Masa pandemi menjadi tantangan bagi banyak orang. Tidak hanya bagi mereka yang bekerja di bidang kesehatan, tapi juga para pelajar yang tak lagi leluasa belajar melalui tatap muka. Agar pembelajaran tetap lancar, blended learning pun makin marak digunakan. Blended learning sebenarnya bukanlah istilah baru. Sejak dulu sudah banyak kursus atau lembaga pendidikan yang menggunakan pendekatan ini. Terutama bagi yang telah lama menyediakan layanan belajar secara online.

Jika Anda adalah orangtua yang selama ini masih kebingungan dengan penerapan blended learning, maka inilah saatnya mencari tahu lebih banyak. Siapa tahu, Anda justru bisa memanfaatkan pendekatan ini dengan lebih baik di masa depan. Kali ini kami mengajak Anda untuk memahami apa itu blended learning dan bagaimana pendekatan ini dapat menjadi solusi pembelajaran selama pandemi.

Mengenal Istilah Blended Learning

Mengenal Istilah Blended Learning - Sekolah Prestasi Global

Blended learning merupakan sebuah pendekatan yang menggabungkan atau mengkombinasikan antara pembelajaran mandiri secara online dan tatap muka. Pada kelas yang mengaplikasikan blended learning, siswa memiliki kesempatan untuk belajar dengan kecepatan yang berbeda-beda. Beberapa anak yang belajar dengan cepat mungkin hanya butuh sekali waktu untuk membaca materi. Namun bagi sebagian lainnya mereka butuh mengulang materi berkali-kali agar paham.

Dengan penggunaan teknologi, anak-anak bisa mengakses materi dari guru dan sumber-sumber lainnya di manapun mereka berada. Tak harus pergi ke sekolah, mereka bisa mempelajari ilmu baru dari rumah. Selain belajar mandiri dengan kecepatan yang fleksibel, siswa juga belajar melalui webinar, pertemuan virtual, maupun pertemuan tatap muka. Semua cara tersebut dikombinasikan untuk membentuk pengalaman belajar yang menyenangkan.

Secara umum, blended learning adalah pendekatan yang bersifat fleksibel, memudahkan, dan membuat anak-anak semakin mandiri dalam belajar. Di Indonesia, sudah banyak sekolah yang melakukan pendekatan blended learning selama pandemi. Mereka menggunakan berbagai platform sekolah virtual seperti Google Classroom, Microsoft Teams, maupun LMS yang dibuat sekolah. Anak-anak yang pada awal pandemi dulu mungkin masih kebingungan dengan teknologi ini, sekarang sudah mulai mampu beradaptasi. Mereka bahkan sudah mampu menyesuaikan bagaimana model belajar yang efektif untuk gaya belajar masing-masing.

Contoh-Contoh Penerapan Pendekatan Blended Learning?

Secara teknis, ada berbagai contoh penerapan blended learning pada berbagai situasi pembelajaran. Berikut adalah beberapa contoh model blended learning yang cukup banyak digunakan.

1. Model Rotasi

Pada model ini, guru membuat sistem yang mengizinkan siswa memiliki jadwal rotasi antara aktivitas online dan offline. Pada model ini, siswa mayoritas belajar di sekolah, dan kemudian memiliki aktivitas online mandiri di luar sekolah. Flipped Classroom adalah salah satu model rotasi yang kini menjadi favorit selama masa pandemi. Inilah model pembelajaran yang membalik kebiasaan pembelajaran tradisional sehingga siswa mendapatkan pengalaman belajar yang lebih baik.

Biasanya di sekolah tradisional, siswa akan bertemu gurunya untuk belajar teori darinya. Setelah itu baru mereka mengerjakan berbagai tugas secara mandiri. Dalam sekolah tradisional seperti ini, guru seringkali masih memiliki peran utama. Namun pada flipped classroom atau model kelas terbalik, siswa justru mempelajari teori-teori atau materi baru secara online. Setelah itu, mereka masuk ke sekolah untuk pertemuan tatap muka dengan guru dan mengerjakan proyek atau latihan soal.

2. Model Flex

Pada model flex, metode utama pembelajaran adalah dengan menggunakan sarana online. Model flex mengkombinasikan berbagai teknologi untuk memastikan siswa menguasai materi secara online. Pembelajaran offline bisa saja dilakukan untuk aktivitas tertentu yang dibutuhkan, seperti konsultasi atau praktikum. Pada model ini, siswa belajar dengan jadwal yang lebih fleksibel. Mereka juga bisa belajar dengan cara yang berbeda-beda, sesuai dengan modalitas belajarnya.

