Pulau yang berada di sebelah barat Indonesia ini cukup menarik untuk dibahas. Tak hanya menjadi salah satu pulau terbesar di Indonesia, Pulau Sumatera ternyata juga menjadi salah satu pulau terbesar di dunia.

Menurut Wikipedia, Sumatera merupakan pulau keenam terbesar untuk peringkat dunia. Luas Pulau Sumatera mencapai angka 471.481 km persegi. Berdasarkan sensus penduduk tahun 2010, pulau ini dihuni oleh 50,37 juta jiwa. Tingkat kepadatannya mencapai 96 jiwa/km2.

Data kependudukan di atas diambil berdasarkan sensus penduduk pada 2010. Sampai sekarang, jumlah penduduk yang menghuni Pulau Sumatera dipastikan meningkat drastis.
 

Asal Usul Nama Pulau Sumatera

 
Asal Usul Nama Pulau Sumatera - Sekolah Prestasi Global

Selain dikenal dengan mana geografis Sumatera, pulau ini juga memiliki beberapa julukan lainnya. Nama lain pulau ini adalah Andalas, Pulau Percha, serta Suwarnadwipa. Swarnadwipa sendiri berasal dari bahasa Sanskerta yang memiliki arti ‘Pulau Emas’.

Ada banyak sekali teori yang menjelaskan asal-usul Pulau Sumatera. Berkaitan dengan julukan pulau ini, setidaknya ada beberapa teori yang bisa kita baca. Berikut penjelasannya untuk Anda.
 

1. Berdasarkan Prasasti dan Naskah Kuno

Teori tentang asal usul nama Sumatera diperoleh dari Prasasti Padang Roco. Prasasti ini diperkirakan sudah ada pada tahun 1286. Berdasarkan prasasti tersebut, terpahat swarnnabhumi yang merupakan bahasa Sanskerta yang berarti ‘tanah emas’.

Kemudian, tertulis juga kata dalam bahasa Sanskerta berupa bhumi malayu yang berarti ‘tanah Melayu’. Nama ini juga digunakan untuk menyebut pulau ini.

Kemudian, terkait sebutan sebagai Bumi Malayu, pada abad ke-14, di dalam naskah Negarakertagama, Bumi Malayu juga disebut untuk menamai Pulau Sumatera.

Tak hanya pada prasasti Padang Roco, nama dalam bahasa Sanskerta, Suwarnadwipa (Pulau Emas) dan Suwarnabhumi (Tanah Emas) lebih banyak dipakai untuk menamai Pulau Sumatera.

Nama tersebut bahkan sudah dipakai di dalam naskah-naskah India jauh sebelum tahun Masehi. Kitab Jataka, naskah Buddha yang bisa dibilang paling tua, juga menceritakan bahwa pelaut India melakukan penyeberangan melalui teluk Benggala untuk menuju Swarnabhumi.

Kemudian, dalam cerita Ramayana, dikisahkan juga bahwa pencarian Dewi Sinta, Istri Rama yang diculik oleh Sang Rahmana juga sampai ke Suwarnadwipa.
 

2. Menurut Cerita Rakyat Suku-Suku di Sumatera

Sumber-sumber sejarah berupa cerita rakyat juga menyebut Pulau Emas sebagai nama asli Pulau Sumatera. Beberapa suku di Sumatera memiliki sebutan sendiri untuk Pulau Emas.

Masyarakat Minangkabau menyebut Sumatera sebagai Pulau Ameh yang berarti ‘Pulau Emas’. Hal tersebut tercantum dalam cerita rakyat berjudul “Cindua Mato” dari Minangkabau.

Kemudian, dari cerita rakyat Lampung, disebut pula Pulau Sumatera sebagai Tanoh Mas yang berarti ‘Pulau Emas’. Terakhir, seorang musafir dari China, I-Tsing, yang sudah lama menetap di Sriwijaya (sekarang Palembang) pada abad ke-7 juga menyebut Sumatera sebagai Negeri Emas.

