Mie instan memang kerap menjadi makanan favorit anak-anak karena rasanya gurih dan teksturnya lembut. Namun, tidak baik jika terlalu sering memberikan mie instan. Sebab, bahaya makan mie instan terlalu sering sangatlah banyak.

Pada dasarnya, baik mie buatan sendiri atau kemasan tidak aman jika Anda berikan ke bayi. Saat memakannya, mereka kemungkinan bisa tersedak.

Namun, anak-anak juga tetap dianjurkan untuk perbanyak makanan yang bergizi, alih-alih makan mie instan. Sebab, dalam mie instan kandungannya sangat sedikit.

Secara umum, satu porsi mie instan rata-rata memiliki kandungan gizi sebagai berikut:

  • 385 Kkal kalori
  • 14,5 gr lemak total
  • 6,5 gr lemak jenuh
  • 55,7 karbohidrat
  • 7,9 gr protein
  • 986 mg natrium
  • 2 gr serat

Dari kandungan di atas terlihat bahwa mie rendah kalori, protein, dan juga serat. Akan tetapi, tinggi natrium, lemak, dan karbohidrat.

Bahaya Makan Mie Instan untuk Anak

Bahaya Makan Mie Instan untuk Anak-PRESGO

Photo by Ke Vin on Unsplash

Secara umum, dalam proses produksi mie instan ada banyak campuran bahan kimia. Beberapa di antaranya seperti natrium polifosfat (pengental, penstabil, dan pengemulsi), tartrazine (pewarna kuning), dan masih banyak lagi.

Nah, kandungan dari zat-zat kimia inilah yang tidak baik jika terlalu sering anak konsumsi. Adapun bahayanya jika dimakan terlalu sering oleh anak-anak adalah sebagai berikut.

1. Mie Instan Tidak Memiliki Kandungan Gizi yang Lengkap

Mie instan banyak disebut sebagai makanan kosong oleh beberapa ahli gizi. Ini karena kebanyakan terbuat dari maida atau tepung olahan.

Makanan dengan komposisi seperti itu tidak mempunyai nilai gizi yang lengkap karena kandungan mineral esensial dan vitaminnya tidak ada. Tak hanya itu, kandungan protein dan serat dalam mie juga rendah.

Kandungan pada mie yang tinggi hanya natrium, karbohidrat, dan lemak yang mana ketiga kandungan tersebut jika anak konsumsi terlalu banyak justru tidak baik bagi kesehatan.

2. Memiliki Kandungan Lemak Trans

Agar mie instan tahan lama, proses pembuatannya dikukus terlebih dahulu baru kemudian digoreng dengan menggunakan minyak.

Namun, justru proses inilah yang menyebabkan adanya kandungan lemak trans. Kandungan lemak trans ini yang dapat mengakibatkan berat badan anak naik dengan cepat.

Berat badan yang naik memang bagus. Tapi bahaya terlalu sering makan mie instan adalah bisa terjadi obesitas, terutama bagi yang tidak menyeimbangkan menunya dengan variasi makanan lain yang lebih sehat.

Obesitas dapat membuat hormon jadi tidak seimbang, risiko terkena diabetes tipe 2 jadi meningkat, dapat menyebabkan penyakit jantung dan paru-paru, pertumbuhan tulang terganggu, serta sindrom metabolik.

3. Ada Kandungan Propylene Glycol 

Mie instan membutuhkan kandungan Propylene glycol agar kelembapan internalnya tetap terjaga. Sayangnya, kandungan bahan kimia ini dapat menimbulkan risiko tinggi pada anak-anak.

Propylene glycol dapat menumpuk di ginjal, hati, dan jantung, sehingga dalam jangka panjang dapat merusak organ-organ tersebut.

4. Bisa Mengganggu Sistem Pencernaan

Selanjutnya, bahaya makan mie yang instan setiap hari yaitu bisa menyebabkan proses pencernaan makanan menjadi terganggu. Anak juga berisiko untuk mengalami usus bocor, sembelit, dan juga kembung.

Pasalnya, selama proses pencernaan makanan sangat membutuhkan nutrisi dan mineral yang banyak. Sementara itu, mie instan hanya memiliki kedua kandungan tersebut dalam jumlah yang sangat sedikit.

Tak hanya itu, mie yang dikonsumsi juga dapat mengganggu proses penyerapan nutrisi. Kandungan TBHQ (Tertiary-butyl hydroquinone) yang terdapat pada pengawet mie instan sulit untuk dicerna.

Bahkan, dalam waktu dua jam saja perut belum mampu mencerna pengawet dengan bahan dasar minyak ini. Padahal, usia anak-anak inilah yang justru membutuhkan nutrisi yang tinggi.

5. Anak Rawan Terkena Liver

Mie instan juga rawan menyebabkan penyakit liver. Sebab, proses pengolahannya sangat panjang sehingga sulit untuk diuraikan.

Tentunya, jika anak keseringan makan mie, hati bisa kewalahan dan akhirnya lemak akan tertimbun dalam selnya sendiri. Lemak yang tertimbun ini yang menjadi penyebab kerusakan liver.