3. Model A La Carte

Pada model ini, aktivitas online bersifat komplementer atau sebagai pelengkap dari aktivitas lain yang bersifat offline. Contohnya bila seseorang mengambil kuliah offline di Universitas A sambil menjalani kursus bahasa secara online di lembaga lain. Bisa juga siswa mempelajari mata pelajaran wajib di SMA secara online, tapi mengambil materi muatan lokal SMA tersebut secara online.

4. Model Enriched Virtual

Pada model ini, siswa harus datang ke sekolah untuk sesi-sesi pembelajaran bersama guru, lalu bebas mengerjakan tugas-tugasnya secara online. Aktivitas online cukup banyak, tapi kehadiran di sekolah juga wajib dipenuhi. Meskipun demikian, siswa tidak harus hadir ke sekolah setiap hari. Inilah yang membedakan model ini dengan model sekolah tradisional. Model ini biasanya berkembang pada lembaga yang awalnya full online, lalu ingin memberikan pengalaman belajar offline juga untuk siswanya.

Keunggulan Blended Learning

Meskipun marak digunakan di Indonesia pada masa pandemi, ternyata banyak manfaat dari penggunaan pendekatan belajar ini. Ada beberapa keunggulan blended learning yang membuat pendekatan ini banyak diminati saat ini, diantaranya sebagai berikut:

  1. Sangat fleksibel, bisa menyesuaikan dengan kondisi siswa yang belajar.
  2. Pembelajaran dapat menyesuaikan dengan modalitas belajar siswa, sehingga hasil akan berpotensi lebih optimal.
  3. Guru punya kesempatan menentukan komponen mana yang lebih baik muncul dalam pembelajaran offline, dan mana yang cocok untuk pendekatan online.
  4. Siswa dan guru lebih menghargai waktu dan kebersamaan mereka saat tatap muka offline maupun virtual.
  5. Guru dan siswa semakin mampu menguasai teknologi dan terampil dalam hal digital untuk mengoptimalisasi proses belajar.
  6. Dengan pemilihan metode dan kurikulum yang tepat, siswa akan merasakan pentingya belajar mandiri.
  7. Siswa tidak lagi hanya bergantung pada teori dari guru seperti yang biasanya terjadi pada sekolah tradisional. Mereka akan terbiasa mencari sumber-sumber belajar lain yang bisa menajamkan pemahaman mereka terhadap suatu ilmu.
  8. Mengurangi intensitas dan frekuensi pertemuan tatap muka secara offline, sehingga resiko penularan Covid-19 juga berkurang.

Blended Learning Sebagai Solusi Belajar Pada Masa Pandemi

Blended Learning Sebagai Solusi Belajar Pada Masa Pandemi - Sekolah Prestasi Global

Pada masa pandemi, keadaan serba tak menentu. Sekolah bisa saja buka untuk beberapa hari, kemudian tutup lagi apabila ada kasus siswa, guru, atau karyawan yang positif Covid-19. Demikian pula dengan kondisi orangtua dan siswa. Tidak ada yang bisa menjamin siswa selalu dalam kondisi sehat, sehingga siap belajar offline. Namun tanpa tatap muka sama sekali, anak-anak akan belajar tanpa tahu arah yang jelas.

Kondisi ini menuntut guru dan siswa untuk mampu menemukan cara agar pembelajaran tetap bisa berlangsung. Jika tidak, maka siswa akan mengalami stagnasi, tidak ada perkembangan ilmu dan keterampilan yang signifikan. Blended learning menjadi solusi tepat, karena pendekatan ini mampu mengakomodasi kebutuhan guru dan siswa.

Siswa dapat belajar secara mandiri dari video pembelajaran, modul, dan berbagai materi lain yang ada pada platform belajar online sekolah. Mereka juga akan memiliki waktu untuk pertemuan tatap muka baik secara offline maupun online dengan guru. Interaksi saat belajar bisa tetap terjalin tanpa harus membahayakan nyawa dengan melakukan pembelajaran yang full offline. Sekolah juga tidak perlu memaksa semua orangtua untuk mengijinkan anaknya selalu datang tatap muka offline. Siswa boleh memutuskan untuk kapan mereka ingin online dari rumah.

