Begitu banyak orang tua mendoakan anaknya agar menjadi pemimpin yang baik di masa depan. Namun doa saja tak cukup. Anda perlu menciptakan berbagai kebiasaan efektif yang dapat melatih kepemimpinan pada anak. Anak-anak Anda adalah investasi generasi saat ini untuk masa depan. Oleh karena itu, inilah saat yang tepat untuk mulai mengajarkan berbagai hal tentang kepemimpinan pada mereka. Menanamkan karakter pemimpin dilakukan secara bertahap, mulai dari hal yang paling sederhana.

Kali ini, kami akan membahas 13 kebiasaan efektif yang dapat Anda lakukan sesering mungkin untuk melatih jiwa kepemimpinan anak.

 

13 Kebiasaan Untuk Melatih Kepemimpinan pada Anak

Jiwa kepemimpinan anak memang tidak bisa langsung muncul begitu saja. Ada stimulasi dan kebiasaan anak yang bisa dilakukan agar kemampuan tersebut tumbuh dengan baik. Simak uraiannya berikut ini.

 

1. Menumbuhkan Rasa Percaya Diri Anak

melatih kepemimpinan pada anak - 13 Kebiasaan Efektif untuk Melatih Kepemimpinan pada Anak - Sekolah Prestasi Global

Setiap anak secara alami memiliki rasa percaya diri. Namun seiring waktu, tindakan orang-orang di sekitarnya yang akan menentukan apakah perasaan tersebut berkembang atau justru mati. Padahal, kepercayaan diri adalah modal utama seorang pemimpin.

Sebisa mungkin, berikanlah kepercayaan pada anak-anak untuk memenuhi kebutuhannya sendiri, sesuai usianya. Sebagai contoh, bila memang sudah waktunya Latihan makan sendiri, maka jangan terus menyuapi mereka. Jangan pula marah saat mereka tidak bisa cepat saat makan atau sedikit berantakan.

Kemandirian yang terasah adalah bekal anak merasa percaya diri. Selanjutnya, berikanlah pujian yang sesuai namun jangan terlalu memanjakannya. Jangan buru-buru merasa kecewa saat anak gagal melakukan sesuatu, karena ekspresi sedih Anda akan terlihat oleh anak. Tunjukkan bahwa kesalahan yang ia lakukan wajar terjadi dan dia masih punya waktu dan kesempatan untuk memperbaiki keadaan.

 

2. Berikan Ruang Berpendapat

Pemimpin yang baik harus mampu memberikan pendapat dan penilaian yang tepat saat diperlukan. Oleh karena itu, berikan ruang berpendapat untuk anak sejak ia kecil. Tanyakan pendapatnya tentang rasa masakan, selera pakaian, tingkah laku seseorang, atau tokoh dalam cerita.

Saat anak-anak menyampaikan pendapat, jangan buru menanggapi. Jadilah pendengar yang baik, lalu pancing mereka untuk berpendapat lagi dengan pertanyaan lain yang masih berkaitan. Anda bisa mengajaknya berdiskusi setelah itu, dan menyampaikan pendapat Anda juga.

Memberikan pendapat adalah keterampilan yang sangat mudah diajarkan saat anak masih balita, karena mereka biasa berbicara dengan bebas. Seiring usia yang bertambah, mereka juga akan belajar bahwa pendapat mereka mungkin saja akan berbeda dengan orang lain atau tak cocok dengan norma sosial.

 

3. Biasakan Anak Bersikap Disiplin

Seorang pemimpin yang sukses selalu dikenal dengan manajemen waktunya yang baik. Hal ini sangat erat kaitannya dengan kebiasaan bersikap disiplin.

Ajarkan anak-anak untuk membuat jadwal harian sendiri, lalu belajar mematuhinya. Saat mengerjakan tugas dari sekolah, pastikan Anda mendukung mereka untuk selalu disiplin dan mengumpulkannya tepat waktu. Begitu pula dengan jadwal umum seperti jam tidur, makan, mandi, dan sebagainya. Terbiasa disiplin akan memudahkan anak-anak berlatih menghargai waktu dan orang lain.

 

4. Melatih Tanggung Jawab Secara Bertahap

elatih kepemimpinan pada anak - 13 Kebiasaan Efektif untuk Melatih Kepemimpinan pada Anak - Sekolah Prestasi Global

Anak-anak perlu memahami apa artinya tanggung jawab, dan itu butuh kesabaran serta ketelatenan Anda. Berikan kepercayaan padanya untuk melakukan tugas-tugas secara bertahap sesuai dengan usianya. Misalnya membersihkan kamar sendiri setiap pagi, menyiram tanaman seminggu sekali, atau mengelap kaca setiap akhir pekan.

