Di antara kedua belas bulan dalam penanggalan Islam, salah satunya ada bulan Sya’ban, yakni di urutan ke delapan, dari bulan dalam kalender Islam, tepat sebelum bulan Ramadhan. Berikut ini adalah urutan lengkap dari ke 12 bulan dalam kalender Islam tersebut, yakni diawali dengan bulan Muharram, lalu bulan Safar, kemudian bulan Rabi’ul Awal dan bulan Rabi’ul Akhir, lalu dilanjutkan bulan Jumadil Awal dan bulan Jumadil Akhir, berikutnya Rajab, dan lalu bulan Sya’ban, kemudian bulan Ramadhan, dan disusul bulan Syawal, selanjutnya bulan Dzulqa’dah dan diakhiri dengan bulan Dzulhijjah. Bulan Sya’ban tersebut dikenal sebagai bulan yang penuh dengan keagungan serta kemuliaan, dan juga dikenal akan adanya malam nisfu Syaban. Lalu apa itu malam Nifsu Syabaan? Berikut ini pembahasannya lebih lanjut.

Malam Nifsu Sya’ban

Malam Nifsu Syaban adalah malam di hari ke lima belas atau tepat di pertengahan bulan Sya’ban. Malam Nifsu Syabaan ini juga sering disebut sebagai Lailatul Mubarakah atau malam keberkatan, juga sebagai Lailatul Baraah atau malam pelepasan, serta sebagai Lailatul Qismah wal taqdir atau malam pembagian serta penentuan, juga sebagai Lailatul Takfir atau malam pengkifaratan dosa, dan sebagai Lailatul Ijabah atau malam diperkenankan dan dikabulkannya doa-doa, serta sebagai Lailatul Syafaah atau malam syafaat dan malam pengampunan dosa, juga sebagai Lailatul Idil Malaikah atau malam raya malaikat, serta sebagai Lailatul Hayat atau malam yang hidup, yakni malam yang tidak akan dimatikan bagi yang menghidupkan malamnya dengan cara mengisinya dengan berbagai amal. Nabi menyarankan agar melalukan sholat malam, meski hukumnya sunnah, tidak wajib dan juga lebih banyak berpuasa di bulan Syabaan ini, termasuk puasa pada saat tengah bulan atau di malam Nifsu Syabaan ini, atau puasa Ayyamul Bidh. Terutama bagi yang masih memiliki sisa hutang puasa wajib di bukan Ramadhan di tahun lalu maka di bulan Syabaan inilah kesempatan terakhir untuk melunasinya. Puasa di bulan Sya’ban ini juga bisa menjadi sarana untuk melatih dan mempersiapkan diri guna menyongsong saat puasa wajib di bulan Ramadhan.

Keistimewaan Bulan Syabaan

Bulan Sya’ban ini kadang terabaikan. Padahal terdapat beberapa keistimewaan pada bulan Syabaan ini. Banyak peristiwa besar yang terjadi di bulan Syabaan ini. Berikut beberapa yang tercatat dalam sejarah Islam.

Turunnya ayat Alquran yang memuat tentang anjuran untuk membaca shalawat, yakni QS Al Ahzab: 56.

Rasulullah SAW juga telah menjelaskan bahwa pada setiap bulan Syabaan itulah saat catatan amal manusia diangkat ke langit oleh para malaikat pencatat amal.

Juga pada malam Nifsu Syabaan itulah terkabulnya doa nabi Muhammad setelah selama sekian lama berdoa hingga akhirnya terkabul di bulan Syabaan tersebut yakni dengan Allah ijinkan perpindahan arah kiblat dari Masjid al Aqsa beralih kembali ke Ka’bah sesuai dengan saat masa kenabian Nabi Adam, dengan turunnya QS al Baqarah: 144.

Juga merupakan saat Allah menurunkan rahmat Nya dan malaikat Nya ke dunia lalu merupakan saat mustajab terkabulnya doa dan saat penuh pengampunan dosa, ketika Allah akan mengampuni dosa seluruh manusia kecuali yang melakukan pembunuhan dan permusuhan. Jadi usahakan agar apapun pertikaian atau perselisihan yang terjadi, sudah diakhiri di saat bulan Syabaan tiba.

Pada bulan Syabaan ini terutama pada malam Nifsu Syabaan inilah maka bagi yang bersungguh-sungguh berdoa maka besar kemungkinan doanya akan dikabulkan hingga sebelum terbit fajar, juga segala kesulitan akan dimudahkan, serta kesedihan akan diangkat.

Pada malam Nifsu Syabaan tersebut juga maka air zam-zam akan ditambah jumlahnya.

