Permainan anak merupakan bentuk stimulasi terhadap perkembangannya. Jika dikenalkan sedari dini bukan tidak mungkin anak-anak bisa terstimulasi lebih cepat atau loncat milestones. Kalau begitu bagaimana bentuk permainan yang baik? Jenis permainan sebenarnya banyak sekali. Ada yang mengasah sisi kognitif dan ada pula yang mengasah sisi motorik. Tinggal bagaimana orang tua memilihkan mainan tersebut untuk kesayangan di rumah.

Hukum Permainan Anak dalam Islam

Hak anak sebenarnya banyak sekali. Orang tua wajib memenuhi beragam hak tersebut sehingga anak memiliki masa kecil yang bahagia. Salah satu di antara hak anak adalah bermain. Masa-masa bermain seperti yang disebutkan di atas adalah satu diantara banyak hal yang dapat merangsang beragam kecerdasan. Seperti yang diketahui bahwa anak-anak memiliki masa keemasan hingga ia berusia 5 tahun.

9 Tips Memilih Permainan untuk Anak Menurut Islam - Sekolah Prestasi Global

Waktu ini adalah waktu yang tepat untuk segala bentuk parenting anak demi  memaksimalkan kecerdasan tersebut. Lalu bagaimana pandangan Islam mengenai permainan untuk anak tersebut? Islam tentu saja memperbolehkan berbagai bentuk permainan anak. Bahkan Nabi Muhammad juga membiarkan Aisyah r.a bermain dengan boneka miliknya. Beberapa hal yang mendukung bahwa Islam memperbolehkan permainan seperti:

1. Hadis Riwayat Abu Dawud Nomor 4932

Di sini Abu Dawud mengisahkan cerita yang disadur dari pengalaman Aisyah r.a. Pada cerita tersebut dikisahkan bahwasannya setelah Nabi Muhammad SAW pulang dari perang Tabur beliau melihat dirinya (Aisyah r.a) sedang memainkan bonekanya. Nabi Muhammad bertanya lagi mengenai boneka kuda bersayap yang berada di antara boneka Aisyah. Ketika dijawab oleh Aisyah, Nabi Muhammad memamerkan geraham giginya. Pasalnya beliau lupa bahwa Nabi Sulaiman juga mempunyai kuda bersayap sungguhan.

2. Al Ghazali dalam Ihya ‘Ulumuddin, III/163

Teolog dan filsuf dari Persia juga membeberkan bahwa permainan untuk anak akan banyak berdampak positif dibandingkan negatif. Hal yang digaris bawahi oleh Al Ghazali yaitu jika anak dipaksa terus menerus belajar maka kemungkinan dia merasa jenuh adalah sangat tinggi. Akibatnya, kecerdasan anak akan menurun karena daya fokus yang kurang. Kelelahan tersebut berakibat juga pada masa kecil yang kurang bahagia. Ketidakbahagiaan inilah yang bisa membuat anak berontak dengan berbagai cara di masa mendatang.

Memilih Permainan Anak Menurut Islam.

Secara tidak langsung permainan digunakan untuk melatih beragam milestone dari anak. Tidak jarang juga dari permainan tersebut bisa berdampak di masa mendatang. Orang tua juga bisa andil dalam membentuk karakter anak di masa depan. Salah satu bentuk parenting tersebut adalah ikut campur dalam memberikan permainan anak yang baik. Dalam Islam juga menganjurkan untuk orang tua mendidik anak sesuai ajaran Islam. Beberapa permainan yang mendidik antara lain:

1. Tidak Mengenalkan Game Online

Menjadi orang tua yang baik dituntut untuk memberikan yang terbaik untuk anak. Salah satu hal yang bisa dilakukan adalah memberikan parenting islami untuk anak tercinta. Memilih beragam permainan dan hanya mengenalkan mainan yang terbaik. Satu diantara dengan tidak mengenalkan pada game online. Walaupun permainan ini sangat digandrungi kaum muda dan bahkan anak-anak mengenalkannya adalah hal yang tidak dianjurkan.

Game online adalah salah satu hal yang sangat menguras waktu. Akibat keseruan dalam permainan di dalamnya bahkan banyak sekali yang meninggalkan waktu sholat. Hal ini adalah bentuk menghamburkan waktu yang dimiliki padahal dia sangat berharga. Padahal dalam Islam Rasulullah pernah bersabda bahwasanya salah satu tanda dari kebaikan dalam Islam adalah meninggalkan hal yang tidak bermanfaat. Hadis tersebut diriwayatkan oleh Ahmad dan Tirmidzi. Game online adalah satu di antara hal yang lebih banyak mudharat daripada kegunaannya.

