Seorang anak yang beberapa minggu sebelumnya tampak aktif dan ceria, tiba-tiba bersikap aneh. Mulai dari mudah marah, lalu berteriak-teriak seperti sedang kesurupan, menolak makan, dan sebagainya. Anda mungkin bertanya-tanya, apa yang terjadi padanya?

Perubahan-perubahan ini mungkin terdengar seperti masalah psikologi semata. Padahal ternyata, berbagai gejala tersebut bisa disebabkan oleh infeksi.

Infeksi Streptococcus bisa terjadi pada kapanpun dan pada siapapun, karena bakteri ini memang mudah berkembang dimana-mana. Biasanya, serangan bakteri ini menimbulkan gangguan ringan pada kulit atau organ tubuh seperti tenggorokan, Namun pada kasus sindrom PANDAS, gangguan ini bisa berakibat serius.

Tidak hanya mempengaruhi fisik anak yang terinfeksi, bakteri ini juga dapat mengubah perilakunya. Dari yang awalnya tenang, anak-anak yang mengalami sindrom tersebut dapat menjadi lebih agresif. Bukan cuma sebentar, sindrom PANDAS dapat mengubah hidup anak secara total dan membuatnya menderita dalam jangka panjang jika tidak segera ditolong.

Apa Itu Sindrom PANDAS?

PANDAS adalah singkatan dari Pediatric Autoimmune Neuropsychiatric Disorders Associated with Streptococcal Infections. Sindrom ini dapat dijelaskan sebagai sebuah gangguan autoimun neuropsikiatrik, disebabkan oleh infeksi bakteri Streptococcus yang terjadi pada anak.

Sindrom PANDAS disebabkan oleh salah satu jenis Streptococcus, yaitu Streptococcus pyogenes. Bakteri ini bisa ditemukan di dalam tenggorokan dan di permukaan kulit.

Penularan bakteri dapat terjadi melalui droplet yang tersebar saat penderita bersin atau batuk. Selain itu, kontak fisik dengan penderita dan penggunaan barang-barang yang sama juga dapat menularkan infeksi. Hal ini bisa terjadi karena droplet mungkin saja menempel pada barang-barang tersebut.

Pada dasarnya, semua orang dapat terinfeksi oleh bakteri Streptococcus pyogenes. Namun dibandingkan dengan orang dewasa, anak-anak lebih banyak menderita sindrom ini. Salah satunya karena anak-anak lebih sulit menjaga kebersihan dibandingkan dengan orang dewasa.

Gejala Sindrom PANDAS

Mengenal Sindrom PANDAS Pada Anak - Sekolah Prestasi Global

Sama seperti kebanyakan jenis infeksi, sindrom PANDAS juga membutuhkan waktu sejak anak terinfeksi sampai muncul gejala. Biasanya gejala PANDAS akan terlihat pada empat hingga enam minggu setelah infeksi terjadi.

Sayangnya, sangat jarang orang tua atau bahkan dokter yang langsung dapat mengidentifikasi gejala yang muncul sebagai bagian dari PANDAS Symptoms. Hal ini terjadi karena sebagian gejala sindrom ini sangat mirip dengan gangguan lain, seperti OCD atau sindrom Tourette.

Padahal, gangguan ini dapat berkembang cepat dan mencapai puncaknya hanya dalam dua atau tiga hari sejak gejala mulai terlihat. Berikut ini adalah beberapa gejala sindrom PANDAS yang dapat muncul:

1. Gejala Fisik

  • Munculnya ucapan-ucapan yang di luar kendali anak, tidak disengaja dan bisa dilakukan berulang-ulang, yang biasa disebut dengan istilah tic.
  • Anak melakukan gerakan-gerakan aneh yang tidak biasa. Bisa jadi berupa teriakan, tawa yang tiba-tiba, atau gerakan lainnya.
  • Kehilangan nafsu makan, yang secara langsung akan berefek pada penurunan berat badan
  • Rasa nyeri pada persendian
  • Sensitivitas yang berlebihan pada rangsangan cahaya, suara, dan sentuhan
  • Kemunduran pada perkembangan kemampuan motorik, termasuk tulisan tangan yang buruk
  • Tidak mampu fokus atau bersikap hiperaktif
  • Menjadi pelupa dan mengalami permasalahan dengan memori
  • Tidak dapat tidur nyenyak atau mengalami kesulitan tidur lainnya