Jika liver rusak dan fungsi hati menjadi terganggu, maka akan terjadi pembengkakan dan juga retensi air.

6. Dapat Menyebabkan Hipertensi

Bahaya terlalu sering makan mie instan selanjutnya yaitu tekanan darahnya akan tinggi. Sebab, kadar garam yan terkandung di dalamnya sangatlah tinggi. Ini melebihi kebutuhan sodium dan natrium anak dalam sehari.

Meski masih anak-anak, kemungkinan hipertensi ini bukan tidak mungkin. CDC menyebutkan jika 1 dari 6 anak dengan usia 8-17 tahun mengidap hipertensi.

Pastinya tekanan darah yang tinggi juga berisiko besar pada kesehatan jantung karena dapat menyebabkan stroke dan penyakit jantung.

7. Diduga Dapat Membuat Anak Jadi Lebih Hiperaktif

Dalam mie instan terdapat berbagai zat aditif, seperti pewarna dan pengawet buatan. Kandungan zat aditif ini yang tidak baik jika anak konsumsi terlalu sering.

Dokter ahli alergi, Benjamin Feingold menyebutkan jika zat pengawet dan pewarna buatan dapat memengaruhi perilaku anak. Kedua zat ini memiliki hubungan dengan gangguan perilaku, seperti ADHD.

Namun, karena masih adanya perbedaan pendapat dari para ahli, sehingga masih perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai risiko penggunaan zat aditif pada kecenderungan anak yang lebih hiperaktif.

8. Anak Dapat Tertinggal Pelajaran di Sekolah

Anak Dapat Tertinggal Pelajaran di Sekolah-PRESGO

Photo by Annie Spratt on Unsplash

Anak-anak membutuhkan nutrisi yang cukup untuk tumbuh kembangnya. Sementara itu, kandungan gizi pada mie instan sangatlah sedikit.

Kalori dalam mie instan sebagian besar hanya terdiri atas lemak, karbohidrat dan protein saja.Dengan kandungan ini, hanya memberikan efek “kenyang kosong” tanpa adanya nutrisi yang masuk, seperti mineral dan vitamin.

Jika kebutuhan mineral dan vitamin tidak tercukupi, maka fungsi otak juga tidak bisa berjalan dengan optimal. Akibatnya, anak bisa tertinggal pelajaran di sekolah.

Selain itu, efek “kenyang kosong” yang timbul juga membuat anak mudah mengantuk, sehingga anak menjadi kesulitan dalam menangkap pelajaran.

9. Memiliki Kadar Garam yang Tinggi

Kandungan garam yang tinggi pada mie instan juga memiliki dampak yang tidak baik bagi fungsi ginjal. Jika anak makan mie terlalu sering, ini bisa mengakibatkan terjadinya penumpukan cairan dan natrium dalam tubuh.

Ini tentu bisa memicu terjadinya penumpukan cairan di sekitar paru-paru dan jantung. Selain itu juga bisa menyebabkan kaki mengalami pembengkakan.

Lebih lanjut, beberapa kemasan mie instan juga ada yang memiliki kandungan bisphenol A (BPA). Kandungan bahan kimia ini bisa memengaruhi perkembangan otak pada anak dan mengganggu cara kerja hormon.

10. Mengandung MSG

Mie instan memang memiliki rasa yang lezat. Untuk menambah cita rasa, mie instan memiliki kandungan MSG (Monosodium Glutamat).

Pada dasarnya, kandungan MSG aman jika dikonsumsi dalam jumlah sedang. Namun, jika dikonsumsi dalam jumlah banyak, maka akan berdampak buruk bagi kesehatan. Mengonsumsi MSG terlalu banyak dapat mengakibatkan obesitas, hipertensi, mual, dan kepala sakit.

Lebih parahnya lagi, pada orang dewasa, konsumsi MSG secara berlebihan dapat mengakibatkan pembengkakan dan juga kematian sel-sel dalam otak.

11. Membuat Kualitas Pola Makan Menurun

Anak-anak yang mengonsumsi mie instan secara umum akan mengalami penurunan dalam asupan kalsium, protein, zat besi, fosfor, serta vitamin A dan vitamin C.

Mengonsumsi mie instan hanya akan meningkatkan asupan kalori dan natrium yang mana ini justru dapat membuat sindrom metabolik berkembang.

Dengan berkembangnya sindrom metabolik, risiko penyakit diabetes, jantung, dan stroke juga akan meningkat.

12. Mengandung Berbagai Bahan Kimia Berbahaya

Selain beberapa bahan kimia yang sudah disebutkan di atas, masih ada kandungan bahan kimia lainnya di dalam mie instan, seperti dioksin dan peliat.

Bahan-bahan kimia ini sangat berbahaya dan bersifat karsinogenik atau dapat menyebabkan kanker.

Meski Anda sudah memasaknya, kandungan bahan kimia ini masih tetap ada dalam mie instan. Jika anak mengonsumsinya terlalu sering, maka resiko kankernya juga makin tinggi.

