Banyak siswa menganggap matematika sebagai pelajaran yang sulit dan cenderung membosankan. Anggapan tersebut juga berbanding lurus dengan hasil pembelajaran dimana nilai matematika murid di Indonesia cenderung rendah. Bagi guru SD ataupun orang tua yang memiliki anak yang masih duduk di sekolah dasar, mengajarkan matematika bahkan menjadi tantangan tersendiri. Untuk mensiasati rendahnya antusiasme siswa belajar matematika serta meningkatkan hasil belajar, diperlukan trik-trik khusus untuk mengajarkan mata pelajaran ini di kelas maupun di rumah. Guru matematika ataupun orang tua di rumah harus menggunakan cara-cara berbeda dan menyenangkan agar siswa mudah paham dan tidak cepat bosan. Lalu, bagaimanakah cara mengajar matematika yang asik sehingga siswa lebih tertarik dan bersemangat? Berikut cara-cara menyenangkan mengajar matematika yang bisa anda praktekan sendiri di kelas maupun di rumah.

1. Gunakan Konsep Matematika yang Benar

 

Gunakan Konsep Matematika yang Benar

Photo by Antoine Dautry on Unsplash

Cara pertama yang bisa anda lakukan untuk dapat mengajarkan matematika secara efektif kepada anak adalah dengan menggunakan konsep matematika yang benar. Hal ini sangat penting dilakukan karena matematika adalah pelajaran abstrak. Selain itu, anda juga perlu tahu bahwa menurut tahapan perkembangan psikologi, anak-anak dibawah usia 12 tahun memang pada umumnya belum mampu memahami sesuatu yang bersifat abstrak dengan baik. Oleh karena itu, sangat penting untuk menggunakan konsep matematika yang benar saat mengajarkan mata pelajaran ini kepada anak. Hal ini akan memudahkan siswa dalam memahami rumus-rumus ataupun cara berhitung dengan lebih baik.

Penggunaan konsep matematika yang benar ini haruslah diterapkan secara tepat, seperti misalnya ketika anda harus mengajarkan tentang konsep angka dan bilangan kepada siswa sekolah dasar. Penting sekali untuk membuat mereka paham bahwa, sebagai contoh, angka “5” merupakan sebuah lambang bilangan sementara “lima” merupakan nama bilangan. Para siswa akan mengalami kesulitan dalam memahami konsep tersebut jika anda hanya menjelaskan kepada mereka secara lisan. Diperlukan contoh nyata untuk membantu mereka memahami konsep abstrak ini dengan lebih mudah. Menggunakan alat peraga atau media tertentu saat menjelaskan konsep ini akan sangat membantu. Para siswa akan memiliki gambaran yang lebih konkret tentang apa yang dijelaskan dengan adanya alat peraga tersebut.

Anda bisa menggunakan barang sehari-hari atau benda-benda yang bisa ditemukan di kelas dan familiar bagi siswa sebagai alat peraga. Menggunakan buah-buahan, alat tulis, atau benda-benda di sekitar lainnya bisa menjadi salah satu alternatif pilihan cara mengajarkan matematika SD. Anda bisa mengambil 5 buah apel untuk menerangkan konsep angka dan bilangan “5” ini. Cara tersebut akan membantu anda mengubah nilai “5” yang tadinya bersifat abstrak menjadi lebih konkret dalam pandangan siswa. Berbeda halnya dengan mata pelajaran lain yang lebih cenderung menggunakan tagline kontekstual, matematika lebih menggunakan tagline konseptual dalam praktek pengajarannya. Ini adalah tagline dimana suatu konsep konkret yang telah dikenali dan dipahami siswa dibawa menuju konsep yang lebih abstrak. Dengan menerapkan konsep matematika yang benar pada proses pembelajaran, sifat matematika yang abstrak tidak akan lagi menjadi kendala. Siswa akan lebih mudah memahami materi yang diajarkan dan hasil belajarpun dengan sendirinya akan meningkat.