Cerita rakyat ini memperkuat dugaan bahwa sebelumnya Pulau Sumatera memang memiliki nama Pulau Emas. Kemudian, beberapa abad kemudian, pulai ini berganti nama menjadi Sumatera.
 

 3. Menurut Peneliti Yunani

Sebelumnya, di kalangan bangsa Yunani Kuno, Taprobana adalah nama yang disebutkan untuk Sumatera. Nama ini sudah dipakai oleh ahli geografi Yunani pada Abad II Masehi, yakni Kaudios Ptolemaios.

Pada tahun 165 M, dalam karyanya yang diberi nama “Geographike Hyphegesis”, ia menguraikan kawasan Asia Tenggara. Kemudian, Ptolemaios menulis Pulau Taprobana yang ada di negeri Barousai.

Berdasarkan penelitian, mungkin sekali yang ia maksud sebagai Negeri Barousai adalah Bagus yang ada di pantai barat Sumatera. Pada zaman dahulu, kawasan tersebut memang dikenal sebagai kawasan penghasil kapur barus.
 

4. Menurut Naskah Yunani

Sebelumnya, dalam naskah Yunani tahun 70 M, Erythras Thalasses, juga mengungkapkan bahwa Taprobana adalah Chryse Nesos yang berarti ‘Pulau Emas’. Sejak zaman Purba, para pedagang dari kawasan Laut Tengah sudah mendatangi kawasan Nusantara, terutama daerah Sumatera. Tujuan utamanya adalah mencari emas.

Selain itu, tujuan lainnya adalah mencari kemenyan atau Styrax Sumatrana serta Kapur barus atau Dryobalanops aromatica. Saat itu, keduanya hanya ada di Sumatera.

Kemudian, dalam kitab Yahudi, yakni kitab Melakim (raja), pada fasal 9, disebutkan juga bahwa Nabi Sulaiman AS, Raja Israel, menerima sebanyak 420 talenta emas dari Raja Tirus bernama Hiram yang merupakan negara bawahan Nabi Sulaiman.

Emas itu dikabarkan didapat dari Negeri Ofir. Kemudian, dalam Kitab Al-Quran, Surat Al-Anbiya’ ayat 81, dijelaskan juga bahwa kapal-kapal Nabi Sulaiman berlayar ke tanah yang diberkati Allah.

Dari data tersebut, banyak sekali ahli sejarah yang berpendapat bahwa sebenarnya negeri Ofir atau Ophir itu adalah Pulau Sumatera. Di pulau ini, ada sebuah gunung bernama Ophir yang terletak di Pasaman Barat, Sumatera Barat. Gunung tersebut sekarang bernama Talamau.

Kemudian, yang perlu Anda ketahui adalah Tirus merupakan sebuah kawasan yang menjadi pusat pemasaran barang-barang dari kawasan Timur Jauh. Hal ini juga sesuai dengan yang ditulis oleh Ptolemaios dalam karyanya Geographike Hyphegesis. Informasi tersebut ia dapatkan dari Marinus yang merupakan seorang pedagang Tirus.

Berdasarkan hal tersebut, para petualang dari Eropa pun mulai memasuki Sumatera dengan tujuan untuk mencari emas. Mereka memasuki pulau tersebut sejak abad ke-15. Para petualang tersebut menganggap bahwa di sanalah letak Negeri Ofir atau Ophir Nabi Sulaiman.
 

5. Menurut Musafir Eropa

Pendapat lain menyebutkan bahwa nama Sumatera berasal dari nama Samudera, yakni kerajaan yang terletak di Aceh pada sekitar abad ke-13 serta abad ke-14. Kemudian, para musafir dari Eropa sejak abad ke-15 mulai menggunakan nama tersebut untuk menyebut seluruh pulau.

Kemudian, sejak abad ke-16, orang Belanda dan Inggris yang datang ke Nusantara selalu konsisten menggunakan nama Sumatera untuk pulau tersebut.
 