Apabila anak berhasil melakukannya secara rutin, berikan apresiasi. Namun bila dia belum berhasil, lakukan evaluasi bersama dengannya. Tunjukkan apa akibatnya bila ia tidak melakukan pekerjaan tersebut, lalu tanyakan alasan mengapa ia belum berhasil melakukannya. Minta anak menemukan solusi atas masalah yang timbul karena ia lalai mengerjakan tugas tersebut. Ini adalah salah satu cara yang bisa Anda lakukan untuk melatihnya bertanggung jawab.

Saat anak melakukan kesalahan misal memecahkan gelas, bicaralah dengannya tentang caranya bertanggung jawab. Anda dapat menawarkannya untuk mengambil kain dan mengepel atau membersihkan pecahan kaca. Sesuaikan konsekuensi dengan usianya.

 

5. Mengenalkan Figur Pemimpin Yang Baik

Anak butuh gambaran seperti apa sosok pemimpin yang baik. Percaya atau tidak, ternyata seorang figur dapat memberikan pengaruh yang besar pada perkembangan karakter anak. Jika ada seseorang dalam keluarga Anda yang merupakan pemimpin yang baik, maka jangan segan untuk mengenalkan anak padanya. Namun bila belum ada, Anda bisa mengajak anak untuk bersilaturahmi atau belajar langsung pada sosok pemimpin lain.

Selain contoh langsung, Anda juga bisa sering memberikannya buku tentang sosok pemimpin dunia. Anak akan belajar banyak dari kisah-kisah yang ia baca.

 

6. Meningkatkan Frekuensi Aktivitas Kelompok

Dorong dan ajak anak untuk sering terlibat dalam aktivitas berkelompok. Misalnya pramuka, band sekolah, sepakbola, kegiatan outbond, dan masih banyak lagi. Melalui aktivitas berkelompok, anak-anak banyak belajar tentang cara mengikuti instruksi, memberikan instruksi, bekerja sama dengan orang lain, dan masih banyak lagi. Selain itu, anak-anak akan terlatih menyelesaikan masalah.

 

7. Memberikan Pengalaman Berorganisasi

Saat anak sudah mulai mampu berorganisasi, tawarkan kesempatan dan dorong dia untuk mengikuti organisasi sekolah atau lingkungan. Kenalkan ia pada OSIS, Karang Taruna, atau organisasi kepemudaan lainnya. Anak akan banyak belajar bersosialisasi dengan orang yang memiliki sifat beragam. Dari hal ini, anak mungkin akan mengalami kekecewaan dan sakit hati. Namun bila dikelola dengan baik, proses inilah yang akan membuatnya semakin kuat.

 

8. Mengasah Keterampilan Berbicara di Depan Umum

Bagi seorang pemimpin, keterampilan berbicara sangat penting. Latihan berbicara di depan umum akan meningkatkan rasa percaya diri, mengasah kemampuan berpikir logika dan persuasif. Anak-anak yang terampil berbicara di depan umum akan cenderung lebih sering mendapat kesempatan memimpin temannya.

 

9. Melatih Kemampuannya Bernegosiasi

Setiap pemimpin yang baik tahu caranya bernegosiasi untuk mewujudkan tujuannya. Ini bisa Anda latih sejak anak-anak berusia muda. Caranya, saat anak meminta sesuatu dari Anda, jangan langsung mengatakan Ya atau Tidak. Tanyakan lebih detail pada anak mengapa permintaannya itu begitu penting untuk Anda kabulkan. Misalnya dengan menanyakan, apa alasannya menginginkan hal tersebut, seberapa penting untuk harus dipenuhi segera, dan apa yang akan terjadi bila permintaannya ditolak.

Anak akan semakin sering berpikir apa yang harus ia katakan agar keinginannya terwujud. Selain itu, dia pun akan berpikir bahwa sebagian hal memang ternyata tidak terlalu penting, dan tidak masalah apabila tidak dikabulkan. Lama-lama, selain menjadi semakin pintar bernegosiasi, anak juga akan pintar memilih mana kebutuhan yang penting dan mana yang bisa ditunda.

 

10. Tingkatkan Frekuensi Pengambilan Keputusan

Memilih baju sendiri saat balita mungkin terdengar bukan hal yang penting. Namun siapa sangka, hal ini juga termasuk cara melatih anak mengambil keputusan. Latih kemampuan anak memutuskan sesuatu dengan cara memberikannya banyak pilihan sepanjang hari. Mulailah dengan hal yang ringan seperti misalnya ingin makan soto atau bakso, ingin mewarnai atau bermain puzzle, dan sebagainya.

Saat anak sudah semakin besar, tambahkan pilihan yang Anda tawarkan dengan pertimbangan. Misalnya bila anak memilih pilihan A, yang akan dia dapatkan apa saja, sedangkan pilihan B akan mendapatkan apa saja. Ini akan melatih anak-anak untuk mengambil keputusan tidak hanya berdasarkan keinginan, tapi juga berbagai pertimbangan.