2. Menerapkan Metode, Teknik, Model, dan Pendekatan yang Tepat

 

Menerapkan Metode, Teknik, Model, dan Pendekatan yang Tepat

Photo by Gayatri Malhotra on Unsplash

Selain konsep, guru juga perlu menerapkan metode, model, teknik, dan pendekatan yang benar sebagai salah satu cara mengajarkan matematika yang efektif dan mudah. Tujuan pembelajaran matematika akan mengalami disorientasi jika model, teknik, metode, dan pendekatan yang diterapkan tersebut tidak sejalan dengan materi pelajaran itu sendiri. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk menyelaraskan metode pembelajaran dengan tujuan pemberian materi pelajaran matematika tersebut. Penggunaan model pembelajaran yang melibatkan permainan/ games tertentu bisa menjadi salah satu alternatif yang bisa anda pilih. Selain itu, penggunaan games dalam pembelajaran matematika akan membuat proses belajar mengajar jadi lebih menyenangkan.

Saat ini ada banyak games atau permainan yang tersedia di internet untuk dijadikan referensi. Anda bisa memilih salah satu yang paling tepat dengan kebutuhan materi pembelajaran matematika di kelas. Jika memungkinkan, anda juga bisa membuat perubahan-perubahan tertentu dan menyesuaikannya dengan kebutuhan serta sarana dan prasarana yang tersedia.

Bagi para orang tua, cara mengajar matematika TK melalui permainan juga bisa menjadi kegiatan yang menyenangkan. Anda bisa menggunakan benda-benda di sekitar rumah untuk mengajarkan materi berhitung. Sebagai contoh, anda bisa meminta anak untuk menghitung kaki-kaki meja dan kursi yang ada di dalam rumah untuk mengajarkan materi penjumlahan. Saat bepergian dengan anak, anda juga bisa meminta mereka menghitung jumlah kendaraan tertentu yang berhenti di lampu merah. Anda juga bisa meminta anak mencari benda-benda di dalam rumah dengan bentuk-bentuk tertentu seperti lingkaran, persegi, dan persegi panjang untuk mengajarkan materi benda datar. Selain itu, tidak ada salahnya jika anda juga memanfaatkan permainan yang ada di gadget untuk belajar matematika. Selain lebih mudah untuk membuat anak memahami materi tertentu pada pelajaran matematika, permainan tersebut juga akan membuat anak merasa sedang tidak belajar melainkan bermain. Dengan demikian, anak-anak tidak akan merasa tertekan belajar matematika.

3. Mengukur Pemahaman Awal Siswa

 

Mengukur Pemahaman Awal Siswa

Photo by Annie Spratt on Unsplash

Sebelum mengajarkan materi pembelajaran matematika, ada baiknya jika anda mengukur pemahaman awal siswa terlebih dahulu. Hal ini perlu dilakukan karena salah satu faktor penting yang seringkali menyebabkan anak kesulitan mempelajari materi tertentu adalah karena mereka terlanjur tidak memahami materi sebelumnya. Anda perlu ingat bahwa materi pada pelajaran matematika berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Materi atau rumus-rumus yang diajarkan sebelumnya akan digunakan pada bahan pelajaran selanjutnya dan diterapkan pada soal-soal dengan model yang berbeda. Memaksakan siswa untuk mempelajari materi selanjutnya tanpa memiliki pemahaman yang baik terhadap materi sebelumnya akan sia-sia saja. Oleh karena itu, salah satu cara mengajar matematika yang baik adalah dengan mengukur pemahaman siswa pada materi sebelumnya. Dengan demikian, anda akan tahu dari mana seharusnya anda mulai mengajarkan materi yang baru.

Jika saat melakukan pengukuran tersebut anda menemukan bahwa para siswa belum memahami materi sebelumnya dengan baik, maka ada baiknya anda meluangkan waktu untuk sedikit mengulang materi tersebut. Pastikan anda merefleksi materi tersebut agar materi baru yang akan anda ajarkan bisa disinkronkan dengan pemahaman awal siswa. Dengan demikian, para siswa akan memiliki pemahaman yang lebih sistematis terhadap materi yang akan diajarkan.

