Seperti kita ketahui bersama, Al-Qur’an dan As-Sunnah, sudah memberikan berbagai macam panduan yang jelas, tentang bagaimana cara mendidik sang buah hati. Tentunya ini menjadi sebuah keberkahan tersendiri, jika para muslim sekalian mengikuti petunjuk yang diberikan oleh Rasulullah tersebut.

Melalui Al-Qur’an dan hadist inilah, Rasulullah memberikan berbagai macam panduan, bagaimana cara sebaiknya mendidik anak dalam Islam! Tentunya pola tersebut, sesuai dengan posisi dan tanggung jawab masing-masing orang tua, baik itu pihak ibu dan pihak ayah. Kedua orang tua, harus kompak, dan mampu memberikan porsinya masing-masing, agar pola pendidikan anak jadi lebih terarah. Tentunya Anda sebagai orang tua juga perlu mengetahui bahwa ada hak yang harus diberikan oleh orang tua kepada anaknya, dan demikian sebaliknya, hak antara anak terhadap orang tua. Ulasan kali ini akan membahas tentang 3 pesan Rasulullah yang patut Anda perhatikan, dalam mendidik anak, diantara sekian banyak pesan lainnya, yang berhubungan dengan pola asuh dan pola didik anak, antara lain :

 

1. Memperkenalkan dan Mendidik Anak tentang Tauhid

Manfaat Membaca Al-Quran

Hal pertama yang tentunya harus diperhatikan, diperkenalkan dalam cara mendidik anak, adalah tentang ketauhidan. Ini adalah hal pertama yang harus diajarkan, sebelum pelajaran lainnya, seperti mengajarkan tentang Al-Qur’an dan juga As- Sunnah.

Mengisi iman adalah pondasi utama seorang muslim, sebagaimana yang telah dicontohkan oleh seorang Rasulullah, ke dalam dada para sahabat. Mengingat para sahabat ini adalah generasi terbaik, dari semua generasi yang ada. Ketika pelajaran ketauhidan tersebut sudah terisi, atau sudah ditanamkan di dalam dada, apalagi hingga seorang muslim tersebut mengerti benar akan makna ketauhidan tersebut. Maka ketika diberi pelajaran lainnya, yang berhubungan dengan ketauhidan tersebut, tentunya informasi tersebut akan semakin terekam, dan iman yang dimilikinya akan semakin tebal. Sedangkan jika ada beberapa informasi yang diterima berseberangan dengan ketauhidan yang pertama kali diberikan, maka dirinya akan mampu menyaringnya dengan baik. Hasilnya dirinya atau dalam hal ini sang anak, tidak akan berbuat hal-hal yang berseberangan dengan tauhid atau iman yang ada di dalam dirinya. Misalnya saja, berbuat, aneka macam hal yang dilarang oleh agama dan yang lainnya.

Dalam Sya’bul Iman, juz 6, hal.398 dari Ibn Abbas, Rasulullah SAW pernah bersabda, bahwa setiap orang tua harus memberikan informasi tentang kalimat “Lailaha-illaallah” untuk pertama kalinya, sebelum sang anak belajar tentang kata atau kalimat apapun. Tidak hanya ketika sang anak baru lahir, ketika sang anak hendak meninggal dunia, bacaan “lailaha-Illallah”, juga sebaiknya diperdengarkan.

Karena sesungguhnya, siapapun yang di awal dan di akhir pembicaraan menyelipkan kalimat tersebut. Maka dalam hidupnya, walaupun itu selama seribu tahun lamanya, apapun dosa yang pernah dirinya perbuatan semasa hidup, tidak akan ditanyakan kepadanya.

Dilihat berdasarkan hadits di atas, Imam Al Baqir dan Imam ash Shadiq ra, dalam kitab Al Alami hal. 475, pernah berkata, bahwa ada beberapa tahapan yang dapat orang tua lakukan, ketika memperkenalkan Allah dan ketauhidan pada sang anak, yaitu :

1. Usia 3 tahun. Sebaiknya ajarkan kepadanya sebuah kalimat tauhid, yaitu “Laila ha illallah”, kalimat tersebut sebaiknya dibacakan dan diulang sebanyak 7 kali. Hal ini dilakukan agar sang anak hafal dan mampu melafalkannya dengan baik, walaupun memang pada usia tersebut, sang anak belum dapat berbicara secara lancar.

