Pola hidup terorganisir membuat rutinitas kehidupan anak jauh lebih mudah. Tidak hanya anak yang merasakan manfaatnya, Anda sebagai orang tua juga tidak akan mengalami stres dan kesulitan dalam mengurus dan mendidik anak Anda. Kebiasaan terorganisir anak memang membutuhkan usaha yang ekstra tapi akan mendatangkan banyak manfaat bagi anak di masa yang akan datang.
Di artikel kali ini, kami akan membagikan info cara terbaik dalam menanamkan kebiasaan terorganisir serta hal-hal penting yang perlu Anda ketahui tentang kebiasaan baik ini. Berikut ulasan selengkapnya.
11 Kebiasaan yang Perlu Ditanamkan Agar Anak Lebih Terorganisir
Pola hidup terorganisir bisa ditanamkan pada anak dengan membangun kebiasaan-kebiasaan hidup teratur dan rapi sejak usia dini. Berikut daftar kebiasaan yang membantu anak lebih terorganisir.
1. Menyusun Jadwal Rutinitas Harian Bersama Anak
Jadwal menjadi media penting untuk melatih kegiatan anak agar lebih terorganisir. Anda bisa menyusun daftar kegiatan apa saja yang anak mesti selesaikan setiap harinya. Mulai dari kegiatan saat mereka bangun tidur hingga kegiatan yang mesti selesai sebelum mereka tidur di malam hari.
Jangan lupa untuk memasukkan kegiatan bersih-bersih dan merapikan barang-barang dalam jadwal rutinitas harian anak. Agar anak Anda lebih bersemangat berikan kotak warna-warni untuk mereka centang ketika berhasil menyelesaikan suatu pekerjaan.
Tempatkan jadwal yang sudah Anda susun bersama anak di tempat yang mudah terlihat oleh anak agar mereka dengan mudah bisa mengecek tugas apa saja yang belum mereka kerjakan.
Anda juga bisa mencoba memasukkan jadwal dalam smartphone anak dan menyertakan alarm jika diperlukan. Pembuatan jadwal harian akan membantu anak untuk lebih bertanggung jawab, tidak menyia-nyiakan waktu, dan lebih terorganisir setiap harinya.
2. Melatih Manajemen Waktu pada Anak
Pelatihan manajemen waktu sangat penting bagi anak. Anak akan terbiasa menentukan prioritas kerja dan menyelesaikannya tepat waktu. Latih anak Anda untuk menuliskan tugas-tugas penting di jadwal maupun di kalender mereka.
Agar tugas mereka bisa selesai tepat waktu, Anda perlu membantu anak untuk memperkirakan berapa banyak waktu yang dibutuhkan untuk setiap tugas. Jika tugas mereka telah selesai, minta pendapat anak Anda, apakah perkiraan waktu yang ditentukan sudah akurat atau tidak.
Jika kurang sesuai, minta anak Anda menyarankan penyesuaian waktu yang tepat untuk tugas berikutnya. Manajemen waktu juga bisa Anda ajarkan dengan melatih anak menentukan prioritas dari suatu kondisi. Anda bisa membuat anak menentukan pilihan prioritas paling urgen dari suatu situasi.
Misalnya, ketika anak Anda diundang ke acara ulang tahun di hari dimana dia harus les bahasa Inggris. Dalam situasi demikian mintalah anak untuk memutuskan mau datang ke pesta ulang tahun dulu atau ikut les dulu. Sampaikan konsekuensinya atas pilihan anak.
Misalnya, jika anak lebih memilih ke pesta ulang tahun, Anda perlu menyampaikan bahwa si anak tidak bisa berlama-lama di acara pesta karena harus mengikuti les. Dengan begitu, anak akan terbiasa mengatur prioritas dan rutinitas jadi lebih terorganisir.
3. Melatih Kebiasaan Melakukan Persiapan Lebih Awal dari Rencana
Photo by Rawpixel on Envato Elements
Persiapan yang matang selalu dilakukan lebih awal dari rencana. Kebiasaan baik ini akan membuat kegiatan lebih terorganisir. Saat anak keesokan harinya mesti ke sekolah, biasakan anak Anda untuk mempersiapkan buku-buku pelajaran dan alat tulis menulis pada malam harinya agar tidak ada barang yang ketinggalan.
Ketika ingin pergi liburan bersama keluarga, Anda bisa mengingatkan anak Anda untuk melakukan packing dua atau sehari sebelum keberangkatan.
Kebiasaan mempersiapkan segala sesuatunya lebih awal menjadikan rutinitas lain tidak akan terganggu, anak lebih santai dan tenang karena tidak perlu terburu-buru, serta meminimalisir segala hambatan yang mungkin bisa terjadi. Jadi, mulai sekarang biasakan anak Anda selalu siap lebih awal.
