Setiap orang tua tentu bangga buah hatinya menonjol dalam bidang akademik. Meski menstimulasi kecerdasan otaknya adalah hal yang penting, Si Kecil juga perlu diajarkan kebiasaan dan karakter baik. Nah, inilah 10 kebiasaan baik yang sebaiknya diajarkan orang tua sejak dini.

Menanamkan karakter dan kebiasaan yang baik sebaiknya sebaiknya dilakukan sedini mungkin, terutama di usia emasnya. Seperti yang kita ketahui usia emas adalah momen berharga dimana anak menyerap seluruh pengetahuan dan kebiasaan yang diajarkan secara optimal.

Pada usia tersebut otak buah hati dapat diibaratkan seperti spon yang gampang menyerap apa saja dan terpatri pada ingatannya. Dengan begitu pengajaran hal-hal yang baik akan tertanam kuat hingga usia dewasa.

10 Kebiasaan dan Karakter yang Perlu Diajarkan Kepada Anak

Untuk menambah wawasan Anda sebagai orang tua, inilah kebiasaan dan sifat-sifat baik yang perlu Bunda dan Ayah ajarkan. Dengan begitu si Kecil akan tumbuh menjadi orang dewasa yang baik dalam memperlakukan diri-sendiri dan orang lain.

1. Mengajarkan 3 Kata Ajaib (Maaf, Tolong, dan Terima Kasih)

Sejak dini anak perlu dibiasakan mengucapkan kata maaf jika melakukan kesalahan, tolong saat meminta sesuatu, dan terima kasih saat menerima bantuan. Orang-orang tua kerap mengeluhkan betapa menurunnya sopan santun orang yang lebih muda terutama di dunia modern yang semakin individualis ini.

Padahal perlu disadari bahwa manusia adalah makhluk sosial dan sopan santun merupakan unsur yang penting dalam keberlangsungan hidupnya. Modal awal bagi anak untuk menjadi pribadi dewasa yang baik adalah pengajaran untuk menghargai serta menghormati orang lain.

Orang tua sebagai sekolah pertama anak perlu menanamkan kebiasaan mengucapkan three magic words itu agar relasinya dengan orang lain berjalan baik. Seseorang yang dinilai sopan, ramah, dan menghargai orang lain biasanya mendapat lebih banyak bantuan terkait studi atau karirnya.

2. Mengajari Anak untuk Mendengarkan

Walaupun terdengar sederhana, faktanya tidak semua orang bersedia atau mampu mendengarkan dengan baik. Padahal keterampilan ini penting misalnya untuk menjaga hubungan baik dengan orang lain.

Mampu mendengarkan dengan baik akan membuat kita mengerti duduk masalah atau persoalan yang diutarakan orang lain. Dengan begitu kesalahpahaman dapat dihindari.

Sebagai orang tua Anda bisa mengajarkan kebiasaan ini sejak dini. Cara yang kami rekomendasikan adalah memberitahu anak untuk tidak memotong perkataan orang lain. Tentu saja ini jika tidak ada hal yang darurat.

Jika terbiasa dengan sikap demikian ini anak akan terlatih untuk mendengarkan dan memperhatikan, lalu memberi respon saat lawan bicara selesai.

3. Mengajarkan Tentang Perbedaan

Sejak dini anak perlu diberi kesadaran bahwa orang lain bisa saja berbeda pendapat dengannya dan kenyataan ini perlu diterima dengan bijak. Psikolog Klinis, Naomi Ernawati Lestari, M.Psi menerangkan bahwa di masa depan anak akan hidup pada lingkungan yang bisa jadi sangat plural.

Jika sejak dini mereka diajarkan untuk menghargai perbedaan, ini akan memudahkan mereka menyesuaikan diri dengan lingkungan. Mendidik anakmengenai perbedaan sebaiknya dibarengi juga dengan menghargai orang lain serta tidak memandang perbedaan sebagai sesuatu yang harus dijauhi.

Pendapat, pilihan, dan keinginan orang lain bisa saja tidak sama dengannya dan ini tidak masalah. Selain itu tidak perlu sampai ada yang berkorban terpaksa mengganti pilihannya agar sama dengan orang lain.

4. Orang Tidak Selayaknya Dinilai dari Bentuk Fisiknya

Contoh kebiasaan baik sehari hari yang tidak kalah pentingnya untuk diajarkan kepada anak adalah tidak menilai orang dari tampilan fisiknya. Caranya tentu saja Anda juga harus memberikan teladan yang baik dengan tidak mengomentari fisik orang lain di depan anak.

Bagaimanapun juga orang tidak dapat memilih bentuk fisiknya saat dia dilahirkan.