2. Usia 3 tahun, 7 bulan. Selang beberapa bulan kemudian, Anda akan kembali mengajarkan kalimat “Muhammad Rasulullah”.  Tentu saja, kalimat tersebut, juga akan dibacakan secara berulang. Baik dalam hari yang sama, atau pada hari-hari lainnya.

Dalam memberikan kalimat-kalimat tersebut, sebaiknya dilakukan berulang-ulang. Dengan posisi sang anak sedang dalam kondisi baik, dan mau mendengarkannya dengan baik. Adanya pengulangan tersebut, secara tidak langsung, membuat anak mampu mengucapkannya dengan baik, walaupun dengan lafal yang dirinya bisa lakukan.

Tidak hanya kalimat yang berulang-ulang saja, Anda juga sebaiknya memberikan arti dan makna akan kalimat tersebut. Tentu saja hal ini dilakukan agar sang anak lebih paham dan mengerti akan kalimat tersebut. Jadi kelak, ketika dirinya sudah dewasa, inti dan makna akan kalimat-kalimat tersebut, mampu meresap dengan baik di dalam dada, dan bahkan mampu diterapkan dalam tingkah laku dan akhlaknya sehari-hari.

2. Mendidik Anak tentang Shalat

 

Mendidik anak tentang sholat

Ilustrasi Anak Muslim Foto: Shutterstock

Berikutnya adalah mendidik anak tentang Shalat. Masih dari buku yang sama, yaitu kitab Imam al Baqir dan Imam ash Shadiq ra. Dalam buku tersebut juga menjelaskan bagaimana cara mendidik dan memperkenalkan anak Anda tentang shalat. Sama seperti sebelumnya, ada beberapa tahap yang perlu diperhatikan dan diperkenalkan tentang ajaran sholat tersebut, mulai dari :

1.Usia anak 5 tahun. Pertama-tama, pada saat anak memasuki usia 5 tahun, dan pada saat itu sang anak sudah mengetahui arah, misalnya saja mana bagian kanan dan mana bagian kiri. Maka pada saat itulah, sang anak mulai diperkenalkan dan diajarkan tentang arah kiblat, tidak ada salahnya jika mulai mengajaknya untuk melakukan shalat. Dalam hal ini, gerakan shalatnya adalah intinya, sedangkan untuk bacaanya tidak, namun Anda tetap dapat memperdengarkannya. Teknik ini, membuat anak hafal, secara tidak langsung.

2.Usia anak 7 tahun. Memasuki usia 7 tahun, mulailah ajak sang anak untuk melakukan beberapa gerakan wudhu, terutama membasuh wajah, dan kedua telapak tangan. Tentunya kegiatan ini dilakukan sebelum dirinya melakukan sholat.

3. Usia anak 9  tahun. Ketika sang anak memasuki usia 9 tahun, maka ajarkan sang anak tentang tata cara berwudhu. Dalam usia tersebut, berikan pengertian dan pengetahuan, tentang kewajiban sholat. Jika sang anak melalaikan sholat, tidak ada salahnya jika memberikan hukuman ringan kepadanya. Tentunya hal seperti ini dilakukan, karena pada usia tersebut, sang anak sudah mulai memahami akan aneka aturan, tata tertib dan urutan tentang berwudhu dan sholat tersebut.

Dalam mendidik anak tentang sholat tersebut juga dituangkan dalam beberapa hadis, salah satunya adalah yang dikatakan oleh Ibnu Abbas, dalam Silsilah Shahihah no 1447, di mana di dalamnya, Nabi pernah berkata, bahwa ‘sebaiknya menggantung cambuk, di tempat yang mudah dilihat oleh seluruh penghuni rumah, karena hal tersebut, bermanfaat untuk mendidik mereka semua’. Maksud dari hadis ini adalah, untuk memberikan penekanan tentang adab tingkah laku, agar anak-anak sopan dan mempunyai akhlak mulia, tentunya juga budi pekerti yang baik. Bukan berarti digunakan, namun lebih ke simbolis, untuk mematuhi aturan yang ada, dan menjalankannya sebagaimana mestinya.