4. Selalu Memberi Tenggang Waktu atau Deadline pada Suatu Pekerjaan
Sudah biasa kalau Anda menjumpai anak Anda selalu menunda-nunda suatu pekerjaan. Seperti menunda mengerjakan PR, menunda waktu makan saat asik bermain, dan lain sebagainya.
Kebiasaan menunda pekerjaan harus Anda hilangkan untuk bisa menanamkan sikap anak terorganisir. Mulai sekarang, Anda harus membiasakan anak menyelesaikan pekerjaan sesuai deadline yang ditentukan sejak awal.
Tentukan deadline atau time line untuk setiap tugas yang diberikan. Masukkan di jadwal mereka tugas yang harus selesai secepatnya dan tugas yang memiliki tenggang waktu lebih lama.
Jangan biarkan anak Anda terbiasa menunda dan menumpuk pekerjaan. Karena hal tersebut tidak hanya menyulitkan anak tapi juga Anda sebagai orang tua. Saat kerjaan menumpuk, bisa dipastikan tugas tidak terselesaikan dengan baik.
5. Melatih Fokus Anak dalam Menyelesaikan Suatu Pekerjaan
Photo by ckstockphoto on Envato Elements
Membuat anak-anak tetap fokus menyelesaikan suatu tugas cukup sulit saat anak tergoda melakukan hal yang lebih menarik menurutnya. Misalnya, saat anak tidak bisa menahan godaan bermain game di HP ketika semestinya harus fokus menyelesaikan PR mereka.
Olehnya itu menjadi penting bagi orang tua untuk melatih fokus anak dan menahan godaan yang tak terhindarkan seperti bermain game. Anda perlu memberi pemahaman pada anak untuk menyelesaikan apa yang sudah terlebih dahulu dikerjakan baru kemudian bisa melakukan hal lainnya.
6. Mengajarkan Konsekuensi dari Hal-hal yang Tidak Terorganisir
Mengajarkan konsekuensi dari suatu tindakan bisa menjadi cara untuk menanamkan kebiasaan terorganisir pada anak. Sesekali Anda perlu membiarkan anak melihat kamar mereka berantakan akibat dari kelalaian mereka yang tidak mau membersihkan kamar.
Anda tidak perlu turun tangan untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya menjadi kewajiban mereka. Saat Anda tidak memperdulikan kebersihan kamar anak Anda, lambat laun anak akan merasa tidak nyaman.
Melihat kondisi kamar yang terus berantakan dan pada akhirnya mau membersihkan kamar tanpa Anda suruh. Saat anak sudah terbiasa, tanpa disadari anak akan mampu hidup lebih rapi, tertata, dan terorganisir.
7. Mencontohkan Kebiasaan Hidup Rapi dan Teratur
Cara paling efektif menanamkan kebiasaan terorganisir yaitu dengan memberikan contoh pada anak. Saat Anda melakukan rutinitas keseharian sesuai jadwal, anak Anda yang tiap hari memperhatikan ibunya lambat laun akan mengikuti kebiasaan Anda.
Misalnya, berolahraga di pagi hari, membersihkan rumah dan mengatur barang hingga rapi, atau membersihkan meja makan setelah Anda selesai makan. Saat Anda melakukannya berulang-ulang, Anak akan mengingat dan mulai mengikutinya.
Di samping pemberian contoh Anda harus mengiringinya dengan menjelaskan pada anak alasan Anda melakukannya setiap hari dan apa manfaatnya. Dengan begitu, anak akan menyadari segala sesuatu yang tertata dan terorganisir dengan baik akan membawa manfaat yang besar bagi siapa saja.
8. Mengajarkan untuk Tetap Konsisten dalam Mengikuti Jadwal Rutinitas
Sudah biasa jika anak Anda mengalami rasa bosan ketika harus menjalani rutinitas sesuai jadwal dan timeline yang ada. Di minggu-minggu pertama mungkin anak terlihat bersemangat dengan kegiatan yang terjadwal.
Namun, tidak dapat dipungkiri anak akan merasa bosan saat harus mengulang rutinitas yang sama setiap harinya. Tantangan dan hambatan kecil ini bisa Anda atasi dengan memberi pemahaman pada anak mengenai manfaat hidup teratur dan terorganisir.
Lakukan diskusi dengan anak tentang betapa bagusnya hidup terorganisir, pekerjaan akan lebih cepat selesai, waktu bermain mereka tidak akan terganggu oleh tugas yang tertunda, dan lebih banyak waktu luang berkumpul bersama keluarga saat tugas telah selesai.
Saat anak tahu pentingnya kebiasaan terorganisir dan membiasakan untuk terorganisir sejak dini, anak akan termotivasi kembali dan menjalani rutinitas sesuai jadwal dengan disiplin.
