Ada macam-macam bakat anak yang berbeda. Mulai dari memasak, sains hingga bermain musik. Minat dan bakat tersebut bisa diasah agar menjadi kekuatan untuk anak di masa depan.
Bagaimana caranya? Caranya adalah Anda harus menjadi sistem support yang baik untuk anak Anda. Karena itu, Anda harus mengetahui, mengenali dan membantu mengembangkan minat dan bakat anak.

 

Ketahui Kapan Minat dan Bakat Muncul

Pertanyaan ini sering muncul. Kapan bakat anak bisa diketahui? Jawabannya bisa berbeda-beda karena masing-masing anak punya kemampuan yang berbeda.
Apakah peran orang tua sangat penting untuk mengetahui minat dan bakat? Iya.
Menurut studi yang dilansir di The Conversation menjelaskan bahwa 22 dari 24 bakat pemain catur dan skaters diperkenalkan oleh orang tua. Pengenalan tersebut umumnya terjadi di antara usia 2-5 tahun.
Tidak sedikit anak yang memiliki bakat dan minat yang sama dengan orang tuanya karena terbiasa melihat orang tuanya bekerja. Sebut saja Lauren Cook, seorang atlet bola voli asal Amerika. Ia terbiasa melihat ayahnya, John Cook yang bekerja sebagai pelatih timnas bola voli.
Namun, ada juga anak yang memiliki minat dan bakat yang berbeda dari orang tua. Ini karena orang tua mengenalkan sesuatu yang menarik untuk anak. Misalnya sedari kecil diperkenalkan dengan buku cerita anak, kemudian anak tertarik menuliskan cerita khusus anak-anak.
Umumnya, minat dan bakat anak sudah terlihat di usia 6 tahun. Namun, ada yang bakatnya sudah terlihat sejak kecil di usia balita. Ada pula bakat yang terlihat saat anak menjadi siswa sekolah dasar.
Jadi, usia 3-10 tahun sangat berperan untuk mengetahui minat dan bakat anak terutama di bidang musik.

 

Kenali Bakat dan Minat Anak

Rekomendasi Cara Mendukung Perkembangan Bakat Anak - Sekolah Prestasi Global

Walaupun bakat berkaitan dengan faktor genetik, tetapi, Anda juga perlu turut serta. Peran orang tua sangat vital untuk tahu minat dan bakat anak.
Kenapa? Karena tanpa orang tua, anak tidak bisa menemukan minat dan bakatnya sendiri dan mengembangkannya.
Lalu, bagaimana caranya? Cara paling mudah untuk mengenali minat dan bakat anak adalah dengan mengobservasi anak..
Anda bisa mengamati anak Anda di waktu luang, di saat santai atau saat menonton televisi. Anda juga bisa bertanya langsung pada anak tentang aktivitas apa yang paling disukai.
Cara lainnya adalah dengan melakukan tes bakat anak. Tes bakat ini bisa dilakukan secara online dan offline misalnya dengan sidik jari. Anda juga bisa berkonsultasi dengan psikolog atau pihak yang ekspert di bidang parenting untuk menguji bakat anak.
Lalu, kapan waktu untuk tes minat bakat? Idealnya adalah saat anak tahu apa yang menarik perhatian dan ingin dipelajari lebih dalam. Misalnya saat anak akan penjurusan di sekolah.
Jika Anda melakukan tes ketika anak terlalu kecil, minat dan bakat cenderung akan berubah-ubah. Perubahan minat dan bakat ini terjadi seiring dengan hal baru yang ditemui dan dipelajari.
Ingat ya, contoh bakat tidak hanya sebatas menyanyi, melukis dan bermain musik. Bisa saja anak Anda lebih tertarik dengan menulis, menjadi pengacara, presenter hingga menjadi fotografer.
Selain mengamati, berdiskusi dengan anak dan tes bakat, ada cara lain untuk mengenali minat dan bakat anak. Diantaranya:

Membebaskan Anak

Bakat Anak - Sekolah Prestasi Global

Terkadang, orang tua terlalu memaksakan kehendak pada anak. Bahkan mengatur jadwal les padat untuk anak untuk diikuti. Padahal, tekanan yang diberikan ke anak bisa menghalangi anak untuk bereksplorasi.
Anda tetap bisa mengatur jadwal les tapi, berikan kebebasan untuk anak saat bermain. Permainan yang tak beraturan akan membantu anak menemukan apa yang disukai. Kemudian biarkan mereka memutuskannya sendiri.

