Hard skill seperti kemampuan akademik memang penting untuk masa depan anak. Akan tetapi, soft skill juga tidak kalah pentingnya dan malah harus seimbang untuk bekal anak ketika besar dan masuk ke dunia sebenarnya. Oleh karena itu, soft skill sejak usia dini perlu orang tua perhatikan perkembangannya.

Sama saja seperti hard skill, soft skill juga beragam dan tidak hanya satu atau dua yang perlu anak kuasai. Justru, ada kemampuan-kemampuan tertentu yang sebaiknya anak miliki sejak dini. Tujuannya agar dia bisa membawa diri dan mempunyai kepribadian yang kuat dan baik.

Asah 15 Soft Skill Ini Sejak Anak Usia Dini

Apa saja soft skill yang penting anak kuasai sedini mungkin agar saat ia dewasa nanti sudah terbentuk?

1. Kejujuran

Menanamkan kejujuran kepada anak sedini mungkin penting agar saat dewasa sifat baik ini terus terbawa. Anda dapat membimbing anak untuk menjadi seseorang yang jujur dengan pola pengasuhan yang menurut Anda tepat.

Akan tetapi, mohon pastikan bahwa saat mengajarkan anak untuk jujur Anda tidak membuatnya ketakutan. Misalnya seperti, “Nanti kalau bohon adik tidak mendapat es krim”. Pola seperti itu justru akan membuat anak berbohong karena ia takut tidak mendapat es krimnya, kebiasaan ini berbahaya.

2. Sopan Santun

Anak yang pintar dan cerdas menjadi dambaan setiap orang tua, hanya saja untuk apa jika anak tidak sopan? Perilaku satu ini sangat penting semata-mata bukan hanya untuk bagaimana anak bersikap kepada orang lain saja.

Sopan santun juga nantinya perlu anak miliki saat ia sudah bermasyarakat. Bayangkan jika anak masih belum tahu bagaimana bersopan santun saat ia masuk sekolah? Bisa-bisa ia akan kesulitan mendapat teman karena tidak banyak yang ingin bersamanya.

3. Tanggung Jawab

Banyak orang tua mewajarkan anak kecil yang berbuat kesalahan dengan dalih “masih anak-anak, wajar”. Padahal pewajaran seperti itu bisa membuat anak merasa bahwa apa yang ia lakukan selama ini benar.

Oleh karena itu, ketika anak berbuat sesuatu meminta ia untuk membereskannya sendiri. Kurang baik sedikit-sedikit mewajarkannya karena itu bisa menjadi kebiasaan. Latih anak untuk bertanggung jawab atas apa yang ia perbuat agar saat dewasa nanti ia juga menjadi pribadi yang bertanggung jawab.

4. Kreativitas

Pentingnya Asah 15 Soft Skill Ini Sejak Anak Usia Dini - Sekolah Prestasi Global

Kristin Brown on Unsplash

Tembok rumah yang penuh coretan memang kadang membuat kesal, tetapi ini baik untuk melatih kreativitas anak. Melatih kreativitas anak membantu eksplorasi rasa penasarannya. Ia juga jadi bisa menuangkan ide-ide yang ia punya dengan caranya sendiri.

Jadi, membatasi anak yang sedang belajar melatih kreativitasnya kurang baik, ya. Apabila media yang anak gunakan kurang sesuai, misalnya seperti tembok, maka arahkan saja ia. Anda bisa mengajak anak mewarnai di whiteboard, menggambar di kanvas, atau mengganti ke cat tembok khusus.

BACA JUGA: 13 Langkah Menumbuhkan Jiwa Enterpreneurship Anak Usia Dini

5. Percaya Diri

Percaya diri merupakan soft skill dasar yang sangat penting bagi anak dan akan terpakai seterusnya. Kemampuan ini akan terpakai terus sehari-hari saat ia di sekolah atau di rumah.

Anak yang percaya diri bisa menghadapi ketakutannya dan mau mencoba hal-hal baru. Ia bisa menemukan minat dan bakatnya dengan lebih mudah dan tidak gampang menyerah. Percaya diri juga bisa membuat si kecil mudah berbaur dan mendapatkan teman di sekolah atau saat ia punya kegiatan seperti les.

6. Berani Berbicara

Berani berbicara adalah soft skill yang harus dimiliki anak sedini mungkin agar semakin terlatih. Hal ini karena kemampuan berbicara butuh proses seiring bertambahnya percaya diri dan kosa kata anak.

Anak yang berani berbicara tidak selalu berkaitan dengan berbicara di depan umum atau orang banyak. Berani berbicara juga juga berarti ia bisa dan berani mengungkapkan pendapatnya. Anak tidak hanya diam atau malah menyalurkan emosinya dengan tantrum atau hal lain.