9. Memanfaatkan Waktu Luang Tanpa Menggunakan HP
Photo by Tirachard on Envato Elements
Saat pekerjaan bisa selesai lebih awal atau tepat waktu maka waktu luang juga akan lebih lama. Agar waktu luang dapat terorganisir dengan baik, Anda bisa mengisi waktu luang dengan melakukan kegiatan bermanfaat.
Seperti membaca buku bersama, bermain musik bersama kedua orang tua, menonton film yang bersifat edukasi bersama semua anggota keluarga, dan kegiatan bermanfaat lainnya.
Hindari mengisi waktu luang anak dengan membiarkannya bermain HP. Kalaupun Anda memberi anak smartphone berikan batasan waktu, misalnya 2 jam sehari atau sekali dalam seminggu.
Hindari pula memberi HP di jam tidur malam karena akan menyebabkan anak susah tidur atau mengalami insomnia yang berakibat anak sulit dibangunkan di pagi hari.
10. Mengajarkan Kedisiplinan
Jadwal harian dan pengaturan skala prioritas tidak akan berguna jika anak tidak bisa disiplin. Salah satu tips agar anak terorganisir yaitu anak harus diajarkan disiplin dalam melakukan segala sesuatunya.
Disiplin terhadap aturan membuat anak bisa terlatih membuat pilihan-pilihan yang baik. Misalnya, ketika diberi uang jajan terbatas maka anak akan memikirkan untuk membelanjakan uang secara bijak atau menabung uang jajan.
Kedisiplinan juga dapat membantu anak melatih kemampuan mengontrol diri sehingga mampu menghindari pemuasan diri sesaat. Dengan begitu, anak akan lebih fokus terhadap hal-hal yang jauh lebih penting.
11. Melatih Kemampuan Komunikasi Anak
Keterampilan organisir tidak hanya menyangkut manajemen waktu dan aktivitas tapi juga terkait dengan keterampilan komunikasi. Keterampilan komunikasi disini berhubungan dengan seberapa baik anak menerima dan membagikan informasi.
Mulai dari cara sederhana yaitu menyampaikan pendapat, Anda bisa melatihnya cara berbicara dan waktu paling tepat ketika ingin menyampaikan pendapatnya.
Ajarkan pula untuk tidak memotong pembicaraan orang dewasa ketika mengobrol. Dengan begitu, anak akan tahu kapan bisa terlibat pembicaraan diantara orang-orang dewasa.
Kebiasaan-kebiasaan baik yang baru saja dibahas tidak hanya bisa dilatihkan di rumah tapi juga di sekolah. Kami, di Prestasi Global menanamkan kebiasaan baik melalui berbagai rutinitas harian selama di sekolah.
Seperti berdoa sebelum pelajaran dimulai, shalat Dzuhur berjamaah, tadarus Al Quran, membersihkan kelas, dan kebiasaan baik lainnya yang melatih kebiasaan pola hidup terorganisir.
Kebiasaan terorganisir anak bisa Anda latihkan sejak usia dini tentunya dengan bantuan dan bimbingan kedua orang tua. Saat anak sudah terbiasa hidup teratur dan terorganisir akan menjamin masa depan karir yang jauh lebih baik kedepannya.
Baca Juga: 6 Rutinitas yang Membangun Anak Menjadi Lebih Terorganisir
Pola hidup terorganisir membuat rutinitas kehidupan anak jauh lebih mudah. Tidak hanya anak yang merasakan manfaatnya, Anda sebagai orang tua juga tidak akan mengalami stres dan kesulitan dalam mengurus dan mendidik anak Anda. Kebiasaan terorganisir anak memang membutuhkan usaha yang ekstra tapi akan mendatangkan banyak manfaat bagi anak di masa yang akan datang.
Mengajarkan konsekuensi dari suatu tindakan bisa menjadi cara untuk menanamkan kebiasaan terorganisir pada anak. Sesekali Anda perlu membiarkan anak melihat kamar mereka berantakan akibat dari kelalaian mereka yang tidak mau membersihkan kamar.Anda tidak perlu turun tangan untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya menjadi kewajiban mereka. Saat Anda tidak memperdulikan kebersihan kamar anak Anda, lambat laun anak akan merasa tidak nyaman
Cara paling efektif menanamkan kebiasaan terorganisir yaitu dengan memberikan contoh pada anak. Saat Anda melakukan rutinitas keseharian sesuai jadwal, anak Anda yang tiap hari memperhatikan ibunya lambat laun akan mengikuti kebiasaan Anda. Misalnya, berolahraga di pagi hari, membersihkan rumah dan mengatur barang hingga rapi, atau membersihkan meja makan setelah Anda selesai makan. Saat Anda melakukannya berulang-ulang, Anak akan mengingat dan mulai mengikutinya Apa yang membuat orang tua harus menanamkan kebiasaan terorganisir pada anak?
Bagaimana cara mengajarkan konsekuensi dari hal-hal yang tidak terorganisir?
Bagaimana cara melatih kebiasaan hidup rapi dan teratur?