4. Matematika Adalah Tantangan, Bukan Rintangan

 

Matematika Adalah Tantangan, Bukan Rintangan

Photo by Annie Spratt on Unsplash

Persepsi siswa terhadap sebuah pelajaran sangat berkontribusi pada keberhasilan siswa mempelajari suatu materi. Sebagai seorang pengajar matematika, sangatlah penting bagi anda untuk menanamkan persepsi pada benak siswa bahwa soal-soal serta rumus yang sulit pada pelajaran matematika bukanlah rintangan, melainkan tantangan yang harus ditaklukan. Dengan demikian, anda akan dapat memotivasi siswa untuk lebih bersemangat memecahkan soal-soal matematika yang sulit. Pastikan anda merubah paradigma siswa bahwa “matematika itu sulit”. Sebaliknya, tanamkan pada benak siswa paradigma baru bahwa “matematika itu mudah dan menyenangkan.” Perubahan persepsi dan paradigma tersebut akan membantu anda dalam membangkitkan semangat belajar murid-murid di kelas untuk belajar matematika dengan giat.

Untuk memperkuat sugesti bahwa matematika bukanlah pelajaran yang sulit, anda dapat menyeimbangkan materi yang diajarkan dengan praktik. Dalam hal ini, tingkat kesulitan soal-soal matematika yang diberikan kepada siswa juga harus sesuai dengan kemampuan mereka. Selain itu, kuantitas soal yang diberikan kepada siswa juga memiliki peran penting dalam meningkatkan pemahaman. Seperti ungkapan lama “practice makes perfect”, semakin banyak soal yang diberikan pada siswa, semakin mudah mereka memahami materi. Buatlah metode-metode pengerjaan soal yang menyenangkan agar siswa semakin tertarik dan yakin bahwa matematika memang menantang. Tidak hanya itu, dengan praktek aplikatif yang diberikan maka pengetahuan yang diterima siswa pun akan menjadi lebih bermakna.

Dengan berbagai cara, anda dapat memberikan latihan soal untuk menguatkan pemahaman siswa akan materi yang diajarkan. Saat ini banyak terdapat aplikasi yang bisa dengan mudah anda unduh di internet untuk membantu anda membuat soal-soal dengan metode yang lebih menarik dan menyenangkan. Variasi soal yang beragam akan membuat siswa terbiasa dengan berbagai soal matematika yang ada. Anda juga bisa meminta siswa untuk mengerjakan soal melalui gadget dengan sistem online untuk meminimalisir kebosanan.

5. Evaluasi Pembelajaran dan Pemberian Jeda

 

Evaluasi Pembelajaran dan Pemberian Jeda

Photo by Jessica Lewis on Unsplash

Metode mengajar matematika yang anda terapkan haruslah berkesinambungan. Sesi akhir pembelajaran juga sama pentingnya dengan sesi awal dan sesi inti. Jika di awal pembelajaran anda memperkenalkan materi yang akan diajarkan, akhir sesi pembelajaran merupakan saat untuk melakukan evaluasi. Hal ini diperlukan untuk membantu anda mengukur pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran yang diberikan. Evaluasi di akhir pembelajaran akan memungkinkan anda mendapatkan gambaran mengenai tingkat pemahaman siswa. Anda bisa melakukan evaluasi singkat dengan memberikan beberapa pertanyaan terkait materi yang telah diberikan. Pada akhir sesi tersebut, anda juga dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum mereka pahami terkait materi tersebut.

Di antara sesi-sesi pembelajaran matematika tersebut, anda juga perlu memberikan jeda waktu kepada siswa untuk beristirahat. Hal ini penting dilakukan mengingat belajar matematika cukup menguras tenaga dan pikiran karena berkaitan erat dengan rumus-rumus. Tidak hanya itu belajar tentang angka dalam pelajaran matematika juga membutuhkan konsentrasi. Berbagai penelitian yang dilakukan di zaman modern ini menunjukkan bahwa rata-rata siswa hanya mampu berkonsentrasi belajar secara maksimal selama 30 menit. Oleh karena itu, penting untuk memberikan jeda setiap 20 atau 30 menit sekali untuk mempertahankan konsentrasi siswa. Tidak perlu terlalu lama. Anda bisa memberikan jeda waktu istirahat kepada siswa selama 4 atau 5 menit.

