Sopan santun adalah pengetahuan dasar dan etika yang wajib orang tua ajarkan pada anak. Dan semua orang tua, tentu ingin memiliki anak yang sopan dan santun? Namun, cara menumbuhkan sikap sopan santunpada anak ini juga tidak bisa asal.

Seperti yang kita tahu, orang tua adalah guru dalam rumah tangga. Itu artinya, sudah menjadi kewajiban bagi orang tua untuk membantu tenaga pengajar dalam mendidik anak. Tentu saja di sini bukan hal akademik, tapi tentang etika dan perilaku. Lantas, bagaimana cara menanamkan etika pada anak?

Cara menanamkan Sopan Santun dan Etika yang Baik pada Anak

Cara Agar Anak Memiliki Sopan Santun dan Etika yang Baik - Sekolah Prestasi Global

Berikut ini daftar referensi apa saja yang bisa orang tua lakukan untuk mengajarkan etika sopan santun kepada anak.

1. Anda Bisa Memulainya dari Berperan Sebagai Contoh yang Baik

Rekomendasi tentang cara yang bisa orang tua lakukan untuk mengajarkan sopan santun dan etika yang pertama adalah dengan menjadikan keseharian orang tua sebagai contoh yang baik. Ini sebenarnya merupakan hal yang sederhana, tapi terkadang sulit untuk dilakukan.

Tentu saja, yang dimaksud sebagai contoh di sini adalah perilaku dan sikap dengan etika dan sopan santun yang baik. Namun, seperti yang dikatakan sebelumnya, ini sederhana tetapi sulit untuk diaplikasikan. Misalnya saja ketika sedang kelelahan dan anak tiba-tiba rewel, terkadang orang tua bisa keceplosan.

Tapi, itu bukan hal yang dapat menjadi alasan. Karena peran orang tua yang seperti guru, sebenarnya secara otomatis anak akan melihat dan meniru sikap orang tua, entah etika baik atau buruk. Oleh sebab itu, Anda harus menunjukkan etika yang baik, setidaknya saat di depan anak.

Cara ini dinilai lebih efektif ketimbang dijelaskan secara lisan dan terperinci. Anak dengan usia yang masih kecil cenderung lebih mudah meniru apa yang ia lihat daripada mengaplikasikan apa yang ia pelajar dari penjelasan secara lisan.

2. Ajarkan Bagaimana Cara Bersikap Sopan Santun dari Rumah

Seperti Anda ketahui, sopan santun itu bukan hanya kepada orang lain atau orang asing yang baru kita kenal. Sikap ramah, sopan, dan perilaku santun juga harus kita terapkan dalam lingkungan keluarga.

Selain itu, umumnya suatu kebiasaan yang bermula dari kebiasaan selama di rumah juga ikut terbawa di lingkungan umum. Rumah adalah tempat terbaik dengan suasana yang paling nyaman untuk mengajarkan sopan santun dan etika yang baik.

Sebagai orang tua, Anda tidak perlu ragu untuk mulai mengajarkan kebiasaan sopan santun dan etika baik di dalam rumah. Beberapa contoh yang dapat menjadi wujud dari pembelajaran etika baik dan sopan santun seperti mengucapkan salam dan mengetuk pintu sebagai wujud izin masuk.

Selain itu, juga bisa dengan mengajarkan bagaimana etika saat di meja makan, dan masih banyak hal lainnya yang bisa orang tua ajarkan. Selain dengan mengajarkan, Anda juga sebaliknya membiasakan etika dan perilaku sopan santun tersebut dalam keseharian.

Tentu saja tujuan nya tidak lain agar perilaku dan etika sopan santun bisa tertanam dan terbawa hingga dewasa.

3. Ajarkan untuk Mengucapkan “Terima Kasih, Tolong, dan Maaf” dalam Keseharian

Apakah Anda menyadarinya? Akhir-akhir ini sudah jarang mendengar orang mengatakan tiga hal yang sangat krusial ini. Tentu saja meskipun tiga kata ini begitu sederhana, tapi bisa menimbulkan efek luar biasa baik untuk pelaku maupun lawan bicaranya.

Ini bisa jadi salah satu hal yang sebaiknya orang tua tanamkan pada buah hati sedari kecil. Ajarkan kepada anak tentang situasi mana yang tepat untuk mengucapkan ketiga kata itu.

Misalnya mengucapkan “maaf” saat melakukan kesalahan, “tolong” saat merasa memerlukan bantuan yang penting, dan “terima kasih” saat anak sudah merasa terbantu. Fakta menariknya, “terima kasih” juga dapat menjadi ekspresi apresiasi kepada orang lain.

