Golden age atau usia emas adalah momen terbaik untuk membentuk karakter anak dengan menanamkan nilai agama serta etika umum. Ini misalnya dengan mengajari anak surat pendek, salah satunya An Naas sekaligus memberi pemahaman isi kandungan surat An Nas.

Sebagai pemeluk agama Islam tentu kita diwajibkan untuk berpedoman kepada Al-Quran dalam menjalani hidup. Inilah sebabnya anak-anak sedini mungkin perlu diajarkan untuk dekat kepada kitab suci kita ini.

Dengan begitu buah hati akan tumbuh menjadi manusia dewasa yang sukses baik dalam segi duniawi maupun spiritual.

Mengajarkan Anak Menghafalkan Surat An-Naas

Setiap orang tua tentu mendambakan mempunyai buah hati yang dapat membaca Al-Qur’an dengan fasih, menghafalkannya, serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Untuk anak berusia dini Anda bisa memulainya dengan surat-surat yang pendek dan mudah dihafalkan, misalnya An-Nas.

Surat yang terdiri dari 6 ayat ini adalah surat penghabisan dalam kitab suci, yaitu surat ke 114. Surat An-Nas dan Al-Falaq diturunkan secara bersamaan. Untuk mengajarkan anak menghafal surat An-Nas dapat dilakukan dengan menuliskan surat An-Nas latin jika dia sudah bisa membaca.

Jika belum tidak masalah, Bunda atau Ayah dapat memulai dengan cara yang seru yaitu dengan tepuk Surat An-Nas. Begini caranya:

  • Ucapkan: “Tepuk An-Nas” kemudian tepuk tangan 3 kali
  • Ucapkan: “Nama surat” kemudian tepuk tangan 3 kali
  • Ucapkan: “An-Nas” kemudian tepuk tangan 3 kali
  • Ucapkan: ”Artinya” kemudian tepuk tangan 3 kali
  • Ucapkan: “Manusia” kemudian tepuk tangan 3 kali
  • Ucapkan: “Jumlahnya” kemudian tepuk tangan 3 kali
  • Ucapkan: “Enam ayat” kemudian tepuk tangan 3 kali
  • Ucapkan: “Diturunkan” kemudian tepuk tangan 3 kali
  • Ucapkan: “Di Makkah” kemudian tepuk tangan 3 kali

Setelah si Kecil mulai merasa bersemangat, Anda bisa mulai mengajarkan bacaan surat dengan meminta anak mendengarkan dahulu. Ulangi lagi perlahan-lahan satu demi satu ayat sambil meminta anak menirukannya.

Mengajarkan Anak - Sekolah Prestasi Global

Demikian bacaan surat An-Nas dalam huruf latin:

  1. Bismillaahirrahmaanirrahiim
  2. Qul a’ụżu birabbin-nās(i)
  3. Malikin-nās(i)
  4. Ilāhin-nās(i)
  5. Min syarril-waswāsil-khannās(i)
  6. Allażī yuwaswisu fī ṣudụrin-nās(i)
  7. Minal-jinnati wan-nās(i)

Setelah si Kecil mulai hafal, Anda bisa membuat semacam checklist surat hafalan agar anak semakin termotivasi. Formatnya bisa bermacam-macam sesuai keinginan Anda, misalnya mengisi daftar dengan poin-poin ayat pertama, kedua, dan seterusnya.

Jadi kalau buah hati sudah hafal ayat pertama, Anda tinggal memberi tanda centang, berlanjut ke ayat kedua, dan demikian seterusnya.

Tidak ada salahnya sesekali memberikan hadiah. Contohnya kalau tabel checklist sudah terisi penuh yang artinya anak sudah hafal semua ayat, Anda akan mentraktirnya makan es krim. Check list bisa dibuat secantik dan semenarik mungkin dan ditempelkan di dinding untuk membuat si Kecil bersemangat.

Anda juga dapat memintanya menuliskan tanda centang sendiri pada checklist setelah anak selesai menyetorkan bacaan surat pendek. Sistem demikian ini bisa diterapkan pada hafalan surat yang lain atau doa-doa sehari-hari.

Sejarah Diturunkannya Surat An-Naas

Surat An-Nas tidak begitu saja diturunkan kepada Rasulullah SAW sebagai pedoman hidup namun disertai peristiwa yang menakjubkan. Dalam hadits riwayat Abu Nu’aim dari Abi Jakfat Ar-Razai Ar-Rabi’ bin Anas dari Anas bin Malik pada Kitab ‘Ad-Dalail, demikian sejarahnya:

Rasul Muhammad SAW suatu hari mengalami sakit yang cukup berat. Dua malaikat kemudian mendatanginya, dengan satu malaikat berada di dekat kepala Rasulullah dan satu lagi di dekat kaki beliau.

Malaikat yang berada di bagian kaki kemudian bertanya kepada malaikat yang berada di dekat kepala Rasulullah apa yang terjadi kepada beliau. Temannya pun lalu menjawab bahwa ada orang jahat yang menyihir Rasul Muhammad. Dia adalah seorang Yahudi yang bernama Labid Ibnul-A’sham.

