Sunan Drajat dapat menjadi salah satu panutan bagi anak untuk menumbuhkan jiwa sosialnya. Sebab, beliau menjunjung tinggi nilai sosial pada setiap dakwahnya.

Siapa Itu Sunan Drajat?

Siapa Itu Sunan Drajat-presgo

Photo by Masjid Pogung Dalangan on Unsplash

Di Indonesia, penyebaran agama Islam dilakukan oleh para ulama yang disebut dengan Wali Songo dan salah satunya adalah Sunan Drajat. Beliau merupakan anak dari Sunan Ampel.

Nama asli Sunan Drajat yaitu Raden Syarifuddin atau Raden Qasim. Beliau juga memiliki banyak nama sebutan lainnya tapi lebih dikenal sebagai Raden Qasim.

Beliau sangat terkenal dengan kedermawanannya dan menjunjung tinggi kemanusiaan sebelum menyebarkan agama Islam. Selain itu juga sangat memperhatikan kesejahteraan orang-orang di sekitarnya.

Oleh karena itu, beliau menjadi ulama yang sangat terkenal dengan jiwa sosialnya yang tinggi. Jadi, Anda dapat menjadikan beliau sebagai salah satu tokoh panutan bagi anak.

Memulai Dakwah di Tanah Gersang

Sunan Drajat berasal dari Surabaya, namun memulai dakwahnya di Lamongan, Jawa Timur. Saat pertama kali datang ke Drajat, keadaannya sangat gersang dan masyarakatnya sangat miskin.

Keadaan masyarakat yang miskin pun perlahan mulai membaik. Pada saat itulah, beliau mulai mengajarkan ajaran-ajaran Islam.

Beliau pun mulai membangun mushola dan pesantren untuk menyebarkan agama Islam. Selama berdakwah, beliau lebih mengutamakan kesejahteraan masyarakat. Hal inilah yang membuat masyarakat menghormati serta menyanjung Raden Qasim.

Kerajaan Demak pun memberikan sebuah lahan serta otonomi khusus untuk Raden Qasim. Sebab, beliau mampu meningkatkan perekonomian serta kehidupan masyarakat di sekitarnya.

Kisah Sunan Drajat ini bisa menjadi salah satu pembelajaran yang sangat penting untuk anak.

Berjiwa Sosial Tinggi

Jika Anda mencari seorang panutan yang berjiwa sosial tinggi, maka Sunan Drajat adalah pilihan yang tepat. Semasa hidupnya beliau terkenal sebagai ulama yang memiliki jiwa sosial tinggi.

Hal tersebut karena beliau selalu berhubungan baik dengan orang-orang di sekitarnya. Bahkan, meskipun terlahir dari keluarga ulama besar dan seorang bangsawan, beliau tetap menghormati fakir miskin.

Beliau pun banyak mengajari masyarakat di sekitarnya untuk selalu menghargai sesama, gotong royong, bersikap tenggang rasa, dan ajaran positif lainnya.

Selain itu, terdapat cerita bersumber dari juru makamnya. Raden Qasim sering sekali menghabiskan waktu luangnya dengan menikmati angin sepoi-sepoi di bawah pohon rindang.

Lalu, beliau pun selalu berdoa kepada Allah agar burung-burung menghampirinya. Sebab, beliau selalu membawa makanan untuk burung. Burung-burung pun bertengger di tangannya dan pergi setelah memakan makanan dari Sunan Drajat.

Tidak hanya baik pada sesama manusia, Raden Qasim juga memperlakukan makhluk hidup lainnya dengan sangat baik.

Metode Dakwah Sunan Drajat

Metode Dakwah Sunan Drajat-presgo

Photo by Faseeh Fawaz on Unsplash

Sebelum agama Islam masuk, agama Hindu dan Buddha sudah lebih dahulu berkembang dan melekat dengan kehidupan sehari-hari masyarakat. Oleh karena itu, memerlukan strategi khusus agar ajaran Islam mudah diterima masyarakat.

Raden Qasim juga memiliki cara berdakwahnya sendiri untuk menyebarluaskan ajaran Islam. Berikut ini beberapa cara berdakwah Sunan Drajat.

1. Memiliki Peran Penting di Masyarakat

Untuk mempermudah dakwahnya, Raden Qasim menjadi orang yang memiliki peran penting di masyarakat dan cukup berpengaruh. Cara beliau agar dapat menjadi orang yang memiliki peranan penting di masyarakat adalah dengan menikahi putri petinggi desa.

Selain itu, beliau juga membantu masyarakat yang sakit dengan membuatkan obat-obatan herbal serta membuat sumur. Hal tersebut berhasil membuat beliau disegani dan banyak diikuti oleh masyarakat.

Ajaran-ajaran beliau pun menjadi lebih mudah diterima oleh masyarakat luas.

