Anak kidal bukanlah aib, meski sebagian besar aktivitas menggunakan tangan kiri. Bahkan, menurut studi yang pernah St. Lawrence University lakukan, Newton dan Einstein itu kidal. Demikian juga dengan tokoh besar lain, banyak yang menggunakan tangan kiri aktif juga. Jadi, ini bukanlah aib dan tidak perlu memaksakannya untuk terbiasa dengan tangan kanan,

Demikian juga terkait latihan menggunakan tangan kanan, jika dalam koridor agar motoriknya sama berkembang, tidak masalah. Akan tetapi, jika sudah masuk ke ranah pemaksaan agar menggunakan tangan kanan, sebaiknya baca detail di bawah ini agar tidak menyesal di kemudian hari.

3 Ciri Anak Kidal

Sebelum membahas mengenai dampak pemaksaan memakai tangan kanan, haruslah paham mana yang benar-benar menggunakan tangan kiri. Khawatirnya jika nanti dibiarkan, ternyata anak tidak left handed, dan malah jadi kebiasaan.

Untuk itu, mari pahami ciri-ciri yang biasa melekat pada anak dengan tangan kiri aktif ini.

Left Handed - Sekolah Prestasi GlobalPhoto by davidpereiras on Envatoelements

1. Respon Pertama

Apakah anak memang left handed atau tidak, bisa Anda ketahui ketika usia enam hingga Sembilan bulan pertama di hidupnya. Lakukan percobaan sederhana, dengan cara mengulurkan mainan, atau hal-hal yang anak sukai.

Jika respon pertama adalah tangan kiri, maka coba lagi. Lakukan beberapa kali dan ukur frekuensi respon pertama tangan kiri apakah lebih banyak dari tangan kanan. Jika hasilnya tangan kiri lebih banyak, maka kemungkinan anak memang kidal.

2. Aktifitas Reflek

Tubuh memiliki reflek yang bagus untuk menghindari bahaya, atau hal-hal yang sekiranya perlu tubuh waspadai. Misalnya saja respon menepuk nyamuk yang menempel, menggaruk anggota tubuh, dan lainnya.

Saat anak melakukan aktifitas-aktifitas tersebut, amati tangan mana yang sering respon dahulu. Missal menggaruk, lebih sering pakai tangan kiri, maka besar kemungkinan anak adalah kidal.

3. Riwayat Genetik

Sifat, ciri fisik, dan karakter utama anak memang ada peranan dari keberadaan DNA (Deoxyribose Nucleic Acid). Materi genetic ini menyimpan informasi dari orang tua maupun pendahulunya. Kadang ekspresinya bersifat resesif (lemah), kadang juga bersifat dominan (kuat).

Demikian juga dengan anak kidal, kadang ayah dan ibunya tidak left handed. Akan tetapi setelah menarik riwayat ke atas lagi, ternyata kakek atau neneknya yang left handed.

Hal ini biasa terjadi sebagaimana tergambarkan dalam hukum mendel. Saat ke ayah atau ibunya, gen tersebut lemah. Akan tetapi saat ke anak, malah muncul kuat.

Dari tiga hal di atas, maka orang tua bisa mengetahui apakah anak berpotensi untuk left handed atau tidak. Mengingat, anak-anak kadang suka-suka saja dalam menggunakan tangannya, mengikuti rangsangan motoriknya. Tidak tentu left handed, tapi kadang juga memakai tangan kiri dahulu.

3 Penyebab Anak Kidal

Setelah mengetahui cirinya, maka cari tahu sebenarnya kenapa anak bisa left handed. Tidak hanya karena riwayat genetic, lingkungan pun bisa membuat anak menjadi pengguna tangan kiri aktif ini. Misalnya saja, dalam kondisi sebagai berikut.

1. Pengasuh

Anak merupakan peniru yang handal. Oleh karena itu, meski secara genetic anak tidak seharusnya menjadi left handed. Lantaran sehari-hari bersama orang yang left handed, anak pun bisa turut menjadi ‘tangan kiri’ juga.

Lingkungan memang memberikan pengaruh kuat terhadap tumbuh dan kembang anak. Oleh karena itu, pastikan anak ada dalam asuhan orang yang tepat. Apalagi di masa golden age-nya. Anak haruslah mendapatkan pola pengasuhan dan lingkungan hidup yang baik.

2. Cacat Fisik

Meski lahir dalam kondisi normal, tidak ada riwayat genetik yang ‘tangan kiri’, anak tetap bisa menjadi left handed. Misalnya saja, tangan kanan mengalami trauma berat sehingga tidak bisa optimal aktivitasnya.

Demikian juga dengan cacat permanen, akibat kecelakaan atau hal lain yang membuat tangan kanan tidak bisa berfungsi optimal.

Jadi, menjaga anak memang tanggung jawab besar, tidak hanya mencukupkan makan dan minum saja. Perlu pengawasan ketat saat ada di dalam maupun di luar rumah. Karena risiko berbagai kondisi memang mengintai buah hati dimana saja.

