Meski sudah beranjak dewasa, pengawasan Anda terhadap anak tidak boleh menurun. Mereka tetap perlu pendampingan Anda. Setidaknya, dengan pendampingan tersebut, Anda bisa lebih banyak merekomendasikan kegiatan positif yang dilakukan di masa pubertas.

Mengapa kegiatan remaja harus diisi dengan kegiatan positif?

Seperti yang kita ketahui bersama, masa pubertas memberikan banyak perubahan dalam diri anak. Perubahan tersebut tak hanya perubahan fisik, tetapi juga perubahan yang sifatnya psikis.

Agar perkembangan fisik dan psikis anak-anak maksimal, orang tua perlu merekomendasikan kegiatan positif. Hal ini bisa dimulai dari menjaga kebersihan tubuh pada remaja.

Di tahap selanjutnya, Anda juga bisa mengajarkan cara menjaga kesehatan pada masa pubertas. Kesehatan ini termasuk juga kesehatan reproduksi, ya. Seperti yang kita ketahui bersama, memasuki masa pubertas, organ reproduksi anak-anak sudah mulai aktif.

Nah, bagaimana cara mengajak anak remaja agar mereka lebih banyak melakukan kegiatan-kegiatan positif? Anda bisa merekomendasikan kegiatan-kegiatan berikut.

Mulai dengan Mengajak Anak Menjaga Kesehatan Diri

Olahraga Hal positif yang dapat dilakukan remaja - Sekolah Prestasi Global

Agar aktivitas sehari-hari lancar, siapa pun perlu menjaga kesehatan diri, termasuk remaja. Sayangnya, para remaja masih belum memiliki kesadaran yang tinggi untuk menjaga kesehatan diri. Oleh karena itu, Anda perlu merekomendasikan kegiatan-kegiatan bermanfaat ini.

1. Mengajak Anak untuk Olahraga Secara Teratur

Olahraga adalah aktivitas paling penting yang bisa mendukung kesehatan fisik mereka. Di sela-sela aktivitas anak yang sibuk, Anda perlu mengajak mereka untuk berolahraga.

Karena anak harus berada di sekolah dari Senin – Jumat, jangan memaksakan diri untuk menyuruh mereka berolahraga di hari-hari sibuk tersebut. Olahraga bisa dilakukan di akhir pekan.

Olahraga teratur minimal satu kali per pekan sudah cukup untuk menjaga kesehatan fisik mereka. Kegiatan ini juga bisa mendukung perkembangan fisik agar lebih optimal.

2. Menyediakan Makanan yang Sehat

Bagian kedua ini adalah tugas paling penting bagi para orang tua. Tak hanya berolahraga, anak-anak juga perlu makanan yang sehat agar pertumbuhan mereka maksimal.

Cara paling mudah mendapatkan makanan yang sehat adalah makanan yang dimasak sendiri di rumah. Jika perlu, Anda bisa membawakan bekal untuk mereka.

Pada fase remaja, anak-anak seharusnya sudah tidak lagi memilih-milih makanan. Mereka sudah mulai paham mana yang baik dan mana yang buruk. Saat mereka tidak menyukai makanan sehat tertentu, Anda bisa memberitahu kandungan gizi makanan tersebut dan alasan mengapa anak perlu mengonsumsinya.

Lagi-lagi, buatlah diskusi yang terbuka, ya. Jangan memaksa anak untuk mau mengonsumsi makanan tertentu. Biarkan mereka sadar dan akhirnya mengikuti saran yang Anda berikan.

3. Menjaga Berat Badan yang Ideal

Terlalu kurus atau terlalu gemuk tidak bagus untuk kesehatan. Anak-anak yang memiliki berat badan berlebih saat remaja berpotensi mengalami obesitas saat dewasa. Tak hanya itu, mereka juga memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit kronis lainnya.

Kemudian, anak-anak yang terlalu kurus juga memiliki risiko tersendiri, seperti gangguan hati, tulang lemah, masalah kesuburan, hingga demensia.

Oleh karena itu, penting juga mengajar anak untuk menjaga berat badan mereka agar tetap ideal.

4. Menjaga Waktu Tidur

Mendapatkan tidur yang cukup sangat bagus untuk tubuh. Agar tak terbiasa begadang ketika dewasa nanti, jam tidur anak harus dijaga. Setidaknya, mereka membutuhkan tidur selama 7 – 8 jam per hari.

5. Memilih Kegiatan Ekskul yang Memaksimalkan Perkembangan Fisik

Selain belajar di sekolah, anak-anak juga dianjurkan untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Ada banyak sekali kegiatan ekskul yang bisa memaksimalkan perkembangan fisik, seperti basket, voli, pramuka, dan lainnya.

Jika Anda gagal mengajak anak untuk olahraga bersama, pastikan saja anak memiliki kegiatan lain yang mendukung perkembangan fisiknya.

Tak Kalah Penting, Kesehatan Reproduksi Juga Perlu Dijaga

Pada masa remaja, organ reproduksi anak sudah mulai aktif. Ini adalah saat yang tepat untuk mengajak mereka lebih peduli lagi dengan kegiatan organ reproduksi. Bagaimana caranya? Berikut beberapa kegiatan positif yang bisa Anda lakukan.

