Anak memang merupakan salah satu kiriman Tuhan yang paling bahagia. Namun, bagaimana dengan cara kita mendidik anak tersebut agar berperilaku baik? Tentu hal seperti ini banyak yang tidak mengerti dan terkadang salah. Akan tetapi kebanyakan orang tua memang menganggap bahwa cara mereka untuk mendidik dan juga mengajarkan anak merupakan cara terbaik untuk anak-anak mereka. Untuk itu, bagi orang tua yang memang lebih berpengalaman dan memiliki tanggung jawab penuh terlebih lagi kepada anak-anak mereka tentu nantinya akan merespon perilaku si anak tersebut. Namun, bagaimana dengan sebaliknya jika ada orang tua yang sedikit keras dan memaksa anak? Tentunya ini bisa menjadi salah satu penyebab stress sang anak. Berikut ini ada beberapa informasi yang bisa kalian lihat mengenai hal ini.

 

Photo by Chinh Le Duc on Unsplash

 

1. Orang Tua Banyak Melarang Anak

 

Mengajar dan mendidik anak pada dasarnya tidak mudah, tentu membutuhkan banyak pengetahuan mengenai hal ini sehingga anak tidak salah dididik ataupun menjadi stress akibat perilaku orang tua. Tak hanya itu saja, tidak menutup kemungkinan pula untuk anak diberikan ruang yang sempit untuk masa pertumbuhan dan juga berkembang terlebih lagi tidak sesuai dengan diri mereka sendiri. Jika begitu, alhasil si anak pun mulai bisa menjadi stress. Namun, disini Kami akan menjelaskan mengenai beberapa perilaku orang tua yang dapat membuat anak stress salah satunya yaitu seperti orang tua banyak melarang sang anak.

Jadi, orang tua yang lebih banyak melarang sang anak daripada memberitahu anak tentang apa yang dilakukannya tentu hal seperti ini dapat memicu anak menjadi stress dan sedih. Contohnya yaitu seperti melarang anak untuk bermain di luar rumah sehingga nantinya sang anak akan merasa seperti di dalam penjara rumah serta tidak memiliki teman sebayanya. Untuk itu, hal-hal seperti ini bisa diperhatikan dengan baik khususnya untuk para orang tua yang memiliki anak. Cobalah untuk mengikuti keinginan sang anak atau membiarkan anak bermain di luar sehingga anak pun bisa berbaur dengan lingkungan sekitar. Namun, meskipun membiarkan sang anak bermain di luar tentunya para orang tua harus tetap bisa mengawasi dan menjaga anak dengan baik.

 

2. Orang Tua Menerapkan Peraturan Kaku Tanpa Diberikan Penjelasan Kepada Anak

 

Berikutnya juga merupakan perilaku yang salah dan ini mungkin sering sekali terjadi tanpa disadari oleh para orang tua. Untuk itu, jika orang tua yang menerapkan peraturan kaku seperti ini tanpa memberikan penjelasan yang baik kepada anak tentu anak bisa stress dan sedih. Namun, disisi lain mungkin para orang tua bermaksud untuk anak-anak bisa dapat belajar menjadi baik dan lebih disiplin. Akan tetapi kenyataannya adalah anak-anak akan merasa menjadi sangat diatur dan mereka tidak dapat mengembangkan dirinya sendiri dengan baik.

Langkah yang tepat dalam hal ini yaitu kami sebagai orang tua tentu harus bisa mendiskusikan berbagai aturan yang nantinya akan dibuat bersama dengan anak sehingga sang anak bisa menjadi lebih paham. Tak hanya itu saja, ada baiknya pula kami menjelaskan lebih detail atau terperinci mengenai alasan dalam diperlakukan aturan-aturan tersebut. Jadi, dengan adanya penjelasan yang tepat maka sang anak pun bisa menjadi mengerti dan tidak membuatnya menjadi stress.

Selain itu, dalam membuat aturan juga tidak boleh terlalu keras dan sulit, sebab jika para orang tua melakukan aturan seperti itu membuat anak menjadi mudah stress dan sulit untuk dilakukannya. Untuk itu, pastikan untuk membuat peraturan-peraturan yang mudah dan bisa dilakukan oleh sang anak. Begitu juga dengan prestasi sang anak, cobalah tidak menuntut sang anak untuk memiliki prestasi yang jauh lebih baik lagi. Sebab ini juga bisa menjadi salah satu faktor anak menjadi stress.

