Mengenal dan Beradaptasi dengan Hipersensitif pada Anak - SEKOLAH PRESTASI GLOBAL

Apakah anak Anda pada beberapa waktu sering cemas dan hipersensistif terhadap apa saja yang terjadi di sekitarnya? Biasanya hal ini ditandai dengan rasa cemas atas hal yang mengganggunya baik secara fisik maupun emosi yang membuatnya seolah ingin selalu meluruskan atau membenarkan sesuatu.

Kondisi ini merupakan salah satu ciri highly sensitif person. Beberapa yang mengalaminya akan cukup kewalahan dengan emosi dari dalam diri mereka sendiri. Tidak hanya itu, sebagai orang tua juga pasti akan sedikit repot jika hal ini terjadi pada anak yang masih kecil.

Apa Itu Kondisi Hipersensitif pada Anak?

Kondisi ini adalah ketika seseorang mendapat kepekaan berlebih terhadap rangsangan indera, baik itu sentuhan, aroma, bahkan penglihatan. Sebenarnya kondisi ini bukan suatu gangguan, namun seringnya menyertai anak dengan ADHD atau gangguan mental pada anak yang mengakibatkan sulit fokus, impulsif, hingga hiperaktif.

Akibat dari banyaknya rangsangan yang diterimanya tersebut, anak menjadi emosional hipersensitif, kewalahan, marah, atau bahkan tantrum. Tidak hanya itu, anak-anak ini juga cenderung lebih rentan terhadap alergi, masalah kulit seperti eksim, dan juga masalah saluran pernafasan seperti asma dan ISPA.

Ciri Umum Fisik Anak dengan Hipersensitif

Anak dengan masalah hipersensitif ini biasanya akan merasakan masalah kecil itu besar dan sangat mengganggu mereka. Hal ini salah satunya dipengaruhi oleh emosi bawaan dan alam bawah sadar. Selain itu, beberapa hal berikut ini juga bisa menjadi ciri anak mengalami sensitivitas berlebih adalah terganggunya domain sensor tubuh; sentuhan, bau, dan suara.

Biasanya, mereka akan risih dan terganggu dengan suara keras, pakaian dengan bahan tertentu, bau tertentu, hingga peletakan barang yang menurutnya tidak rapi atau simetris. Selain bermasalah pada domain sensor, motorik kasar anak dengan hipersensitif ini juga seringkali terganggu, diantaranya:

  • Sering tersandung saat berjalan
  • Kesulitan dalam menulis, bahkan sejenak lupa bagaimana memegang pensil saat menulis
  • Kaget, bahkan menangis ketika mendengar suara yang kencang

Ciri Emosional Anak dengan Masalah Sensitivitas Berlebih

Tidak kalah merepotkan, ciri emosional dari anak dengan masalah hipersensitif ini juga harus Anda pahami sebagai orang tua. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa kondisi ini akibat banyaknya arus informasi yang diterima oleh anak. Dengan begitu, mereka akan kewalahan untuk memproses semua informasi tersebut sehingga menjadi tumpang tindih dan rancu.

Tidak jarang, anak-anak ini akan keliru menafsirkan informasi yang diterima. Misalnya komentar orang lain yang sebenarnya netral dan biasa saja bisa menjadi sangat menyakitkan bahkan membuat mereka menangis karena kesalahan informasi yang mereka terima. Begitu pun sebaliknya. Beberapa bahkan tidak nyambung ketika dijelaskan sesuatu karena apa yang mereka tangkap melebihi informasi yang diberikan tersebut.

Pada akhirnya, anak-anak ini akan kesulitan dalam memilih, memilah, menyortir, hingga menyikapi semua hal yang mereka terima dari luar. Sebagai orang tua tentu peran Anda di sini sangat diperlukan. Nantinya Anda yang akan berperan sebagai rem atas arus informasi yang diterima oleh anak.

Penyebab Hipersensitif pada Anak

Pada umumnya, kondisi ini berlangsung karena kesalahan otak dalam menerima dan mengolah rangsangan yang diterima sehingga mengakibatkan kesalahan tafsir pula pada saraf otak. Akar masalah dari semua gangguan ibu terletak pada Reticular Activating System’.

