Apakah Anda pernah mendengar istilah fixed mindset dan growth mindset? Apa manfaat fixed mindset dan growth mindset bagi kehidupan sehari hari?

Anda perlu mengetahui pengertian, perbedaan, ciri-ciri hingga manfaat dari kedua istilah ini. Dengan memahami keduanya, maka Anda bisa mengetahui bagaimana cara berpikir yang tepat dalam hidup ini.

Ada jutaan manusia di dunia ini, dan tentu setiap manusia memiliki keahlian, kemampuan yang berbeda beda.

Setiap manusia memiliki proses yang berbeda beda, seperti sebuah istilah yang terkenal dari Tan Malaka yang merupakan seorang revolusioner Indonesia

Terbentur, Terbentur, Terbentur, Terbentuk”

Ada orang yang berpikir bahwa kegagalan adalah sebuah proses pembentukan diri. Namun, sebagian orang juga berpikir untuk apa terbentuk jika akhirnya hancur?

Berdasarkan kalimat terkenal dari Tan Malaka tersebut, apakah Anda menyetujui atau tidak menyetujuinya?

Setiap Orang Berbeda Beda, Apa yang Menyebabkan?

Perbedaan Growth Mindset dan Fixed Mindset untuk Remaja - Sekolah Prestasi Global

Photo by Duy Pham on Unsplash

Wajar apabila terdapat perbedaan persepsi dalam satu hal termasuk kalimat tersebut. Dalam hidup pun, manusia selalu menjalani hari hari dengan mengambil keputusan.

“Apakah hari ini akan berolahraga atau menonton TV? “Mau makan mie goreng atau buat roti isi?”

Setiap hari, manusia selalu mengambil keputusan dari hal terkecil hingga keputusan yang besar.

Namun, apa yang mendasari seseorang mengambil keputusan tertentu? Apakah semua orang memiliki dasar yang sama untuk mengambil keputusan?

Dalam buku How You Can Fulfill Your Potential karangan psikolog, Carol Dweck dijelaskan tentang hal ini.

Menurutnya, cara pandang seseorang dalam melihat hidup mengambil peran yang penting dalam mengambil sebuah keputusan. Cara pandang seseorang juga sangat mempengaruhi bagaimana mereka menjalani kehidupan ini.

Kini, semua hal dapat Anda bagikan dengan mudah kepada orang lain berkat kemajuan sosial media dan teknologi.

Tidak sedikit orang-orang menganggap bahwa kehidupan kian menyenangkan dan mudah.

Misalkan ketika Anda melihat aktor ternama Indonesia yang bisa membeli berbagai barang mahal dengan mudah. Dirinya bahkan tidak perlu melihat harga dan langsung membeli beberapa produk sekaligus.

Anda mungkin akan berpikir “Wah, enak banget hidupnya ya bisa beli barang mahal ga perlu mikir dan liat harga”

Lalu, kepala Anda secara tidak sadar mengubah konten sosial media tersebut menjadi jendela toko baju mahal. Dimana toko tersebut hanya menampilkan kesuksesan dari foto, video dan konten yang menurut sebagian orang bukan hal yang spesial.

Sekali lagi, manusia berbeda beda sehingga wajar apabila ada yang berpikiran seperti itu. Menurut Dweck, orang yang berpikiran seperti itu memiliki fixed mindset.

Pengertian Growth Mindset dan Fixed Mindset

Bagi sebagian orang, istilah growth mindset dan fixed mindset mungkin sudah biasa terdengar dalam kehidupan sehari hari. Namun, apakah Anda mengetahui apa arti dari kedua istilah ini dan perbedaannya?

Berikut ini ialah penjelasan kedua istilah ini

1.Fixed Mindset

Fixed mindset merupakan sebuah pola pikir yang mempercayai dan meyakini bahwa kualitas dasar diri seseorang seperti bakat dan intelegensi adalah sesuatu yang tepat.

Dengan adanya pola pikir ini, orang akan berpikir bahwa kemampuan pada manusia berasal dari genetik atau bawaan. Mereka juga akan berpikir bahwa bakat, kemampuan, keahlian adalah sesuatu pemberian (given).

Ciri ciri fixed mindset ialah berorientasi pada akhir dan akan menghargai sesuatu yang memiliki akhir bagus.

“Kamu pintar berolahraga, ya karena kamu punya bakat dan orangtuamu atlet”

“Saya ga bisa berolahraga dan orang tua saya bukan atlet, jadi ya sudah”

Orang-orang dengan pemikiran fixed mindset menganggap bahwa suatu bakat adalah hal mutlak. Tak bisa diraih secara manual meskipun sudah berusaha. Ketika seseorang tidak berbakat, berarti mereka tidak bisa melakukan hal tersebut.

Sehingga, apabila orang ini harus melakukan olahraga maka mereka akan berdalih mereka tidak akan bisa melakukannya karena tidak memiliki bakat.

