Dengan membangun lingkungan yang kondusif dalam pembelajaran, siswa dapat merasakan manfaat-manfaat luar biasa yang umumnya tidak dapat mereka terima dengan belajar di lingkungan yang, katakanlah, “biasa-biasa saja”. Bahkan, efek dari dampak tersebut memiliki sifat yang sangat influential bagi performa belajar anak didik ke depannya, melebihi dari apa yang terlihat di permukaan.

Percaya atau tidak, pada siswa dapat belajar lebih baik ketika mereka merasa nyaman dengan lingkungan belajarnya. Perasaan tersebut biasanya timbul ketika siswa terekspos dengan learning environment yang membekali mereka dengan komponen-komponen belajar yang bersifat supportive. Faktanya, hasil penelitian dari The University of Salford membuktikan bahwa kondisi dari lingkungan kelas berpengaruh secara signifikan terhadap performa akademik siswa, dengan persentase menyentuh angka 25.

Dengan kata lain, tidak bisa dipungkiri lagi jika pembentukan lingkungan belajar yang kondusif seharusnya menjadi perhatian bersama bagi para tenaga pendidik. Bahkan, statusnya perlu ditingkatkan menjadi sebuah keharusan mengingat pendidikan yang berkualitas adalah kunci dari masa depan bangsa.

5 Tips Membangun Lingkungan yang Kondusif dalam Pembelajaran

Tips Membangun Lingkungan yang Kondusif dalam Pembelajaran - Sekolah Prestasi Global

Lingkungan pembelajaran yang kondusif dapat berarti sebagai sebuah lingkungan di mana siswa merasakan adanya a sense of belonging, kepercayaan terhadap sesama murid dan guru, juga dorongan untuk menyelesaikan tantangan, mengajukan pertanyaan, dan mengambil risiko.

Ini merupakan deskripsi yang diuraikan oleh Jeffrey P. Dorman dan beberapa rekannya dalam hasil risetnya yang dipublikasikan pada tahun 2006 silam. Lebih lanjut lagi, Dorman dkk pun menegaskan bahwa lingkungan yang ideal bagi pembelajaran seperti di atas biasanya memenuhi unsur-unsur berikut:

  • Menyediakan konten pembelajaran yang relevan
  • Menciptakan kesempatan bagi seluruh anak didik untuk membangun keterampilan sosial mereka
  • Memberikan umpan balik yang actionable dan real
  • Merencanakan strategi yang terstruktur untuk mewujudkan tujuan pembelajaran

Di Prestasi Global, kami senantiasa mengimplementasikan kiat-kiat berikut demi menghadirkan lingkungan belajar yang bukan sekadar menyenangkan, namun juga mendukung prestasi belajar anak. Ini karena kami percaya sepenuhnya dengan dampak positif dari menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Pasalnya, strategi ini berpotensi menghasilkan reaksi domino yang positif dan berkesinambungan bagi pembelajaran anak.

Ketika para murid terdorong untuk merayakan keberhasilan mereka dan memetik hikmah dari kesalahan mereka, mereka akan secara aktif terlibat dalam pembelajaran. Dan, dalam jangka panjang, ini akan melipatgandakan efektivitas dari kegiatan belajar mengajar itu sendiri. Alhasil, kami pun yakin bahwasanya Anda dapat meniru strategi yang sama untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif selama buah hati Anda mengikuti pembelajaran daring di rumah.

1. Jauhkan Distraksi dari Area Belajar

Sebagai orang tua, Anda tentunya tahu betul jika konsentrasi anak-anak mudah teralihkan oleh benda-benda yang ada di sekitarnya. Nah, inilah alasan mengapa Anda sebaiknya mendesain ruang belajar (atau ruang manapun di dalam rumah) agar sekondusif mungkin.

Bagaimana caranya?

Pertama-tama, singkirkan barang-barang yang dapat mengganggu suasana belajar, yang mana boleh jadi merupakan sumber kebisingan. Contohnya, peralatan elektronik seperti TV, speaker, dan CD player, semestinya Anda letakkan di ruangan lain.

Selanjutnya, pastikan agar anak belajar di dalam ruangan dengan pencahayaan yang cukup.

Begini, Anda barangkali menganggap jika selama ini anak Anda dapat melihat dengan baik. Sayangnya, Anda tidak pernah tahu secara pasti seberapa besar upaya yang indra penglihatan kita mesti kerahkan untuk membaca apa-apa yang ada di hadapan kita.

Nah, hal yang sama sejatinya juga terjadi pada mata buah hati Anda. Jika tidak ada cukup cahaya, mata akan mencoba mempertajam gambar melebihi kemampuan aslinya. Akibatnya, otot-otot mata berisiko gampang lelah dan tegang. Kalau sudah begitu, konsentrasi belajar anak pun menurun.

Oleh karena itu, selalu pastikan agar ruang belajar anak mendapat penerangan yang cukup.

2. Terapkan Metode Mengajar yang Menggugah Ketertarikan Anak

Membangun Lingkungan yang Kondusif dalam Pembelajaran - Sekolah Prestasi Global

Tahukah Anda? Belajar tidak selamanya harus dilakukan di dalam ruangan.