Selama jeda waktu istirahat, anda dapat mengajak siswa untuk melakukan peregangan. Anda juga bisa meminta mereka melakukan gerakan-gerakan ringan seperti jalan-jalan di tempat. Untuk membuat sesi jeda ini lebih menarik, anda bisa memimpin para siswa untuk melakukan permainan dengan gerakan-gerakan sederhana. Buat permainan tersebut semenarik mungkin sehingga siswa lebih bersemangat. Dengan memberikan permainan atau kesempatan untuk melakukan peregangan pada sesi jeda, anda akan dengan mudah mengembalikan konsentrasi siswa. Hal tersebut juga memungkinkan anda untuk mempertahankan mood siswa tetap baik untuk sesi pembelajaran selanjutnya.

Bagaimana menggunakan konsep matematika yang benar?

Cara pertama yang bisa anda lakukan untuk dapat mengajarkan matematika secara efektif kepada anak adalah dengan menggunakan konsep matematika yang benar. Hal ini sangat penting dilakukan karena matematika adalah pelajaran abstrak. Selain itu, anda juga perlu tahu bahwa menurut tahapan perkembangan psikologi, anak-anak dibawah usia 12 tahun memang pada umumnya belum mampu memahami sesuatu yang bersifat abstrak dengan baik. Oleh karena itu, sangat penting untuk menggunakan konsep matematika yang benar saat mengajarkan mata pelajaran ini kepada anak. Hal ini akan memudahkan siswa dalam memahami rumus-rumus ataupun cara berhitung dengan lebih baik. Penggunaan konsep matematika yang benar ini haruslah diterapkan secara tepat, seperti misalnya ketika anda harus mengajarkan tentang konsep angka dan bilangan kepada siswa sekolah dasar. Penting sekali untuk membuat mereka paham bahwa, sebagai contoh, angka “5” merupakan sebuah lambang bilangan sementara “lima” merupakan nama bilangan. Para siswa akan mengalami kesulitan dalam memahami konsep tersebut jika anda hanya menjelaskan kepada mereka secara lisan. Diperlukan contoh nyata untuk membantu mereka memahami konsep abstrak ini dengan lebih mudah. Menggunakan alat peraga atau media tertentu saat menjelaskan konsep ini akan sangat membantu. Para siswa akan memiliki gambaran yang lebih konkret tentang apa yang dijelaskan dengan adanya alat peraga tersebut. Anda bisa menggunakan barang sehari-hari atau benda-benda yang bisa ditemukan di kelas dan familiar bagi siswa sebagai alat peraga. Menggunakan buah-buahan, alat tulis, atau benda-benda di sekitar lainnya bisa menjadi salah satu alternatif pilihan cara mengajarkan matematika SD. Anda bisa mengambil 5 buah apel untuk menerangkan konsep angka dan bilangan “5” ini. Cara tersebut akan membantu anda mengubah nilai “5” yang tadinya bersifat abstrak menjadi lebih konkret dalam pandangan siswa. Berbeda halnya dengan mata pelajaran lain yang lebih cenderung menggunakan tagline kontekstual, matematika lebih menggunakan tagline konseptual dalam praktek pengajarannya. Ini adalah tagline dimana suatu konsep konkret yang telah dikenali dan dipahami siswa dibawa menuju konsep yang lebih abstrak. Dengan menerapkan konsep matematika yang benar pada proses pembelajaran, sifat matematika yang abstrak tidak akan lagi menjadi kendala. Siswa akan lebih mudah memahami materi yang diajarkan dan hasil belajarpun dengan sendirinya akan meningkat.

Bagaimana Menerapkan Metode, Teknik, Model, dan Pendekatan yang Tepat?

