Berbicara tentang suku-suku yang ada di Indonesia, suku Jawa menjadi salah satu suku terbesar. Tak hanya menempati dataran Pulau Jawa, suku ini juga tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Sudahkah Anda mengenal karakteristik, sejarah, serta kesenian suku ini?

Sebagai suku terbesar, Anda mungkin sering bersinggungan dengan orang Jawa. Untuk mengenal mereka lebih jauh, informasi ini mungkin penting untuk disimak.
 

Asal-Usul Suku Jawa

 
Suku Jawa, Sejarah dan Keseniannya - Sekolah Prestasi Global

Suku Jawa sangat terkenal dengan sifatnya yang lemah lembut, menjunjung tinggi tata krama, dan ramah tamah. Ternyata, sifat ini diturunkan dari sejarah yang amat panjang. Sejarah suku Jawa tidak terlepas dari keberadaan kerajaan-kerajaan adidaya di tanah ini. Kerajaan tersebut mewariskan budaya, adat istiadat, dan monumen yang masih terus dijaga hingga sekarang.

Sifat orang Jawa yang ada sekarang ini adalah warisan budaya. Kemudian, hasil peradaban Kerajaan Jawa yang menakjubkan yang masih bisa kita lihat sampai sekarang, di antaranya, adalah Candi Borobudur, Candi Prambanan, dan masih banyak lainnya.

Untuk merunut sejarah suku jawa yang sangat panjang, ada beberapa rangkuman yang bisa Anda simak. Berikut adalah beberapa sumber yang menjelaskan teori asal usul suku terbesar di Indonesia tersebut.
 

1. Babad Tanah Jawa

Sejarah panjang suku Jawa sebenarnya bisa diteliti melalui Babad Tanah Jawa. Menurut catatan tersebut, suku Jawa berasal dari sebuah kerajaan bernama Kerajaan Kling. Pada saat itu, Kerajaan Kling tengah mengalami situasi yang carut-marut akibat perebutan kekuasaan. Kemudian, salah satu pangerannya tersisih kemudian pergi meninggalkan kerajaan tersebut bersama para pengikut setianya.

Pangeran Kling dan pengikutnya terus mengembara sampai menemukan pulau kecil yang tidak berpenghuni. Rombongan tersebut kemudian bekerja sama untuk membangun permukiman. Lambat laut, mereka pun berhasil mendirikan sebuah kerajaan. Kerajaan tersebut kemudian diberi nama Javacekwara. Keturunan pangeran Kling ini disebut-sebut sebagai nenek moyang orang Jawa berdasarkan catatan dalam Babad Tanah Jawa.
 

2. Tulisan Kuno India

Untuk asal usul suku Jawa versi ini, kita harus memahami terlebih dahulu bahwa bentuk permukaan bumi pada masa sekarang berbeda dengan beberapa ratus yang lalu. Dahulu, beberapa kepulauan yang ada di Indonesia menyatu dengan daratan Asia serta Australia. Kemudian, ada sebuah musibah besar yang mengakibatkan permukaan air laut meningkat. Daratan yang besar tersebut pun terpisah menjadi beberapa pulau, salah satunya adalah Pulau Jawa.

Menurut versi tulisan Kuno India, suku Jawa berasal dari Aji Saka dan pengikutnya yang pertama kali menapakkan kakinya di tanah Jawa. Oleh karena itu, Aji Saka beserta pengikutnya disebut-sebut sebagai nenek moyangnya orang Jawa.
 

3. Surat Kuno di Keraton Malang

Pendapat berbeda tentang asal-usul orang Jawa ditemukan berdasarkan surat kuno Keraton Malang. Menurut surat ini, penduduk jawa awalnya berasal dari Kerajaan Turki yang datang pada tahun 450 Sebelum Masehi (SM). Pada saat itu, sang Raja Kerajaan Turki mengirim utusannya untuk mengembara dan melebarkan kekuasaan mereka. Mereka bermigrasi ke beberapa kawasan yang belum berpenghuni. Migrasi tersebut dilakukan secara bergelombang untuk periode waktu yang panjang.

