Lebih sedikit teknologi, lebih banyak literasi. Lebih sedikit menyendiri, lebih banyak interaksi dan berdiskusi. Lebih sedikit bantuan praktis, lebih banyak berlaku strategis dan taktis. Dan banyak faktor lain yang membuktikan bahwa dari segi kecerdasan otak, anak jaman dulu terbukti lebih berkualitas (walau, relatif tidak lebih maju dalam hal teknologi, lebih-lebih yang mutakhir). Bisa jadi, semua itu secara tidak sengaja terlatih oleh berbagai macam permainan anak jaman dulu.

Daftar Permainan Anak yang Membantu Mengasah Kecerdasan Otak Anak

Kuncinya hanya interaksi; entah pada alam, pada manusia, kemudian strategi, serta mengedepankan solidaritas / kerjasama, dan sportifitas. Secara tidak langsung, melalui permainan, anak jaman dulu mencoba mempraktekkan apa yang telah diajarkan guru di sekolah atau pengarahan orang tua di rumah.

Berikut macam-macam permainan anak jaman dulu yang membantu mengasah kecerdasan otak anak :

  1. Permainan palang

Di taman kanak-kanak, sejak dahulu memang menjadi surganya permainan anak. Macam-macam permainan asah otak ada di sana. Salah satunya ada semacam palang yang dicat berwarna-warni, berbentuk susunan-susunan horizontal, kubah, membentuk lingkaran dengan kursi dan kendali yang bisa diputar-putar di tengahnya. Bukan tanpa maksud, ini bisa melatih kemampuan motorik anak; menggenggam, menulis atau melukis. Karakter solidaritas semisal mengajak anak lain untuk ikut bermain, atau juga bisa berempati jika ada salah satu temannya yang terjatuh juga bisa terbentuk sekaligus.

  1. Masak-masakan

Sebagian besar anak perempuan pasti pernah bermain permainan ini. Tidak hanya sekedar “mengolah” daun, pasir dan air (kadang-kadang memakai bahan asli seperti potongan sayur sisa masakan Ibu, garam dan air) di wadah seadanya. Bahkan permainan ini kadang-kadang juga melibatkan anak laki-laki untuk membantunya dengan mengaduk, permainan anak 80-an (bahkan ada yang bertahan) sampai sekarang ini selain melatih naluri “ibu” dan kerjasama dengan “bapak”, otak bisa terasah melalui cara mengolah bahan dan bumbu agar dapat menghidangkan sesuatu yang mempunyai kualitas gizi baik untuk “anak-anak”nya.

  1. Pasaran/Menjual sesuatu

Lagi, ini juga melibatkan peran besar perempuan (tidak sedikit laki-laki) untuk mengasah keterampilan untuk berbisnis. Mereka menyerap semua “ilmu” tatkala saat kecil terbiasa diajak berbelanja ke pasar. Harga pasar, tawar-menawar, persediaan barang segar dan berkualitas.

  1. Anak-anakan

Satu anak perempuan menggendong boneka yang berperan menjadi bayi dengan selendang (yang bisa jadi milik ibunya), satu anak laki-laki menjadi bapak, beberapa temannya menjadi anak-anak lain dari “ibu” dan “bapak”. Seperti permainan masak-masakan, selain mengasah naluri menjadi orang tua, bisa melatih kesabaran saat bayi menangis, mengalah pada adik, kerja “bapak” mencari nafkah dan bertanggungjawab. Otak terasah untuk terbiasa berpikir jernih agar keadaan menjadi kondusif

  1. Petak Umpet

Permainan satu ini melatih banyak sekali hal, di antaranya:

  • Mulai dari hompimpah untuk mengeliminasi seseorang menjadi penjaga/pencari. Ini tidak hanya mengasah mental satu orang untuk berbesar hati dan sportif dengan hasilnya, konsisten dengan perannya, namun juga mengasah kejelian berpikir agar dia tidak perlu “mengulangi kesalahan” dengan menjadi penjaga untuk kesekian kalinya (dengan mengira-ngira di mana teman-temannya bersembunyi).
  • Sedangkan yang “bertugas” untuk bersembunyi, berpikir untuk tidak mudah ditemukan, membangun solidaritas dengan membantu teman lain agar tidak ketahuan (hampir pasti kita sering mendengar teman kita beri kode “merah” saat penjaga mendekat, dan “hijau” jika sebaliknya)
  • Melatih kecepatan fisik dan strategi untuk menepuk tempat berjaga agar tidak berakhir menjadi penjaga
  • Melatih agar tidak menjadi penakut. Kenapa? Karena kadang permainan ini dilakukan di malam hari, di mana anak jaman dahulu tidak merasakan masalah dengan keamanan, dan lagi jangan takut merasa sendiri karena kadang di satu persembunyian ada beberapa anak. Di sinilah mereka berkesempatan besar menyusun detail strategi (berbagi tugas berpindah tempat untuk mengalihkan perhatian, dan lainnya)
  1. Egrang

