Saat anak Anda sudah memasuki usia 13 tahun, ada baiknya Anda mulai mencari tahu tentang karakteristik Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP). Persiapan yang kurang mengenai perubahan fisik dan psikis anak di usia tersebut bisa membuat Anda cukup kewalahan. Karakteristik remaja memang terkenal spesial, terutama di usia SMP. Cukup banyak penjelasan yang mengatakan bahwa usia SMP itu usia perbatasan. Mereka sudah bukan anak kecil, tapi juga belum siap menjadi remaja sepenuhnya. Persiapan Anda sebagai orang tua adalah kunci pendidikan yang berhasil. Apa saja karakteristik yang harus Anda ketahui? Simak penjelasannya.

Usia Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Di Indonesia sekarang ini, rata-rata usia SMP adalah umur 13 tahun, walau untuk beberapa sekolah bisa saja umur 12 tahun. Selama tiga tahun ke depan, mereka akan resmi menjadi Siswa Menengah Pertama. Rentang usia siswa SMP tergolong ke dalam usia remaja awal. Sebetulnya, proses perubahan ke fase remaja awal ini sudah mulai dari usia 10 tahun, yaitu ketika anak-anak masih di SD. Namun, ada kemungkinan perubahannya belum terlalu signifikan.

Ada banyak sekali perubahan yang akan dialami oleh anak-anak. Oleh sebab itu, bukan tidak mungkin jika perubahan-perubahan ini cukup membuat orang tua kaget, apalagi saat mereka minim persiapan dan pengetahuan. Menghadapi anak yang baru saja menginjakkan usia remaja adalah sesuatu yang berbeda dan harus dipelajari dengan baik. Dengan memahami karakteristik remaja, orang tua akan lebih siap dan tidak memunculkan ekspektasi-ekspektasi yang terlalu tinggi atau terlalu rendah.

Selain itu, tanpa kesiapan yang baik, orang tua dan anak remaja awal mungkin saja mengalami kecemasan dalam menyikapi perubahan-perubahan tersebut. Apa saja perubahan yang mungkin terjadi? Anda bisa menyimaknya pada penjelasan selanjutnya.

Karakteristik Fisik Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Karakteristik Fisik Siswa Menengah Pertama (SMP)

Fisik adalah salah satu perubahan yang paling kentara. Perubahan yang menandakan karakteristik anak remaja dari segi fisik mungkin sudah terjadi di tahun-tahun terakhir anak Anda di Sekolah Dasar. Perubahan tersebut akan berkembang seiring dengan waktu. Anak perempuan biasanya 2-3 tahun mengalami pubertas awal lebih cepat daripada anak laki-laki. Perubahan biasanya mulai dari tumbuhnya bulu di area tertentu, pertumbuhan payudara atau kemaluan pada laki-laki, serta perubahan suara pada laki-laki. Beberapa anak perempuan bahkan sudah mulai mengalami haid pertama sebelum masuk SMP.

Tugas Anda sebagai orang tua adalah menyiapkan anak-anak Anda untuk perubahan fisik ini. Alangkah lebih baik jika Anda sudah memberi gambaran perubahan fisik sebelum perubahan tersebut terjadi, sehingga anak lebih siap. Menyiapkan kebutuhan gizi dan asupan sehat pun menjadi tugas orang tua. Perkembangan reproduksi anak harus beriringan dengan makanan dan minuman yang dapat mendukung kesehatannya.

Mengiringi perubahan fisik ini, Anda juga bisa mulai menyelipkan nilai-nilai agama Islam. Pubertas mungkin akan membuat anak-anak banyak ‘penasaran’. Di sini lah nilai-nilai agama yang Anda tanamkan akan berperan penting sebagai kontrol diri anak hingga ke depannya.

Karakteristik Emosi Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Perubahan emosi juga menyertai perkembangan siswa SMP. Berikut adalah perubahan-perubahannya:

1. Lebih Senang Sendiri

Lebih Senang Sendiri - Sekolah Prestasi Global

Jangan heran jika anak Anda lebih banyak ingin sendirian dibandingkan bersama dengan keluarganya. Pada titik ini, anak Anda sedang menumbuhkan ‘kemerdekaannya’ dan menuntut orang tuanya untuk menghargai privasinya. Anak pun kadang tidak mau orang tuanya banyak mengatur, karena ia merasa ia punya keinginannya sendiri.

2. Mood yang Berubah-Ubah

Siswa SMP juga lebih sensitif, mudah tersinggung dan moody. Perubahan-perubahan emosi ini juga terjadi karena anak remaja sedang mengalami pubertas. Fluktuasi hormon berperan penting terhadap perubahan-perubahan mood anak.