Anda bisa memanfaatkan minat anak Anda dalam bidang-bidang tertentu untuk menciptakan metode pembelajaran khusus, yang pastinya berpotensi meningkatkan persentase keterlibatan anak di dalam kegiatan tersebut.

Artinya, Anda juga boleh mengajak anak untuk belajar di luar ruangan (outdoor), asalkan lingkup tersebut bebas dari gangguan-gangguan seperti yang telah kami paparkan di bagian sebelumnya.

Misalnya, jika buah hati Anda gemar bermain sepak bola, beri ia sedikit latar belakang atau sejarah dari olahraga kesukaannya itu selagi Anda menemaninya bermain. Tambahkan juga pengetahuan lainnya yang berkaitan dengan olahraga tersebut, seperti tokoh penting di dunia sepak bola tanah air atau pentingnya kerjasama tim dalam permainan. Selain itu, suasana belajar juga tidak melulu harus bersifat formal.

Contohnya, adakan agenda menonton film bersama setiap minggu yang berkaitan dengan salah satu mata pelajaran yang tengah anak Anda pelajari. Meski sifatnya informal, namun metode yang satu ini tidak kalah bermanfaat dari konsep belajar pada umumnya. Menonton acara-acara dokumenter dari kanal National Geographic lalu mengadakan diskusi terbuka setelahnya merupakan salah satu contoh cara belajar geografi yang asik buat anak.

Atau, ajak anak untuk memainkan games interaktif untuk mengajarinya rumus-rumus kompleks. Ada berbagai macam jenis permainan yang dapat Anda aplikasikan saat mengulas konsep matematika tertentu, seperti BINGO, teka-teki silang, dan ular tangga dengan sedikit modifikasi.

3. Hadiahi Anak dengan Pujian

Dalam ranah psikologi, ada satu konsep bernama reinforcement, atau yang dalam bahasa Indonesia juga berarti “penguatan”.

Reinforcement sendiri merupakan gagasan tentang bagaimana konsekuensi dari tindakan tertentu menjadikan pelakunya memiliki kecenderungan untuk melakukan tindakan yang sama sekali lagi di masa mendatang, atau justru sebaliknya.

Alhasil, mengikuti pola yang sama, ketika Anda memuji hasil pekerjaan buah hati Anda, niscaya hal tersebut akan mendorong mereka untuk terus bekerja keras. Mereka akan termotivasi untuk selalu belajar segiat mungkin lantaran respon positif dari Anda.

Sebaliknya, apabila Anda jarang mengapresiasi achievement buah hati, anak akan berasumsi bahwa apapun yang mereka lakukan tidak berharga di mata Anda. Lama-kelamaan, anak pun enggan untuk mengerahkan usaha terbaiknya.

Kendati demikian, Anda harus mewaspadai dampak negatif dari memberikan pujian secara berlebihan. Ini karena pujian yang berlebihan dapat menyebabkan anak-anak berpikir bahwa mereka telah mencapai hasil yang sempurna. Akibatnya, anak-anak pun mandek di tempat. Jelas, ini akan mempengaruhi perkembangan kepribadian mereka.

Lalu, bagaimana cara memuji anak yang benar?

Cara yang baik untuk melakukan ini adalah dengan memajang hasil karya mereka di sekitar rumah. Pastikan mereka tahu Anda bangga sehingga mereka juga bisa! Misalnya, tempelkan kertas ujian buah hati di kulkas atau lorong-lorong rumah. Tunjukkan kepada mereka bahwa Anda bangga dengan pencapaiannya, dan perasaan tersebut secara otomatis akan menular kepada anak.

4. Tunjukkan Ketertarikan terhadap Pembelajaran Anak

Para ahli menegaskan bahwasanya ketika orang tua turut terlibat dalam kegiatan belajar anak, maka ia memiliki peluang yang lebih tinggi untuk berhasil secara akademis. Apalagi, dengan menunjukkan minat Anda terhadap studi buah hati Anda dan ikut serta dalam pembelajarannya, Anda sejatinya sedang mengirimkan pesan penting padanya.

Dengan melakukan hal tersebut, anak pun tahu bahwa pendidikannya merupakan sesuatu yang bernilai tinggi bagi Anda. Dan, karena Anda peduli terhadapnya, maka si kecil juga akan melakukan hal yang sama. Sebenarnya, ada beberapa cara mudah untuk menjadi lebih proaktif terhadap pembelajaran anak Anda, bahkan jika Anda tergolong orang tua paling sibuk sekalipun.

Pertama, kirim pesan kepada wali kelas buah hati Anda dan tanyakan mengenai progress-nya. Tanyakan juga apakah ada event penting yang akan diselenggarakan dalam waktu dekat di mana Anda harus berpartisipasi di dalamnya. Pun, adalah ide yang bagus untuk mengikuti akun media sosial sekolah si kecil, seperti laman Facebook atau Instagram. Dengan mempraktikkan trik ini, anak Anda mungkin akan terkejut dengan pengetahuan luas Anda tentang hal-hal yang terjadi di sekolahnya.