2. Melalui Kesenian

Zaman dahulu, masyarakat sangat menikmati berbagai jenis kesenian sebagai hiburan. Raden Qasim pun memanfaatkan hal ini untuk mengajarkan agama Islam.

Beliau memiliki keahlian memainkan alat musik, salah satunya gamelan. Selama berdakwah beliau menciptakan tembang pangkur yang berisi ajaran-ajaran Islam. Karya Sunan Drajat ini pun banyak menjadi pedoman hidup umat muslim sampai sekarang.

Dengan metode ini, agama Islam pun menjadi lebih mudah diterima oleh masyarakat.

3. Mengentaskan Kemiskinan

Metode dakwah lainnya dari Raden Qasim adalah dengan mengentaskan kemiskinan. Saat pertama kali berdakwah beliau datang ke daerah yang tandus serta banyak kemiskinan.

Beliau tidak langsung berdakwah tapi membantu fakir miskin agar dapat memperbaiki hidupnya. Setelah secara perlahan perekonomian masyarakat sekitar membaik, barulah beliau mengajarkan agama Islam.

4. Mengayomi Masyarakat

Raden Qasim yang terkenal juga dengan nama Sunan Mayang Madu sangat mengayomi masyarakat. Meskipun beliau menikahi putri para petinggi desa dan berasal dari keluarga bangsawan, hal tersebut tidak membuatnya tinggi hati.

Beliau justru malah mengayomi masyarakat dan selalu menghormati orang lain tanpa melihat kedudukan maupun statusnya. Hal ini membuat agama Islam dikenal sebagai agama yang tidak mengenal kasta.

Semua orang setara dan tidak ada yang membedakannya di hadapan Allah. Beliau juga mengajarkan untuk selalu menyayangi sesama dan hidup rukun dengan gotong royong.

Ajaran Sunan Drajat

Ajaran dari Raden Syarifuddin memiliki banyak nilai sosial dan budi yang luhur. Beliau selalu menekankan untuk selalu berbuat baik pada sesama lalu pada Allah. Sebab, sebelum hablum minallah (menjaga hubungan dengan Allah) harus hablum minannas (menjaga hubungan dengan sesama manusia) terlebih dahulu.

Ada dua ajaran Sunan Drajat yang bisa Anda jadikan sebagai pembelajaran untuk anak, yaitu sebagai berikut.

1. Catur Piwulang

Catur Piwulang merupakan salah satu ajaran Raden Qasim yang masih terpajang di kompleks makam agar dapat terus dibaca oleh umat muslim yang berziarah.

Dalam bahasa Indonesia catur artinya adalah empat dan piwulang artinya adalah ajaran. Jadi, catur piwulang adalah empat ajaran dari Sunan Drajat. Sebab, pitutur ini memang memiliki 4 poin dengan filosofi yang mendalam.

Berikut ini isi dan penjelasan dari catur piwulang.

  • Wenehono teken marang wong kang wuto

Arti dari piwulang di atas yaitu berilah tongkat pada orang yang buta. Maksud dari ajaran ini adalah jangan biarkan orang yang tidak berilmu tersesat dengan ketidaktahuannya.

Jangan berhenti untuk mengajarkan, memberi nasihat, dan membimbing orang lain. Ajarkan ilmu pada siapa saja terutama ilmu agama agar dapat menjadi pedoman hidup bagi orang lain.

  • Wenehono pangan marang wong kang keluwen

Arti dari ajaran di atas adalah berilah makan pada orang yang kelaparan. Apabila memiliki kelebihan harta, maka jangan lupa untuk berbagi pada orang sekitar.

Beliau selalu menyampaikan serta melakukan ajarannya ini. Beliau selalu berbagi pada fakir miskin dan sangat benci pada orang yang sering menimbun harta.

Dengan berbagi hati pun menjadi lebih tentram dan damai.

  • Wenehono payung marang wong kang kaudanan

Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia maka arti dari ajaran tersebut adalah berilah payung pada orang yang kehujanan.

Maksud dari piwulang tersebut yaitu ketika memiliki kedudukan yang tinggi, maka jangan sampai tinggi hati dan tidak peduli dengan orang lain. Apalagi pada orang-orang yang lebih lemah.

Ketika memiliki kedudukan yang tinggi maka jangan lupa untuk mengayomi orang-orang yang lebih lemah.

  • Wenehono sandang marang wong kang kawudan

Artinya adalah berilah pakaian pada orang yang tidak berpakaian. Maksudnya bukan memberi pakaian secara harfiah.

Pakaian yang dimaksud pada piwulang ini adalah sopan santun atau tata krama. Jika bertemu dengan orang yang tidak memiliki sopan santun atau tata krama maka harus memberitahunya dengan baik.

2. Pepali Pitu

Ajaran lainnya yang terkenal dari Raden Syarifuddin adalah Pepali Pitu. Arti dari pepali pitu adalah tujuh ajaran dasar. Berikut ini isi dari pepali pitu.