Letak Geografis Pulau Sumatera

Letak Geografis Pulau Sumatera - Sekolah Prestasi Global

Berdasarkan letak geografis, Sumatera berada bagian paling barat di Indonesia. Kemudian, berdasarkan letak astronomis, sumatera berada di 00 LU dan 1200 BT.

Berdasarkan letak geografis dan astronomis tersebut, kawasan Pulau Sumatera mempunyai iklim tropis. Di Pulau ini, hidup pula binatang khas yang menjadi identitas Indonesia, seperti Badak Sumatera, Gajah Sumatera, serta Harimau Sumatera.

Batas daratan Pulau Sumatera:

  • Utara: Malaysia dan Singapura
  • Selatan: Kepulauan Mentawai
  • Timur: Pulau Kalimantan
  • Barat: India

Batas Laut Pulau Sumatera:

  • Utara: Teluk Benggala
  • Selatan: Selat Sunda
  • Timur: Selat Malaka
  • Barat: Samudera Hindia

Berdasarkan letak geografis, wajar jika Pulau Sumatera disebut sebagai Pulau Emas. Sebagai daerah tropis, tanah Sumatera memang terkenal sangat subur. Pulau ini memiliki banyak rawa yang dialiri oleh sungai-sungai besar, seperti:

  • Asahan (Sumatera Utara)
  • Sungai Siak (Riau)
  • Kampar (Riau)
  • Indragiri (Sumatera Barat, Riau)
  • Batang hari (Jambi)
  • Musi (Sumatera Selatan)
  • Lematang (Sumatera Selatan)
  • Komering (Sumatera Selatan)
  • Way Sekampung (Lampung)
  • Batang Tarusan (Sumatera Barat)
  • Ketahun (Bengkulu)

Selain sungai yang berkelok-kelok dan menyajikan keindahan dan sumber daya alam yang melimpah, Pulau Sumatera juga memiliki beberapa barisan gunung, di antaranya Gunung Kembar di Aceh, Gunung Sinabung yang ada di Sumatera Utara, Gunung Mande Rabiah yang terletak di Sumatera Barat, Gunung Keinci di Jambi, hingga Gunung Krakatau yang berlokasi di Lampung.
 

Provinsi-Provinsi yang Ada di Sumatera Utara

Mengenal Pulau Sumatera - Sekolah Prestasi Global

Di Indonesia, Pulau Sumatera termasuk pulau terbesar kedua. Pulau ini dibagi-bagi lagi menjadi 9 provinsi. Berikut adalah penjelasan lengkapnya mengenai masing-masing provinsi.
 

1. Nanggroe Aceh Darussalam

Di paling utara di Peta Pulau Sumatera, kita akan menemukan provinsi Nanggroe Aceh Darussalam atau yang juga dikenal dengan Daerah Istimewa Aceh. Mengapa disebut sebagai daerah istimewa? Kawasan inilah yang menjadi pintu pertama Islam masuk ke Indonesia.

Penyebaran Islam dimulai di kota ini, yakni pada sekitar abad ke-17. Di kota ini, mayoritas penduduknya beragama Islam. Oleh karena itu, Islam juga disebut sebagai Serambi Mekah.

Wilayah ini lebih konservatif (menjunjung tinggi nilai agama Islam) dibandingkan daerah lainnya. Penduduk di Aceh hidup dengan berpedoman syariat Islam. Kemudian, karena alasan sejarah, Aceh juga mempunyai otonominya sendiri.
 

2. Sumatera Utara

Provinsi kedua di Pulau Sumatera adalah Sumatera Utara. Ibukota Provinsi ini adalah Medan. Keindahan alam yang luar biasa menjadi ciri utama provinsi ini.