Jangan Berekspektasi Terlalu Banyak dan Terlalu Cepat

Untuk menemukan minat dan bakat itu tidak mudah. Anak butuh untuk bereksplorasi, merasakan dan kemudian menentukan minat yang ingin diperdalam.
Jika pun anak Anda menemukan minat dan bakatnya di usia dini, misalnya usia 4 tahun, jangan terlalu berekspektasi lebih. Ini karena setiap anak punya keterbatasan tersendiri. Jangan lupa membandingkan kemampuan anak Anda dengan diri Anda ataupun orang lain.

Menggunakan The Clifton Youth Strength Explorer Assessment Tool

Buku Strength Based Parenting dari Don Clifton bisa jadi acuan untuk mengenali minat dan bakat anak.  Ada 10 hal yang bisa Anda lakukan sebagai orang tua menurut buku tersebut, yaitu:

  1. Achieving
  2. Caring
  3. Competing
  4. Confidence
  5. Dependability
  6. Discoverer
  7. Future Thinker
  8. Organizer
  9. Presence
  10. Relating

Gunakan 10 Clifton Youth Strengths Explorer untuk lebih memahami anak, baik keunggulan atau kelemahan anak. Ketika Anda sudah tahu apa yang terpenting untuk anak, bakat dan minatnya, Anda bisa menjadi sistem support yang baik untuk anak.

 

Kembangkan Bakat dan Minat Anak

Setelah menemukan bakat dan minat anak, tugas Anda sebagai orang tua adalah membantu untuk mengembangkannya dengan cara positif. Namun, bagaimana cara mengembangkan bakat anak? Canya adalah:

1. Memberikan Keberanian

Banyak anak yang sebenarnya sudah menemukan minat dan bakatnya, tetapi masih takut. Takut untuk unjuk gigi, takut untuk mendalami hingga takut dimarahi orangtua ataupun orang lain. Akibatnya, minat dan bakatnya tidak akan berkembang dengan maksimal.
Agar anak lebih berani, maka tugas orangtua adalah memberikan keberanian pada anak. Dorong anak agar berani untuk mengambil resiko, untuk lebih mendalami lagi dan unjuk gigi.
Beri penghargaan pada anak. Minimal mengatakan, “Wah, kamu hebat, Nak!” atau bertepuk tangan dengan riuh walaupun hasilnya tidak maksimal. Hal-hal kecil seperti itu akan membantu anak memupuk rasa percaya diri dan keberanian pada anak.

2. Jangan Terburu-Buru dan Jangan Memaksa

Perlu diingat bahwa setiap anak punya kemampuan yang berbeda. Kesalahan orangtua seperti memasukkan anak ke tempat les yang salah atau memaksanya, akan berakibat fatal. Misalnya mengakibatkan anak trauma dan enggan untuk mencobanya.
Biarkan anak menikmati prosesnya. Jangan memaksa anak untuk langsung bisa menerima semua materi! Jangan pula membandingkan perkembangan minat dan bakat anak ya.

3. Tidak Apa-Apa untuk Melakukan Kesalahan

Untuk menjadi seorang ahli atau menguasai bidang tertentu, seseorang harus melewati proses. Dalam proses tersebut, akan ada banyak kegagalan yang harus dilalui.
Biarkan anak untuk mengalami hal tersebut untuk menikmati prosesnya dan menjadi lebih baik. Jangan memarahi ketika anak gagal ya. Sebaliknya, akan lebih baik kalau Anda memberi keberanian misalnya dengan mengatakan, “Tidak apa-apa kok. Besok coba lagi ya!”
Dengan dukungan yang Anda berikan, secara sendirinya, anak akan belajar dari kesalahannya. Dari situlah, anak akan semakin bisa mengenali dan mengembangkan bakatnya menjadi lebih baik.

4. Berikan Masukan

Terkadang, sebagian orangtua ingin agar anaknya mengikuti jejaknya. Anda tidak bisa memaksa anak untuk melakukan persis apa yang Anda lakukan karena Anda dan anak adalah 2 individu yang berbeda. Di sisi lain, anak juga memiliki minat dan bakat yang berbeda dari Anda.
Tugas Anda sebagai orang dewasa dan orangtua adalah mengawal dan memberi masukan. Bukan mendikte apa yang harus anak lakukan.
Ketika anak fokus atau terlalu bingung harus bagaimana, Anda harus membantu untuk memberikan masukan, inspirasi dan ide. Berikan masukan ketika anak Anda dalam kondisi yang benar-benar butuh.
Hindari ya untuk mengintervensi apa yang anak lakukan ketika anak mengembangkan minat dan bakatnya. Dengan begitu, bakat anak bisa lebih berkembang secara alami dan maksimal.