3. Memperhatikan Penampilan

Kesadaran terhadap penampilan juga meningkat, seiring dengan mulai berkembangnya sistem reproduksi mereka. Mereka juga cenderung mementingkan diri sendiri. Hal-hal kecil yang sepele bisa nampak sebagai hal besar, karena anak remaja sedang cenderung membesar-besarkan suatu masalah. Pada poin ini, Anda dapat mendukung anak dengan mengajarkannya bertanggung jawab. Sebagai orang tua, terlalu banyak mengatur anak di usia remaja memang hanya akan menimbulkan perlawanan. Terlebih anak remaja sedang dalam fase tidak segan untuk melawan jika batas pribadinya terusik.

Dengan menyadari bahwa anak Anda sudah bukan anak kecil lagi juga bisa membantu Anda untuk sedikit-sedikit ‘melonggarkan’ aturan-aturan. Jangan lupa untuk terus menerapkan nilai-nilai keluarga dan agama, agar dalam kemandiriannya pun anak-anak tetap bebas dengan bertanggung jawab.

Karakteristik Perkembangan Kognitif Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Karakteristik anak remaja juga nampak dari perubahan kognitifnya. Berikut perubahan pada area kognitifnya:

1. Memahami Hal-Hal Abstrak

Kemampuan kognitif anak pada usia SMP menunjukkan perkembangannya dalam memahami hal-hal yang abstrak. Meski begitu, walau mereka sudah mampu memahami hal abstrak, mereka masih berpikir secara hitam dan putih. Mereka akan menilai sesuatu sebagai salah atau benar, dan tidak bisa keduanya.

2. Anak Ingin Lingkungan Menerimanya

Mengiringi perubahan emosinya, anak sedang fokus untuk dapat diterima oleh lingkungannya, terutama teman-teman seumurannya. Ia ingin diterima secara fisik, karena itulah ia mulai memperhatikan penampilan. Ia juga ingin diterima dan dianggap sebagai pribadi yang spesial.

3. Rasa Ingin Tahu yang Tinggi

Rasa ingin tahu mereka juga sedang meningkat. Mereka mulai mencari tahu apa saja yang menurut mereka berguna. Sebagai siswa SMP, mereka juga ingin dianggap mampu untuk menghadapi permasalahan-permasalahan penting dalam hidup.

4. Berpikir Kritis

Perkembangan kognitif pada anak memampukannya untuk mulai berpikir kritis akan sesuatu yang menarik baginya. Sebagai orang tua, Anda bisa memfasilitasi anak dengan mengajaknya berdiskusi tentang berbagai macam hal. Meski anak sedang senang berpikir kritis, bantu ia untuk dapat menerima sudut pandang orang lain. Stimulasi anak untuk memecahkan berbagai masalah agar pemikiran kritisnya semakin terasah untuk hal-hal yang berguna.

Menyikapi perubahan kognitif anak, jangan biarkan anak untuk berubah sendirian. Mengajaknya berdiskusi bersama akan semakin mempertajam kognitifnya. Latih lah anak agar ia dapat menguasai pikiran dan perasaannya yang sedang sama-sama bergejolak.

Karakteristik Perkembangan Sosial Siswa Menengah Pertama (SMP)

Pada aspek sosial, pengaruh dari teman-teman seumuran (peer) akan sangat besar bagi anak. Karakteristiknya biasanya adalah:

1. Menjadi Bagian dari Sebuah Grup

Anak SMP pasti sangat ingin sekali menjadi bagian dari sebuah grup. Jadi, wajar jika tiba-tiba saja anak Anda membuat sebuah “geng” bersama teman-temannya di sekolah. Menjadi bagian dari sebuah grup pertemanan akan sangat berpengaruh pada identitasnya. Sebagai orang tua, pastikan bahwa grup pertemanan ini adalah grup yang fungsional. Asah anak untuk memiliki prinsip diri yang kuat, sehingga walaupun secara tidak sengaja ia menemukan grup yang negatif, ia akan mundur dengan sendirinya.

2. Konformitas

Konformitas adalah proses dimana seseorang mengubah perilaku mereka agar sama dengan kelompoknya atau lingkungan sosialnya. Tidak aneh lagi jika anak remaja memutuskan untuk ‘meniru’ orang lain yang menurutnya keren hanya agar diterima oleh peer group. Konformitas juga menjadi bagian penting dari siswa SMP. Dalam beberapa situasi, anak yang tidak melakukan konformitas akan dianggap aneh dan pada akhirnya tidak punya teman. Dunia remaja memang sebetulnya cukup kejam.