3. Budaya

Di beberapa negara, memang lumrah saja memakai tangan kiri. Bisa saja anak setiap hari bermain dengan teman-temannya yang ‘left handed’, sehingga anak pun terbiasa juga.

Apalagi jika di dalam keluarganya tidak ada keharusan menggunakan tangan kanan untuk aktivitas. Pembiaran yang terjadi pada anak pengguna tangan kanan, bisa menjadikan anak pengguna tangan kiri aktif juga.

Jelas sudah, jika penyebab left handed, genetik bukanlah satu-satunya. Pengaruh lingkungan ternyata memiliki peranan yang kuat. Oleh karena itu, orang tua harus bijak dalam menempatkan anak di kehidupan sehari-harinya.

4 Akibat Jika Anak Left Handed Dipaksa Menggunakan Tangan Kanan

Mengenai pemaksaan anak agar memakai tangan kanan, ternyata ada banyak bahaya yang menyertainya. Apalagi, jika orang tua memaksa, mengharuskan anak selalu pakai tangan kanan, dengan budaya tempatnya berada. Maka, hal-hal inilah yang berkemungkinan bisa terjadi pada anak.

1. Stress

Bayangkan saja, Anda harus mendengar ‘nasihat’ berulang-ulang, setiap hari di banyak waktu. Padahal Anda sudah berusaha, akan tetapi tubuh Anda seolah menolaknya. Nah, demikian juga yang left handed alami. Tekanan dari orang tua untuk menggunakan tangan kanan, bisa menyebabkan anak stress.

Jika hal ini terjadi, maka kesehatan mental anak menjadi taruhannya. Mengingat anak seperti kertas putih yang kosong. Coretan-coretan yang orang tuanya berikan, membuat dirinya mengalami ketidakseimbangan. Baik itu di tingkat kestabilan emosi, maupun hal lainnya.

2. Takut Pada Orang Tua

Apa jadinya jika anak takut secara berlebihan ke orang tuanya? Padahal orang tua adalah pelindung utama, tempat ternyaman dan teraman bagi anak. Nah, agar hal itu tidak terjadi, jangan memaksa left handed untuk menggunakan tangan kanan secara berlebihan.

Cukup ajarkan yang pokok-pokok saja, agar anak survive di kehidupan sosial yang masih melihat ‘pengguna tangan kiri’ adalah keanehan. Misalnya, saat bersalaman dengan yang lebih tua, atau hal sejenisnya.

3. Tidak percaya Diri

Kesehatan mental anak yang kerap ‘kena nasihat atau marah’ orang tuanya terkait penggunaan tangan kiri atau kanan, kerap terganggu. Oleh karena itu, banyak efek lain yang menyertai ketika mental anak sudah tidak balance.

Salah satunya adalah menurunnya rasa percaya diri. Mengingat, setiap hari apa yang dia lakukan terasa salah, sehingga dia menganggap bahwa apapun itu juga akan salah jika dilakukannya. Berbahaya sekali bukan, dampak pemaksaan pada left handed untuk pakai tangan kanan?

4. Tidak Berani mengambil Keputusan

Karena kerap salah terkait penggunaan tangan, anak menjadi bingung. Jika dibiarkan berkelanjutan, ini tidaklah baik bagi anak. Lantaran, anak akan bingung ketika harus memutuskan suatu hal. Lantaran terbiasa dikte dari orang tuanya.

Ketambahan juga tekanan dari rasa kurang percaya diri, maka lengkap sudah, anak akan mengalami kebingungan mengenai sebuah keputusan. Masih bertanya-tanya, benar apa salah, karena selama ini dianggap benar (pakai tangan kiri) ternyata salah di mata orang tuanya. Sedih sekali bukan?

Dengan demikian, masih nekad memaksakan left handed untuk memakai tangan kanan full di aktivitas hariannya? Dampaknya tidak main-main. Risiko serangan penyakit psikologis sangat besar. Jika secara mental sudah tidak sehat, maka kesehatan tubuh pun terancam juga.

3 Aktivitas Latihan Anak Kidal Agar Life Ready

Berarti kalau ‘pengguna tangan kiri’ ya dibiarkan saja pakai tangan kiri untuk semua aktivitasnya? Tentu tidak. Anak juga harus diajarkan mengenai norma umum yang ada di masyarakat.

Hanya saja, perlu digaris bawahi, bahwa caranya tidak dengan memaksa, cukup sounding dan latihan berkala saja. Itu pun tidak semua hal, bisa pada beberapa aktifitas ini.

1. Budaya Salaman

Pada orang normal, maka salaman selalu tangan kanan yang maju dahulu. Nah, anak ‘pengguna tangan kiri’ perlu diajarkan, untuk aktifitas ini tangan kananlah yang harus maju. Terutama untuk orang yang lebih tua atau dihormati, agar tidak salah paham.