7. Komunikasi

Pentingnya Asah 15 Soft Skill Ini Sejak Anak Usia Dini - Sekolah Prestasi Global

Anthony Wade on Unsplash

Asah skill sejak dini kemampuan komunikasi anak agar ia bisa bersosialisasi dengan baik. Komunikasi bukan berarti ia dapat berbicara saja, tetapi seharusnya juga mengerti dan bisa memberikan respon yang sesuai terhadap lawan bicara.

Komunikasi itu dua arah apa yang orang lain sampaikan dan tangkap seharusnya selaras. Kemampuan komunikasi juga tidak bisa anak pelajari instan, maka dari itu bimbingan orang tua, guru, dan orang dewasa di sekitarnya sangat penting.

8. Beradaptasi

Kemampuan dasar anak usia dini yang penting selanjutnya adalah beradaptasi. Ketika anak berada di rumah biasanya orang dewasa di sekitar yang akan menyesuaikan diri dengannya. Akan tetapi, hal ini tidak selalu berlaku di luar terutama saat anak sudah mulai bersekolah.

Oleh karena itu, agar bisa mengikuti lingkungan di mana anak berada, kemampuan adaptasi penting. Orang tua tentunya tidak bisa selalu berada bersama anak, bukan? Ada saatnya ia harus bisa berdiri sendiri agar bisa mandiri kelak saat dewasa.

9. Negosiasi

Di dalam kehidupannya anak akan banyak menemui situasi yang memerlukan negosiasi. Soft skill dasar ini amat penting semakin ia besar terutama saat masuk dunia kerja. Kurang baiknya skill negosiasi bisa menempatkan anak di posisi yang kurang menguntungkan untuk dirinya.

Atas dasar hal itulah, melatih kemampuan bernegosiasi penting. Orang tua bisa memulai dengan membiarkan anak yang bernegosiasi dan bukannya Anda. Cobalah dengan memberikan anak pilihan yang sulit dan lihat bagaimana anak bisa bernegosiasi untuk mendapatkan yang ia mau.

10. Berpikir Positif

Pernahkah Anda mendengar bahwa masa depan seseorang bisa berubah dengan berpikiran positif? Berpikir positif bisa membuat anak tidak cepat menyerah dan mau berusaha untuk mencapai apa yang ia mau. Anak tidak akan mudah menyerah saat baru memulai dai ia gigih berjuang sampai tujuannya tercapai.

Berpikir positif akan semakin berpengaruh ke kehidupannya saat ia semakin dewasa. Di kala tuntutan dan ekspektasi sudah terasa, anak tidak mudah menyerah dan terus berpikir positif sembari berusaha.

Orang tua juga bisa memberikan afirmasi positif guna membangun soft skill anak satu ini. Penting antara orang tua dan orang dewasa di sekitar anak sejalan mengenai pemberian afirmasi agar tidak saling bertolak belakang.

11. Team Work

Team work atau kerja sama juga  penting anak miliki sejak anak usia dini. Saat ia sudah masuk sekolah dan semakin masuk ke kehidupan bermasyarakat, anak akan membutuhkannya.

Terutama ketika ia sudah berada di jenjang sekolah lebih hingga dunia kerja kelak. Bekerja sama akan ada di berbagai aspek kehidupannya hampir setiap hari. Anak mau tidak mau akan terus berhadapan pada situasi yang mengharuskannya bekerja sama dengan orang lain.

Jadi, apabila anak belum bisa melakukannya dengan baik maka ia akan merasa kesulitan nanti. Kerja sama yang seharusnya meringankan, malah bisa jadi membebani anak. Anda bisa memulai dengan melibatkannya ketika akan mengerjakan sesuatu, misalnya memasak maka minta anak mencuci sayurnya.

12. Mengambil Keputusan

Saat anak masih kecil, orang tua sering kali yang berperan sebagai pengambil keputusan dalam kehidupannya. Akan tetapi, kondisi tersebut tentu tidak bisa berlangsung selamanya. Suatu waktu tiba masa di mana anak harus bisa menentukan jalannya sendiri.

Maka dari itu sedari kecil selalu menentukan apa yang harus anak pilih seiring berjalannya waktu sebaiknya berkurang. Apabila terus berlangsung maka saat dewasa nanti, ia bisa bingung ketika harus mengambil keputusan.

Melatih anak dalam melatih keputusan bisa mulai dari hal sederhana. Contohnya, biarkan anak memilih sendiri hobi yang ia senangi atau sekedar memilih baju.

13. Berpikir Kritis

Kemampuan mengambil keputusan memang penting, tetapi berpikir kritis tidak kalah pentingnya. Terutama saat anak berada pada pilihan sulit, ia sebisa mungkin belajar untuk menimbang pilihan yang ia miliki secara dalam.

