Ada beberapa metode pola asuh dalam mendampingi tumbuh kembang anak. Salah satunya adalah gentle parenting yang belakangan ini semakin populer. Ini merupakan suatu metode mendidik yang membuat anak memiliki sifat positif.

Pahami Pengertian Pola Asuh ini Terlebih Dahulu

Gentle parenting adalah suatu bentuk pendekatan secara lembut dan positif dalam mengasuh anak. Pola asuh ini mengubah cara pandang terhadap parenting gaya lama. Tidak ada lagi reward ataupun punishment dalam mendidik anak. Praktisi gentle parenting Sarah Ockwell-Smith menyatakan bahwa metode ini mengedepankan sikap empati terhadap anak. Tujuannya adalah untuk memahami alasan yang mendasari setiap perilaku mereka.

Sebelumnya disebutkan bahwa orang tua tidak lagi perlu memberi reward maupun punishment dalam mendidik anak, terutama usia dini. Artinya, tidak ada lagi iming-iming hadiah agar anak patuh. Bahkan,menghilangkan pemberian pujian kepada anak. Begitu juga dengan punishment. Tidak ada lagi hukuman dalam bentuk apapun saat anak melakukan kesalahan. Hal ini terutama hukuman fisik. Orang tua harus menahan diri untuk tidak hitting (memukul), mencubit, ataupun hukuman lainnya.

Gentle Parenting Vs Permissive Parenting

Mengenal Metode Gentle Parenting pada Anak - Sekolah Prestasi Global

Tidak ada hukuman, apakah berarti metode ini merupakan suatu bentuk tindakan permissive orang tua kepada anak? Perlu diketahui bahwa gentle parenting is not permissive. Artinya, orang tua tetap perlu tegas saat anak melakukan kesalahan. Dalam pola asuh permisif, biasanya orang tua cenderung bersikap lembek dan mudah membiarkan kesalahan anak.

Sebaliknya, dalam pola asuh lembut, anak harus tetap bertanggung jawab atas kesalahannya, tetapi melalui komunikasi efektif. Cara orang tua dalam menghadapi anak yang melakukan sebuah kesalahan adalah dengan memberikan kesempatan kepada mereka untuk menyampaikan alasan perbuatannya. Selanjutnya, memberikan pemahaman atas kesalahan mereka.

Pola asuh gentle (lembut) ini disebut cocok sebagai parenting untuk anak usia dini. Hal ini karena dari awal, anak diarahkan untuk bertindak sesuai kesadarannya sendiri. Mereka berlaku baik bukan karena ingin hadiah, melainkan murni dari diri sendiri. Beberapa pola pendekatannya memiliki banyak kemiripan dengan pola asuh Islami. Contohnya memberikan teladan, menghargai, dan mendengarkan pendapat anak.

Keunggulan Parenting Anak dengan Metode Lembut

Ada beberapa keunggulan dalam menerapkan metode lembut dalam parenting anak. Di bawah ini adalah beberapa keunggulan dari pola asuh tersebut.

  • Anak lebih memiliki empati terhadap sesama dan lingkungannya
  • Tindakan anak murni muncul dari diri sendiri, bukan berdasarkan iming-iming hadiah ataupun takut hukuman
  • Hubungan orang tua dan anak lebih berkualitas
  • Anak terlatih untuk memiliki kemampuan berkomunikasi secara efektif
  • Kemampuan problem solving anak lebih terasah
  • Anak memiliki sikap lebih tenang dan bertanggung jawab atas perilakunya

Tips Menerapkan Parenting Anak Usia Dini dengan Metode Gentle

Dalam menerapkan metode parenting lembut ini, orang tua perlu melakukan beberapa penyesuaian, apalagi jika sebelumnya telah menerapkan pola asuh dengan metode old. Perlu adanya kemampuan dalam mengelola emosi. Sebaiknya, terapkan tips berikut ini.

1. Terbuka Kepada Anak

Ketika memutuskan untuk berpindah dari pola asuh lama ke metode gentle ini, perlu adanya keterbukaan antara orang tua dengan anak. Tidak ada salahnya meminta maaf jika pernah marah berlebihan, bahkan sampai menyakiti fisik anak. Namun, tetap tekankan pengertian kepada anak bahwa kemarahan itu merupakan bentuk reaksi kekecewaan orang tua terhadap perilaku anak. Pastikan pula bahwa anak memahami hal itu tidak mempengaruhi rasa sayang orang tua.

Tidak hanya dari sisi orang tua, berikan juga kesempatan kepada anak untuk menyampaikan pendapat dan perasaannya selama ini. Dorong mereka untuk menjelaskan alasan dari perilaku kurang baik yang mereka lakukan. Dengan adanya komunikasi ini, orang tua dapat membuat kesepakatan dalam menerapkan pola parenting yang baru. Keterbukaan di awal ini akan membuat anak lebih memahami perubahan yang akan dialaminya.