2. Gejala Psikis

  • Munculnya perilaku yang berulang dan obsesif kompulsif
  • Berhalusinasi, baik secara audio maupun visual
  • Mengalami kecemasan dan ketakutan yang berlebihan, serta serangan panik
  • Suasana hati yang berubah-ubah secara drastis, mudah marah kadang tanpa sebab, hingga menjerit-jerit
  • Kemunduran perkembangan emosi
  • Muncul kondisi depresi, dan dalam beberapa kasus menyebabkan keinginan untuk bunuh diri

Itulah berbagai gejala yang dapat terlihat saat seorang anak mengalami sindrom PANDAS. Tidak semua gejala akan muncul, karena setiap penderita biasanya memiliki kombinasi gejala psikis dan fisik yang berbeda-beda.

Namun saat sebagian gejala sudah muncul, ada baiknya segera melakukan pemeriksaan terkait sindrom ini. Terlambat mengidentifikasi gangguan akan menyebabkan gangguan menjadi semakin berat dan nyawa menjadi taruhannya.

Penyebab Sindrom PANDAS

Memang telah diketahui bahwa tingginya populasi Streptococcus pyogenes pada tubuh seseorang sangat mempengaruhi munculnya sindrom PANDAS. Meskipun demikian penyebab pastinya belum diketahui, dan masih dalam penelitian oleh berbagai pihak.

Salah satu teori menyimpulkan bahwa sindrom ini muncul karena kesalahan respon imun terhadap infeksi bakteri Streptococcus pyogenes. Bakteri ini dikenal sangat lihai dalam bersembunyi dari sistem imun. Bakteri ini memiliki antigen pada dinding sel, yang mirip dengan protein yang ditemukan pada persendian, pembuluh darah jantung, dan otak.

Sistem kekebalan tubuh yang mulai mendeteksi keberadaan bakteri tersebut akan mulai membentuk antibodi. Namun karena bakteri sudah bersembunyi, maka antibodi bisa melakukan kesalahan dan menyerang jaringan yang sehat.

Apabila antibodi yang terbentuk menyerang pembuluh darah di sekitar jantung, maka anak-anak bisa terserang berbagai penyakit jantung. Kalau yang terkena adalah persendian, maka akan ada resiko arthritis. Jika antibodi ini mengira bakteri ada di area basal ganglia pada otak, maka sindrom PANDAS akan muncul.

Basal ganglia merupakan neuron pada otak yang berperan untuk mengontrol persepsi, gerakan, dan penilaian. Bagian otak tersebut mengirimkan sinyal ke sistem saraf, yang menimbulkan gerak dan perilaku tertentu. Itulah mengapa, sindrom PANDAS dapat sangat mengubah perilaku anak.

Meskipun demikian, belum ada penelitian lain yang memastikan kebenaran atau menentang teori ini. Namun ada penelitian terhadap 144 anak yang mendukung kebenaran hipotesis tersebut.

Diagnosa Sindrom PANDAS

Saat seluruh atau sebagian gejala sindrom PANDAS yang telah disebutkan diatas muncul, maka jangan menunggu lama. Segera hubungi dokter spesialis anak untuk memastikan apa yang sedang terjadi pada buah hati Anda.

Catatlah semua gejala yang dialami oleh anak, frekuensi dan kapan terjadinya. Periksa dan tulis semua obat yang pernah diberikan oleh dokter yang sebelumnya, atau yang Anda berikan baru-baru ini. Saat menemui dokter, sampaikan semuanya, dan berikan informasi tentang penyakit yang diderita orang-orang di sekitar si kecil dalam rentang waktu satu bulan belakangan.

Semua catatan tersebut akan berguna bagi dokter untuk mengambil kesimpulan terkait kondisi anak. Untuk menguatkan diagnosa, dokter mungkin akan meminta anak melakukan tes darah, tes urin, atau pengambilan sampel jaringan pada tenggorokan, untuk mengecek keberadaan bakteri dan seberapa parah infeksinya.