Malaikat di dekat kaki Rasulullah kembali bertanya dimana sihir tersebut ditanamkan. Malaikat yang berada di sisi kepala Rasul kemudian mengatakan bahwa sihir itu ditempatkan di bawah batu di dalam sumur seseorang.

Malaikat utusan Allah SWT lalu melanjutkan bahwa Muhammad harus mengeringkan air pada sumur tersebut. Selanjutnya dia harus mengangkat batunya, mengambil kotak tempat sihir jahat itu kemudian membakarnya.

Rasulullah SAW akhirnya memerintahkan Ammar bin Yasir untuk melakukan hal itu. Air sumur tersebut ternyata tidak jernih sebagaimana mestinya namun berwarna seperti air bercampur inai, yaitu coklat kemerahan. Di dalam kotak yang disebutkan oleh malaikat terdapat tali dengan sebelas simpul.

Pada saat itu Allah SWT menurunkan surat An-Nas dan Al-Falaq. Rasul Muhammad SAW kemudian mengucapkan surat tersebut satu demi satu ayat dan setiap kali simpul pada tali itu terurai.

Inilah sebabnya keduanya lalu dijuluki sebagai Al-Mu’awwidzatain karena menjadi penawar sihir yang mengenai Rasulullah SAW.

Arti dan Makna Al-Falaq

Surat An-Nas dan Al-Falaq adalah salah satu surat yang istimewa dalam Al-Qur’an. Terlebih keduanya diturunkan secara beriringan sebagai petunjuk dari Allah SWT untuk mengatasi sihir jahat yang menimpa Rasulullah pada saat itu.

Ini maknanya Allah mengajarkan manusia secara langsung cara menghindari kejahatan yang dilakukan oleh siapa pun, baik manusia atau setan.

Untuk mendapatkan pemahaman sepenuhnya tentang arti surat-An-Nas sebelumnya Anda perlu mengetahui terlebih dahulu mengenai makna surat Al-Falaq. Inilah tafsir kedua surat tersebut menurut Prof. Dr. AG. H. Muhammad Quraish Shihab, Lc., M.A.

  • Qul a’uudzu birobbil falaq

Katakanlah: “Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh,

Ada kata “audz” pada ayat ini yang maknanya adalah terhindar dari sesuatu. Jadi maknya ayat yang pertama ini adalah permohonan perlindungan kepada Yang Maha Kuasa agar kita dijauhkan dari segala sesuatu keburukan.

  • Min syarri maa kholaq

dari kejahatan (makhluk yang) diciptakan

Ayat yang kedua masih tentang permohonan untuk selalu dilindungi oleh-Nya dari kejahatan yang dapat menimbulkan kemudharatan serta keburukan dari Makhluk-Nya.

Surat An-Nas - Sekolah Prestasi Global

Dalam tafsirnya Wahba Zuhaili menerangkan bahwa kedua surat tersebut adalah doa yang kita panjatkan agar terlindung dari keburukan makhluk. Ini misalnya guna-guna, pencurian, pembegalan, perampokan, penipuan, dan berbagai kejahatan lainnya.

  • Wa min syarri ghoosiqin idzaa waqob

dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita

Biasanya kejahatan baik tindak kriminal atau guna-guna dilakukan pada saat orang berada dalam kondisi terlemah yaitu sedang tidur di malam hari. Inilah sebabnya kita memohon perlindungan dari kejahatan demikian ini.

  • Wa min syarrin naffaatsaati fil ‘uqod

dan dari kejahatan (perempuan-perempuan) penyihir yang meniup pada buhul-buhul

Al-Qur’an memilih kata al-Naffatsat yang artinya gerakan seperti meludah dengan menggerakkan lidah yang maknanya di sini adalah ritual guna-guna.

  • Wa min syarri haasidin idzaa hasad

dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki.

Seseorang menjadi korban kejahatan bisa jadi karena pelaku merasa iri dengan nikmat yang dilimpahkan kepada korban. Karena tidak mampu berada pada posisi si Korban, akhirnya pelaku berusaha menghilangkan nikmat tersebut, misalnya dengan sihir. Agar tidak tertimpa marabahaya demikian ini kita berdoa memohon pertolongan Allah SWT.

Dari tafsir arti surat Al Falaq dapat disimpulkan bahwa ini merupakan bentuk permohonan kita sebagai hamba yang kecil dan lemah. Permohonan sepenuh hati agar kapan dan dimana pun kita selalu mendapat perlindungan dari Allah SWT.

Arti dan Makna Surat An-Naas

Tidak sedikit riwayat yang menerangkan mengenai keutamaan Surat An-Nas dan surat Al-Falaq. Salah satunya adalah yang diriwayatkan oleh Abdullah bin ‘Abbas al-Juhani.

Rasulullah bersabda bahwa dua surat An-Nas dan Al-Falaq adalah sebaik-baik panjatan doa. An Nas artinya adalah manusia. Inilah tafsir terjemahannya.