Misalnya, saat ada orang lain menegur, pengucapan “Terima kasih telah memberi tahu hal yang kurang tepat”. Atau ketika orang lain menunggu, maka pengucapan “terima kasih telah meluangkan waktu” juga bisa menjadi bentuk apresiasi. Ingat, meskipun sederhana, ketiga kata ini bisa berdampak besar.

4. Beri Apresiasi, Sesederhana Apapun Bentuknya

Bicara tentang apresiasi, apresiasi ternyata juga bisa mempengaruhi rasa semangat dan percaya diri anak dalam beretika baik. Anak akan merasa dihargai dan hal yang dilakukan terasa seperti menyenangkan dan memotivasi. Ini akan membantu anak untuk terbiasa bersikap sopan santun dan beretika baik.

Anda bisa memberi apresiasi baik berupa hadiah, pujian, atau sekadar pelukan. Tetapi, perlu Anda ingat bahwa apresiasi di sini jangan terlalu berlebihan, cukup sewajarnya saja. Takutnya, anak justru belajar bahwa ia akan melakukan apapun asal ada apresiasi atau timbal balik.

Lain kata, saat anak belum bisa melakukan sopan santun dan etika yang baik, baik itu karena memang tidak yakin dengan tindakannya, maupun tindakan yang sengaja, Anda harus tegas memberi teguran. Agar anak bisa memahami di mana letak perilakunya yang harus mereka perbaiki di lain waktu.

Namun, saat membuat sebuah kesalahan yang berhubungan dengan etika, sebaliknya Anda juga tidak perlu berlebihan dalam menegur. Anda harus memahami bahwa ucapan dari orang tua, selain bisa membangun, juga bisa jauh lebih membunuh dari perkataan orang asing. Jika itu tidak tertata dengan baik.

5. Ajarkan Sopan Santun pada Anak dengan Konsisten

Hampir segala sesuatu di dunia ini tidak bisa didapatkan secara instan. Pun begitu dengan proses mengajarkan anak tentang etika dan sopan santun. Dalam mengajarkan etika yang baik dan juga sikap sopan santun, Anda tidak bisa berharap terlalu banyak jika anak akan cepat mengerti dan memahaminya.

Yang perlu digaris bawahi, kemampuan setiap anak dalam menangkap informasi juga bervariasi. Anda jangan menyamakan kemampuan Anak Anda dengan Anak tetangga, ya. Sebaiknya, Anda juga jangan sampai merasa lelah untuk mengajari anak tentang pengetahuan dasar yang satu ini.

Selain itu, ada saatnya anak akan benar-benar lupa dengan tata krama yang baik dan benar, yang sudah pernah Anda ajarkan sebelumnya. Anda juga tidak perlu memarahinya. Anda cukup mengingatkannya dan mengajarinya secara berkala. Kuncinya adalah konsisten.

6. Jangan Koreksi nanti-nanti Saat Anak Melakukan Kekeliruan

Salah satu hal yang sebaiknya Anda hindari ketika anak sedang belajar tentang etika dan sopan santun adalah tidak sesegera mungkin mengoreksi kesalahannya. Hal ini mungkin saja justru membuat anak merasa apa yang baru saja dilakukan itu benar. Apalagi jika Anda lupa mengingatkannya.

Tapi ingat, sebaiknya Anda mengoreksinya ketika memang sedang berdua saja dengan anak. Koreksi kesalahannya secara empat mata, dan jangan lakukan di tempat umum. Sadar ataupun tidak, menasehati di tempat umum itu tindakan mempermalukan objek yang Anda nasehati meskipun niatnya baik.

Tapi Anda juga bisa memperhatikan situasi dan kondisi sang anak. Jika memang ia tidak mudah tersinggung dan cenderung welcome dengan pengetahuan baru atas apa yang telah ia perbuat, Anda bisa langsung mengoreksinya saat itu juga. Meskipun saat itu kalian berada di tempat umum.

7. Komunikasikan Tentang Apa Manfaat Etika yang Baik dan Sopan Santun

Kunci dari semua permasalahan adalah komunikasi yang baik dan benar. Termasuk dalam memberi informasi kepada anak tentang manfaat etika yang baik dan sopan santun dalam bermasyarakat. Sebagai orang tua, memang hal yang wajar ‘’menyuruh’’ anak bersikap baik dan sopan. Apalagi soal etika.

Tetapi, sebaiknya sertakan juga kenapa kita harus bersikap sopan santun dan beretika baik. Beri tahu apa saja manfaat yang akan anak peroleh dengan bersikap sopan santun dan beretika baik agar anak memahaminya lebih baik.

Anak juga sebaiknya Anda ajarkan untuk melihat situasi dan bagaimana ia harus bersikap dalam situasi tersebut di samping melatih sikap. Anda dapat mengatakan kepada anak tentang apa saja manfaat yang akan anak dapatkan dengan menjadi pribadi yang sopan santun serta memiliki etika yang baik.