Jika nantinya sang anak tidak dapat mengusai pelajaran dengan baik dan mendapatkan nilai yang tidak bagus maka sebaiknya kami sebagai orang tua tidak memarahi anak atau menghukumnya. Misalnya yaitu seperti anak nantinya memberitahukan kepada orang tuanya mengenai nilai ujian yang didapatkan, contohnya yaitu nilai matematika 70. Namun, terkadang ada banyak orang tua yang dengan secara spontan memberikan komentar ataupun langsung menjawabnya, mengapa tidak bisa mendapatkan nilai 100? Hal seperti ini tentu membuat anak menjadi khawatir dan menjadi beban.

Untuk itu, sebagai perilaku yang baik maka kami sebagai orang tua bisa memberikan komentar yang baik-baik dan memberikan semangat ataupun motivasi yang bagus untuk anak sehingga anak pun mau lebih berusaha dan belajar giat lagi. Pastikan untuk memberikan kata-kata yang bagus sehingga anak tidak menjadi sedih dan kecewa.

 

3. Membandingkan-Bandingkan Anak

 

Hal ini bisa dikatakan sebuah perilaku yang sering sekali dilakukan oleh orang tua dan ini termasuk perilaku yang tidak baik serta tidak perlu di contoh. Dimana orang tua yang tidak puas dengan anaknya tentu kerap sekali membanding-bandingkan anak dengan kakak, adiknya ataupun anak orang lain. Jika hal ini sering sekali para orang tua lakukan maka mulai sekarang sudah bisa stop dan jangan lakukan lagi. Mengapa demikian? karena memang  perilaku ini tidak baik untuk dicontoh sehingga nantinya bisa membuat anak menjadi sedih, takut, khawatir dan juga stress.

Perlu dan penting untuk kami sadari bahwa setiap anak tentunya akan memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Untuk itu, kami sebagai orang tua harus bisa menyadari itu dan cobalah untuk menerimanya. Jika para orang tua bisa melakukan hal seperti itu dijamin anak akan menjadi semakin percaya diri dan dapat membuktikan bahwa ia bisa melakukan yang terbaik untuk dirinya sendiri serta membanggakan orang tuanya.

Tak hanya itu saja, hobi dan juga kemampuan tentunya setiap anak pasti berbeda-beda. Oleh karena itu, tugas orang tua yaitu membangunkan karakter anak dan mendidiknya dengan baik serta mendukung kemauan anak seperti yang ia inginkan. Misalnya yaitu sang anak ingin menjadi guru, maka pastikan untuk kami sebagai orang tua mendukung penuh sang anak untuk bisa mengapai mimpinya. Jangan hanya lihat materi ataupun uang yang didapatkan dari hasil kerja tersebut, lihatlah sejauh mana keinginan anak ataupun ketulusan hatinya menjadi seorang guru, sebab ini merupakan hal yang jauh lebih penting.

 

4. Orang Tua Saling Bertengkar Di Depan Anak

 

GOODSHOOT VIA GETTY IMAGES

 

Selanjutnya yaitu orang tua yang sering dan saling bertengkar di depan anak. Perilaku yang seperti ini tentunya sering sekali tidak diperhatikan oleh banyak orang tua pada saat ini. Misalnya yaitu seperti contoh meributkan prestasi sang anak. Dimana suami dan istri ribut mengenai hal ini hingga sampai bertengkar di depan anak. Tentu hal ini membuat anak menjadi sedih, takut, khawatir dan stress sehingga anak pun menjadi tidak semangat lagi dalam mengapai mimpinya.

Namun, kami menjelaskan bahwa menjadi orang tua yang baik tentu tidak semudah yang kalian bayangkan, ini adalah salah satu tugas untuk orang tua menjadi orang tua yang baik. Mengerti anak dan memahami anak tentu bukan suatu hal yang mudah untuk dilakukan, namun jika kami berusaha dengan sebaik mungkin serta mengetahui mana yang baik atau tidak tentu kalian akan menjadi orang tua yang bertanggung jawab, baik dan bijak sana.

Akan tetapi, kembali lagi ke permasalahan yang tadi yang mana jika orang tua meributkan prestasi anak di depan anak hingga sampai terjadi keributan tentu ini bisa membuat anak menjadi stress. Orang tua dapat membuat anak stress tentu akan berdampak buruk kepada perilaku anak dan nantinya bisa membuat anak menjadi membangkang serta tidak mau dengar lagi perkatakan orang tuanya. Untuk itu, sebagai langkah yang bijaksana yang bisa para orang tua lakukan mengenai hal ini maka para orang tua bisa mendiskusikan dengan baik bersama anak mengenai prestasinya ataupun orang tua juga bisa mendiskusikan antara ayah dan ibu saja tanpa harus melibatkan sang anak mengenai hal ini sehingga anak pun tidak ikut-ikutan stress.