1. Memahami Perubahan Fisik

Masa pubertas pada remaja ditandai dengan adanya perubahan-perubahan fisik. Anak-anak harus segera beradaptasi dengan perubahan fisik yang ada, terutama bagi anak perempuan.

Perubahan fisik pada perempuan lebih terlihat dan lebih membutuhkan adaptasi. Berikan pemahaman yang cukup pada anak terkait perubahan-perubahan tersebut.

2. Mengajarkan Pendidikan Seks untuk Remaja

Di era yang lebih modern ini, pendidikan seks bisa dimulai bahkan sejak usia dini. Pendidikan seks bukan lagi hal yang tabu untuk diperbincangkan.

Saat memasuki usia remaja, pendidikan seks sudah tidak bisa ditunda lagi. Pendidikan seks bisa menjadi bekal bagi anak agar tidak terjerumus pada pergaulan bebas.

Pendidikan seksual dari orang tua adalah yang terbaik. Anda dan anak bisa lebih terbuka tentang berbagai permasalahan seputar seksual.

Nah, agar bisa memberikan pendidikan seks yang tepat pada anak, Anda pun perlu belajar ya.

3. Mewaspadai Penyakit Seks Menular

Saat memberikan pendidikan seksual, jangan lupa untuk memberikan pemahaman tentang risiko terkena penyakit seks menular, ya.

4. Menjaga Kebersihan Organ Reproduksi

Langkah paling nyata untuk menjaga kesehatan organ reproduksi adalah dengan menjaga kebersihannya. Anak harus paham bahwa mereka perlu rutin mengganti celana dalam.

Pada anak perempuan, saat menstruasi, mereka pun harus lebih ekstra dalam menjaga kebersihan organ intim.

Hal-hal yang terlihat sepele ini perlu dibiasakan sejak dini. Saat dewasa nanti, anak akan menuai hasil yang positif dari kebiasaan baik ini.

5. Menanamkan Konsep Cinta dan Persahabatan yang Sehat

Tanpa pendampingan yang ekstra dari orang tua, anak-anak sering salah menafsirkan apa itu cinta dan persahabatan. Di masa ini, tertarik dengan lawan jenis adalah hal yang wajar. Namun, yang salah adalah remaja sering mengekspresikannya dengan cara yang berlebihan dan tidak sehat,

Untuk mencegah hal-hal buruk yang mungkin terjadi, tanamkan konsep cinta dan persahabatan yang sehat. Dekat dengan lawan jenis boleh saja, tetapi tidak perlu ada kontak fisik yang berlebihan.

Menjaga Kesehatan Mental juga Penting untuk Mendukung Anak Belajar

Apa yang bisa dilakukan agar anak-anak punya mental yang sehat? Anda bisa mengajarkan hal positif berikut.

1. Belajar Mengelola Stres

Anak-anak mungkin saja mengalami stress, entah karena tugas sekolah yang menumpuk, hubungan pertemanan yang tidak baik, atau lainnya. Hal-hal seperti ini wajar dialami oleh anak.

Lalu, apa yang perlu orang tua lakukan?

Ajak anak untuk belajar mengelola rasa stress tersebut. Dengarkan cerita mereka dan bantu mereka untuk memecahkan masalah yang sedang mereka alami.

2. Memberikan Motivasi agar Anak Mau Melakukan yang Terbaik di Sekolah

Pada dasarnya, anak-anak sangat suka belajar. Namun, jika belajar menjadi sesuatu yang diwajibkan, mereka jadi malas untuk melakukannya.

Di sinilah peran Anda diperlukan. Berikan motivasi-motivasi agar anak-anak lebih semangat dalam belajar.

3. Tanamkan Konsep Bahwa Belajar untuk Paham, Bukan Sekadar Nilai

Hal positif di poin ketiga ini masih berkaitan dengan poin kedua. Goal dalam belajar bukan hanya nilai yang bagus di raport. Alih-alih nilai yang bagus, pastikan saja anak memahami materi-materi yang diajarkan di sekolah. Nilai yang bagus adalah bonus.

4. Mengajak Anak untuk Menjalin Hubungan Baik dengan Teman atau Guru

Menjalin hubungan baik dengan teman dan guru akan mendukung kenyamanan anak dalam belajar di sekolah. Ingatkan anak agar mereka bisa menjalin hubungan baik tersebut.

5. Dampingi Anak untuk Menemukan Passion Mereka

Agar anak tak stres karena harus belajar terus menerus, mereka membutuhkan sesuatu yang menjadi passion mereka. Dampingi anak agar bisa menemukan kegiatan yang merupakan passion mereka.

Menjaga dan Mengembangkan Sisi Emosional

Aspek emosional sebenarnya berkaitan dengan aspek mental. Lalu, apa hal positif yang perlu Anda lakukan untuk mengembangkan sisi emosional anak remaja?

