi harus dengan disiplin merupakan pekerjaan yang sangat susah.

Mengajarkan anak untuk konsisten dan disiplin memang sangat susah. Namun, disinilah letak tantangannya. Tantangan yang berat dengan timbangan pahala yang berat pula tentunya jika dilakukan dengan penuh keikhlasan.

Lantas bagaimana cara terbaik untuk mengatasi anak yang tidak mau mengaji? Hanya dengan tetap bersabar dan terus berjuang menjadikan anak ahli al-qur’an. Atau minimal dia menjadi orang yang fasih dalam membaca Al-Qur’an.

Menghadapi anak yang malas mengaji tidak boleh dengan tindakan kekerasan marah-marah apalagi sampai mengeluarkan kata-kata dengan nada kasar dan lain-lain. Kasih tahu saja pada anak tentang bagaimana akibat anak yang malas mengaji di kemudian hari.

Kebiasaan anak-anak suka dengan hal-hal baru. Sebagai orangtua harus memahami hal itu! Carilah cara belajar mengaji yang tidak monoton dan membosankan. Usahakan anak tetap enjoy selama mengaji.

Selain menggunakan metode belajar yang tepat, tentu anda harus menyesuaikan metode itu dengan usia anak anda. Metode belajar yang tepat dengan usia anak akan mempercepat anak menguasai materi pengajian.

8. Memberi Hadiah Sebagai Apresiasi

Cara motivasi anak agar mau mengaji juga bisa dengan memberikan semacam reward atau hadiah. Ini kebiasaan yang banyak orangtua lakukan dan sudah terbukti membuahkan hasil.

Berikan hadiah jika anak bisa melaksanakan tanggung jawabnya dengan baik. Hal ini penting anda lakukan karena cara ini bisa membangun perilaku anak dan membuatnya lebih percaya diri.

Apresiasi dalam bentuk hadiah juga menandakan anda menghargai apa yang telah dilakukan anak Anda. Demikian juga anak Anda akan merasa lebih dihargai dan diperhatikan.

Apresiasi juga bukan hanya berupa hadiah barang. Anda memuji, memeluk, atau mencium dia setelah selesai mengaji, misalnya, juga bentuk apresiasi. Kelak, ini menjadi pemicu anak untuk lebih giat belajar mengaji, Insha Allah.

9. Undang Guru Ngaji

Undang Guru Ngaji - Sekolah Prestasi Global

Photo by MATAQ Darul Ulum on Unsplash

Bisa jadi anak tidak mau mengaji karena tidak mau diajari orang tuanya sendiri. Hal ini banyak terjadi, karena kedekatannya pada orang tua menjadikan anak sudah membedakan saat orangtua berperan sebagai ‘guru’ ngaji.

Menghadapi anak seperti itu, solusinya adalah mengundang guru ngaji ke rumah. Tentu tidak sembarang guru ngaji. Anda tidak bisa memilih guru ngaji tanpa berkomunikasi terlebih dahulu dengan anak.

Jangan sekali-kali memaksakan kehendak. Tanyakan kepada anak tentang ustadz yang diinginkannya. Hal ini penting agar dia bisa lebih nyaman selama belajar. Belajar ngaji dengan guru yang diinginkannya tentu akan membuat anak lebih bersemangat.

10. Perdengarkan Bacaan Al-Qur’an Setiap Hari

Memutar bacaan ayat-ayat suci Al-Qur’an bisa memberikan dampak positif bagi perkembangan psikologis anak. Dampaknya, untuk orang tua yang sedang menghadapi anak tidak mau mengaji, bisa mendorong anak tertarik untuk belajar baca qur’an.

Al-Qur’an adalah kalam Illahi yang sanggup menghipnotis siapa saja yang mendengarkannya. Dia memiliki kekuatan magis yang bisa mengubah hati orang, termasuk anak Anda, tunduk dan menjadi anak penurut.

Belum lagi kekuatan doa orangtua terhadap anaknya selaksa tidak ada hijab dan mudah dikabulkan oleh Allah SWT. Terus perdengarkan ayat-ayatNya dan jangan lupa panjatkan doa anak mau mengaji agar dia dibukakan pintu hatinya.

Untuk membentuk karakter anak yang Islami, selain dengan mengajak rajin mengaji, juga bisa dengan mengirimkannya ke sekolah Islami. Kami, di Prestasi Global menerapkan prinsip-prinsip Islami untuk membantu siswa memahami dan mencintai agama Islam dengan baik.

Kunci sukses orang tua untuk mengatasi anak yang tidak mau mengaji adalah dengan memberi keteladanan. Meminta anak untuk melakukan sesuatu, termasuk mengaji, akan lebih efektif jika orangtua juga memberi contoh dengan rajin membaca Al-Qur’an setiap hari.

Ada pahala ganda bagi orangtua, selain pahala dari baca qur’an sendiri, juga pahala dari kesabarannya membimbing anak-anaknya menuju generasi rabbani. Generasi yang selalu diterangi cahaya Al-Qur’an.

Hanya dengan rajin mengaji, anak-anak bisa memahami isi kandungan Al-Qur’an kelak. Semoga kita semua tergolong orang-orang yang mencintai kita suci pegangan hidup umat Muslim di seluruh dunia itu. Amin.

Baca Juga : Manfaat Jeruk Nipis untuk Turunkan Berat Badan Anak

Bagaimana cara mengatasi anak tidak mau mengaji?

1. Patuhi waktu belajar mengaji 2. Cari informasi mengapa anak tidak mau mengaji 3. Buat kesepakatan bersama 4. Jelaskan alasan pentingnya mengaji 5. Ajarkan mengaji dengan disiplin dan konsisten 6. Buat suasana lebih santai 7. Banyak bersabar dan teruslah berjuang 8. Memberi hadiah sebagai apresiasi 9. Undang guru ngaji 10. Perdengarkan bacaan Al-Qur’an setiap hari

Mengapa belajar ngaji itu penting bagi anak?

Mengaji itu kewajiban bagi setiap orang yang beragama Islam. Jadi, jelaskan pada anak bahwa diluar rukun Islam, seperti shalat, puasa, dan zakat, mengaji juga merupakan ibadah wajib karena itu kewajiban menuntut ilmu. Dengan cara ini anak akan terdorong untuk lebih semangat mengaji.

Bagaimana cara motivasi anak agar mau mengaji?

Cara motivasi anak agar mau mengaji juga bisa dengan memberikan semacam reward atau hadiah. Ini kebiasaan yang banyak orangtua lakukan dan sudah terbukti membuahkan hasil.