Qul a’ụżu birabbin-nās(i)Malikin-nās(i)Ilāhin-nās(i)

 “Katakanlah, Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia. Maharaja manusia. Tuhan yang disembah manusia.”

Diksi ‘audzu mempunyai makna yang sama dengan surat Al-Falaq, namun di kalimat terakhir ada kata al-Nas yang maknanya adalah pemelihara manusia. Sebagaimana yang dikutip dari Ibnu Aysur kata-kata ini disebutkan tiga kali dalam tiga ayat secara berturut-turut yang menunjukkan keserasian dalam Al-Qur’an.

Ada tiga poin penting dalam ayat 1 sampai 3, yaitu:

  • Rabb al-Nas yang berhubungan dengan bencana yang terjadi pada manusia dan Tuhan adalah pemelihara manusia. Artinya hanya Yang Maha Kuasa yang dapat membimbing dan melindungi manusia.
  • Malik al-nas yang mengingatkan makhluk-Nya atas kuasa Allah SWT atas seluruh ciptaan-Nya termasuk manusia.
  • Ilah al-Nas adalah Allah berhak untuk disembah karena hanya Dia yang Maha Pemelihara, Penguasa, Pelindung, sekaligus Pembimbing mahkluk-Nya.

Min syarril-waswāsil-khannās(i) – Allażī yuwaswisu fī ṣudụrin-nās(i)Minal-jinnati wan-nās(i)

Dari kejahatan pembisik yang bersembunyi, yang membisik di dada manusia, dari jin dan manusia.

Makna ketiga ayat tersebut berkaitan dengan permohonan untuk selalu mendapat perlindungan dari-Nya dari pembisik. Konteksnya di sini artinya adalah segala sesuatu yang buruk dan tersembunyi dalam hati. Ayat ini terhubung dengan ayat kelima surat Al-Falaq yang mengangkat mengenai kedengkian dalam hati manusia. Rasa iri hati dapat dipicu oleh bisikan setan atau manusia.

Surat ini menyebutkan terlebih dahulu tiga sifat Allah SWT sebelum menerangkan tentang bahayanya penyakit hati berupa hasad/kedengkian. Mengingat keutamaan kedua surat ini orang tua sebaiknya mulai memberikan pemahaman kepada buah hati tentang Surat An-Nas dan Al-Falaq sedini mungkin. Lagi pula ayat-ayat dan kedua surat ini terbilang pendek dan mudah dihafalkan.

Agar terhindar dari berbagai bahaya dan tindak kejahatan, kedua surat penghalang sihir ini dianjurkan dibaca menjelang tidur. Karena itu tanamkan kebiasaan tersebut juga si Kecil. Saat mengantarkannya ke tempat tidur di malam hari ajak putra-putri Anda berdoa bersama dan membaca surat An-Nas dan Al-Falaq.

Kebiasaan ini pun dicontohkan sendiri oleh Rasulullah Muhammad SAW. Istri tercinta beliau, Siti Aisyah ra mengatakan bahwa setiap malam sebelum tidur Rasulullah selalu membaca tiga surat, Al-Ikhlas, Al-Falaq, serta An-Nas. Sambil membaca ketiga surat tersebut Rasul menengadahkan kedua tangannya dan setelahnya beliau meniup kedua tangannya dan mengusapkan ke seluruh tubuhnya.

Jadi dengan melakukan teladan tersebut kita akan terlindung dari berbagai kejahatan di malam hari, baik dari sesuatu yang gaib maupun nyata.

Dalam memberikan pemahaman isi kandungan surat An-Nas kepada si Kecil, sebaiknya menggunakan kata-kata yang sederhana dan mudah dimengerti. Semoga bermanfaat!

bacaan surat An-Nas dalam huruf latin

1. Bismillaahirrahmaanirrahiim 2. Qul a’ụżu birabbin-nās(i) 3. Malikin-nās(i) 4. Ilāhin-nās(i) 5. Min syarril-waswāsil-khannās(i) 6. Allażī yuwaswisu fī ṣudụrin-nās(i) 7. Minal-jinnati wan-nās(i)

Ada tiga poin penting dalam ayat 1 sampai 3, yaitu:

● Rabb al-Nas yang berhubungan dengan bencana yang terjadi pada manusia dan Tuhan adalah pemelihara manusia. Artinya hanya Yang Maha Kuasa yang dapat membimbing dan melindungi manusia. ● Malik al-nas yang mengingatkan makhluk-Nya atas kuasa Allah SWT atas seluruh ciptaan-Nya termasuk manusia. ● Ilah al-Nas adalah Allah berhak untuk disembah karena hanya Dia yang Maha Pemelihara, Penguasa, Pelindung, sekaligus Pembimbing mahkluk-Nya.

Surat An-nas dan Al-Falaq

Surat yang terdiri dari 6 ayat ini adalah surat penghabisan dalam kitab suci, yaitu surat ke 114. Surat An-Nas dan Al-Falaq diturunkan secara bersamaan.