1. Memperluas Pertemanan

Hal positif yang dapat dilakukan remaja - Sekolah Prestasi Global

Pada masa ini, anak-anak biasanya sedang senang-senangnya menghabiskan waktu bersama teman. Dukung mereka untuk memperluas pertemanan mereka. Ketika mereka bertemu dengan orang-orang dengan karakter yang berbeda, kecerdasan emosional anak pun akan terus berkembang.

Mereka akan belajar bagaimana menghadapi si A yang karakternya seperti ini, si B yang seperti itu, dan seterusnya.

Sebagai orang tua, Anda hanya perlu memastikan bahwa lingkungan pertemanan anak adalah lingkungan yang baik.

2. Mengembangkan Empati

Empati tidak muncul secara tiba-tiba. Kepedulian anak terhadap orang lain dibangun sejak dini. Saat mereka memasuki usia remaja, rasa empati mereka tidak boleh berkurang.

Kembangkan empati anak dengan hal-hal sederhana, seperti berdonasi, menjenguk teman saat sakit, dan lain sebagainya.

3. Berlatih Tanggung Jawab

Tanggung jawab termasuk kecerdasan emosional. Sikap ini pun perlu dilatih dan dikembangkan.

Bagaimana agar anak bisa bertanggung jawab?

Jangan langsung membela anak ketika mereka terlibat suatu masalah. Anda harus mendengarkan cerita dari dua sisi. Apabila anak Anda ternyata bersalah, suruh mereka untuk bertanggung jawab.

Kemudian, di masa pubertas, anak-anak sebaiknya sudah mulai bertanggung jawab atas kebutuhan sehari-hari mereka, seperti menyiapkan pakaian sendiri atau membersihkan kamar tidurnya.

4. Mengelola Emosi Agar Tidak Cepat Marah

Kemampuan mengelola emosi adalah yang terpenting. Anak remaja sering kali bersikap impulsif saat sedang marah. Sikap tersebut terkadang menjerumuskan anak ke hal-hal yang buruk.

Ajarkan anak untuk berpikir panjang dan bisa menahan emosi dengan baik. Jika mereka melakukan hal buruk karena emosi, mereka sendirilah yang akan menuai akibatnya.

5. Mengembangkan Motivasi

Semangat dalam diri anak selalu naik turun. Untuk menjaga semangat mereka, mereka harus mempunyai motivasi untuk melakukan sesuatu. Latih anak untuk mencari dan mengembangkan motivasi agar mereka selalu semangat meraih apa yang mereka inginkan.

Kesimpulan

Saat berada di masa pubertas, ada banyak hal yang perlu dikembangkan dalam diri anak. Tidak hanya berkaitan dengan prestasi belajar di sekolah, tetapi juga banyak hal lainnya.

Bagaimana agar perkembangan anak bisa maksimal? Orang tua harus benar-benar ada dan mendampingi mereka.

Pada masa ini, ciptakanlah komunikasi yang baik dengan anak Anda. Komunikasi harus dilakukan secara dua arah. Jadi, jangan hanya Anda yang mendominasi percakapan. Anda perlu lebih banyak mendengarkan kisah mereka.

Masih ada banyak kegiatan positif yang dilakukan di masa pubertas selain 20 hal yang sudah dijelaskan di sini. Anda bisa merekomendasikan kegiatan lainnya yang menurut Anda bermanfaat. Semoga informasi ini bisa jadi referensi bagi Anda, ya!

Baca juga : Dampak Kecanduan Internet Pada Remaja dan Cara Mengatasinya

Apa yang akan terjadi pada remaja ketika memasuki masa puber?

Masa pubertas memberikan banyak perubahan dalam diri anak. Perubahan tersebut tak hanya perubahan fisik, tetapi juga perubahan yang sifatnya psikis. Agar perkembangan fisik dan psikis anak-anak maksimal, orang tua perlu merekomendasikan kegiatan positif. Hal ini bisa dimulai dari menjaga kebersihan tubuh pada remaja. Orang tua juga bisa mengajarkan cara menjaga kesehatan pada masa pubertas. Kesehatan ini termasuk juga kesehatan reproduksi, ya. Seperti yang kita ketahui bersama, memasuki mmasa pubertas, organ reproduksi anak-anak sudah mulai aktif.

Bagaimanakah jam tidur terbaik untuk anak di masa remaja?

Mendapatkan tidur yang cukup sangat bagus untuk tumbuh kembang tubuh. Agar tak terbiasa begadang ketika dewasa nanti, jam tidur anak harus dijaga. Setidaknya, mereka membutuhkan tidur selama 7 – 8 jam per hari.

Bagaimana cara agar dapat menjaga emosional anak remaja?

Memperluas pertemanan (memahami karakter orang di dalam lingkungan pertemanan), mengembangkan empati (mengembangkan rasa peduli anak pada sesama), berlatih tanggung jawab (sebaiknya anak sudah bertanggung jawab atas kebutuhan sehari-hari mereka), mengelola emosi agar tidak cepat marah (berpikir panjang dan bisa menahan emosi dengan baik), mengembangkan motivasi (agar selalu semangat meraih apa yang mereka inginkan)