Penyebab batu ginjal pada anak memang tidak terlepas dari pola hidup juga pengaruh pola konsumsi lingkungan sekitar. Mengingat, ragam makanan dan minuman di luar rumah memiliki risiko besar untuk menjadi pemicu kerusakan ginjal pada anak-anak.

Oleh karena itu, peran aktif orang tua dalam mengawasi jenis makanan dan minuman yang masuk ke tubuh anak sangatlah dibutuhkan. Karena, bila anak sedari dini mengenali apa yang boleh masuk dan tidak boleh untuk masuk ke mulutnya, maka memperkecil risiko serangan penyakit ginjal itu sendiri.

Penyakit Batu Ginjal

Penyebab Batu Ginjal pada Anak - Sekolah Prestasi GlobalPhoto by Robina Weermeijer on Unsplash

Sebelum membahas bagaimana peran keluarga terutama ayah dan ibu, maka haruslah memahami dahulu apa itu penyakit ginjal jenis ini. Dengan demikian, semakin mudah pula untuk mengetahui pencegahannya.

Penyakit dengan nama lain nefrolitiasis ini sebenarnya endapan yang tidak mampu ginjal keluarkan. Biasanya, endapan ini tersusun oleh materi padat dari jenis garam dan mineral yang mengkristal di dalam ginjal.

Normalnya, materi padat ini berbentuk partikel kecil yang akan keluar bersama urin tanpa anak rasakan. Hanya saja, lantaran endapannya ini banyak, semakin hari akan semakin menggumpal, maka ada titik tidak bisa ikut keluar bersama urin.

Kondisi inilah yang menjadikan ginjal mengalami rasa nyeri akibat nefrolitiasis. Mengingat ini adalah senyawa mineral, garam, dan juga kristal oksalat, maka permukaannya relatif tajam untuk saluran kemih.

Tidak heran jika, rasa nyeri yang terjadi akan bertambah hebat ketika gumpalan tersebut bergerak terbawa urin. Belum lagi risiko inflamasi akibat goresan di sepanjang saluran eksresi, membuat risiko kontaminasi oleh kuman pun semakin bertambah.

Jadi, jangan biarkan kondisi ini terjadi pada anak. Cari tahu penyebab batu ginjal pada anak. Misalnya saja dalam ulasan di bawah ini.

10 Penyebab Batu Ginjal Dalam Tubuh Anak

Penyebab Batu Ginjal pada Anak - Sekolah Prestasi GlobalPhoto by Vitolda Klein on Unsplash

Secara medis, penyebab nefrolitiasis ini adalah tumpukan kalsium, kristal oksalat, sitrin dan bahan lain yang berasal dari sistem ekskresi. Hanya saja, kalau menelaah lebih jauh lagi, maka ada banyak faktor yang memicu terjadinya kondisi tersebut. Di antaranya adalah di bawah ini.

1. Faktor Keturunan

Biasanya, jika di dalam satu keluarga ada yang menjadi carrier (pembawa) dominan atau memang menjadi penderita kelainan ekskresi seperti cystinuria. Maka, besar kemungkinan keturunan di bawahnya akan mengalami hal yang sama.

Ini terjadi lantaran kondisi cystinuria ini menyebabkan ginjal mengeluarkan asam amino dan dan sistin. Kedua zat ini akan mempercepat pembentukan endapan di dalam ginjal. Lambat laun, terjadilah nefrolitiasis.

Demikian juga dengan riwayat diabetes, bisa menjadikan anak lebih berisiko mengalami keparahan kondisi nefrolitiasis ini. Mengingat, diabetes ini membuat organ yang mengalami goresan atau luka akan susah sembuh.

Hal tersebut menjadi tempat yang subur untuk pertumbuhan kuman sehingga memperburuk kondisi tubuh penderita nefrolitiasis.

2. Kurang Minum Air Putih

Air merupakan komponen terbesar dari tubuh. Senyawa ini sangat penting untuk proses metabolisme dan kemudian akan dikeluarkan melalui sistem ekskresi, salah satunya adalah ginjal.

Ginjal bisa dibayangkan sebagai pusat saringan tubuh, jika ada banyak kotoran maka butuh banyak air untuk meloloskannya dari dalam tubuh. Terbayang kan, bagaimana jika air yang seharusnya ada malah kurang?

Ya, benar sekali. Endapan mikro yang bisa keluar bersama urin akan banyak yang tertinggal di dalam ginjal. Lama-kelamaan, kondisi ini akan semakin buruk jika pola konsumsi air tidak berubah. Hingga akhirnya, menjadi nefrolitiasis.

3. Terlalu Banyak Konsumsi Protein

Protein memang penting untuk proses tumbuh dan kembang anak, hanya saja jangan berlebihan dalam memberikannya. Mengingat, di dalam protein, terutama jenis daging merah dan organ dalam hewan, terdapat banyak asam urat.