3. Hak Anak Dalam Pendidikan

Bagi Kesehatan

Dalam pola pendidikan parenting islami, tentunya ada hak anak yang berkaitan dengan pendidikan. Pendidikan yang diberikan pun tentunya harus yang bersifat baik, seperti memberi contoh bagaimana bertingkah laku selayaknya umat muslim. Berbagai contoh tersebut, diberikan dalam berbagai aktivitas sehari-hari, mulai dari hal-hal kecil, hingga hal-hal yang sifatnya mendetail. Tentu saja hal tersebut, berkaitan juga dengan pendidikan agama yang akan diberikan, antara lain :

1.Dimulai dari hal yang sederhana, terutama ketika sang anak baru lahir, dengan memberikan nama yang baik. Tentunya Anda dapat mencari informasi nama ini dari berbagai macam sumber. Anda dapat mencarinya di Al-Qur’an, nama tokoh Islam, atau yang lainnya. Mengingat kini banyak juga situs yang membantu Anda dalam mencari tahu, nama-nama Islami, lengkap dengan artinya.

2.Melakukan aqiqah, sekaligus memotong rambutnya. Hal ini dilakukan agar sang anak diberi doa keselamatan, dan dibersihkan dari hal-hal yang negatif. Prosesi tersebut, biasanya dilakukan pada hari ke-7 setelah sang jabang bayi baru lahir.

3.Pendidikan dari ayahnya. Dalam Islam, tidak hanya sang ibu yang berperan dalam mendidik anak, namun juga sang ayah. Peran seorang ayah, dalam mendidik anak, baik itu anak perempuan atau juga lelaki, adalah mampu menanamkan budi pekerti yang luhur, memberikan latihan fisik yang sesuai kemampuan anak, dan juga mengajarkan sang anak untuk latihan menulis. Pendidikan seperti ini, tentunya bermanfaat untuk hidupnya di masa yang akan datang. Selain itu, juga adanya harga yang diwarisi secara halal.

Tentang Ibadah-ibadah Serta Amalan Lainnya

Sekolah SD Unggulan di Depok - Sekolah Prestasi Global

Selain tentang beberapa cara mendidik anak secara islami, seperti yang telah disebutkan diatas, sebenarnya masih ada beberapa cara lainnya, yang tentu saja berhubungan dengan cara mendidik anak, secara Islami, yang harus Anda ketahui. Terutama tentang bagaimana cara memperkenalkan sang anak, akan ibadah dan amalan lainnya.

Dalam hal ini, ketika sang anak memasuki usia baligh, maka dalam hal ini, orang tua akan mengenalkan tentang tata cara dan pentingnya berpuasa, dan juga mengajarkan tentang kewajiban shalat itu sendiri. Tidak hanya sampai disana, sebagai orang tua, pada saat anak memasuki usia tersebut, sebaiknya perintahkan kepadanya untuk mulai mencari ilmu, dan mulai menghafal Al-Qur’an. Tahapannya akan dimulai dengan cara membaca secara perlahan dan juga mencatat.

Berdasarkan kitab Risalatul Huquq, yang dijelaskan oleh Imam Ali Zainal Abidin, menjelaskan, hak anak, tentunya berasal dari orang tuanya. Tentunya segala kebaikan dan keburukannya di dunia, berasal dari orang tuanya. Tentunya orang tua yang akan bertanggung jawab, dalam membimbing menuju Allah, serta membantu untuk mentaati aneka aturan yang telah diberikan.

Sedangkan berdasarkan Al Khishal, hal 568, menyebutkan bahwa seseorang, dalam hal ini orang tua, harus memperlakukan anaknya, sebagaimana dirinya mengetahui ketika dirinya berbuat baik, pada anaknya. Tentunya dirinya, atau dalam hal ini orang tuanya, akan mendapatkan pahala. Demikian pula sebaliknya, jika berbuat buruk, maka hukuman yang akan didapat.