Anak-anak jaman dulu tidak kenal kuota internet dan media sosial, dan hanya sedikit yang memiliki televisi serta permainan video. Kebahagiaan mereka bisa sesederhana menemukan bambu sederhana dan perlu kreatifitas otak untuk dirakit menjadi suatu yang menyenangkan untuk dimainkan. Keseimbangan fisik, dukungan teman-teman agar tidak mudah jatuh, dan jika jatuh diminta segera berdiri, adalah manfaat penting lainnya untuk mental.

  1. Bermain Saat Hujan

Jika melihat anak jaman dulu di saat sekarang ketahanan tubuhnya bagus, barangkali saat kecil, ia tidak jarang bermain di saat hujan. Permainan apa saja. Ini mengasah otak anak agar tetap gembira dengan “syarat” tetap terminimalisir dari risiko terpeleset, terjerembab, tertabrak kendaraan lewat, tersambar petir, tetap menjaga diri sesuai porsi dan waktu terpapar hujan agar tidak jatuh sakit, dan melatih otak agar bisa bertahan kondisi apapun.

  1. Congklak

Jika cuaca di luar memang sedang tidak kondusif untuk anak bermain, permainan tradisional ini bisa menjadi alternatif. Biasanya dimainkan oleh 2 anak. Wadah besar terbuat dari kayu atau plastik yang masing-masing lubangnya (kecuali 2 lubang besar di masing-masing sisi, berfungsi sebagai “rumah” masing-masing anak) diisi 7 biji-bijian (anak jaman dulu biasa menggunakan “kecik”/biji buah sawo). Ini mengasah otak agar tidak salah langkah untuk memenuhi lubang yang berfungsi sebagai “rumah”nya dengan biji tersebut.

  1. ABC lima dasar/sobyong

Penentuan tema dengan nama negara, nama hewan, nama buah, nama orang, dan lainnya. Memberdayakan jari yang dimiliki, tidak ada batas maksimal peserta. Mengasah otak untuk mengingat-ingat segala yang diajarkan di sekolah, menguji kualitas segala yang didapat literasi dan memicu kreativitas. Selain itu juga mengajari berlakunya “reward” dan “punishment” sederhana dengan memberikan semisal camilan untuk yang dianggap berwawasan luas atau mengoleskan bedak bayi di sekitar wajah yang belum bisa menjawab. Secara tak sengaja bisa juga transfer ilmu.

  1. Lompat tali

Melilitkan tali/karet yang disusun sedemikian rupa secara bertahap dari sebatas lutut hingga sejengkal diatas kepala. Mengajarkan agar tidak meremehkan suatu yang rendah. Selain itu juga melatih bahwa otak harus tetap awas karena seperti tantangan hidup, diperlukan strategi agar jika di saat terendah orang cenderung lebih mudah melangkah, jika bertahan akan naik ke posisi yang lebih tinggi dapat diposisikan lebih tinggi, saat di posisi tertinggi usahakan agar tidak mudah tersungkur.

  1. Kelereng

Permainan ini biasanya didominasi oleh anak laki-laki, tapi juga tak sedikit dimainkan perempuan

Melatih kejelian dan konsentrasi terhadap sasaran, mengasah keterampilan bertahan dan melawan, sportifitas kehilangan kesempatan dan aset yang dimiliki. Barangkali di benak Anda, identik dengan strategi bisnis.

  1. Engklek

Permainan khas Jawa, yang mungkin banyak digunakan daerah lainnya dengan beragam istilah, dilakukan tanpa dominasi gender tertentu.

Dengan pola yang telah ditetapkan: pesawat, kincir, gunung dan lainnya, otak anak akan diasah melalui komitmen dan konsistensi melangkah agar tidak keluar dari pola tersebut, mengasah strategi agar tetap berdiri tegap melalui keseimbangan karena diharuskan melompat-lompat kecil menggunakan satu kaki, sesekali dilakukan lompatan besar melalui kotak di mana si anak menjatuhkan pecahan genting atau lainnya agar lebih cepat mencapai tujuan.