Senyawa ini tidak berbahaya dan malah memiliki manfaat penting bagi tubuh, misalnya untuk membantu proses regenerasi sel. Hanya saja kalau jumlahnya berlebihan, ginjal akan kewalahan menyaringnya.

4. Konsumsi Makanan Tinggi Kalsium Oksalat

Pernah tahu hal ini? Ternyata nanas, mangga, dan berbagai jenis buah dengan kandungan kristal oksalat tinggi tidak baik jika anak konsumsi terlalu banyak. Demikian juga beberapa sayur-sayuran seperti kol, jengkol, dan petai.

Perhatikan komposisi menu makanan anak setiap hari, agar nutrisi yang masuk terjaga. Mengingat, kristal oksalat ini sulit hancur dan akan terendap dalam ginjal jika jumlahnya berlebih.

5. Pola Makan Tidak Sehat

Jajanan yang beredar di kantin-kantin sekolah, tidaklah kesemuanya aman untuk kesehatan. Misalnya saja, makanan tinggi garam, ini bisa menambah angka risiko penyakit batu ginjal. Demikian juga, pewarna, perasa buatan dalam minuman.

Jadi, lebih baik bekali anak dengan makanan yang sehat. Terutama bagi anak yang memiliki alergi tertentu, akan lebih aman jika membawa bekal sendiri. Atau, pastikan kantin menyediakan makanan sehat dan ramah untuk anak-anak.

6. Fisik Jangan Banyak Diam

Biasanya anak memang aktif, berlarian atau melakukan aktivitas fisik lain. Ini penting, agar tidak terlalu banyak diam di dalam satu posisi, misal duduk, tiduran, atau lainnya.

Kalau aktif bergerak, maka metabolisme akan semakin cepat, dan ekskresi pun akan meningkat. Sehingga, partikel padat yang tertinggal bisa cepat ikut keluar bersama urin.

7. Obesitas

Obesitas menyebabkan banyak penyakit lain dalam tubuh. Oleh karena itu, jaga anak agar tidak mengalami kondisi berat badan berlebih ini.

Mengingat, kondisi ini menyumbang angka untuk risiko nefrolitiasis. Lantaran, akan memaksa ginjal bekerja lebih berat akibat proses metabolisme yang tidak normal pada kondisi obesitas.

8. Penyakit Lain Pemicu Risiko Tinggi

Kondisi nefrolitiasis ini bukan datang hanya karena makanan dan minuman saja. Adakalanya, pada anak yang memiliki perkembangan saluran kemih tidak sempurna, sehingga proses ekskresi terhambat.

Bisa juga terjadi pada anak pasca tindakan operasi besar, misalnya pada lambung atau organ lain. Menyebabkan sistem organnya tidak berjalan baik, dan ini akan berdampak pada ginjal yang setiap hari memfilter aneka obat serta bahan lain yang masuk.

9. Kelainan Sistem Organ Tubuh Lain

Kelainan selain cystinuria yang dapat menyebabkan nefrolitiasis adalah kemampuan tubuh dalam menyerap kalsium. Perlu tahu, bahwa anak memiliki kondisi tubuh yang tidak sama dengan lainnya.

Oleh karena itu, anak lain bisa saja konsumsi banyak kalsium dari susu setiap hari atau suplemen penambah kalsium. Akan tetapi, hal ini tidak bisa sama rata. Ada yang malah kelebihan kalsium dan dampaknya tentu saja ke ginjal.

Jadi, jangan pernah membandingkan apa yang anak lain konsumsi dan baik hasilnya, dengan buah hati sendiri. Kenali, pahami, dan amati apa yang tubuh si kecil butuhkan.

10. Diet Tinggi Risiko

Anak-anak memang jarang ada yang diet. Akan tetapi, pada beberapa kasus, seperti anak obesitas, maka butuh diet. Hanya saja, jangan sembarangan memutuskan diet jenis apa untuk buah hati.

Kalau salah, malah menambah penyakit. Lantaran ginjal akan bekerja lebih berat kalau pilihan dietnya tinggi protein. Oleh karena itu, konsultasikan dengan ahli gizi sebelum memutuskan jenis diet terbaik bagi si kecil.

Mulai sekarang, mari perhatikan jenis nutrisi untuk anak, pola aktivitasnya, juga hal-hal lain yang terjadi pada tubuh anak. Agar kesehatan si kecil terjaga dengan optimal. Demikian juga dengan kondisi nefrolitiasis ini, bisa terlihat dari beberapa gejala di bawah ini.

6 Gejala Batu Ginjal Pada Anak

Gejala ginjal anak bermasalah biasanya sedikit bias, karena menyerupai penyakit lain. Akan tetapi, jika melakukan observasi secara mendalam maka biasanya dapat Anda kenali dari gejala berikut ini.