2. Tingkatkan Kualitas Hubungan dengan Anak

Hal yang cukup penting dalam mendukung kesuksesan pola asuh ini adalah adanya ikatan yang kuat antara orang tua dan anak. Oleh sebab itu, perlu untuk meningkatkan kualitas hubungan yang ada. Bangun kepercayaan dalam hati anak terhadap orang tua. Buat mereka yakin bahwa apapun yang terjadi, orang tua akan tetap memberikan dukungan. Tunjukkan bahwa orang tua menghargai mereka sebagai individu dengan posisinya sendiri dalam keluarga maupun di masyarakat.

Orang tua dapat menerapkan cara ini bukan hanya sebagai parenting anak remaja saja. Meskipun anak usia TK pun perlu merasa orang tuanya menghargai diri, keberadaan, dan pendapatnya.

3. Pahami Karakter Anak

Sangat penting bagi orang tua untuk memahami karakter masing-masing anak. Mereka tentu saja berkembang sesuai dengan sifat dasar yang dimiliki. Hal ini buka untuk bersikap permisif, melainkan agar dapat menerapkan komunikasi yang lebih efektif. Saat seorang anak marah-marah dan orang tuanya merasa, “Ah, dia memang pemarah”, kemudian tidak melakukan tindakan apapun, ini merupakan sikap permisif. Berbeda dengan sikap orang tua yang menerapkan pola asuh lembut.

Metode parenting lembut membuat orang tua memahami bahwa anaknya pemarah, tetapi tetap tidak membiarkannya. Pemahaman ini tujuannya untuk memberi pengertian kepada anak tanpa membuatnya lebih marah. Selain itu, orang tua juga perlu memahami pengaruh posisi anak di keluarga terhadap karakternya. Contohnya, karakter anak tunggal yang lebih keras kepala. Begitu juga jika yang dihadapi adalah anak bungsu, tentu pendekatannya berbeda dengan si sulung.

Karakter anak yang lahir di hari Minggu juga mungkin berbeda dengan lainnya. Intinya, dengan memahami anak, orang tua akan lebih mudah menerapkan pola komunikasi yang lebih efektif. Jadi, lebih mudah memberikan pengertian kepada anak.

4. Tetap Bersikap Tenang dan Berpikir Jernih

Mengenal Metode Gentle Parenting pada Anak - Sekolah Prestasi Global

Pernah menghadapi anak tantrum? Tips menerapkan pola asuh lembut yang selanjutnya adalah sikap yang tepat dalam menghadapi anak yang meledak. Kondisi ini sering membawa ketidaknyamanan, apalagi jika anak tantrum di tengah orang banyak.

Orang tua otoriter, umumnya akan mudah tersulut emosi, sehingga justru ikutan merasa marah, berteriak, bahkan memukul anaknya yang sedang tantrums. Adapun orang tua permisif cenderung mengabaikan, dan menganggap kondisi ini lumrah terjadi.

Berbeda dengan orang tua yang menerapkan metode gentle, mereka akan memberikan kesempatan kepada anaknya untuk meluapkan emosi tersebut. Namun, tetap dengan mengawasi agar amarah si anak tidak mencelakai orang lain ataupun dirinya sendiri.

Orang tua sebaiknya tetap memberikan perhatian penuh dan menunjukkan bahwa mereka hadir untuk anak. Selanjutnya, setelah emosi anak mereda, saatnya untuk membuka komunikasi untuk memberikan pengertian bahwa tindakannya salah.

5. Memilih Kalimat yang Efektif

Orang tua yang menerapkan pola asuh lembut juga harus melatih kemampuan memilih kalimat yang efektif dalam mengingatkan anak. Misalnya, hindari mengatakan, “Ayo mandi sekarang”. Gunakan kalimat, ”kamu mandi sekarang, atau sepuluh menit lagi?”.

Tujuan memilih kalimat ini adalah untuk menghindari kesan mendikte pada anak. Selain itu, mereka akan merasa diberi kesempatan untuk membuat keputusan sendiri terhadap apa yang akan dilakukan dalam hidupnya. Namun, pastikan saat anak sudah memilih, tetap ingatkan untuk menepatinya. Misalnya jika anak memilih mandi 10 menit kemudian, ingatkan kembali jika waktunya tiba. Apabila anak mengingkarinya, jelaskan bahwa hal itu membuat orang tua kecewa.

6. Menghargai Pendapat Anak

Salah satu hal penting pada gentle parenting adalah kemampuan orang tua dalam menghargai pendapat anak. Ini juga berlaku untuk anak usia dini juga. Meskipun mereka masih kecil, tunjukkan bahwa orang tua tetap menghargai pendapatnya. Dengan demikian, anak akan memiliki rasa percaya diri. Selain itu, anak juga terlatih untuk berpikir kritis dan peduli terhadap lingkungannya. Sikap empati ini akan membuatnya bersikap positif dan lebih tenang.