Lalu, apa yang akhirnya terjadi?

Mereka ingin terlihat sukses, pintar dan keren. Misalnya Anda melihat seorang selebgram dengan jumlah pengikut belasan juta sebagai orang yang sukses. Anda akan mengikuti apa yang selebgram ini lakukan seperti cara berpakaian.

Dengan mengikuti gaya berpakaian selebgram ini, Anda merasa sukses sama seperti dia.

2. Growth Mindset

Sementara, growth mindset adalah sebuah pemikiran yang mempercayai bahwa sebuah kemampuan, keahlian, kepintaran dasar adalah bukan sebuah pemberian.

Mereka percaya bahwa semua kemampuan dapat manusia dapatkan melalui kerja keras serta dedikasi. Intelegensi dan bakat seseorang hanya merupakan sebuah modal awal saja.

Pemilik growth mindset menyadari bahwa mungkin saja seseorang terlahir dengan bakat alami.

Namun, hal itu bukanlah sebuah ancaman bagi orang-orang yang tidak memiliki bakat. Setiap manusia bisa mencapai titik yang sama apabila terus berusaha dan akhirnya memiliki kompetensi dalam bidang tertentu.

Oleh karena itu, orang-orang yang memiliki pola pikir growth mindset cenderung menghargai proses. Mereka meyakini bahwa semua kemampuan dapat dikembangkan dan dimiliki oleh semua orang.

Melalui kerja keras, usaha yang tak mudah maka seseorang bisa mendapatkan kemampuan yang mereka inginkan.

Tentu saja pemilik growth mindset ini lebih tidak takut terhadap berbagai tantangan.

Jika sebelumnya pemilik fixed mindset tidak mau mengerjakan matematika karena merasa akan gagal karena tak memiliki gagal, maka growth mindset sebaliknya.

“Saya ada ulangan matematika, saya ga bisa nih saya harus belajar”

Tentu saja, tidak ada yang menjamin bahwa ketika mereka belajar maka mereka akan langsung mendapatkan hasil yang baik.

Namun, mereka tidak pernah takut gagal bahkan mereka tidak pernah merasa gagal.

Mereka hanya mengetahui bahwa mereka sedang belajar dari kegagalan. Ketika gagal, maka mereka akan mendapatkan sebuah pelajaran baru yang akan berguna di kemudian hari.

Mereka sangat menghargai kerja keras dan mereka menyetujui kalimat Tan Malaka “terbentur, terbentur, terbentuk”

Ciri ciri growth mindset menghargai kerja keras, hal ini mempengaruhi cara pandang mereka terhadap sesuatu.

Misalkan ketika mereka melihat seorang selebgram yang memiliki belasan juta pengikut.

Mereka akan berpikir bahwa untuk mencapai titik tersebut, selebgram harus melalui proses yang panjang dan berusaha dengan keras.

Selebgram tersebut harus membuat konten, mengedit video sendiri, mencari ide hingga larut malam.

Sehingga, kesuksesan tersebut berhak untuk meraih kesuksesan yang saat ini mereka dapatkan.

Seorang pemilik growth mindset tidak hanya melihat kesuksesan orang lain dari sisi kemewahan saja. Namun, mereka juga memikirkan bagaimana seseorang tersebut dapat meraih kesuksesan tersebut.

Cara Mengubah Fixed Mindset Menjadi Growth Mindset

Perbedaan mendasar pada dua pola pikir ini tentu akan menghasilkan reaksi yang berbeda pada setiap hal yang sama.

Lalu, apakah ada dampak pola pikir bagi pelajar yang sedang berada dalam usia anak-anak hingga remaja ini?

Tentu saja, pola pikir ini akan mempengaruhi bagaimana siswa belajar dan meraih prestasinya di sekolah.

Jika murid hanya berpikir bahwa orang orang yang sukses hanya orang yang memiliki bakat alami. Sehingga, apabila mereka tidak merasa memiliki bakat maka mereka akan menjalani pembelajaran dengan tidak semangat.

Oleh karena, sebaiknya pelajar memiliki pola growth mindset. Dengan pola ini, maka mereka bisa terus mengasah kemampuan sampai akhirnya mendapatkan apa yang menjadi minat mereka.

Pelajar akan memberikan kesempatan untuk dirinya menjadi berkembang dan tumbuh dan tidak terlalu larut dalam kegagalan. Anak-anak dengan pola pikir ini akan mudah beradaptasi dan tentunya akan membuat kualitas hidupnya menjadi berkualitas.

Lalu, bagaimana cara mengubah fixed mindset menjadi growth mindset khususnya bagi para pelajar? Berikut ini ialah beberapa hal yang perlu dilakukan

1. Mengendalikan Emosi

Perbedaan Growth Mindset dan Fixed Mindset untuk Remaja - Prestasi Global

Photo by Sidney Sims on Unsplash

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Setiap orang memiliki emosi, namun apabila emosi negatif lebih banyak tentu akan berbahaya. Emosi negatif memiliki pengaruh dan membuat keseimbangan otak dengan perasaan menjadi tidak selaras.