Misalnya, Anda dapat memberitahukan kepada anak bahwa orang yang memiliki sopan santun akan memiliki banyak teman. Selain itu, banyak orang yang nantinya bersedia membantu ketika kita kesulitan karena sebelum-sebelumnya kita bersikap ramah dan beretika saat melakukan sesuatu.

8. Ajari Anak Tentang Sopan Santun Melalui Media Bermain

Seperti yang Anda ketahui, seiring dengan berjalannya waktu, belajar bukan hanya duduk tegang menghadap sebuah buku. Anda bisa mengajarkan tentang etika dan sopan santun dengan berbagai cara, termasuk dengan berimajinasi melakukan seni peran.

Misalnya, seperti permainan seni peran menjadi tamu, berpura-pura berdagang, dan sebagainya. Sambil bermain, Anda juga bisa sekaligus mengajak anak untuk mengenal lebih jauh tentang etika dan sopan santun. Anda juga bisa memberi contoh sopan santun dalam berbicarakepada orang yang diperankan

Seperti yang pernah disebutkan sebelumnya, contoh sopan santun dalam berbicara misalnya seperti mengucapkan salam, tidak memotong pembicaraan, ramah, menghargai apa yang orang lain sampaikan, dan masih banyak lagi.

9. Latihan dan Latihan

Masih berhubungan dengan poin sebelumnya, bermain seni peran memang bisa menjadi salah satu sarana latihan untuk anak dalam mempelajari dan mempraktikkan sopan santun.

Namun, pada intinya, kunci utama belajar etika dan sopan santun adalah dengan selalu berlatih dan mengulang-ulang apa yang menjadi pelajaran sebelumnya. Dengan pengulangan dan latihan dalam frekuensi sering, secara otomatis etika dan sopan santun akan tertancap kuat dalam pendirian anak.

Penyebab Anak Tidak Memiliki Sopan Santun

sopan santun dan etika baik untuk anak - Sekolah Prestasi Global

Selain mengetahui bagaimana cara mengajarkan kepada anak tentang bagaimana bersikap sopan santun dan etika yang baik, Anda juga sebaiknya tahu apa saja yang menyebabkan anak menjadi tidak memiliki sopan santun dan etika yang baik. Berikut ini beberapa penyebab anak tidak memiliki sopan santun:

  • Karena kebiasaan orang tua yang kurang baik,
  • Tontonan selama ia berhadapan dengan ponsel atau komputer,
  • Ketidaksiapan anak dalam mengontrol emosi,
  • Anak yang memiliki kebiasaan mudah jenuh,
  • Anak yang terlalu dikekang berlebihan.

Penutup

Anak merupakan aset paling berharga bagi orang tua manapun. Tidak heran jika orang tua menginginkan anaknya memiliki etika dan sopan santun yang baik. Banyak hal dapat orang tua lakukan untuk itu. Mulai dari mengajarkan sambil bermain, hingga memberi reward atas usaha belajarnya.

Itulah tadi daftar cara menumbuhkan sikap sopan santun pada anak yang kami sajikan di Prestasi Global. Cara-cara ini memang selalu kami lakukan dalam menyiapkan putra putri Indonesia yang berbudi luhur dan mengedepankan etika dan sopan santun. Sekian dan selamat beraktivitas kembali.

Baca juga : 4 Tips Untuk Orang Tua Dalam Menemani Anak TK Selama Belajar Di Rumah 

Apa yang dimaksud dengan sopan santun dan etika itu?

Sikap sopan santun adalah satu kewajiban yang harus dikerjakan oleh tiap-tiap kelompok mulai dari anak-anak sampai orangtua tanpa ada kecuali. Etika yaitu suatu hal di mana serta bagaimana cabang paling utama filsafat yang pelajari nilai atau kwalitas standard moral serta penilaian.

Bagaimana cara sederhana agar anak bisa menghormati orang lain?

Anak kecil akan mudah untuk meniru kebiasaan orang lain, maka orang tua harus mengajarkan hal sederhana dalam berperilaku sopan dan berucap santun. Contoh sederhananya mengucapkan maaf jika membuat kesalahan dan mengucapkan terimakasih ketika diberi atau mendapatkan sesuatu.

Apa penyebab anak tidak memiliki sopan santun?

●Karena kebiasaan orang tua yang kurang baik, ●Tontonan selama ia berhadapan dengan ponsel atau komputer, ●Ketidaksiapan anak dalam mengontrol emosi, ●Anak yang memiliki kebiasaan mudah jenuh, ●Anak yang terlalu dikekang berlebihan.