Beberapa pertanyaan yang mungkin ditanyakan oleh dokter adalah:

  1. Terkait usia anak, apakah antara tiga tahun hingga masa pubertas atau tidak.
  2. Kemungkinan adanya gejala neuropsikiatri lainnya, seperti perubahan mood yang cukup sering, kemunduran perkembangan motoric, hiperaktif atau kecemasan.
  3. Detail gejala yang sudah muncul, dan gangguan yang menjadi semakin parah seiring waktu.
  4. Riwayat penyakit, termasuk kemungkinan infeksi bakteri Streptococcus sebelumnya.
  5. Munculnya perilaku obsesif kompulsif atau gangguan tic.

Saat dokter meminta Anda menjawab semua pertanyaan terkait kondisi anak tersebut, jawablah dengan sebaik-baiknya dan jujurlah dengan semua kondisi yang ada. Kejujuran Anda akan sangat mempengaruhi ketepatan diagnosa, dan kemungkinan jenis dan langkah pengobatan yang perlu ditempuh.

Pengobatan Sindrom PANDAS

Pada umumnya, penularan bakteri Streptococcus pyogenes memang sulit dicegah. Namun saat gejala sudah mulai terlihat dan anak positif didiagnosa menderita Sindrom PANDAS, maka ada beberapa cara mencegah sindrom PANDAS menjadi semakin parah.

Ada dua hal yang perlu ditangani dalam cara mengobati PANDAS. Yang pertama adalah memastikan infeksi sembuh dan bakteri sepenuhnya hilang. Yang kedua adalah mengatasi masalah psikis yang muncul, dengan cara bekerjasama dengan ahli Kesehatan mental yang biasa menangani PANDAS dan OCD.

Mengatasi Gejala Fisik

Sindrom PANDAS baru terdeteksi muncul pada tahun 1998, sehingga wajar saja jika belum ada penelitian jangka panjang terkait gejala ini dan penanganannya. Namun telah dibuktikan banyak anak bisa sembuh dengan penanganan yang tepat.

Untuk menyembuhkan infeksinya, biasanya dokter spesialis anak akan merekomendasikan antibiotik dengan dosis tertentu. Bila belum terlalu parah, infeksi akan bisa disembuhkan dengan terapi amoxicillin, penicillin, cephalosporin, atau azithromycin. Sebagian anak segera membaik setelah pengobatan, meskipun terkadang gejala kambuh saat terinfeksi lagi.

Namun pada kasus-kasus tertentu, langkah medis lain seperti operasi mungkin dibutuhkan. Terutama saat bakteri Streptococcus pyogenes yang ditemukan sudah sangat banyak dan gejala yang muncul sangat parah.

Menangani Gejala Psikis

Sementara itu, untuk mengatasi gejala psikis yang muncul, dokter akan melakukan terapi kognitif perilaku disertai dengan rekomendasi obat tertentu. Obat-obatan yang biasanya diresepkan meliputi fluvoxamine, sertraline, fluoxetine, dan paroxetine. Pengobatan harus dilakukan di bawah pantauan dokter, karena dosis yang diberikan akan menentukan keberhasilannya.

Jika obat-obat tersebut tidak dapat menjadi PANDAS treatment yang tepat, maka dokter akan melihat kembali pada keunikan kasus tiap anak. Mungkin akan dibutuhkan obat corticosteroid atau lainnya, yang bisa berbeda antara satu anak dan lainnya. Meskipun demikian, harus diingat bahwa penggunaan obat jenis ini tidak direkomendasikan untuk jangka panjang.

Pada kasus gejala psikis yang parah, dokter akan merekomendasikan prosedur plasmapheresis. Lewat proses tersebut, akan ada pengambilan plasma darah yang mengandung antibodi yang keliru menyerang jaringan sehat. Sebagai gantinya, plasma darah dari donor yang sehat akan dimasukkan ke dalam tubuh.