Orang tua tidak boleh berhenti mengingatkan anak, sejauh mana konformitas bisa ia lakukan. Jika sudah mengarah pada hal negatif, maka sudah tidak perlu lagi melakukan konformitas hanya demi diterima teman-teman yang lain. Selain itu, yakinkan anak bahwa ia tidak perlu mengikuti semua hal. Pastikan anak menumbuhkan rasa nyaman terhadap diri sendiri, sehingga ia tidak perlu terus menerus berubah karena tidak memiliki jati diri.

3. Membutuhkan Banyak Aktivitas Bergerak

Biarkan anak remaja Anda banyak mengikuti kegiatan di sekolah, karena memang ia sedang membutuhkan banyak aktivitas aktif dan bergerak. Ini adalah kesempatan bagi anak-anak Anda untuk dapat bertemu banyak orang dan mendengarkan banyak pendapat. Pada rentang usia ini, anak remaja Anda juga mungkin memutuskan untuk menjadi bagian dari ekskul olahraga. Anda bisa memberi fasilitas mengikutkan mereka juga ke kelompok olahraga tertentu. Selain menjadi sehat, mereka juga menghabiskan waktu untuk hal yang positif.

Support Orang Dewasa

Hal ini juga tentu berkaitan dengan aspek perkembangan emosi anak remaja. Remaja sedang membutuhkan seseorang yang bisa ditiru. Sayangnya, jika tidak ada role model yang pantas, ia akan mencari siapa saja yang menurutnya patut untuk diikuti. Jika sudah menemukan role model yang ‘klik’, anak bisa memujanya secara berlebihan.

Ini sebabnya orang tua harus dapat berperan menjadi role model, sehingga anak tidak perlu jauh-jauh mencari inspirasi. Jadilah role model yang baik dan menyenangkan bagi anak, karena pada usia ini anak-anak sangat merindukan role model. Pada rentang usia remaja ini, Anda sebagai orang dewasa juga harus berubah menjadi sahabatnya. Anda dapat memberi gambaran tentang apa saja tantangan yang akan mereka lewati.

Bantu anak untuk mengatasi masalah-masalahan emosionalnya. Dengan pendekatan yang tepat, bukan tidak mungkin Anda dan anak remaja Anda akan menjadi sangat dekat, walaupun pada usia ini juga mereka sedang lebih senang menjadi mandiri.

Kesimpulan

Ada banyak sekali hal-hal yang harus Anda pahami dan Anda siasati agar Anda dapat terus mendukung perkembangan baik dari anak Anda yang baru masuk jenjang Sekolah Menengah Pertama. Tentu saja, pada awalnya, perubahan-perubahan pada anak Anda akan membuat Anda terkejut, bahkan kewalahan. Pastikan Anda benar-benar menguatkan value bagi anak-anak Anda, agar mereka tidak goyah dan terjerumus pada hal-hal negatif.

Membesarkan anak remaja yang baru masuk usia SMP memang bukan pekerjaan yang mudah. Apalagi jika Anda juga ingin menerapkan nilai-nilai Islami dalam keseharian anak. Akan lebih membantu jika Anda juga menyekolahkan anak di sekolah bernuansa Islam, dengan guru-guru yang sudah mengenal siswa Sekolah Menengah Pertama, seperti di Prestasi Global. Orang tua dan sekolah yang sejalan tentu akan sangat mendukung perkembangan anak.

Akhir kata, jangan pernah berhenti mempelajari karakteristik siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) agar Anda dapat membimbing anak remaja Anda sepenuhnya. Selamat mempraktekkannya dengan ananda tercinta!

Baca Juga : Hal yang Perlu Dipertimbangkan Dalam Memilih Sekolah Anak Jenjang SMP

Berapa usia anak SMP di Indonesia?

Di Indonesia sekarang ini, rata-rata usia SMP adalah umur 13 tahun, walau untuk beberapa sekolah bisa saja umur 12 tahun. Selama tiga tahun ke depan, mereka akan resmi menjadi Siswa Menengah Pertama.

Apa saja karakteristik emosi siswa SMP?

1. Lebih Senang Sendiri
2. Mood yang Berubah-Ubah
3. Memperhatikan Penampilan

Apa saja karakteristik perkembangan kognitif siswa SMP?

1. Memahami Hal-Hal Abstrak
2. Anak Ingin Lingkungan Menerimanya
3. Rasa Ingin Tahu yang Tinggi
4. Berpikir Kritis