7. Tidak Perlu Memaksa

Pernah mengalami anak menolak berkenalan dengan sebaya yang baru ditemuinya? Pada kondisi ini, hindari untuk memaksanya. Apabila anak merasa terpaksa, bisa jadi ia akan merasa tersudut dan justru bersikap kurang baik. Sebaiknya, pahami kondisinya. Mungkin karakter anak tersebut memang pemalu dan kurang nyaman dengan orang baru. Tetap tunjukkan sikap ramah, meskipun ia menolak berkenalan. Saat di rumah, jelaskan kepadanya, serunya memiliki banyak teman.

Kesimpulan

Dari penjelasan mengenai parenting dengan metode lembut di atas, dapat disimpulkan bahwa ada beberapa aspek yang menjadi perhatian utama. untuk lebih jelasnya, silakan simak di bawah ini.

1. Adanya Saling Memahami

Aspek penting yang pertama adalah adanya saling memahami. Perlu diperhatikan pada kata saling, yang artinya baik anak maupun orang tua memiliki kewajiban yang sama untuk memahami pihak lain. Anak yang merasa yakin bahwa orang tuanya memahami kondisinya akan memiliki kepercayaan diri lebih tinggi. Pada akhirnya, anak tersebut akan menunjukkan sikap yang positif .

2. Rasa Empati

Setiap orang pasti memiliki bebannya sendiri. Begitu juga dengan anak. Kadang mereka merasa jenuh, kecapean, atau terbebani dengan tuntutan di sekolah. Itulah sebabnya, dalam pola asuh gentle lebih mengedepankan empati. Apabila anak berperilaku kurang baik, orang tua tidak langsung memarahi, bahkan menghukumnya. Sebaliknya, justru berempati pada rasa tidak nyaman anak dan mencari solusinya.

3. Menghargai

Sebagaimana anak menghargai orang tuanya, begitu juga sebaliknya. Saat anak merasa mendapatkan respek dari orang tuanya, ia akan lebih mau mendengar nasihat maupun tegurannya. Jika orang tua tidak menghargai anak, ia akan merasa selalu disalahkan, dituntut, bahkan dikucilkan. Hal ini justru akan memicu sikap memberontak di dalam dirinya, sehingga sulit memberinya pengertian.

4. Motivasi

Aspek lain yang tak kalah penting adalah memberikan motivasi kepada anak untuk melakukan yang terbaik. Bukan dengan iming-iming hadiah atau ancaman hukuman, melainkan melalui kesadaran mereka sendiri.

Caranya adalah mengenali potensi mereka masing-masing. Setiap anak adalah unik dan bisa jadi sangat berbeda, bahkan dengan saudaranya sendiri. Itulah sebabnya, dalam pola asuh lembut, pemahaman karakter anak sangatlah penting untuk perkembangan anak.

Pada dasarnya, pola asuh lembut ini tidak hanya bisa diterapkan di lingkungan rumah saja, melainkan juga di lingkungan sekolah. Itulah sebabnya, Sekolah Prestasi Global pun berusaha menerapkan pola asuh tersebut. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kedekatan antara guru dan murid, sehingga tercipta suasana belajar mengajar yang kondusif. Selain itu, prestasi anak pun meningkat karena mereka merasa mendapat dukungan dan penghargaan penuh.

Gentle parenting ini, merupakan pilihan tepat untuk mulai menerapkannya. Baik di rumah maupun di sekolah. Dengan demikian, anak sebagai individu dapat berkembang secara optimal tanpa harus merasa tertekan.

Apa yang dimaksud dengan Gentle Parenting?

Gentle parenting adalah suatu bentuk pendekatan secara lembut dan positif dalam mengasuh anak. Pola asuh ini mengubah cara pandang terhadap parenting gaya lama. Tidak ada lagi reward ataupun punishment dalam mendidik anak.

Sebutkan Keunggulan Parenting Anak dengan Metode Lembut!

Anak lebih memiliki empati terhadap sesama dan lingkungannya, Tindakan anak murni muncul dari diri sendiri, bukan berdasarkan iming-iming hadiah ataupun takut hukuman, Hubungan orang tua dan anak lebih berkualitas, Anak terlatih untuk memiliki kemampuan berkomunikasi secara efektif, Kemampuan problem solving anak lebih terasah, Anak memiliki sikap lebih tenang dan bertanggung jawab atas perilakunya.

Bagaimana cara orang tua dalam menghadapi anak yang melakukan sebuah kesalahan?

Cara orang tua dalam menghadapi anak yang melakukan sebuah kesalahan adalah dengan memberikan kesempatan kepada mereka untuk menyampaikan alasan perbuatannya. Selanjutnya, memberikan pemahaman atas kesalahan mereka.