Akhirnya, kemampuan memecahkan masalah menjadi menurun. Oleh karena itu, ajarkan anak-anak untuk bisa mengendalikan emosi negatif dengan baik dan jangan berlarut dalam perasaan negatif tersebut.

2. Membangun Pikiran Positif

Pikiran memiliki kekuatan yang besar untuk melakukan apapun, oleh karenanya bangunlah pikiran yang positif.

Sebelumnya, pelajar harus mengenali diri mereka sendiri dan mengetahui apa tujuannya. Bangunlah pikiran positif sehingga kinerja otak kiri dan otak kanan dapat bekerja secara baik dan seimbang.

3. Memiliki Sikap Percaya Diri

Bagaimana munculnya mindset positif? Salah satunya ialah dari kepercayaan diri seseorang. Memiliki sikap percaya diri sangat penting untuk setiap individu.

Dengan mempercayai bahwa setiap individu memiliki kemampuan dan keterampilan yang berbeda, maka mereka bisa mengembangkan potensi dengan maksimal.

Kepercayaan diri ini juga membantu individu untuk menyelesaikan sebuah permasalahan.

4. Mampu Menerima Kesalahan

Manusia pasti pernah melakukan kesalahan, hal ini sangat wajar. Namun, jangan jadikan kesalahan tersebut sebagai penghambat untuk melakukan sesuatu.

Setelah melakukan kesalahan, maka Anda harus bisa menerima kesalahan tersebut. Begitu pula dengan kegagalan, jangan takut akan kegagalan terlebih saat masih berusia muda.

Kegagalan dan kesalahan dapat membuat seseorang tumbuh menjadi lebih baik. Belajarlah dari setiap kesalahan dan kegagalan yang terjadi dan cepat kembali bangkit.

5. Berkumpul Dengan Orang yang Memiliki Pikiran Positif

Selama masa pertumbuhan, lingkungan menjadi aspek penting dalam pembentukan karakter dan sikap seseorang.

Dengan berkumpul bersama dengan orang yang positif, maka perlahan lahan akan membuat Anda menjadi orang yang positif.

Oleh karena itu, lingkungan sekolah dan pertemanan bisa menjadi hal yang sangat penting. Pilihlah sekolah yang memberikan dukungan kepada muridnya untuk melakukan berbagai hal.

Sekolah Prestasi Global Mendukung Murid Mengembangkan Kemampuan

Ketika memilih sekolah, maka banyak faktor yang harus orangtua perhatikan. Pilihlah sekolah yang tidak hanya mengutamakan pembelajaran, namun juga perkembangan soft kill.

Bagaimana sekolah tersebut mampu menjadikan anak-anak untuk memiliki pola pikir yang positif dan tidak takut untuk melakukan banyak hal.

Sekolah Prestasi Global merupakan sekolah unggulan yang memiliki keunggulan di bidang teknologi, keagamaan hingga kehidupan sekolah.

Sekolah Prestasi Global merupakan sekolah berbasis riset dan penelitian. Hal ini memiliki arti bahwa kamu tidak hanya menjadikan siswa sebagai penikmat ilmu, namun juga menemukan serta mengembangkan ilmu pengetahuan sendiri.

Baik dalam bidang IT, ekonomi, sosial, budaya, agama dan sebagainya.

Hadirnya Guru Pendamping Siswa (GPS) dapat membantu murid untuk menemukan apa yang mereka sukai. Dengan pemikiran yang positif, maka setiap murid memiliki pola pikir yang maju dan tak takut dengan kekalahan.

Hal ini akan membuat murid menjadi lebih inovatif dan bisa memaksimalkan kemampuan yang mungkin sebelumnya tak mereka sadari.

Dengan memahami perbedaan serta  manfaat fixed mindset dan growth mindset maka murid, orang tua dan guru bisa mengetahui pola pikir apa yang seharusnya dimiliki.

Baca Juga : 11 Cara Mengajarkan Anak Beramal, Berbagi, dan Peduli Terhadap Sesama

Apa itu Fixed Mindset

Fixed mindset merupakan sebuah pola pikir yang mempercayai dan meyakini bahwa kualitas dasar diri seseorang seperti bakat dan intelegensi adalah sesuatu yang tepat.

Apa istilah terkenal dari Tan Malaka

“Terbentur, Terbentur, Terbentur, Terbentuk”

Apa Kutipan dari buku How Can Fulfill Potential

Dalam buku How You Can Fulfill Your Potential karangan psikolog, Carol Dweck dijelaskan tentang hal ini. Menurutnya, cara pandang seseorang dalam melihat hidup mengambil peran yang penting dalam mengambil sebuah keputusan. Cara pandang seseorang juga sangat mempengaruhi bagaimana mereka menjalani kehidupan ini.