Mengingat, keberadaan anak ‘pengguna tangan kiri’ masihlah terlihat aneh di masyarakat luas. Oleh karena itu, agar anak tidak minder, karena omongan orang yang tidak paham, anak haruslah menyesuaikan diri.

Akan tetapi, ingat. Latihannya harus dengan cara lembut, dan sounding tujuannya apa. Jadi bukan semata-mata agar anak ‘menolak’ ‘pengguna tangan kirinya’. Kedepannya, cara ini menjadikan anak tidak trauma dan mampu menerima dengan lapang dada saat sedang diingatkan.

2. Angkat Tangan

Angkat Tangan - Sekolah Prestasi GlobalPhoto by LightFieldStudios on Envatoelements

Dalam suatu forum resmi, kerap angkat tangan menjadi kesiapan seseorang untuk bicara atau mengungkap mendapatkanya. Nilai sopannya, adalah menggunakan tangan kanan. Oleh karena itu, ajarkan anak untuk angkat tangan dengan tangan kanan ini.

Mengingat, tidak semua orang mengenal si anak saat dalam forum tersebut. Sehingga rawan terjadi salah paham jika anak angkat tangan dengan tangan kiri. Ini juga menghindarkan anak dari gunjingan tidak sedap, hanya karena sebuah kebiasaan yang berbeda.

3. Menunjuk

Ketika anak memegang kendali atas sebuah kondisi, maka penggunaan jari telunjuk kerap dipakai. Misalnya saat kerja kelompok, menjadi leader sebuah acara dan lainnya. ajarkan anak untuk memakai tangan kanan saat menginstruksikan sesuatu pada orang lain.

semua itu demi kenyamanan bersama, karena tidak semua orang akan langsung paham kalau anak tersebut ‘pengguna tangan kiri’. pandangan pertama yang melekat saat menunjuk pakai tangan kiri adalah ‘tidak sopan’. jadi, mau tidak mau, anak memang harus diajarkan untuk setara dan memahami budaya sekitar.

selain tiga hal di atas, sebenarnya ada banyak hal lainnya. hanya saja, satu yang pasti, sebagai orang tua jangan pernah memaksakan left handed untuk memakai tangan kanan. biarkan anak belajar menyerap pelan-pelan, agar kesehatan mentalnya terjaga.

Kesimpulan

Tanggal 13 Agustus merupakan hari tangan kidal sedunia, dengan demikian ada pengakuan internasional. Mengenai pengguna tangan kiri aktif ini bukanlah kutukan, juga bukan aib yang harus disembunyikan.

Cara mendidik anak kidal pun tidak boleh dibeda-bedakan dengan anak tangan kanan, karena mereka bukanlah kelainan yang memalukan. Hanya saja, beberapa hal khusus perlu pembeda.

Akan tetapi ini semata-mata untuk mempermudah anak left handed dalam beraktifitas. Misalnya saja, dalam menulis, arah buku, dan lainnya.

Demikian juga yang di Prestasi Global menerapkan cara-cara pendekatan edukasi pada left handed tersebut. Sehingga anak pun tetap fun, menjadi diri sendiri, dan tumbuh rasa percaya diri meski ‘berbeda’ dengan anak lain.

Demikian juga anak yang lain, melihat teman yang left handed, bukanlah hal yang aneh, dan menerima seperti layaknya teman yang lain. Tidak heran jika banyak orang tua mempercayakan pendidikan anaknya ke Prestasi Global.

Selain kurikulum dan metode pembelajarannya secara modern dan lekat nilai-nilai Islam, di sini pun metode pendekatan guru ke anak didik, secara personal. Jadi, guru memahami jika anak memiliki kecerdasan masing-masing, memiliki keunggulan sendiri-sendiri, jadi parameternya tidak saklek satu pakem.

Prestasi Global, wujudkan generasi islami life ready.

Baca Juga: Mengasah Pola Pikir Anak Melalui Permainan Lego 

Akibat apa saja jika anak kidal dipaksa berlatih menggunakan tangan kanan ?

Anak kidal dipaksa berlatih menggunakan tangan kanan dapat mengakibatkan stress, takut pada orang tua, tidak adanya rasa percaya diri, tidak berani mengambil keputusan

Salah satu akibat anak kidal dipaksa berlatih menggunakan tangan kanan yaitu takut pada orang tua, Apa jadinya jika anak takut secara berlebihan ke orang tuanya ?

Peran orang tua itu pelindung utama, dan tempat ternyaman bagi anak, agar hal itu tidak terjadi, jangan memaksa left handed untuk menggunakan tangan kanan secara berlebihan. Cukup ajarkan yang pokok-pokok saja, agar anak survive di kehidupan sosial yang masih melihat ‘pengguna tangan kiri’ adalah keanehan. Misalnya, saat bersalaman dengan yang lebih tua, atau hal sejenisnya.

Ciri-ciri apa saja yang terdapat pada anak kidal ?

Ciri-ciri anak kidal meliputi respon pertama, aktifitas reflek, riwayat genetik