Sampai suatu saat, utusan tersebut sampai di sebuah kawasan yang subur dan memiliki banyak bahan makanan. Utusan tersebut pun tidak membutuhkan waktu lama untuk beradaptasi dan membangun permukiman. Kabar pulau yang subur ini pun tersebar luas. Semakin hari, semakin banyak orang yang bermigrasi ke tanah ini.

Kemudian, pulau asing tersebut akhirnya diberi nama, yakni Tanah Jawi oleh penduduk Kerajaan Turki. Nama tersebut diambil dari sebuah tanaman yang banyak tumbuh di kawasan tersebut. Tanaman tersebut adalah tanaman Jawi.

Suku Jawa - Sekolah Prestasi Global
 

4. Pendapat Sejarawan

Tak percaya seratus persen dengan catatan-catatan yang ditinggalkan oleh para pendahulu, para sejarawan pun melakukan penelitian. Ahli sejarah pun menemukan pendapat yang berbeda tentang asal-usul suku Jawa. Sejarawan bernama Von Hein Geldern berpendapat bahwa pada Zaman Neolitikum, yakni sekitar tahun 2000 SM, terjadi migrasi penduduk yang berasal dari Tiongkok bagian selatan atau yang disebut dengan Yunan ke Nusantara.

Migrasi tersebut berlangsung mulai tahun 2000 SM hingga 500 SM. Migrasi dilakukan secara besar-besaran dan bertahap menggunakan perahu cadik. Menurut sejarawan tersebut, Orang Yunan lah yang menjadi nenek moyang Indonesia.

Kemudian, Dr. H. Kern, bahasa daerah di Indonesia sebenarnya mirip satu sama lain. Kemudian, ia pun menyimpulkan bahwa bahasa tersebut berasal dari suatu rumpun yang sama, yakni rumpun Austronesia. Penelitian Kern tersebut dilakukan pada tahun 1899. Hasil penelitiannya tentang asal usul suku Jawa semakin menguatkan pendapat dari Geldern.
 

5. Pendapat Arkeolog

Ahli arkeologi juga mempunyai pendapatnya sendiri seputar asal-usul suku Jawa. Berdasarkan benda-benda peninggalan nenek moyang yang diteliti, ahli arkeologi menyebutkan bahwa nenek moyang dari orang Jawa adalah penduduk pribumi. Penelitian ini diperkuat dengan ditemukannya fosil manusia purba, yakni Pithecanthropus Erectus serta Homo Erectus. Keduanya adalah manusia purba yang menghuni Pulau Jawa.

Ahli Arkeologi dan anatomi yang berasal dari Belanda, Eugene Dubois, telah menemukan fosil manusia purba Homo Erectus. Temuan tersebut bertempat di kawasan Trinil pada 1891. Fosil manusia purba tersebut kemudian lebih dikenal sebagai manusia Jawa. Penelitian terkait fosil tersebut terus dikembangkan. Berdasarkan perbandingan DNA antara fosil manusia purba dengan suku jawa pada masa kini, ditemukan hasil yang sangat menarik.

Berdasarkan perbandingan tersebut, ternyata DNA manusia purba Homo Erectus dengan orang Jawa masa kini tak berbeda jauh. Oleh karena itu, para arkeolog pun akhirnya menyimpulkan bahwa orang jawa berasal dari orang pribumi. Temuan ini kemudian dipercayai sebagai asal-usul orang Jawa oleh beberapa arkeolog. Sampai sekarang pun, penelitian terkait masih terus dikembangkan.

Itulah lima pendapat berbeda tentang asal-usul suku Jawa. Sebagaimana penelitian sejarah pada umumnya, apalagi sejarah asal-usul sesuatu, sifat penelitian di atas tidak 100 persen akurat. Anda bisa mempercayai versi sejarah yang menurut Anda paling masuk akal.

Selanjutnya, setelah mengetahui beberapa versi asal-usul orang Jawa, selanjutnya kita akan membahas tentang beberapa produk kebudayaan orang Jawa. Berikut ulasannya.
 
Baca Juga : Asal Usul Tari Jaipong
 

Hasil Kebudayaan Suku Jawa

Hasil Kebudayaan Suku Jawa - Sekolah Prestasi Global

Peradaban suku Jawa bisa dianggap sebagai peradaban yang maju. Pada zaman dahulu pun, nenek moyang orang Jawa berhasil menghasilkan karya yang luar biasa, seperti beberapa candi yang masih berdiri kokoh hingga sekarang.