Ada yang cantik atau tampan, ada pula yang tampilan fisiknya kurang menarik, bahkan anggota tubuhnya tidak lengkap. Inilah sebabnya tidak adil jika bentuk fisik menjadi dasar untuk menilai seseorang. Selayaknya orang dinilai dari karakternya yang baik, tutur katanya yang sopan, serta ketulusan hatinya.

Kami mempunyai strategi untuk memberikan pemahaman tersebut, yaitu dengan menceritakan tentang sahabat Bilal. Bilal adalah bekas seorang budak yang berkulit hitam legam namun tidak berkurang kemuliaannya karena ketakwaannya kepada Allah dan kecintaannya kepada Rasulullah.

Selain itu seorang mukmin tidak seharusnya memanggil orang lain dengan sebutan yang buruk seperti si Pesek, si Cebol, atau sejenisnya. Perbuatan tersebut adalah tercela dalam kacamata Islam.

5. Berbicara Lemah Lembut dan Sopan

Bagaimana membiasakan anak untuk bertutur kata dengan sopan dan lemah lembut kepada siapa saja? Cara paling baik adalah menghindari berbicara kasar di hadapan anak. Lemah lembut dalam bertutur adalah bagian dari pendidikan kesopanan yang membawa manfaat pada interaksi sosialnya kelak.

Satu hal yang dapat memicu perselisihan adalah salah paham dalam merespon nada dan gaya berbicara seseorang. Inilah pentingnya membiasakan diri bertutur kata dengan baik untuk membuat lawan bicara memahami poin-poin penting yang ingin kita sampaikan.

Orang akan malas mencerna perkataan kita jika sudah kehilangan simpati mendengar nada bicara yang kasar atau tidak sopan.

6. Bangun Pagi

Salah satu cara untuk menjaga kebugaran tubuh adalah dengan membiasakan diri bangun pagi. Inilah kebiasaan yang perlu ditanamkan sejak dini kepada buah hati. Setelah sholat Subuh berjamaah jangan biarkan mereka kembali ke tempat tidur.

Bunda dan Ayah sebaiknya mengajak anak melakukan aktivitas untuk mengusir kantuk, misalnya berolahraga, berkebun, atau menyiapkan sarapan bersama. Dengan begitu mereka akan terbiasa bangun pagi dan melakukan kegiatan yang produktif.

Bangun pagi merupakan kebiasaan banyak orang sukses termasuk orang-orang kaya dunia. Rasulullah juga mendoakan keberkahan bagi umatnya yang memulai aktivitasnya di pagi hari.

7. Menjaga Kebersihan

 

Kebersihan adalah pangkal kesehatan sehingga Anda perlu mengajarkan kebiasaan baik dalam mendidik anak terkait kebersihan. Kebersihan di sini termasuk badan dan lingkungan sekitar. Sejak dini biasakan si Kecil untuk mandi dua kali sehari apalagi jika Anda tinggal di daerah yang gerah dan lembab.

Rajin membersihkan tubuh dengan sabun antiseptic akan menghindarkan mereka dari serangan jamur penyebab penyakit kulit. Kebersihan gigi juga harus dijaga dengan gosok gigi setelah sarapan dan menjelang tidur, flossing, dan berkumur dengan mouthwash.

Anak biasanya paling malas gosok gigi apalagi jika sudah mengantuk di malam hari. Untuk mengatasi masalah ini ajaklah si Kecil menggosok gigi bersama, sehingga melihat Anda sebagai contoh.

Untuk membangkitkan ketertarikannya, Anda juga bisa membelikan sikat gigi karakter yang lucu-lucu khusus untuk anak. Ajak si Kecil ke toko dan biarkan mereka memilih sendiri sikat gigi dan pasta gigi dengan rasa yang disenanginya.

Anak-anak perlu belajar tentang kebersihan lingkungan sekitar yang dapat dimulai dari kamarnya sendiri serta rumah. Pada usia yang dirasa cukup orang tua dapat mulai memberi mereka tanggung jawab terkait kebersihan rumah.

Ini misalnya membereskan mainan setelah selesai digunakan, membawa piring dan gelas kotor ke bak cucian, dan merapikan tempat tidur.

Agar aktivitas ini semakin seru Anda bisa mengajaknya bersama-sama merapikan mainan atau beres-beres sambil menyanyi. Dengan begitu suasana hati anak jadi lebih baik.

8. Membiasakan Anak Mengonsumsi Makanan Sehat

Terbiasa mengkonsumsi hidangan bergizi sejak kecil adalah salah satu bentuk investasi untuk kesehatan tubuh anak. Biasanya anak enggan menyantap sayuran yang kaya vitamin dan mineral terutama yang masih segar karena rasanya yang kurang lezat.

Ini sebenarnya dapat dihindari jika anak sudah terbiasa menyantap sayuran saat tahap MPASI.