  • Demam – pertanda ini tubuh berikan sebagai sinyal kalau ada infeksi atau pertarungan sistem imun dengan penyakit di dalam tubuh.
  • Mual – meningkatnya asam lambung yang terjadi akibat tubuh demam pun bisa terjadi di kondisi ini. Lantaran, ketika demam nafsu makan menurun, akibatnya asam lambung tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
  • Sakit saat buang air kecil – kondisi nyeri ini terjadi karena saluran ekskresi tidak lancar akibat endapan tajam dari batu ginjal.
  • Urin berwarna merah – warna ini muncul karena adanya darah yang ikut di dalam urin. Kondisi tersebut terjadi karena goresan batu ginjal di saluran ekskresi, menyebabkan pembuluh darah pecah.
  • Nyeri di bagian punggung bawah, atas pinggul sebelah kanan atau kiri – rasa nyeri ini bisa terjadi pada ginjal sebelah kiri atau kanan, bahkan juga keduanya. Nyeri hebat biasanya terjadi disertai panas dan dingin. Apalagi jika sudah terjadi pembengkakan akibat infeksi, nyerinya lebih lagi.
  • Sering anyang-anyangan – maksudnya, kondisi ini biasanya muncul di awal. Anak akan merasa ingin buang air kecil, akan tetapi saat dikeluarkan tidak bisa. Rasa ingin buang air kecil terus terasa, meski urin tidak ada.

Jika gejala tersebut muncul, maka segera lakukan pertolongan pertama dengan pemberian air putih dan pain killer dalam dosis yang cukup. Selain itu, segera cari pertolongan ke dokter untuk penanganan lebih lanjut.

Peran Orang Tua

Sebagaimana telah terbahas di atas, peran Ayah dan Ibu di sini sangat penting untuk menjaga anak dari risiko nefrolitiasis ini. Mulai dari penerapan pola makan yang sesuai, jenis jajanan yang boleh atau tidak, serta kebijakan konsumsi di luar rumah.

Anak harus paham sejak awal, jika tidak semua makanan lezat itu aman untuk tubuh. Edukasi anak untuk memahami fungsi setiap organ tubuhnya, dan penyebab kerusakannya, setelah itu gambarkan bagaimana dampaknya.

Ketika anak sudah mampu menyerap informasi tersebut, maka ketika di luar rumah pun bisa survive dan bijak dalam memilih makanan, cara hidup, dan kebiasaan lain yang berdampak bagi ginjalnya.

Kesimpulan

Ginjal merupakan organ penting untuk ekskresi, sehingga sisa metabolisme tubuh bisa dikeluarkan dengan tuntas. Terbayangkan kalau semua sampah atau sisa tersebut tidak bisa keluar? Oleh karena itu, mari edukasi anak mengenai pemahaman pentingnya kesehatan ginjal.

Ada banyak media informasi yang bisa menjadi pendamping keluarga dalam memberikan pemahaman tersebut pada anak. Misalnya saja lewat video di media sosial, atau secara khusus bisa meminta bantuan guru di sekolah untuk pendampingan informasi.

Ketika keluarga dan sekolah bersinergi untuk menjaga kesehatan si kecil, maka risiko penyakit degeneratif atau lainnya bisa diminimalisirkan.

Bahkan, beberapa sekolah, seperti Prestasi Global memang sudah memiliki kebijakan untuk edukasi kesehatan secara rutin dan penerapan konsumsi yang sehat di lingkungan sekolah. Jadi, tidak perlu menunggu gejala batu ginjal pada anak muncul, karena sudah dicegah sedari dini.

Baca juga : Kenali Penyebab dan Gejala Hepatoblastoma, Kanker Hati yang Bisa Menyerang Anak

Hal apa saja yang dapat menjadi penyebab batu ginjal pada anak?

Penyebab batu ginjal pada anak banya faktornya diantaranya, faktor turunan, kurang minum air putih, terlalu banyak konsumsi protein, konsumsi makanan tinggi kalsium oksalat, pola makan tidak sehat, fisik jangan banyak diam, obesitas, penyakit lain pemicu risiko tinggi, kelainan sistem organ tubuh lain, diet tinggi risiko.

Bagaimana gejala ginjal bermasalah yang terjadi pada anak?

Gejala ginjal anak bermasalah biasanya sedikit bias, karena menyerupai penyakit lain. Biasanya dapat Anda kenali dari gejala seperti demam, mual, sakit saat buang air kecil, urin berwarna merah, nyeri pada bagain punggung bawah, atas pinggul sebelah kanan atau kiri, dan gejala terakhir sering anyang-anyangan.

Bagaimana peran orang tua agar ginjal anak tetap sehat?

Peran orang tua dalam menjaga ginjal anak agar tetap sehat adalah orang tua harus memberikan pemahaman kepada anak bahwa tidak semua makanan lezat itu aman untuk tubuh. Edukasi anak untuk memahami fungsi setiap organ tubuhnya, dan penyebab kerusakannya, setelah itu gambarkan bagaimana dampaknya. Ketika anak sudah mampu menyerap informasi tersebut, maka ketika di luar rumah pun bisa survive dan bijak dalam memilih makanan, cara hidup, dan kebiasaan lain yang berdampak bagi ginjalnya.