Pada bulan Syabaan inilah saat dimulainya pemindahan keseluruhan takdir tiap manusia dan kejadian di dunia ini dari Lauhil Mahfuz dan hingga selesai pada saat malam Lailatul Qadar di bulan Ramadhan. Juga termasuk dengan turunnya ketetapan Allah mengenai rejeki bagi para mahluk kepada Malaikat Mikail, yang bertugas membagikan rejeki. Maupun juga dengan urusan hal terjadinya perang atau gempa dan segala bencana kepada Malaikat Jibril. Selain itu juga dengan takdir serta urusan amal kepada Malaikat Penghulu langit dunia, serta takdir dan urusan musibah kepada Malaikat Maut.

Doa Nifsu Syaban

Manfaat Mengajarkan Puasa Untuk Anak
Pada bulan Syabaan inilah dianjurkan untuk memperbanyak doa dan amalan. Amalan tersebut antara lain ialah dengan memperbanyak dzikir dan sholawat serta beristighfar juga membaca surah Yasin tiga kali, juga puasa sunnah, puasa Nifsu Syaban dan sholat sunnah, bisa berupa sholat hajat atau sholat tobat atau sholat tasbih yang dilakukan sesudah sholat Maghrib. Pada bacaan surah Yasin yang pertama bisa dilanjutkan dengan doa memohon agar bisa diberi panjang umur dan diisi dengan hal yang bermanfaat penuh ketaatan dan ketakwaan serta keistiqamahan semata beribadah hanya untuk dan kepada Allah SWT. Lalu sesudah membaca surah Yasin yang kedua mintalah agar bisa diberi keluasan rejeki dengan rejeki yang halal dan berkah sebagai bekal untuk beribadah dan juga doa untuk menolak bala. Sedangkan setelah membaca surat Yasin yang ketiga akhiri dengan permohonan agar ditetapkan dan diteguhkannya iman Islam hingga akhir hayat, saat ajal menjemput. Selain itu juga bisa membaca doa Nifsu Syabaan yang makna atau arti dari doa tersebut antara lain ialah sebagai berikut.

Ya Allah ya Tuhanku, Allah Yang memiliki anugerah serta tiada yang memberi anugerah kepada Mu, Allah Yang memiliki keagungan serta kemuliaan, wahai Dzat yang mempunyai kekuasaan serta yang memberi nikmat, tiada Tuhan yang berhak untuk disembah kecuali Engkau, Allah, Tuhan tempat bernaung bagi orang-orang yang mengungsi, dan tempat berlindung bagi orang-orang yang memohon perlindungan serta tempat yang aman bagi orang-orang yang mengalami ketakutan.
Ya Allah ya Tuhanku, apabila Engkau telah menetapkan diriku ke dalam Ummul Kitab yakni di Lauh Mahfuz, sebagai orang yang celaka, atau terhalang, atau terusir ataupun disempitkan rejekinya maka kumohon, sudilah kiranya Engkau menghapuskan takdir itu.

Ya Allah ya Tuhanku, apabila dalam takdir yang telah tertulis di Ummul Kitab ada perihal diriku sebagai orang yang celaka, atau terhalang, atau terusir ataupun sempit rejekinya maka sudilah kiranya Engkau tetapkan di dalam Ummul Kitab yang ada di sisi Mu agar terganti takdirku menjadi orang yang berbahagia, dan mendapat rejeki yang banyak serta mendapat kesuksesan juga selalu dalam segala kebaikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa dan telah berfirman di dalam kitab Mu serta firman Mu adalah benar, sebagaimana yang telah diturunkan melalui lisan Nabi yang telah Engkau utus, yakni Allah menghapuskan apapun yang Dia kehendaki dan tetapkan , dan di sisi Nya terdapat Ummul Kitab.

Ya Allah ya Tuhanku, Yang Maha Besar, pada malam pertengahan bulan Sya’ban yang mulia ini saat diperincikan segala urusan yang ditetapkan dengan segala penuh kebijaksanaan. Sudilah kiranya Engkau meghindarkan diriku ini dari segala macam bencana yang aku ketahui maupun bencana yang tidak kuketahui serta yang lebih Engkau ketahui, dan Engkau Maha Mengetahui segala hal yang rahasia, gaib serta tersembunyi, berkat rahmat Mu lah wahai Allah yang Maha Penyayang diantara para penyayang.

Semoga Allah melimpahkan rahmat Nya kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta dengan keluarga dan juga para sahabatnya. Semoga Dia melimpahkan salam sejahtera, kepada seluruh mereka.

Aamiin YRA.

Doa ini bisa dibaca setelah melalukan sholat sunnah malam sehabis sholat Maghrib di saat malam Nifsu Syabaan atau di malam kelima belas di pertengahan bulan ke delapan, yakni bulan Syabaan, atau sesudah membaca surah Yasin tiga kali di malam yang sama, ataupun sebelum berbuka puasa ketika tiba saat Maghrib sesudah pada siang harinya melalukan puasa sunnah Nifsu Sya’ban yang dilakukan di bulan Syabaan tersebut.