Cara lainnya yaitu dengan membiasakan anak agar selalu terbuka mengenai kejadian-kejadian yang berkaitan dengan belajarnya di sekolah. Dorong anak Anda untuk membicarakan pengalaman belajarnya hari itu, termasuk kekhawatiran tertentu yang mungkin ia miliki. Trik ini dapat memberikan Anda informasi lebih mengenai strengths dan weaknesses buah hati Anda sendiri, serta mata pelajaran apa yang ia suka dan tidak sukai. Komunikasi dua arah sangat penting untuk mengembangkan hubungan orang tua dan anak yang positif. Lebih-lebih lagi, dialog terbuka seperti ini sangat penting untuk menjaga kecintaan anak terhadap belajar.

5. Beri Anak Perhatian dan Dukungan yang Cukup

Faktor penting lainnya dengan impact besar terhadap kualitas belajar anak ialah sense of belonging atau “rasa memiliki”. Di samping itu, ini juga termasuk salah satu kebutuhan emosional utama anak yang harus Anda penuhi. Kami sudah menyinggungnya sedikit di atas, tapi mari kita perjelas lebih dalam mengenai konsep tersebut.

Jadi, perasaan ini muncul ketika anak menjalin hubungan yang kuat dengan orang tua, guru, atau sekelompok orang tertentu. Ketika anak-anak merasakan sense of belonging yang kuat dengan anggota keluarga, teman sebaya, dan yang lainnya, mereka akan memiliki emosionalitas yang baik. Juga, anak-anak akan menjadi lebih mampu menghadapi segala tantangan di sekitarnya. Kesimpulannya, mengembangkan sense of belonging sejak dini memungkinkan buah hati Anda merasa percaya diri dalam mengeksplorasi ide-ide baru, terlibat secara aktif dalam pembelajaran, dan mengekspresikan dirinya.

Dan, kebutuhan emosional anak yang satu ini hanya bisa terpenuhi lewat kehadiran orang tua yang penuh kasih dan suportif. Pun, ini juga bisa hanya terpenuhi berkat ayah dan ibu yang suportif terhadap perkembangannya. Faktanya, tidak ada satupun anak yang dapat berkembang dengan baik, entah itu secara kognitif maupun akademis, tanpa merasa didengar dan dicintai.

Oleh karena itu, adanya perasaan terkoneksi dengan orang-orang terdekatnya akan sangat membantu dalam menciptakan motivasi belajar dalam diri anak Anda. Betul, motivasi eksternal penting untuk menumbuhkan kecintaan anak-anak terhadap belajar. Sayangnya, tidak ada yang bisa mengalahkan kemujaraban dari motivasi internal (yang datangnya dari dalam diri sendiri). Dan, motivasi internal ini hanya bisa anak peroleh melalui kehidupan berkeluarga yang bahagia.

Kesimpulan

Dari penjelasan di atas, dapat Anda simpulkan jika pembentukan lingkungan yang kondusif dalam pembelajaran tidak sekadar terbatas pada membangun lingkungan fisik yang nyaman dan memfasilitasi kegiatan belajar murid. Namun, lebih dari itu, orang tua sebagai guru terdekat bagi anak-anaknya sendiri di rumah juga sewajarnya mampu memposisikan diri sebagai “pendidik” yang baik.

Ini dapat dicapai dengan menerapkan hal-hal berikut:

  • Memanfaatkan media pembelajaran yang menyenangkan,
  • Memberi reward berupa pujian atas pencapaian buah hati,
  • Menjadi partner belajarnya, dan
  • Memenuhi kebutuhan emosional anak.

Karena, bagaimanapun juga, lingkungan fisik yang mendukung bukanlah satu-satunya penentu kualitas belajar anak. Kendati demikian, faktor-faktor lainnya juga tidak lebih penting daripada satu sama lain. Alhasil, Anda sepatutnya menerapkan kelima cara di atas secara bersamaan untuk membangun lingkungan yang kondusif dalam pembelajaran. Dengan demikian, anak pun merasa betah, nyaman, bahkan cinta belajar dimanapun ia berada.

Baca juga : Pengaruh Teknologi Informasi dan Komunikasi Terhadap Pendidikan Indonesia

Bagaimana cara agar anak fokus saat pembelajaran daring?

Konsentrasi anak sangat mudah teralihkan oleh banyak hal. Terutama pada barang atau benda yang biasa dia gunakan untuk bermain. Sebaiknya orang tua menyiapkan tempat belajar untuk daring ini agar tidak ada hal yang mengalihkan fokus.

Sebagai orang tua, bagaimanakah sikap yang harus dilakukan?

Bagaimana strategi yang tepat untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif?

1. Jauhkan Distraksi (hal yang akan menjadi penghalang fokus) dari Area Belajar 2. Terapkan Metode Mengajar yang Menggugah Ketertarikan Anak 3. Hadiahi Anak dengan memberi Pujian 4. Tunjukkan Ketertarikan terhadap Studi Anak 5. Beri Anak Perhatian dan Dukungan yang Cukup