Selain bangunan bersejarah tersebut, ada juga produk kebudayaan yang masih terus dilestarikan sampai sekarang. Berikut adalah hasil kebudayaan suku Jawa.
 

1. Wayang Kulit

Wayang kulit menjadi salah satu hasil budaya masyarakat Jawa ketika agama Islam masuk. Masyarakat percaya bahwa kebudayaan tersebut dikembangkan pertama kali oleh Wali Songo. Seperti yang kita ketahui bersama, Wali Songo merupakan tokoh-tokoh yang menyebarkan agama Islam di tanah Jawa.

Wayang kulit ini dimainkan bersamaan dengan gamelan (seperangkat alat musik khas Jawa), sinden (penyanyi), dan beberapa alat pelengkap seperti batang pisang untuk menancapkan wayang, kain putih, serta lampu sorot.

Cerita yang dibawakan adalah cerita-cerita yang memberikan pelajaran hidup. Ramayana dan Mahabarata adalah salah satu cerita yang dibawakan. Kedua cerita tersebut disesuaikan dengan nilai-nilai keislaman dan juga kebudayaan masyarakat Jawa.
 

2. Seni Musik Khas Jawa

Pertunjukan wayang kulit sebenarnya mencakup juga seni musik khas jawa. Seperti yang sudah disebutkan di atas, seperangkat alat musik jawa disebut dengan gamelan.

Gamelan merupakan seperangkat alat musing yang terdiri dari kendang, kenong, gong, bonang, kempul, gambang, slentem, dan lain sebagainya. Alat musik ini juga dikenal dengan seni Karawitan. Ada satu orang sinden atau penyanyi yang akan menyanyikan tembang-tembang jawa.
 

3. Senjata Tradisional

Produk budaya yang satu ini biasanya hadir di serangkaian upacara pernikahan khas jawa. Selain menggunakan pakaian adat suku Jawa, mempelai pria juga diberikan keris yang diselipkan di punggung belakang.

Keris merupakan senjata tradisional khas suku Jawa. Pada zaman dahulu, keris menjadi pusaka penting yang mempunyai kesaktian khusus. Keris buatan Empu juga diberi mantra khusus yang membuatnya memiliki kesaktian yang tiada tara.

Keris yang terkenal di Jawa adalah keris buatan Empu Gandring. Keris legendaris ini ada dalam cerita Ken Arok.
 

4. Seni Tari Jawa

Tak hanya diramaikan oleh hadirnya sinden, musik Jawa juga menjadi latar untuk tari tradisional. Jawa mempunyai beberapa seni tari tradisional. Pada jaman dahulu, tari-tarian tersebut juga memiliki kekuatan magis tersendiri.

Beberapa tarian khas Jawa adalah sintren, reog, kuda lumping, gambyong, dan masih banyak lagi. Tarian tersebut diiringi oleh gamelan dan juga seruling.
 

5. Pakaian Adat Suku Jawa

Pakaian adat suku jawa juga memiliki beragam bentuk sesuai dengan daerah asalnya. Namun, secara umum, pakaian adat Jawa untuk wanita adalah kebaya, sementara untuk pria adalah blangkon dan jawi jangkep.

Pakaian adat ini tidak dipakai untuk sehari-hari. Masyarakat jawa hanya menggunakan pakaian adat untuk upacara adat atau acara-acara resmi seperti pernikahan.
 

6. Rumah Tradisional Khas Jawa

Untuk aspek arsitektur, masyarakat Jawa juga mempunyai bangunan khas. Rumah adat suku Jawa disebut dengan rumah Joglo. Rumah tradisional tersebut berbeda dengan rumah dari daerah lain.

Rumah adat suku Jawa ini memiliki banyak keunikan. Rumah joglo dibangun dengan 4 tiang utama yang disebut dengan “saka guru”. Tiang ini menjadi fondasi penegak utama untuk rumah Joglo.

Rumah joglo juga memiliki banyak jenis sesuai dengan status sosial pemiliknya. Anda masih bisa menemukan rumah adat ini ketika berkunjung di pedalaman Jawa Tengah dan Jawa Barat.
 