Tak hanya itu saja, apabila sampai didengar oleh anak mengenai pertengkaran ini tentunya sang anak pun akan menganggap ataupun berpikir bahwa dirinya hanyalah masalah untuk kedua orang tuanya sehingga ia pun menjadi beban di dalam hatinya. Untuk itu, pastikan perilaku seperti ini disadari oleh para orang tua sehingga anak-anak tidak mudah menjadi stress dan menjadi tekanan batin untuk dirinya.

 

5. Orang Tua Terlalu Keras Terhadap Anak dan Kurang Peduli Terhadap Potensi Sang Anak

 

Photo by Jessica Mccaslin on google

 

Orang tua yang berperilaku keras terhadap anak tentu membuat anak menjadi tertekan dan takut. Tentu hal seperti ini akan tidak baik sekali untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Untuk itu, sifat keras dan perilaku buruk terhadap anak sebaiknya dihilangkan serta sebaiknya para orang tua bisa memberikan pujian-pujian yang baik untuk anak sehingga ia bisa jauh lebih bersemangat lagi.

Tak hanya itu saja, pastikan pula kami memberikan semua dukungan dan kasih sayang kepada anak sehingga ia bisa menjadi senang dan tidak ada beban di dalam hatinya. Kemudian para orang tua juga harus bisa memberikan komentar-komentar yang positif dan baik untuk anak. Bagaimana tidak? Terkadang saat ini sangat banyak sekali terjadi dan tanpa disadari bahwa orang tua memang selalu memberikan komentar ataupun label negatif kepada anak dengan mengatakan bahwa anak anak, bodoh, malas dan sebagainya. Hal seperti ini tentu akan membuat sang anak merasa bahwa dia memang seperti itu dan membuatnya menjadi kurang percaya diri.

Selain itu, jika sang anak merupakan anak tipe aktif dan suka banyak bertanya pastikan untuk para orang tua memberikan penjelasan dan jawaban yang terbaik sehingga anak bisa mudah dengan mengerti. Namun, ada juga orang tua yang masih kurang kesadaran mengenai hal ini terlebih lagi melihat potensi sang anak. Seperti yang telah kami jelaskan sebelumnya di atas bahwa setiap anak tentunya memiliki potensi dan kemampuan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, inilah tugas orang tua untuk bisa lebih memperhatikan potensi sang anak bagaimana yang ia inginkan dan dilakukannya.

Nah, itulah ada beberapa informasi yang bisa kami berikan penjelasan dan dapat kalian lihat seperti di atas khususnya untuk para orang tua yang berperilaku buruk dan membuat anak menjadi stress. Namun, untuk dapat mengurangi stress usia muda maka para orang tua harus bisa belajar dengan baik dan lebih memahami kondisi sanga anak.

 

 

Apa saja penyebab stress pada anak?

1. Orang Tua Banyak Melarang Anak 2. Orang Tua Menerapkan Peraturan Kaku Tanpa Diberikan Penjelasan Kepada Anak 3. Membandingkan-Bandingkan Anak 4. Orang Tua Saling Bertengkar Di Depan Anak 5. Orang Tua Terlalu Keras Terhadap Anak dan Kurang Peduli Terhadap Potensi Sang Anak

Mengapa sifat orang tua membanding-bandingkan dapat membuat stess pada anak?

karena memang perilaku ini tidak baik untuk dicontoh sehingga nantinya bisa membuat anak menjadi sedih, takut, khawatir dan juga stress. Perlu dan penting untuk disadari bahwa setiap anak tentunya akan memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Untuk itu, sebagai orang tua harus bisa menyadari itu dan cobalah untuk menerimanya. Jika para orang tua bisa melakukan hal seperti itu dijamin anak akan menjadi semakin percaya diri dan dapat membuktikan bahwa ia bisa melakukan yang terbaik untuk dirinya sendiri serta membanggakan orang tuanya.

Apa langkah yang bijaksana yang bisa para orang tua lakukan untuk menyelesaikan masalah yang baik dengan anaknya agar tidak stress?

para orang tua bisa mendiskusikan dengan baik bersama anak mengenai prestasinya ataupun orang tua juga bisa mendiskusikan antara ayah dan ibu saja tanpa harus melibatkan sang anak mengenai hal ini sehingga anak pun tidak ikut-ikutan stress.