Puasa Nifsu Syabaan

Usia Berapa Anak Bisa Ikut Berpuasa 2
Puasa sunnah Nifsu Syabaan bisa dilakukan di sepanjang bulan Syabaan namun tidak usah atau sebaiknya tidak dilakukan jika itu dimulai di hari Jumat dan ketika sudah sampai waktu akhir sekitar tiga hari menjelang bulan Ramadhan, terkecuali jika sudah terbiasa melakukan puasa sebelumnya, yakni baik itu puasa wajib mengganti hutang puasa Ramadhan, atau puasa Nadzar ataupun puasa sunnah, seperti puasa Dahar, atau puasa Daud, atau puasa Senin Kamis, atau puasa Qadha’, atau puasa Kafarah, atau melakukan puasa setelah Nifsu Sya’ban dengan syarat sudah puasa di hari sebelumnya, meskipun hanya selama satu hari di bulan Syabaan. Hal ini antara lain dimaksudkan agar tidak tercampur dan mengalami kebingungan dengan saat dimulainya puasa wajib Ramadhan di bulan berikutnya, serta untuk mempersiapkan tubuh agar memiliki stamina yang kuat dan kondisi yang prima sebelum tiba saat puasa wajib yang panjang hingga selama sebulan penuh di bulan berikutnya yakni di bulan Ramadhan. Adapun bacaan niat puasa Nifsu Syabaan ialah sebagai berikut.

NAWAITU SAUMA SYAHRI SYAHBAN SUNNATAN LILLAHI TA’ALA

Sedangkan makna atau artinya antara lain adalah sebagai berikut.

Saya berniat untuk melakukan puasa bulan Sya’ban sunnah ikhlas semata karena Allah ta’ala.

Lalu doa istighfar yang dibaca antara lain bisa sebagai berikut.

ASTAGHFIRULLAH.

yang makna atau artinya ialah sebagai berikut

Aku memohon ampunan kepada Allah SWT

atau

ASTAGHFIRULLAAHA WA ATUUBU ILAIHI

yang makna atau artinya ialah sebagai berikut.

Aku memohon ampun kepada Mu ya Allah dan aku juga bertaubat kepada Nya

Atau

Subhanallahi wabihamdih, astaghfirullaha wa atuubu ilaih

yang makna atau artinya ialah sebagai berikut.

Maha Suci Allah dan juga segala puji bagi Nya. Aku memohon ampunan kepada Mu ya Allah serta aku juga bertaubat kepada Nya.

Doa istighfar atau ucapan Astaghfirullah dan Subhanallah tersebut dapat dibaca berulang-ulang hingga beberapa kali, bisa 3 kali, atau 11 kali, atau 33 kali atau 100 kali bahkan lebih. Utamanya adalah dibaca dalam jumlah yang ganjil, karena Allah menyukai angka ganjil. Istighfar asalnya adalah dari bahasa Arab الإستغفار yang mempunyai makna atau arti sebagai memohon ampun kepada Allah atas segala dosa-dosa. Dalil dasar hukum pembacaan doa istighfar tersebut adalah firman Allah dalam ayat Quran Qs. 2 Al-Baqarah ayat 199, yang antara lain berisi perintah untuk beristighfar kepada Allah, dikarenakan pada sesungguhnya Allah itu adalah Maha Pengampun dan juga Maha Penyayang.

Sedangkan memperbanyak istighfar dan melakukan sholat sunnah taubat di bulan Syabaan ini adalah guna menghapus dosa di bulan yang penuh ampunan ini. Hal ini karena bulan Syabaan merupakan waktu yang mustajab untuk berdoa. Dengan demikian pada saat memasuki bulan Ramadhan maka sudah bisa bersih dari berbagai dosa-dosa dimasa lalu.

Baca Juga : 8 Keistimewaan Bulan Ramadhan yang Tidak Dimiliki Bulan Lain

Apa itu malam Nifsu Syabaan?