5. Buat Lingkungan yang Mendukung

Sebisa mungkin untuk dukung bakat anak Anda. Misalnya anak Anda suka melukis, siapkan perlengkapan dan peralatan untuk melukis.
Anda juga bisa mengundang guru atau mentor untuk mengajari anak Anda. Pilih mentor yang tepat dan membuat anak Anda nyaman untuk belajar.
Pastikan jadwal anak tidak terlalu padat hingga mengganggu waktu untuk bermainnya. Selain itu, sesuaikan juga dengan situasi dan kondisi keuangan Anda karena biaya les/mengundang mentor tentu tidak murah. Dengan begitu, kemampuan anak Anda akan berkembang dengan baik.

6. Berlatih

Jangan lupa untuk mengajak anak untuk terus berlatih. Dari latihan yang dilakukan tersebut, anak tentu akan mengalami yang namanya gagal. Namun, dari latihan itu pula, anak bisa belajar untuk menjadi lebih baik.
Sayangnya, dalam proses berlatih, anak bisa saja mengalami frustasi karena menganggap bahwa dirinya kurang. Tidak sempurna dan tidak mengalami perkembangan yang signifikan.
Sebagai orangtua, tentu Anda harus mengajaknya berlatih. Anda bisa memulainya dengan cara bermain-main terlebih dahulu. Kemudian mengajak berlatih lebih serius.
Tanamkan pada diri anak Anda untuk melakukan sesuatu yang terbaik di kondisi apapun. Jangan memaksakan untuk selalu sempurna karena itu akan menjadi beban tersendiri untuk anak.

7. Jangan Lupa untuk Menghormati

Ketika seseorang terlalu fokus untuk meraih sesuatu dan menjadi yang lebih baik, orang tersebut cenderung meremehkan orang lain. Karena itu, jangan lupa untuk menanamkan pada diri Anda dan mengajari anak mengenai bagaimana cara menghormati.
Kenapa ke diri sendiri perlu untuk menanamkan sikap dan sifat menghormati? Ini karena anak akan bercermin pada orangtua.
Ketika orangtua dengan mudahnya meremehkan orang lain, maka anak anak menirunya. Memang, fokus Anda sebagai orangtua agar bakat anak Anda berkembang. Namun, dengan saling menghormati, bukan hanya bakat anak yang berkembangkan namun juga kemampuan sosialisasinya.
Lewat sosialisasi inilah, kemampuan yang tidak bisa diberikan oleh mentornya, seperti adaptasi, akan berkembang. Dengan begitu, bakat anak tidak hanya akan bermanfaat untuk dirinya sendiri di masa depan namun juga untuk orang lain.

8. Tahu Kapan Harus Bertindak dan Diam

Mengembangkan bakat anak tidak semata-mata harus fokus pada anak. Orangtua juga perlu untuk menjaga diri agar tidak memaksakan kehendak. Bahkan tidak jarang, orangtua ikut campur urusan anak karena tidak terima anaknya kalah/disakiti.
Namun, sebagai orangtua, Anda harus tahu waktu untuk bertindak dan kapan untuk diam saja dan memperhatikan. Anak Anda harus merasakan prosesnya dan mencoba untuk berdiri sendiri agar bakatnya bisa berkembang dengan baik.
Ketika anak masih bisa bertahan, maka tahan diri Anda untuk membantu. Sebaliknya, ketika anak merasa butuh bantuan, bantu semampu Anda dengan cara positif. Dengan begitu, Anda bisa menjadi sistem support yang baik untuk anak Anda.
Jadi, walaupun ada macam-macam bakat dan minat anak, sebagai orangtua, Anda harus menjadi sistem support yang baik. Mulai dari membantu kapan mengetahui minat dan bakatnya, mengenali dan mengembangkan bakat anak. Dengan begitu, bakat anak bisa berkembang dengan optimal.

Kapan bakat anak bisa diketahui

bisa berbeda-beda karena masing-masing anak punya kemampuan yang berbeda.

kapan waktu untuk tes minat bakat

Idealnya adalah saat anak tahu apa yang menarik perhatian dan ingin dipelajari lebih dalam. Misalnya saat anak akan penjurusan di sekolah.

cara lain untuk mengenali minat dan bakat anak

● Membebaskan Anak ● Jangan Berekspektasi Terlalu Banyak dan Terlalu Cepat ● Menggunakan The Clifton Youth Strength Explorer Assessment Tool