Orang tua bisa membingbing anak dengan memberitahu konsekuensi yang akan anak hadapi. Memberitahu mengenai konsekuensi ini bukan berarti menakut-nakuti, tetapi lebih kepada menunjukan gambaran persoalannya.

Anda bisa mengajarkan anak ke sebab akibat dan biarkan ia mengatasi akibat dari keputusannya sendiri. Langkah ini dapat Anda mulai dari hal sederhana yang berhubungan dengan kegiatan sehari-hari di rumah.

14. Problem Solving

Kemampuan problem solving bukan hanya terpakai saat ia dewasa melainkan sedari anak-anak. Bisa menganalisis berbagai resiko, memperkirakan apa sebab akibatnya sangat penting.

Orang tua bisa melatih anak untuk mempunyai kemampuan memecahkan masalah dengan bermain. Anda bisa mengajak anak bermain puzzle atau memecahkan labirin bersama. Biarkan anak mencoba jalan keluar yang ia rasa benar dan bimbinglah.

15. Leadership

Kemampuan memimpin memang tampaknya tidak semua anak memilikinya. Akan tetapi, anggapan ini kurang benar karena anak sebenarnya bisa menjadi pemimpin mulai dari untuk dirinya sendiri.

Untuk melatih leadership Anda bisa mengajak anak untuk bermain bersama anak lainnya. Hal ini jelas membutuhkan kesabaran, akan tetapi dengan konsistensi perlahan anak akan bisa.

Melatih dan membingbing anak untuk mempunyai soft skills di atas tidak bisa langsung mahir. Anak dan orang tua sama-sama memerlukan proses bertahap seiring pertumbuhan dan perkembangan anak.

Kecepatan antara satu anak dan anak lainnya dalam menguasai kemampuan tersebut juga akan berbeda. Jadi, apabila anak A sudah mampu dan B belum bisa maka itu wajar, terus saja motivasi dan bimbing anak sampai ia menguasainya.

Orang tua juga bisa menjadi guru dalam mengajarkan anak soft skill, caranya dengan mencontohkan langsung. Tunjukan bagaimana bersikap tanggung jawab, percaya diri, beradaptasi, kerja sama, dan soft skill lainnya.

Kesimpulan

Soft skill untuk anak sama pentingnya dengan melatih hard skill karena dua-duanya akan terpakai. Melatih soft skill kepada anak akan lebih baik sedini mungkin agar ia semakin baik seiring pertumbuhannya.

Sama seperti hard skill, soft skill juga banyak macamnya. Beberapa yang harus anak kuasai dari dini antara lain kejujuran, sopan santun, komunikasi, kerja sama, hingga percaya diri. Semua hal tersebut perlu proses untuk menguasainya dan anak juga perlu pendampingan dan bimbingan.

Kelak saat ia dewasa nanti dan sudah menguasai semua soft skill di atas maka harapannya ia akan mudah dalam kehidupan sehari-hari. Baik itu di sekolah, lingkungan, pertemanan, hingga saat ia bekerja nanti sudah mudah menyesuaikan.

Anda bisa secara perlahan mengenalkan dan melatih soft skill sejak usia dini yang tertera di atas. Jangan mudah menyerah dan terus bimbing anak demi masa depannya nanti dan agar ia menjadi pribadi yang mandiri.

Apa saja soft skill yang harus dikuasai anak?

1. Kejujuran 2. Sopan Santun 3. Tanggung Jawab 4. Kreativitas 5. Percaya Diri 6. Berani Berbicara 7. Komunikasi 8. Beradaptasi 9. Negosiasi 10. Berpikir Positif 11. Team Work 12. Mengambil Keputusan 13. Berpikir Kritis 14. Problem Solving 15. Leadership

Bagaimana cara mengembangkan soft skill terhadap anak?

Berani berbicara adalah soft skill yang harus dimiliki anak sedini mungkin agar semakin terlatih. Hal ini karena kemampuan berbicara butuh proses seiring bertambahnya percaya diri dan kosa kata anak. Anak yang berani berbicara tidak selalu berkaitan dengan berbicara di depan umum atau orang banyak. Berani berbicara juga juga berarti ia bisa dan berani mengungkapkan pendapatnya. Anak tidak hanya diam atau malah menyalurkan emosinya dengan tantrum atau hal lain.

Mengapa perlu mengasah soft skill pada anak?

soft skill juga beragam dan tidak hanya satu atau dua yang perlu anak kuasai. Justru, ada kemampuan-kemampuan tertentu yang sebaiknya anak miliki sejak dini. Tujuannya agar dia bisa membawa diri dan mempunyai kepribadian yang kuat dan baik.