7. Bahasa Jawa

Orang Jawa mempunyai bahasa tersendiri untuk berkomunikasi. Bahasa yang dimaksud adalah bahasa Jawa. Bahasa jawa sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu. Bahasa jawa memiliki beberapa tingkatan sesuai dengan penggunaannya. Ada bahasa ngoko, ngoko alus, dan krama. Untuk berbicara dengan teman, biasanya menggunakan ngoko atau ngoko alus. Untuk berbicara dengan orang yang lebih tua atau orang terhormat, masyarakat menggunakan jawa krama.

Selain bahasa Jawa, ada juga aksara jawa yang terdiri dari 20 huruf. Pada zaman dahulu, aksara jawa dipakai untuk penulisan sehari-hari. Untuk saat ini, aksara ini hanya dijadikan sebagai keterampilan tambahan saja untuk orang Jawa.

Itulah pembahasan tentang suku Jawa yang sangat menarik. Dari penjelasan di atas, Anda bisa mendapatkan banyak pengetahuan tentang Jawa. Di pulau Jawa, sebenarnya bukan hanya ada suku Jawa. Ada banyak suku suku di Pulau Jawa yang menarik untuk dibahas, di antaranya suku sunda, suku Betawi, dan masih banyak lagi. Pelajari semuanya untuk menambah wawasan Anda.
 

Bagaimana Asal-Usul Suku Jawa?

Suku Jawa sangat terkenal dengan sifatnya yang lemah lembut, menjunjung tinggi tata krama, dan ramah tamah. Ternyata, sifat ini diturunkan dari sejarah yang amat panjang. Sejarah suku Jawa tidak terlepas dari keberadaan kerajaan-kerajaan adidaya di tanah ini. Kerajaan tersebut mewariskan budaya, adat istiadat, dan monumen yang masih terus dijaga hingga sekarang. Sifat orang Jawa yang ada sekarang ini adalah warisan budaya. Kemudian, hasil peradaban Kerajaan Jawa yang menakjubkan yang masih bisa kita lihat sampai sekarang, di antaranya, adalah Candi Borobudur, Candi Prambanan, dan masih banyak lainnya.

Sebutkan bagaimana teori asal usul suku jawa menurut Babad Tanah Jawa!

Sejarah panjang suku Jawa sebenarnya bisa diteliti melalui Babad Tanah Jawa. Menurut catatan tersebut, suku Jawa berasal dari sebuah kerajaan bernama Kerajaan Kling. Pada saat itu, Kerajaan Kling tengah mengalami situasi yang carut-marut akibat perebutan kekuasaan. Kemudian, salah satu pangerannya tersisih kemudian pergi meninggalkan kerajaan tersebut bersama para pengikut setianya. Pangeran Kling dan pengikutnya terus mengembara sampai menemukan pulau kecil yang tidak berpenghuni. Rombongan tersebut kemudian bekerja sama untuk membangun permukiman. Lambat laut, mereka pun berhasil mendirikan sebuah kerajaan. Kerajaan tersebut kemudian diberi nama Javacekwara. Keturunan pangeran Kling ini disebut-sebut sebagai nenek moyang orang Jawa berdasarkan catatan dalam Babad Tanah Jawa.

Apa yang dimaksud dengan Wayang Kulit?

Wayang kulit menjadi salah satu hasil budaya masyarakat Jawa ketika agama Islam masuk. Masyarakat percaya bahwa kebudayaan tersebut dikembangkan pertama kali oleh Wali Songo. Seperti yang kita ketahui bersama, Wali Songo merupakan tokoh-tokoh yang menyebarkan agama Islam di tanah Jawa. Wayang kulit ini dimainkan bersamaan dengan gamelan (seperangkat alat musik khas Jawa), sinden (penyanyi), dan beberapa alat pelengkap seperti batang pisang untuk menancapkan wayang, kain putih, serta lampu sorot. Cerita yang dibawakan adalah cerita-cerita yang memberikan pelajaran hidup. Ramayana dan Mahabarata adalah salah satu cerita yang dibawakan. Kedua cerita tersebut disesuaikan dengan nilai-nilai keislaman dan juga kebudayaan masyarakat Jawa.