Reticular Activating System’ sendiri adalah bagian dari batang otak yang mengatur semua informasi yang diterima otak melalui sumsum tulang belakang. RAS ini bekerja sebagai resistor di bagian saraf tubuh. Apabila kinerja RAS sebagai resistor tidak benar, maka informasi yang diterima anak juga tidak akan sesuai. Hal ini yang berakibat pada masalah pemrosesan sensorik anak.

Anda juga harus hati-hati. Meski disebutkan bahwa kondisi hipersensitif pada anak ini bukan sebuah gangguan, tapi kondisi ini juga menjadi salah satu tanda anak mengidap autis tertentu. Oleh karena itu, alangkah baik jika Anda konsultasi dengan ahli agar mendapat informasi lebih lengkap dan juga akurat.

 

Cara Orang Tua Bantu Atasi Hipersensitif pada Anak

Sebagai orang tua, tentu Anda adalah satu-satunya pihak yang sangat diharapkan oleh anak akan membantu kondisi mereka. Ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk membantu meringankan beban yang diterima oleh anak dengan kondisi sensitivitas berlebih ini, diantaranya:

Pahami gejala gangguan pada anak

Pada kondisi hipersensitif terdapat banyak gejala gangguan, diantaranya domain sensor mana yang paling sering terganggu atau motorik mana dari anak yang cenderung lemah. Dengan mengetahui akar dari kondisi anak, Anda akan lebih mudah mengantisipasi atau membuat simulasi agar anak lebih nyaman.

Misal permasalahan ada pada suara, maka Anda bisa membeli headphone khusus yang bisa digunakan saat suara di sekeliling mulai dirasa mengganggu. Oleh karena itu perlu juga untuk melakukan sounding terhadap kondisi anak kepada yang bersangkutan. Jelaskan secara perlahan dan mudah agar anak mengerti apa yang harus dilakukan.

Atur siapa saja yang bisa berinteraksi dengan mereka

Ketika masih anak-anak Anda akan lebih mudah mengatur siapa saja yang bisa berinteraksi dengan anak Anda. Hal ini karena pengawasan anak masih bisa dilakukan maksimal dan ruang gerak yang masih terbatas. Pada fase ini Anda bisa memaksimalkan penjelasan pada anak tentang kondisinya dan mereka harus membatasi interaksinya dengan banyak orang.

Dengan membatasi interaksi, tentu informasi yang diterima juga lebih terkontrol. Anak dengan hipersensitif lebih mudah diatasi ketika informasi yang masuk pada mereka terkontrol.

Ajak anak melihat kondisinya sebagai kekuatan

Alih-alih menjelaskan kondisinya sebagai penyakit atau gangguan, Anda bisa menjelaskannya sebagai keunikan dan kekuatan. Dengan begitu anak lebih legowo dan mudah berdamai dengan kondisinya. Mereka juga akan lebih mudah menerima metode-metode yang Anda pilih sebagai mitigasi agar kondisinya terjaga.

Pastikan anak mendapat istirahat cukup

Salah satu penyebab tantrum adalah rasa letih pada anak. Semakin letih, maka emosi mereka akan semakin tidak stabil, ditambah berbagai rangsangan yang diterima oleh otak. Hal ini akan menjadi gangguan combo hipersensitif pada anak.

Anda bisa mengatasi masalah ini dengan memastikan anak mendapat istirahat yang cukup. Dengan begitu stamina anak tetap terjaga, kondisi badan segar, sehingga lebih mudah dalam mengontrol rangsangan yang diterima nantinya. Pastikan juga asupan nutrisi tercukupi. Dengan begitu, setidaknya anak hanya bermasalah dengan emosi mereka, bukan dengan masalah kesehatan lainnya.

Orang tua harus waras

Pastikan juga kondisi Anda sebagai orang tua waras atau tidak dalam banyak tekanan. Hal ini akan sangat berpengaruh pada pola asuh pada anak mengingat kondisi anak akan menyebabkan mereka sering tantrum. Jadi, selain memastikan anak stabil emosinya, Anda juga harus menjaga stabilitas emosi sendiri, ya!

Demikian informasi seputar mengenal hipersensitif pada anak. Semoga bermanfaat, ya!