Selain konsep, guru juga perlu menerapkan metode, model, teknik, dan pendekatan yang benar sebagai salah satu cara mengajarkan matematika yang efektif dan mudah. Tujuan pembelajaran matematika akan mengalami disorientasi jika model, teknik, metode, dan pendekatan yang diterapkan tersebut tidak sejalan dengan materi pelajaran itu sendiri. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk menyelaraskan metode pembelajaran dengan tujuan pemberian materi pelajaran matematika tersebut. Penggunaan model pembelajaran yang melibatkan permainan/ games tertentu bisa menjadi salah satu alternatif yang bisa anda pilih. Selain itu, penggunaan games dalam pembelajaran matematika akan membuat proses belajar mengajar jadi lebih menyenangkan. Saat ini ada banyak games atau permainan yang tersedia di internet untuk dijadikan referensi. Anda bisa memilih salah satu yang paling tepat dengan kebutuhan materi pembelajaran matematika di kelas. Jika memungkinkan, anda juga bisa membuat perubahan-perubahan tertentu dan menyesuaikannya dengan kebutuhan serta sarana dan prasarana yang tersedia. Bagi para orang tua, cara mengajar matematika TK melalui permainan juga bisa menjadi kegiatan yang menyenangkan. Anda bisa menggunakan benda-benda di sekitar rumah untuk mengajarkan materi berhitung. Sebagai contoh, anda bisa meminta anak untuk menghitung kaki-kaki meja dan kursi yang ada di dalam rumah untuk mengajarkan materi penjumlahan. Saat bepergian dengan anak, anda juga bisa meminta mereka menghitung jumlah kendaraan tertentu yang berhenti di lampu merah. Anda juga bisa meminta anak mencari benda-benda di dalam rumah dengan bentuk-bentuk tertentu seperti lingkaran, persegi, dan persegi panjang untuk mengajarkan materi benda datar. Selain itu, tidak ada salahnya jika anda juga memanfaatkan permainan yang ada di gadget untuk belajar matematika. Selain lebih mudah untuk membuat anak memahami materi tertentu pada pelajaran matematika, permainan tersebut juga akan membuat anak merasa sedang tidak belajar melainkan bermain. Dengan demikian, anak-anak tidak akan merasa tertekan belajar matematika.

Apa yang dimaksud Matematika adalah Tantangan, Bukan Rintangan?

Persepsi siswa terhadap sebuah pelajaran sangat berkontribusi pada keberhasilan siswa mempelajari suatu materi. Sebagai seorang pengajar matematika, sangatlah penting bagi anda untuk menanamkan persepsi pada benak siswa bahwa soal-soal serta rumus yang sulit pada pelajaran matematika bukanlah rintangan, melainkan tantangan yang harus ditaklukan. Dengan demikian, anda akan dapat memotivasi siswa untuk lebih bersemangat memecahkan soal-soal matematika yang sulit. Pastikan anda merubah paradigma siswa bahwa “matematika itu sulit”. Sebaliknya, tanamkan pada benak siswa paradigma baru bahwa “matematika itu mudah dan menyenangkan.” Perubahan persepsi dan paradigma tersebut akan membantu anda dalam membangkitkan semangat belajar murid-murid di kelas untuk belajar matematika dengan giat. Untuk memperkuat sugesti bahwa matematika bukanlah pelajaran yang sulit, anda dapat menyeimbangkan materi yang diajarkan dengan praktik. Dalam hal ini, tingkat kesulitan soal-soal matematika yang diberikan kepada siswa juga harus sesuai dengan kemampuan mereka. Selain itu, kuantitas soal yang diberikan kepada siswa juga memiliki peran penting dalam meningkatkan pemahaman. Seperti ungkapan lama “practice makes perfect”, semakin banyak soal yang diberikan pada siswa, semakin mudah mereka memahami materi. Buatlah metode-metode pengerjaan soal yang menyenangkan agar siswa semakin tertarik dan yakin bahwa matematika memang menantang. Tidak hanya itu, dengan praktek aplikatif yang diberikan maka pengetahuan yang diterima siswa pun akan menjadi lebih bermakna. Dengan berbagai cara, anda dapat memberikan latihan soal untuk menguatkan pemahaman siswa akan materi yang diajarkan. Saat ini banyak terdapat aplikasi yang bisa dengan mudah anda unduh di internet untuk membantu anda membuat soal-soal dengan metode yang lebih menarik dan menyenangkan. Variasi soal yang beragam akan membuat siswa terbiasa dengan berbagai soal matematika yang ada. Anda juga bisa meminta siswa untuk mengerjakan soal melalui gadget dengan sistem online untuk meminimalisir kebosanan.