Alternatif lain yang bisa menjadi solusi adalah menyajikan sayuran yang berganti-ganti untuk memberi kesempatan si Kecil mengeksplorasi cita rasanya. Anda juga bisa mengolah menu dengan menambahkan sayuran yang banyak.

Ini misalnya sup ayam favorit dengan banyak wortel dan buncis. Tumis kangkung saus tiram dengan menambahkan bakso, pizza tomat brokoli, atau nugget sayur. Resepnya bisa dengan mudah Anda dapatkan di internet.

Sesekali menyediakan es krim, coklat, atau kue-kue manis memang tidak masalah asalkan tidak terlalu sering. Jika memungkinkan sebaiknya hindari hidangan cepat saji yang tinggi lemak jahat, namun miskin nutrisi.

Tahukah Anda anak-anak yang tidak mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang bisa mengalami kekurangan nutrisi. Akibatnya proses pertumbuhannya bisa terganggu, belum lagi kesehatannya beresiko terancam.

9. Membaca Buku

Mengapa menanamkan kebiasaan membaca buku itu penting? Perlu diketahui jika membaca adalah keterampilan mendasar yang bisa menjadi modal awal mengantarkan buah hati menuju kesuksesan.

Dengan terbiasa dibacakan buku cerita sejak dini, anak akan memandang buku sebagai benda yang menyenangkan. Umumnya buku untuk anak memang dirancang berwarna-warni dan dipenuhi gambar menarik. Pengalaman mengesankan ini kedepannya akan membuat anak tertarik untuk membaca seiring meningkatnya kemampuan kognitif.

Memilih sumber bacaan yang baik untuk anak dapat menambah perbendaharaan kosakatanya dan ini akan berdampak positif pada keterampilan berbicara si Kecil. Membaca juga bisa menjadi aktivitas seru untuk membangun ikatan (bonding) antara orang tua dan anak.

Anak yang akrab dengan buku akan memiliki pengetahuan yang luas dan cerita-cerita yang dibacakan untuknya bisa menjadi sarana hiburan yang menyenangkan. Buku juga bisa menumbuhkan empati si Kecil dengan memahami apa yang dirasakan orang lain.

Ini karena buku menjadi ajang belajar berbagai jenis ekspresi manusia, misalnya gembira, sedih, marah, dan sebagainya.

10. Berbagi

Mengajarkan anak berbagi bisa menumbuhkan empati dan kepekaan sosial terutama kepada mereka yang membutuhkan. Anda dapat memulainya dengan membiasakan berbagi makanan, mainan atau buku kepada saudara di rumah, sepupu, atau teman-teman sebayanya.

Mempunyai empati yang tinggi adalah sikap yang baik dan menjadi pemicu keinginan memberi dan bersedekah. Bukankah dalam agama kita ini adalah perbuatan yang dianjurkan, karena dalam harta yang kita miliki terdapat hak orang lain yang membutuhkan.

Kesimpulan

Untuk mencetak buah hati menjadi pribadi dewasa yang santun, tulus, religius, dan cerdas orang tua perlu menerapkan pendidikan karakter. Ini dapat dilakukan pembiasaan beberapa hal mendasar yang berkaitan dengan pembentukan sikap, termasuk 10 kebiasaan baik yang telah diulas di atas. Pendidikan karakter perlu dilakukan sedini mungkin agar nilai-nilai yang baik ini tertanam hingga dewasa kelak.

Orang tua tentu menghendaki buah hatinya mendapatkan pendidikan yang seimbang antara akademik, agama, dan penanaman nilai-nilai hidup yang baik. Jika Anda pun demikian Sekolah Prestasi Global adalah jawabannya.

Di sini buah hati Anda akan dibimbing oleh pendidik profesional dan kompeten untuk menjadi generasi yang religius, kreatif, entrepreneur dan peduli lingkungan.

Apa saja 10 Kebiasaan Dan Karakter yang Perlu Diajarkan Kepada Anak?

1.Mengajarkan 3 kata ajaib (maaf, tolong, dan terima kasih) 2.Mengajari anak untuk mendengarkan 3.Mengajarkan tentang perbedaan 4.Orang tidak selayaknya dinilai dari bentuk fisiknya 5.Berbicara lemah lembut dan sopan 6.Bangun pagi 7.Menjaga kebersihan 8.Membiasakan anak mengonsumsi makanan sehat 9.Membaca buku 10.Berbagi

Apa yang terjadi pada anak-anak yang tidak mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang?

anak-anak mengalami kekurangan nutrisi. Akibatnya proses pertumbuhannya bisa terganggu, belum lagi kesehatannya beresiko terancam.

Mengapa menanamkan kebiasaan membaca buku itu penting?

Karena membaca adalah keterampilan mendasar yang bisa menjadi modal awal mengantarkan buah hati menuju kesuksesan.