Demikianlah inti dari beberapa pesan Rasulullah tentang cara mendidik anak, dan cara memberikan pendidikan pada anak-anaknya. Menjadi orang tua memang tidak mudah, namun dengan berbekal ilmu mendidik anak yang baik, tentunya masalah mendidik anak secara Islami, jadi tidak terlalu sulit. Ulasan di atas, tentang parenting adalah sebagian informasi kecil, sekaligus inti dari aturan dan tata acar sebaiknya yang pernah dilakukan oleh Rasulullah, ketika mendidik anak-anaknya dan  juga para sahabatnya. Tentunya semoga informasi yang diberikan di atas, berguna dan mampu memberikan sedikit pengarahan tentang bagaimana cara mendidik anak secara Islami, berdasarkan tuntunan dari Rasulullah.

Dalam mendidik anak, diantara sekian banyak pesan lainnya, yang berhubungan dengan pola asuh dan pola didik anak,adalah?

1. Memperkenalkan dan mendidik anak tentang Tauhid 2. Mendidik anak tentang Shalat 3. Hak anak dalam pendidikan

Bagaimana cara memperkenalkan Allah dan ketauhidan pada sang anak?

yaitu dengan, 1. Usia 3 tahun. Sebaiknya ajarkan kepadanya sebuah kalimat tauhid, yaitu “Laila ha illallah”, kalimat tersebut sebaiknya dibacakan dan diulang sebanyak 7 kali. Hal ini dilakukan agar sang anak hafal dan mampu melafalkannya dengan baik, walaupun memang pada usia tersebut, sang anak belum dapat berbicara secara lancar. 2. Usia 3 tahun, 7 bulan. Selang beberapa bulan kemudian, Anda akan kembali mengajarkan kalimat “Muhammad Rasulullah”. Tentu saja, kalimat tersebut, juga akan dibacakan secara berulang. Baik dalam hari yang sama, atau pada hari-hari lainnya.

Ada beberapa tahap yang perlu diperhatikan dan diperkenalkan tentang ajaran sholat ,dan jelaskan!

a. Usia anak 5 tahun. Pertama-tama, pada saat anak memasuki usia 5 tahun, dan pada saat itu sang anak sudah mengetahui arah, misalnya saja mana bagian kanan dan mana bagian kiri. Maka pada saat itulah, sang anak mulai diperkenalkan dan diajarkan tentang arah kiblat, tidak ada salahnya jika mulai mengajaknya untuk melakukan shalat. Dalam hal ini, gerakan shalatnya adalah intinya, sedangkan untuk bacaanya tidak, namun Anda tetap dapat memperdengarkannya. Teknik ini, membuat anak hafal, secara tidak langsung. b. Usia anak 7 tahun. Memasuki usia 7 tahun, mulailah ajak sang anak untuk melakukan beberapa gerakan wudhu, terutama membasuh wajah, dan kedua telapak tangan. Tentunya kegiatan ini dilakukan sebelum dirinya melakukan sholat. c. Usia anak 9 tahun. Ketika sang anak memasuki usia 9 tahun, maka ajarkan sang anak tentang tata cara berwudhu. Dalam usia tersebut, berikan pengertian dan pengetahuan, tentang kewajiban sholat. Jika sang anak melalaikan sholat, tidak ada salahnya jika memberikan hukuman ringan kepadanya. Tentunya hal seperti ini dilakukan, karena pada usia tersebut, sang anak sudah mulai memahami akan aneka aturan, tata tertib dan urutan tentang berwudhu dan sholat tersebut. Dalam mendidik anak tentang sholat tersebut juga dituangkan dalam beberapa hadis, salah satunya adalah yang dikatakan oleh Ibnu Abbas, dalam Silsilah Shahihah no 1447, di mana di dalamnya, Nabi pernah berkata, bahwa ‘sebaiknya menggantung cambuk, di tempat yang mudah dilihat oleh seluruh penghuni rumah, karena hal tersebut, bermanfaat untuk mendidik mereka semua’. Maksud dari hadis ini adalah, untuk memberikan penekanan tentang adab tingkah laku, agar anak-anak sopan dan mempunyai akhlak mulia, tentunya juga budi pekerti yang baik. Bukan berarti digunakan, namun lebih ke simbolis, untuk mematuhi aturan yang ada, dan menjalankannya sebagaimana mestinya.