Bahaya Bila Sindrom PANDAS Tidak Ditangani Dengan Baik

Bila merujuk pada gejala yang muncul, maka penanganan sindrom PANDAS dengan tepat sangat penting untuk dilakukan. Jika tidak, maka anak yang mengalaminya mungkin akan semakin sering berhalusinasi, mengucapkan kata-kata aneh yang berulang, menjerit, mengalami kecemasan, dan sebagainya. Semua gejala tersebut akan membuatnya tidak bisa belajar.

Baik kehidupannya sebagai pelajar maupun sebagai bagian dari lingkungan sosial tidak akan bisa berjalan dengan baik. Jika terus berlanjut, gejala PANDAS akan semakin parah dan menyebabkan kerusakan kognitif parah. Tak hanya itu, karena pada beberapa kasus sindrom ini menimbulkan depresi, maka anak akan terancam jiwanya.

Pada sebagian penderita sindrom PANDAS, gangguan ini akan berkembang dan menyebabkan kondisi autoimun yang serius. Ini akan menyebabkan anak harus berkali-kali ke rumah sakit saat permasalahan autoimun kembali muncul.

Demikian berbagai informasi penting tentang apa itu sindrom PANDAS, serta gejala, penyebab, dan cara mengobatinya. Penanganan terhadap sindrom ini memang membutuhkan kesabaran dan ketelatenan, karena prosesnya bisa relatif cukup panjang. Meskipun demikian, dengan langkah penyembuhan yang tepat, kondisi anak akan segera membaik.

Baca Juga : Mitos dan Fakta Seputar Pertumbuhan Anak yang Perlu Diketahui

Apa Itu Sindrom PANDAS?

PANDAS adalah singkatan dari Pediatric Autoimmune Neuropsychiatric Disorders Associated with Streptococcal Infections. Sindrom ini dapat dijelaskan sebagai sebuah gangguan autoimun neuropsikiatrik, disebabkan oleh infeksi bakteri Streptococcus yang terjadi pada anak. Sindrom PANDAS disebabkan oleh salah satu jenis Streptococcus, yaitu Streptococcus pyogenes. Bakteri ini bisa ditemukan di dalam tenggorokan dan di permukaan kulit.

Sebutkan gejala sindrom PANDAS yang dapat muncul!

1. Gejala Fisik ● Munculnya ucapan-ucapan yang di luar kendali anak, tidak disengaja dan bisa dilakukan berulang-ulang, yang biasa disebut dengan istilah tic. ● Anak melakukan gerakan-gerakan aneh yang tidak biasa. Bisa jadi berupa teriakan, tawa yang tiba-tiba, atau gerakan lainnya. ● Kehilangan nafsu makan, yang secara langsung akan berefek pada penurunan berat badan ● Rasa nyeri pada persendian ● Sensitivitas yang berlebihan pada rangsangan cahaya, suara, dan sentuhan ● Kemunduran pada perkembangan kemampuan motorik, termasuk tulisan tangan yang buruk ● Tidak mampu fokus atau bersikap hiperaktif ● Menjadi pelupa dan mengalami permasalahan dengan memori ● Tidak dapat tidur nyenyak atau mengalami kesulitan tidur lainnya 2. Gejala Psikis ● Munculnya perilaku yang berulang dan obsesif kompulsif ● Berhalusinasi, baik secara audio maupun visual ● Mengalami kecemasan dan ketakutan yang berlebihan, serta serangan panik ● Suasana hati yang berubah-ubah secara drastis, mudah marah kadang tanpa sebab, hingga menjerit-jerit ● Kemunduran perkembangan emosi ● Muncul kondisi depresi, dan dalam beberapa kasus menyebabkan keinginan untuk bunuh diri

Bagaimana Pengobatan Sindrom PANDAS?

Ada dua hal yang perlu ditangani dalam cara mengobati PANDAS. Yang pertama adalah memastikan infeksi sembuh dan bakteri sepenuhnya hilang. Yang kedua adalah mengatasi masalah psikis yang muncul, dengan cara bekerjasama dengan ahli Kesehatan mental yang biasa menangani PANDAS dan OCD.