2. Memilih Permainan Anak Sesuai dengan Umurnya

Permainan anak menurut Islam sangat dianjurkan namun tentu saja syarat dan ketentuannya berlaku. Memberikan anak permainan harus disesuaikan juga dengan umur. Jangan memberikan anak permainan yang tidak sesuai umur. Jika hal ini tetap dilakukan maka konsekuensinya juga tidak bagus. Anak yang diberi permainan misalnya di bawah umurnya akan cenderung pemikirannya tetap berada di bawah umurnya. Kognitif tidak bisa bisa berkembang dengan maksimal.

Permainan yang diperuntukan untuk anak-anak di atas umurnya akan memberi efek negatif pula. Misalnya saja jika anak satu tahun diberikan mainan untuk tiga tahun maka orang tua sudah zalim dalam memberikan bentuk stimulasi untuk anak. Selain tidak sesuai dikhawatirkan bahwa motoriknya tidak bisa berkembang maksimal. Ditambah kekhawatiran bahwa akan ada benda-benda ukuran kecil dan mikro yang akan tertelan dan membahayakan anak tersebut.

3. Mengenalkan Alam Sekitar

Salah satu bentuk parenting dalam Islam adalah mengenalkan pada alam. Anak harus dikenalkan bahwa alam adalah satu hal yang harus dijaga, dinikmati dan tidak boleh dirusak. Permainan anak yang berorientasi pada alam bisa dilakukan bersama orangtua. Melakukan  permainan ini bisa mendorong pertumbuhan dari kecerdasan kognitif dan motorik dari anak.

Mengenalkan Alam Sekitar - Sekolah Prestasi Global

Salah satu bentuk dari permainan anak yang dapat dilakukan misalnya berkenalan dengan alam sekitar. Anak dikenalkan dengan beragam jenis tanaman yang dapat dikonsumsi. Mulai ajak anak anda sedari dini untuk berkebun dan menanam sayuran sendiri. Selain lebih sehat karena tanpa pestisida menanam makanan sendiri memberikan anak banyak pengetahuan. Bahwa sebuah makanan dihasilkan dalam proses yang panjang. Menyisakan makanan adalah bentuk tidak menghargai alam dan kerja keras orang di dalamnya.

4. Permainan yang Meningkatkan Bonding

Orang tua juga harus melihat aspek permainan untuk masa depan. Salah satu yang biasanya terjadi adalah orangtua akan cuek setelah membelikan anak permainan. Mereka menganggap jika anak sudah dibelikan mainan anak akan bahagia dan bisa ditinggal untuk mengerjakan hal lain.

Sayangnya hal tersebut sangatlah salah. Orangtua yang seperti itu tidak menyadari bahwa ada satu hal yang hilang. Bonding antara anak dan orangtua tidak bisa dibentuk secara instan. Butuh banyak waktu dan usaha. Salah satunya dengan memberikan atau membuat permainan yang bisa dilakukan bersama-sama. Anak merasa senang bisa bermain dan ditemani oleh orangtua. Ingatan yang akan terus terngiang sepanjang hidupnya.

5. Menggambar

Salah salah satu hal yang akan dilakukan anak kecil saat memegang alat tulis adalah menggambar di semua sudut ruangan. Jadi jangan heran jika banyak ditemukan coretan jika di dalamnya dihuni anak kecil. Kadang terlihat coretan berbentuk lingkaran, bundaran atau bentuk orang-orangan. Menggambar adalah salah satu bentuk kreativitas yang bisa dilakukan untuk mengasah pemikiran. Berbagai penelitian juga mendukung teori tersebut.

Mengasah permainan menggambar di tembok pada media yang sesuai bisa memberikan anak kesempatan memaksimalkan kecerdasannya. Namun hal ini perlu diwaspadai. Dalam Islam menggambar benda hidup adalah dilarang. Misalnya saja manusia atau hewan semua itu sebenarnya terlarang untuk digambar dan dilukis. Banyak sekali hadis yang meriwayatkan demikian. Contohnya saja adalah hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim. Pada hadis-hadis ini Nabi diriwayatkan pernah bersabda bahwasannya mereka yang paling keras mendapat siksa adalah para tukang gambar.