  1. Bola bekel

Permainan lain yang seperti tetap berfokus pada prioritas penting namun hal lain juga mesti tetap ada dalam spektrum pandangan. Mata harus tetap awas pada bola karet yang dipantul-pantulkan sementara juga harus tetap meraih satu-persatu biji bekel yang dibuat biasanya dari kuningan. Pada akhirnya bola karet dan semua kuningan tersebut harus tetap berada di tangan. Membuktikan bahwa perempuan mampu melakukan banyak hal dalam satu waktu.

  1. Boneka Kertas

Memakaikan baju tertentu dari banyak ragam lain dan terkadang mendudukkan berhadap-hadapan dengan boneka kertas lain di sebuah sofa dengan tersaji cangkir berisi teh. Selain bisa memicu kreativitas anak dalam mendesain baju atau furnitur atau interior, bisa juga mengasah otak anak untuk dapat menyesuaikan diri baik dari segi tampilan maupun sikap di beragam kegiatan/acara

  1. Gobak sodor

Menguatkan interaksi/kekompakan antar anak dalam satu grup, baik grup jaga ataupun grup lawan, melalui penyusunan strategi agar pihak lain tidak mencapai garis finish (untuk grup jaga garis) atau strategi untuk cepat mencapai garis finish, tanpa saling menjatuhkan. Selain itu, konsentrasi dan ketahanan fisik juga bisa terlatih dalam permainan ini.

  1. Kasti/baseball

Bisa dikategorikan masuk dalam pelajaran sekolah, bisa termasuk permainan anak-anak sekolah. Terdiri dari 2 tim. Tiap tim perlu kinerja otak yang baik untuk tetap solid dan konsentrasi. Satu tim berfungsi menjadi tim jaga yang tersebar di tengah lapangan, beberapa dekat titik henti dengan satu orang menjadi pelempar bola, satu tim memukul bola hingga peserta berakhir. Jika pukulan gagal, diganti pemain lain, jika bola mengenai fisik (dalam kasti) atau bola berhasil ditangkap penjaga titik henti, maka berganti tugas.

  1. Berayun di pohon

Ini yang tidak boleh dilupakan. Bagi anak-anak jaman dulu yang rumahnya dekat sungai dan pohon besar dengan akar-akar gantung di pohon yang mereka gunakan untuk berayun kemudian sengaja menceburkan diri di sungai, bisa munculkan sensasi tersendiri. Selain memaksa otak untuk membiasakan diri beradaptasi dengan alam yang bisa merangsang terbukanya wawasan, bisa juga melatih keterampilan menyelamatkan diri, semisal jika terjatuh ke air, dia akan memutar otaknya dengan cepat agar tidak tenggelam.

  1. Mempunyai hewan peliharaan

Membantu orang tua merawat ayam, bebek, kelinci atau anjing di kandang. Mungkin bukan difokuskan untuk membuat hewan sebagai permainan anak, tapi melibatkannya dalam suatu permainan, kegiatan, atau bahkan mengajak para hewan berkomunikasi, justru bisa meningkatkan kinerja otak agar lebih jernih bebas dari gangguan kecemasan serta memiliki rasa humanis bahkan pada makhluk yang berbeda dengan manusia sekalipun.

Permainan Anak Jaman Sekarang

Di era modern yang identik dengan kemajuan teknologi, bermunculan konsep permainan anak-anak terbaru. Yang akrab di telinga adalah melalui gawai dengan menyalakan video musik atau film yang bisa digenggam sang anak sendiri, atau arena bermain di area tertutup semisal perosotan balon, menendang bola ke gawang, atau pelatihan menjadi koki cilik dengan teknik permainan tertentu

Tidak Ada yang Buruk

Baik permainan anak jaman dulu maupun sekarang, tidak ada yang dimaksudkan buruk untuk perkembangan kecerdasan otak dan mental anak. Kembali pada pilihan orang tua: melestarikan permainan anak jaman dulu, maju sejajar zaman melalui teknologi atau mengkombinasikan keduanya. Yang terpenting tetap memberi pengarahan dan pengawasan secara konstan dan proporsional.

Kesimpulan :

Apa saja permainan anak jaman dulu yang membantu mengasah kecerdasan otak anak ?

1.Permainan Palang

2.Masak-masakan

3.Pasaran/menjual sesuatu

4.Anak-anakan

5.Petak Umpet

Apa Manfaat dari bermain congklak ?

Manfaat nya bermain congklak ini untuk mengasah otak

Apa Manfaat dari bermain Gobak sodor ?

Melatih konsentrasi dan ketahanan fisik