Tips Agar Blended Learning Selama Pandemi Bisa Efektif

Meskipun memiliki banyak keunggulan, bukan berarti blended learning tidak punya tantangan. Kesulitan bisa saja hadir karena kurangnya penguasaan teknologi, atau faktor-faktor lainnya. Agar blended learning bisa menciptakan hasil yang optimal, berikut ini adalah beberapa tips yang dapat dilakukan.

1. Riset Situasi dan Kondisi

Pilih model blended learning yang paling sesuai dengan kondisi siswa di lokasi Anda. Sebelum melakukan pemilihan model, sebaiknya Anda sudah benar-benar tahu karakter siswa dan orang tua, serta kondisi lingkungan berkaitan dengan pandemi. Jika memang jumlah orang yang positif Covid-19 sudah jauh berkurang, maka Anda mungkin bisa menyelenggarakan pertemuan tatap muka lebih banyak. Tentu saja, tetap dengan persetujuan orang tua.

2. Fokus Pada Tujuan Utama

Meskipun ada banyak platform pembelajaran online yang menarik, jangan menuntut anak-anak memahami dan menggunakan semuanya. Pilih platform yang paling efektif dan sesuai dengan tujuan Anda, yaitu membuat anak-anak memiliki pengalaman belajar terbaik.

3. Lakukan Sosialisasi, Ciptakan Sinergi

Blended learning hanya akan bisa berhasil bila ada dukungan dari berbagai pihak. Guru yang kreatif dan terbuka pada perkembangan teknologi serta murid yang mau berusaha dan adaptif adalah kunci utama. Sekolah yang menyediakan fasilitas, lingkungan yang memberikan ijin, orang tua yang mendukung dan mengawasi anak selama online juga sangat penting.

Oleh karena itu, sebelum membuat kebijakan apapun terkait blended learning, lakukan sosialisasi kepada orangtua dan anak. Pastikan mereka memahami tujuan Anda, dan siap bersinergi untuk meraih keberhasilan pembelajaran.

Potensi Blended Learning Setelah Pandemi Berakhir

Mengingat banyaknya keuntungan blended learning, maka pendekatan ini sangat mungkin untuk dikembangkan, bahkan setelah pandemi berakhir. Nantinya siswa akan memiliki lebih banyak kebebasan waktu dan cara untuk belajar. Guru tidak lagi menjadi satu-satunya sumber belajar, melainkan fasilitator pembelajaran. Anak-anak akan menyadari bahwa internet bisa dijadikan sarana belajar yang menarik dan efektif.

Pembelajaran tidak lagi berkaitan secara langsung dengan lokasi. Seorang siswa yang berlokasi di Indonesia bisa mengambil kursus di negara-negara lain dengan sistem ini. Mereka punya banyak kesempatan untuk mengembangkan diri dengan berbagai cara.

Kesimpulan

Blended learning adalah sebuah pendekatan belajar yang mengkombinasikan berbagai cara belajar baik online (dalam jaringan) maupun offline (luar jaringan). Pendekatan ini dapat dilakukan dengan berbagai model yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan siswa, serta kondisi selama pandemi. Ada banyak keunggulan dari blended learning, yang mayoritas berkaitan dengan fleksibilitas dan kemudahan siswa mengakses ilmu. Blended learning menawarkan pengalaman belajar yang menyenangkan bagi siswa.

Guru juga secara bertahap akan memahami komponen mana yang membutuhkan pertemuan tatap muka, dan mana yang bisa dikerjakan secara online. Anak punya lebih banyak waktu untuk belajar mandiri, sesuai dengan kecepatan belajarnya. Kami, di Prestasi Global juga menerapkan blended learning untuk membantu siswa belajar materi akademik maupun non akademik. Kami juga memanfaatkan pendekatan ini untuk mengajarkan karakter Islami yang baik untuk mereka.

Baca Juga : Mengenal 4 Metode Pembelajaran Daring Yang Efektif

Apa itu blended learning?

Blended learning merupakan sebuah pendekatan yang menggabungkan atau mengkombinasikan antara pembelajaran mandiri secara online dan tatap muka.

Contoh-Contoh Penerapan Pendekatan Blended Learning?

1. Model Rotasi
2. Model Flex
3. Model A La Carte
4. Model Enriched Virtual

Tips Agar Blended Learning Selama Pandemi Bisa Efektif

1. Riset Situasi dan Kondisi
2. Fokus Pada Tujuan Utama
3. Lakukan Sosialisasi, Ciptakan Sinergi