Jika berkunjung ke Sumatera Utara, Anda bisa menemukan banyak sekali tempat indah. Anda bisa menemukan Pegunungan Bukit Barisan yang hijau sekaligus menjadi konsentrasi penduduk. Tak jauh dari sini, ada Danau Toba dan Pulau Samosir yang cukup menarik untuk dikunjungi.
 

3. Riau

Riau adalah provinsi di Pulau Sumatera yang letaknya di bagian tengah. Dibandingkan dengan kawasan lain di pulau ini, Riau dianggap sebagai salah satu provinsi yang paling kaya. Kekayaan provinsi Riau adalah hasil dari sumber daya alam, seperti minyak bumi, kelapa sawit, karet, dan perkebunan serat.

Tak hanya menjadi kawasan yang paling kaya, Riau juga menjadi daerah yang dihuni oleh banyak suku. Suku paling besar yang mendiami daerah inia dalah Melayu, dengan persentase 37 persen.
 

4. Kepulauan Riau

Provinsi Riau berbeda dengan Kepulauan Riau. Kepulauan Riau sebagian besar kawasannya berupa lautan. Ibukota provinsi ini adalah Tanjungpinang. Asal Anda tahu, Kepulauan Riau memiliki sekitar 2.408 pulau yang 30 persennya belum mempunyai nama.
 

5. Sumatera Barat

Provinsi Sumatera Barat beribukota di Padang. Kota ini terkenal dengan masakannya yang khas, yakni masakan Padang.

Sumatera Barat mayoritas dihuni oleh suku Minangkabau yang lebih banyak memeluk agama Islam. Kawasan ini juga memiliki banyak pantai yang indah karena berbatasan langsung dengan Samudera Hindia.
 

6. Jambi

Provinsi Jambi mempunyai ibukota di Jambi. Kawasan ini berada di sebelah timur Pulau Sumatera. Kawasan ini terdiri atas sebelas kabupaten dan kota dengan luas 53.435 km2.
 

7. Bengkulu

Provinsi Bengkulu juga memiliki nama ibukota yang sama dengan nama provinsi, yakni Bengkulu. Daerah ini terkenal berkat flora endemiknya yang bernama Raflesia Arnoldi atau bunga bangkai.
 

8. Sumatera Selatan

Provinsi Sumatera Selatan memiliki ibukota di Palembang. Kawasan ini sejak dulu terkenal karena merupakan pusat dari Kerajaan Sriwijaya. Provinsi ini juga kaya akan sumber daya alam, seperti minyak bumi, batu bara, serta gas alam.
 

9. Lampung

Provinsi ini menjadi yang paling dekat dengan Pulau Jawa. Jika Anda menyeberang dari Pulau Jawa menggunakan kapal, Anda akan langsung berlabuh ke Lampung.

Itulah beberapa hal penting terkait Pulau Sumatera, termasuk asal usul namanya, ciri geografis, serta 9 provinsi di dalamnya. Semoga bermanfaat!

Baca Juga : Mengenal 34 Nama Provinsi di Indonesia
 

Bagaimana Asal Usul Nama Pulau Sumatera Berdasarkan Prasasti dan Naskah Kuno?

Berdasarkan Prasasti dan Naskah Kuno Teori tentang asal usul nama Sumatera diperoleh dari Prasasti Padang Roco. Prasasti ini diperkirakan sudah ada pada tahun 1286. Berdasarkan prasasti tersebut, terpahat swarnnabhumi yang merupakan bahasa Sanskerta yang berarti ‘tanah emas’. Kemudian, tertulis juga kata dalam bahasa Sanskerta berupa bhumi malayu yang berarti ‘tanah Melayu’. Nama ini juga digunakan untuk menyebut pulau ini. Kemudian, terkait sebutan sebagai Bumi Malayu, pada abad ke-14, di dalam naskah Negarakertagama, Bumi Malayu juga disebut untuk menamai Pulau Sumatera. Tak hanya pada prasasti Padang Roco, nama dalam bahasa Sanskerta, Suwarnadwipa (Pulau Emas) dan Suwarnabhumi (Tanah Emas) lebih banyak dipakai untuk menamai Pulau Sumatera. Nama tersebut bahkan sudah dipakai di dalam naskah-naskah India jauh sebelum tahun Masehi. Kitab Jataka, naskah Buddha yang bisa dibilang paling tua, juga menceritakan bahwa pelaut India melakukan penyeberangan melalui teluk Benggala untuk menuju Swarnabhumi. Kemudian, dalam cerita Ramayana, dikisahkan juga bahwa pencarian Dewi Sinta, Istri Rama yang diculik oleh Sang Rahmana juga sampai ke Suwarnadwipa.