 

11. Contohkan Cara Berpikir Optimis

Pemikiran optimis adalah salah satu modal karakter pemimpin yang baik. Orang yang optimis cenderung lebih berani mengambil resiko, menghadapi tantangan, dan tidak takut kegagalan. Pemimpin yang baik akan selalu optimis dalam mencapai tujuan-tujuannya. Pola berpikir optimis erat kaitannya dengan cara Anda menanggapi kesalahan yang ia lakukan. Anak yang terlalu sering diungkit-ungkit kesalahannya akan turun kepercayaan dirinya dan tidak optimis saat menghadapi tantangan.

Misalnya saat belajar mengatur keuangan, biarkan mereka belajar untuk membelanjakan apa saja yang penting dan kurang penting. Bila terjadi kesalahan dalam belajar prioritas, berikan semangat lagi bahwa ia bisa berusaha mencari uang lagi atau melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhannya.

 

12. Ajarkan Cara Menangani Kegagalan

Mengajarkan anak bagaimana caranya sukses tentu lebih mudah daripada menangani kegagalan. Namun percayalah, menangani kegagalan adalah proses penting dalam melatih jiwa kepemimpinan anak. Saat anak gagal meraih hal yang dia inginkan, inilah saat yang tepat untuk memberikan pendampingan. Alih-alih mengevaluasi kesalahannya terlalu dalam, fokus pada faktor utama kegagalannya. Setelah itu, ajak dia untuk bersama-sama memikirkan apa yang bisa dilakukan sebagai solusi atau meraih keberhasilan lain di masa depan.

 

13. Memberikan Pemahaman Terhadap Ilmu Agama

Hal lain yang sangat penting dalam melatih jiwa kepemimpinan anak adalah menanamkan pemahaman ilmu agama. Seorang pemimpin hanya akan berbuat kerusakan jika tak diiringi dengan nilai-nilai agama seperti kebijaksanaan, keadilan, dan juga kejujuran.

Anak dengan ilmu agama yang baik akan cenderung memiliki integritas sebagai pemimpin. Ia takut kepada Tuhannya, sehingga tidak akan melakukan hal yang bisa menyakiti atau merugikan orang lain.

 

Kesimpulan

Melatih jiwa kepemimpinan anak sejak kecil sangat penting dilakukan, karena pemimpin yang baik lahir dari proses tempaan yang panjang. Dalam proses melatih anak untuk dapat memimpin, Anda perlu kesabaran dan ketelatenan.

Ada 13 hal yang bisa Anda lakukan untuk melatih kepemimpinan anak, yaitu:

1. Menumbuhkan rasa percaya diri anak

2. Berikan ruang berpendapat

3. Biasakan anak bersikap disiplin

4. Melatih tanggung jawab secara bertahap

5. Mengenalkan figur pemimpin yang baik

6. Meningkatkan frekuensi aktivitas kelompok

7. Memberikan pengalaman berorganisasi

8. Mengasah keterampilan berbicara di depan umum

9. Melatih kemampuannya bernegosiasi

10. Tingkatkan frekuensi pengambilan keputusan

11. Contohkan cara berpikir optimis

12. Ajarkan cara menangani kegagalan

13. Memberikan pemahaman terhadap ilmu agama

Dengan melakukan berbagai langkah tersebut dalam pendidikan berkarakter untuk anak, Anda akan melihat perkembangan sikapnya secara bertahap.

Kami, di Prestasi Global juga menerapkan kebiasaan ini untuk melatih kepemimpinan pada anak. Siapkah Anda menyiapkan ananda untuk jadi pemimpin tangguh masa depan?

Sebutkan 13 hal yang bisa Anda lakukan untuk melatih kepemimpinan anak!

Menumbuhkan rasa percaya diri anak, berikan ruang berpendapat, biasakan anak bersikap disiplin, melatih tanggung jawab secara bertahap, mengenalkan figur pemimpin yang baik, meningkatkan frekuensi aktivitas kelompok, memberikan pengalaman berorganisasi, mengasah keterampilan berbicara di depan umum, melatih kemampuannya bernegosiasi, tingkatkan frekuensi pengambilan keputusan, contohkan cara berpikir optimis, ajarkan cara menangani kegagalan, memberikan pemahaman terhadap ilmu agama.

Bagaimana cara mengajarkan anak untuk menangani kegagalan?

Saat anak gagal meraih hal yang dia inginkan, inilah saat yang tepat untuk memberikan pendampingan. Alih-alih mengevaluasi kesalahannya terlalu dalam, fokus pada faktor utama kegagalannya. Setelah itu, ajak dia untuk bersama-sama memikirkan apa yang bisa dilakukan sebagai solusi atau meraih keberhasilan lain di masa depan.

Bagaimana cara melatih kemampuan anak bernegosiasi?

Caranya, saat anak meminta sesuatu dari Anda, jangan langsung mengatakan Ya atau Tidak. Tanyakan lebih detail pada anak mengapa permintaannya itu begitu penting untuk Anda kabulkan. Misalnya dengan menanyakan, apa alasannya menginginkan hal tersebut, seberapa penting untuk harus dipenuhi segera, dan apa yang akan terjadi bila permintaannya ditolak.