6. Memilih Permainan Sembari Olahraga

Permainan anak harus seimbang untuk kesehatan fisik maupun mental. Selain memberikan anak rasa senang di waktu kecilnya kesehatan juga bisa terimprovisasi. Misalkan saja berolahraga bersama. Permainan anak yang bisa menjadi sarana olahraga misalnya gobak sodor. Disini anak dilatih untuk berolahraga menyeimbangkan tubuhnya. Selain itu lompat tali juga kerap digunakan agar tubuh juga berolahraga dan menjaga tetap sehat. Jenis-jenis permainan tradisional ini sangat bagus kesehatan. Alatnya juga cenderung murah bahkan gratis. Selain itu bisa dilakukan bersama teman ataupun keluarga.

7. Permainan untuk Mengasah Rasa Sosial

Empati kerap sekali tidak muncul saat anak dewasa. Pasalnya anak saat kecil tidak diajari hal ini. Padahal di dalam Islam rasa empati perlu untuk hidup bersama di tengah masyarakat. Bermain bersama teman adalah bentuk permainan anak yang akhir-akhir ini mulai ditinggalkan dengan adanya gadget. Sebab itulah ajarkan anak untuk keluar dari rumah sedari kecil dan bertemu dengan teman sebaya. Mereka akan perlahan-lahan bermain bersama. Jangan lupa untuk mengajarkan anak sportifitas dan kebersamaan sehingga tidak terjadi pertengkaran antar anak.

8. Tidak Mengajarkan Bermain Dadu

Islam sangat membenci perjudian. Bukan tanpa alasan berjudi dapat menghabiskan waktu dan harta benda. Bahkan seringkali terlihat masyarakat yang tertangkap polisi dan  menjadi miskin karena permainan ini. Orang tualah yang bisa menjadi benteng anak terhindar dari kebiasaan ini. Anak bisa dihindarkan dengan tidak mendekati permainan yang menjadi perlambang judi. Misalkan saja tidak mengenalkan terhadap permainan dadu.

Monopoli, ular tangga, atau kartu domino adalah beberapa contoh permainan yang tidak boleh dikenalkan pada anak. Bentuk permainan di atas kerap kali ditemukan di banyak meja judi di berbagai wilayah. Apabila anak mahir dalam permainan ini, bukan tidak mungkin kemampuan ini akan digunakannya saat dewasa. Hal ini didukung hadis yang diriwayatkan oleh Muslim nomor 2660. Isinya, Nabi Muhammad pernah bersabda bahwa mereka yang bermain dadu seolah-olah telah memasukkan tangan mereka ke dalam daging dan darah babi. Padahal hewan babi dalam Islam adalah haram.

9. Permainan yang Aman

Hak dari anak selain permainan yang menyenangkan adalah bahwa permainan tersebut aman. Alat permainan yang diberikan harus mendapat stempel aman untuk anak-anak. Beberapa indikator misalnya bentuk alat permainan tidak tajam, tidak gampang terbakar, dan tidak gampang rontok. Hanya berikan anak mainan yang aman. Misalnya saja jika bisa dicuci jika terlihat kotor. Material yang digunakan tidak beracun untuk anak. Biasanya anak-anak suka memasukkan berbagai hal ke dalam mulut. Jauhkan  juga anak dari mainan rusak.

Sebenarnya anak bisa bermain dengan beragam hal. Tidak perlu boneka yang mahal untuk anak bermain banyak permainan murah bahkan gratis yang bisa dimainkan. Pasalnya banyak anak gampang bosan dengan satu permainan. Dalam pandangan Islam bermain hendaknya bisa membuang penat dan menimbulkan rasa senang. Anak-anak yang cukup puas bermain saat kecil mendapatkan skor mental yang sehat lebih tinggi dari mereka yang kurang bahagia.

Permainan anak hendaknya juga melatih semua kemampuan motorik, sensorik dan juga kreativitas mental. Bagus juga jika permainan tersebut mengajarkan empati, solidaritas atau bagaimana bersosialisasi. Semua hal tersebut bisa menjadi landasan agar anak memiliki kepribadian yang bagus untuk berbaur dengan masyarakat.

5 Tips Memilih Permainan untuk Anak Menurut Islam

1. Tidak Mengenalkan Game Online 2. Memilih Permainan Anak Sesuai dengan Umurnya 3. Mengenalkan Alam Sekitar 4. Permainan yang Meningkatkan Bonding 5. Menggambar

5 Rekomendasi mainan anak islami terbaik

1. Puzzle Wudu dan Sholat 2. Mainan Edukasi Pohon Hijaiyah 3. Buku Mewarnai 40 Nasihat Islami untuk Anak 4. Hafiztory Cubes 5. Buku Pengetahuan Islam

5 Permainan yang Pernah Dimainkan Rasulullah

1. Lomba Lari 2. Gulat 3. Memanah 4. Berkuda 5. Memainkan Tombak