  • Mangun resep tyasing sasama

Dalam bahasa Indonesia artinya adalah membuat senang hati sesama. Sebagai makhluk sosial, kita harus membuat sesama senang dan menghindari sikap apatis.

Berhubungan baik dengan sesama manusia sangat penting dan menjadi hal utama. Oleh karena itu, Raden Qasim selalu mengajarkan hal ini berulang kali.

Beliau juga mengajarkan umat muslim untuk gotong royong, saling menolong, saling mengayomi, saling menghormati, saling berbagi, dan hidup rukun.

  • Jroning suko kudu eling lan waspada

Artinya adalah dalam keadaan senang atau bahagia harus selalu ingat Allah dan waspada. Maksud dari ajaran ini adalah jangan sampai lengah saat mendapatkan banyak nikmat dari Allah sampai lupa diri.

Dalam keadaan senang maupun susah harus selalu ingat Allah dan bersyukur atas nikmat-nikmat yang didapatkan.

  •  Laksianing subrata tan nyipta marang pringga bayaning lampah

Arti dari ajaran tersebut yaitu ketika berusaha menggapai cita-cita jangan menghiraukan halangan dan rintangan.

Maksudnya adalah saat hendak mencapai sesuatu, pasti akan selalu ada hambatan dan rintangan. Namun, jangan sampai halang rintang tersebut membuat mundur dan putus asa.

Selalu ingat bahwa setiap ada kesulitan pasti akan ada kemudahan dan jalan keluar. Ingat pula bahwa Allah akan membantu hamba-Nya yang berusaha.

  • Meper hardaning pancadriya

Dalam bahasa Indonesia artinya adalah berusaha untuk menahan nafsu indrawi. Manusia tidak pernah lepas dari hawa nafsu. Jika tidak bisa mengendalikan hawa nafsu, maka akan sulit untuk mengendalikan diri.

Sulit menahan hawa nafsu dapat terlihat dari emosi yang kurang stabil. Saat tidak dapat menahan emosi, maka akan ada lebih banyak masalah baru yang datang.

Maka dari itu, kita harus bisa menahan hawa nafsu dan mengendalikan diri agar tidak terbawa emosi saat mendapatkan masalah.

  • Heneng, hening, henung

Artinya yaitu dalam diam ada keheningan, dalam hening ada jalan kebebasan mulia. Ajaran ini masih berhubungan dengan ajaran sebelumnya tentang menahan hawa nafsu.

Jika bisa menahan hawa nafsu maka hati akan lebih tenang dan damai. Ketenangan dan kedamaian hati akan membawa pada kehidupan yang lebih bahagia.

  • Mulya guna panca waktu

Artinya adalah kemuliaan batin berasal dari shalat lima waktu. Hal ini tentu sudah jelas dan diketahui oleh semua umat muslim.

Shalat adalah tiang agama yang akan menentukan kokoh atau tidaknya iman seseorang. Jika shalat wajibnya tidak terlewatkan maka akan mendapatkan kemuliaan yang hakiki.

Menehono teken marang wong kang wuto, Wenehono pangan marang wong kang keluwen, Wenehono payung marang wong kang kaudanan, Wenehono sandang marang wong kang kawudan

Arti dari ajaran ini adalah beri tongkat pada orang buta, beri makan pada orang yang kelaparan, beri payung pada orang yang kehujanan, beri pakaian pada orang yang tidak berpakaian.

Ini merupakan isi dari catur piwulang yang telah diuraikan sebelumnya.

Kesimpulan

Memiliki jiwa sosial yang tinggi sangat penting bagi anak agar anak dapat bergaul di masyarakat luas. Berjiwa sosial tinggi dan memiliki hubungan yang baik dengan sesama akan membuat anak menjadi lebih bahagia.

Selain itu anak juga terhindar dari sifat apatis. Apabila anak tumbuh menjadi pribadi yang tidak peduli dengan lingkungan sekitar, maka anak akan kesulitan bergaul.

Ajaran dan cara berdakwah Sunan Drajat yang menjunjung tinggi nilai sosial dapat menjadi pembelajaran bagi anak untuk menumbuhkan jiwa sosialnya.

1. Siapa itu Sunan Drajat?

Sunan Drajat adalah salah satu sunan dari sembilan sunan Wali Songo. Nama asli Sunan Drajat yaitu Raden Syarifuddin atau Raden Qasim. Beliau juga memiliki banyak nama sebutan lainnya tapi lebih dikenal sebagai Raden Qasim.

2. Dimana Sunan Drajat memulai dakwahnya?

Sunan Drajat memulai dakwahnya di Lamongan, Jawa Timur.

• Mangun resep tyasing sasama Mangun resep tyasing sasama dalam bahasa Indonesia artinya adalah membuat senang hati sesama. Sebagai makhluk sosial, kita harus membuat sesama senang dan menghindari sikap apatis.