Malam Nifsu Syaban adalah malam di hari ke lima belas atau tepat di pertengahan bulan Sya’ban. Malam Nifsu Syabaan ini juga sering disebut sebagai Lailatul Mubarakah atau malam keberkatan, juga sebagai Lailatul Baraah atau malam pelepasan, serta sebagai Lailatul Qismah wal taqdir atau malam pembagian serta penentuan, juga sebagai Lailatul Takfir atau malam pengkifaratan dosa, dan sebagai Lailatul Ijabah atau malam diperkenankan dan dikabulkannya doa-doa, serta sebagai Lailatul Syafaah atau malam syafaat dan malam pengampunan dosa, juga sebagai Lailatul Idil Malaikah atau malam raya malaikat, serta sebagai Lailatul Hayat atau malam yang hidup, yakni malam yang tidak akan dimatikan bagi yang menghidupkan malamnya dengan cara mengisinya dengan berbagai amal. Nabi menyarankan agar melalukan sholat malam, meski hukumnya sunnah, tidak wajib dan juga lebih banyak berpuasa di bulan Syabaan ini, termasuk puasa pada saat tengah bulan atau di malam Nifsu Syabaan ini, atau puasa Ayyamul Bidh. Terutama bagi yang masih memiliki sisa hutang puasa wajib di bukan Ramadhan di tahun lalu maka di bulan Syabaan inilah kesempatan terakhir untuk melunasinya. Puasa di bulan Sya’ban ini juga bisa menjadi sarana untuk melatih dan mempersiapkan diri guna menyongsong saat puasa wajib di bulan Ramadhan.

Apa Keistimewaan Bulan Syabaan?

Bulan Sya’ban ini kadang terabaikan. Padahal terdapat beberapa keistimewaan pada bulan Syabaan ini. Banyak peristiwa besar yang terjadi di bulan Syabaan ini. Berikut beberapa yang tercatat dalam sejarah Islam. Turunnya ayat Alquran yang memuat tentang anjuran untuk membaca shalawat, yakni QS Al Ahzab: 56. Rasulullah SAW juga telah menjelaskan bahwa pada setiap bulan Syabaan itulah saat catatan amal manusia diangkat ke langit oleh para malaikat pencatat amal. Juga pada malam Nifsu Syabaan itulah terkabulnya doa nabi Muhammad setelah selama sekian lama berdoa hingga akhirnya terkabul di bulan Syabaan tersebut yakni dengan Allah ijinkan perpindahan arah kiblat dari Masjid al Aqsa beralih kembali ke Ka'bah sesuai dengan saat masa kenabian Nabi Adam, dengan turunnya QS al Baqarah: 144. Juga merupakan saat Allah menurunkan rahmat Nya dan malaikat Nya ke dunia lalu merupakan saat mustajab terkabulnya doa dan saat penuh pengampunan dosa, ketika Allah akan mengampuni dosa seluruh manusia kecuali yang melakukan pembunuhan dan permusuhan. Jadi usahakan agar apapun pertikaian atau perselisihan yang terjadi, sudah diakhiri di saat bulan Syabaan tiba. Pada bulan Syabaan ini terutama pada malam Nifsu Syabaan inilah maka bagi yang bersungguh-sungguh berdoa maka besar kemungkinan doanya akan dikabulkan hingga sebelum terbit fajar, juga segala kesulitan akan dimudahkan, serta kesedihan akan diangkat. Pada malam Nifsu Syabaan tersebut juga maka air zam-zam akan ditambah jumlahnya. Pada bulan Syabaan inilah saat dimulainya pemindahan keseluruhan takdir tiap manusia dan kejadian di dunia ini dari Lauhil Mahfuz dan hingga selesai pada saat malam Lailatul Qadar di bulan Ramadhan. Juga termasuk dengan turunnya ketetapan Allah mengenai rejeki bagi para mahluk kepada Malaikat Mikail, yang bertugas membagikan rejeki. Maupun juga dengan urusan hal terjadinya perang atau gempa dan segala bencana kepada Malaikat Jibril. Selain itu juga dengan takdir serta urusan amal kepada Malaikat Penghulu langit dunia, serta takdir dan urusan musibah kepada Malaikat Maut.

Bagaimana Puasa Nifsu Syabaan?

Puasa sunnah Nifsu Syabaan bisa dilakukan di sepanjang bulan Syabaan namun tidak usah atau sebaiknya tidak dilakukan jika itu dimulai di hari Jumat dan ketika sudah sampai waktu akhir sekitar tiga hari menjelang bulan Ramadhan, terkecuali jika sudah terbiasa melakukan puasa sebelumnya, yakni baik itu puasa wajib mengganti hutang puasa Ramadhan, atau puasa Nadzar ataupun puasa sunnah, seperti puasa Dahar, atau puasa Daud, atau puasa Senin Kamis, atau puasa Qadha’, atau puasa Kafarah, atau melakukan puasa setelah Nifsu Sya’ban dengan syarat sudah puasa di hari sebelumnya, meskipun hanya selama satu hari di bulan Syabaan. Hal ini antara lain dimaksudkan agar tidak tercampur dan mengalami kebingungan dengan saat dimulainya puasa wajib Ramadhan di bulan berikutnya, serta untuk mempersiapkan tubuh agar memiliki stamina yang kuat dan kondisi yang prima sebelum tiba saat puasa wajib yang panjang hingga selama sebulan penuh di bulan berikutnya yakni di bulan Ramadhan