Bagaimana Letak Geografis Pulau Sumatera?

Berdasarkan letak geografis, Sumatera berada bagian paling barat di Indonesia. Kemudian, berdasarkan letak astronomis, sumatera berada di 00 LU dan 1200 BT. Berdasarkan letak geografis dan astronomis tersebut, kawasan Pulau Sumatera mempunyai iklim tropis. Di Pulau ini, hidup pula binatang khas yang menjadi identitas Indonesia, seperti Badak Sumatera, Gajah Sumatera, serta Harimau Sumatera. Batas daratan Pulau Sumatera: ● Utara: Malaysia dan Singapura ● Selatan: Kepulauan Mentawai ● Timur: Pulau Kalimantan ● Barat: India Batas Laut Pulau Sumatera: ● Utara: Teluk Benggala ● Selatan: Selat Sunda ● Timur: Selat Malaka ● Barat: Samudera Hindia Berdasarkan letak geografis, wajar jika Pulau Sumatera disebut sebagai Pulau Emas. Sebagai daerah tropis, tanah Sumatera memang terkenal sangat subur. Pulau ini memiliki banyak rawa yang dialiri oleh sungai-sungai besar, seperti: ● Asahan (Sumatera Utara) ● Sungai Siak (Riau) ● Kampar (Riau) ● Indragiri (Sumatera Barat, Riau) ● Batang hari (Jambi) ● Musi (Sumatera Selatan) ● Lematang (Sumatera Selatan) ● Komering (Sumatera Selatan) ● Way Sekampung (Lampung) ● Batang Tarusan (Sumatera Barat) ● Ketahun (Bengkulu) Selain sungai yang berkelok-kelok dan menyajikan keindahan dan sumber daya alam yang melimpah, Pulau Sumatera juga memiliki beberapa barisan gunung, di antaranya Gunung Kembar di Aceh, Gunung Sinabung yang ada di Sumatera Utara, Gunung Mande Rabiah yang terletak di Sumatera Barat, Gunung Keinci di Jambi, hingga Gunung Krakatau yang berlokasi di Lampung.

Bagaimana Asal Usul Nama Pulau Sumatera menurut Menurut Cerita Rakyat Suku-Suku di Sumatera?

Sumber-sumber sejarah berupa cerita rakyat juga menyebut Pulau Emas sebagai nama asli Pulau Sumatera. Beberapa suku di Sumatera memiliki sebutan sendiri untuk Pulau Emas. Masyarakat Minangkabau menyebut Sumatera sebagai Pulau Ameh yang berarti ‘Pulau Emas’. Hal tersebut tercantum dalam cerita rakyat berjudul “Cindua Mato” dari Minangkabau. Kemudian, dari cerita rakyat Lampung, disebut pula Pulau Sumatera sebagai Tanoh Mas yang berarti ‘Pulau Emas’. Terakhir, seorang musafir dari China, I-Tsing, yang sudah lama menetap di Sriwijaya (sekarang Palembang) pada abad ke-7 juga menyebut Sumatera sebagai Negeri Emas. Cerita rakyat ini memperkuat dugaan bahwa sebelumnya Pulau Sumatera memang memiliki nama Pulau Emas. Kemudian, beberapa abad kemudian, pulai ini berganti nama menjadi Sumatera.