13. Metabolisme Tubuh Menjadi Menurun

Jika Anda berpikir mie instan bisa memberi energi yang banyak untuk anak, itu tidaklah benar.

Justru mie instan hanya akan memberi sedikit energi, kemudian membuat metabolisme dalam tubuh anak menjadi menurun.

Hal ini karena mie instan mempunyai banyak zat kimia berbahaya. Zat kimia inilah yang berperan aktif dalam penurunan metabolisme tubuh.

14. Dapat Menimbulkan Berbagai Jenis Penyakit Lain

Kadar MSG mie instan yang tinggi juga tidak baik bagi otak anak dan dapat menyebabkan sakit kepala. Pasalnya, tubuh tidak bisa menerima makanan dengan kandungan zat berbahaya ini dalam jumlah yang tinggi.

Tak hanya itu, tingginya kadar MSG dalam mie instan juga menyebabkan terganggunya sistem pernapasan. Salah satu gejalanya yaitu sesak dan sulit bernapas.

Berapa Batas Maksimal Makan Mie Instan?

Mungkin Anda bertanya-tanya, berapa kali makan mie instan yang baik?

Pada dasarnya, batas maksimal anak makan mie instan tidak ada pedomannya secara pasti. Hal ini karena setiap produk mie instan memiliki kandungan yang berbeda.

Anda bisa menyesuaikan kebutuhan anak dengan kandungan yang ada di mie instan. Sebagai contoh, jika dalam mie instan terdapat 20% garam, maka anak harus mengurangi konsumsi garam dari makanan lain sebesar 20%.

Untuk mempermudah, secara umum anak-anak tidak boleh mengonsumsi mie instan setiap hari.

Menurut Seow Vi Vien, ahli diet Mount Elizabeth Hospital, sebaiknya hanya konsumsi mie instan 1-2 porsi dalam satu minggu agar tubuh tetap sehat. Tidak disarankan untuk mengonsumsinya lebih dari itu.

Namun, seorang profesor epidemiologi dan nutrisi Harvard bernama Dr. Frank berpendapat hanya boleh mengonsumsi 1-2 kali dalam sebulan saja.

Makin jarang anak-anak mengonsumsi mie instan, kesehatan tubuh anak akan makin terjaga. Sebab, nilai gizi mie instan ini tidak seimbang.

Apakah boleh menambahkan sayur dan telur ke dalam mie instan? Boleh saja.

Namun, perlu Anda pahami bahwa penambahan sayur, telur, atau makanan sehat lainnya tidak bisa mengurangi bahayanya makan mie instan.

Makanan-makanan sehat hanya dapat menambah nilai gizinya saja. Jadi, tetap berikan anak mie instan dalam jumlah terbatas saja.

Kesimpulan

Kesimpulannya, apakah tetap boleh mengonsumsi mie instan? Tentu saja boleh, tetapi jangan terlalu sering. Pada dasarnya, mie instan masih aman untuk anak konsumsi karena dampak kesehatan yang timbul masih terkendali. Beberapa produk mie instan bahkan sudah mengalami proses fortifikasi atau penambahan nutrisi yang tentunya baik untuk tubuh. Meski begitu, Anda sebaiknya tetap membatasi, karena jika terlalu sering, dapat mengganggu kesehatan. Alternatif lainnya, Anda juga bisa mengombinasikan penyajian mie instan dengan makanan sehat, seperti telur dan sayur. Sekarang sudah paham ya apa saja bahaya makan mie pada anak. Mari kita sama-sama menjaga buah hati kita dengan terus mengupayakan yang terbaik.

Baca juga : Gangguan Picky Eater pada Anak dan Cara Mengatasinya.

1. Apa bahayanya ketika anak sering mengonsumsi mie instan?

Mie instan dapat berbahaya bagi anak yang sering mengonsumsinya, mie instan dapat merusak organ ginjal, hati dan jantung, menggangu sistem pencernaan anak, membuat anak jadi rawan terkena liver, kualitas pola makan jadi menurun dan dapat menimbulkan berbagai jenis penyakit.

2. Apa saja masalah pencernaan yang dapat terjadi pada anak ketika sering mengonsumsi mie instan?

Bahaya makan mie instan setiap hari yaitu bisa menyebabkan proses pencernaan makanan menjadi terganggu. Anak juga berisiko untuk mengalami usus bocor, sembelit, dan juga kembung. Tak hanya itu, mie instan juga dapat mengganggu proses penyerapan nutrisi pada anak.

3. Berapa batas maksimal anak dapat mengonsumsi mie instan?

Batas maksimal anak makan mie instan tidak ada pedomannya secara pasti. Bisa disesuaikan saja dengan kebutuhan anak dilihat dari kandungan yang ada di mie instan. Sebagai contoh, jika dalam mie instan terdapat 20% garam, maka anak harus mengurangi konsumsi garam dari makanan lain sebesar 20%. Anak-anak tidak boleh mengonsumsi mie instan setiap hari paling maksimal anak mengonsumsi mie instan 1-2 kali dalam sebulan saja.