Serunya bercocok tanam memang tidak hanya berlaku untuk orang dewasa, tapi juga berlaku untuk anak-anak. Sebab, dengan kegiatan ini anak bisa bermain sambil belajar.

Bercocok tanam atau berkebun sederhananya adalah kegiatan menanam tanaman untuk diambil manfaatnya. Jenis tanamannya bisa berupa bunga-bungaan, sayuran, atau buah.

 

Manfaat Mengajarkan Anak Bercocok Tanam

Bercocok Tanam juga sangat beragam, mulai dari biji, batang, umbi atau bahkan cangkokan. Anda bisa mengajarkan semua metode penanaman tersebut kepada anak sebagai tambahan pengetahuan.

Selain seru, bercocok tanam juga memiliki beragam manfaat untuk anak. Sayangnya, untuk mengajak dan mengajarkan anak bercocok tanam bukan perkara yang yang mudah.

Anda perlu cara khusus agar anak mau melakukan kegiatan tersebut dengan senang hati. Untuk mengetahui cara tersebut, simak selengkapnya di bawah ini.

Sebelum membahas lebih lanjut mengenai cara mengajarkan anak untuk bercocok tanam, kami akan mengenalkan manfaatnya terlebih dahulu. Dengan demikian, Anda akan lebih semangat untuk mengajak anak melakukan kegiatan tersebut.

Melansir dari situs resmi Direktorat PAUD Kemendikbud, berikut ini adalah manfaat bercocok tanam untuk anak yang tidak boleh Anda lewatkan:

1. Latih Kemampuan Sensorik

Kegiatan bercocok tanam sangat efektif untuk melatih kemampuan sensorik anak. Sebab, saat melakukan kegiatan ini sebagian panca indra anak bekerja aktif. Mulai dari penciuman, sentuhan, penglihatan, pengecap dan pendengaran.

Anak akan mencium bau tanah, pupuk, bunga, atau bau dedaunan. mereka juga akan menyentuh tekstur tanah, serat daun, batang dan apa saja di sekitarnya. Selain itu, anak juga akan melihat berbagai warna daun, buah, dan bunga.

Bahkan saat menanam buah, anak tidak segan untuk mencicipi buah tersebut. Indera pendengarannya juga akan terlatih saat berkomunikasi dengan Anda saat bercocok tanam.

2. Ajarkan Tanggung Jawab pada Anak

Siapa sangka, ternyata bercocok tanam juga bermanfaat untuk mengajarkan tanggung jawab kepada anak. Sebab dalam kegiatan ini mereka belajar bagaimana caranya merawat tanaman hingga tumbuh subur.

Agar rasa tanggung jawabnya semakin terasah, Anda bisa membagi tanggung jawab dengan si kecil. Jadi Anda harus membuat tugas apa saja yang menjadi tanggung jawabnya.

Misalnya saja menyiram setiap pagi dan sore atau memberikan pupuk secara rutin. Jika si kecil mengabaikan tugasnya tersebut, maka mereka harus menerima risikonya.

3. Latih Kemampuan Motorik

Selain bisa melatih kemampuan sensori, manfaat berkebun juga bisa melatih kemampuan motorik halus dan motorik kasarnya. Kemampuan motorik halus merupakan keterampilan koordinasi mata dan tangan.

Contoh kegiatannya dalam bercocok tanam adalah menyendok pupuk, menanam benih, serta menyiram tanaman. Sedangkan kemampuan motorik kasar merupakan keterampilan keseimbangan dan koordinasi anggota tubuh.

Saat bercocok tanam, kegiatan yang dapat melatih kemampuan motorik kasarnya adalah memasang menggali, memupuk, membengkokkan, dan masih banyak lainnya. Selain itu, bercocok tanam juga dapat meningkatkan konsentrasi anak.

4. Tingkatkan Kemampuan Bahasa

Manfaat bercocok tanam untuk tumbuh kembang anak sangat banyak, salah satunya adalah meningkatkan kemampuan bahasanya. Bahkan, anak akan lebih melek huruf dan pengetahuan bahasanya semakin luas.

Sebab, saat bercocok tanam mereka mempelajari berbagai nama tanaman, perlengkapan, dan metode yang digunakan. Anda juga bisa menstimulasi kemampuan membaca dan menulisnya melalui kegiatan ini.

Misalnya dengan membuat label tanaman bersama, membuat peta taman, atau menyusun daftar tanaman yang ada di kebun. Anda juga bisa mengkreasikan berbagai kegiatan seru lainnya.

5. Media Belajar Sains dan Matematika

Anda dapat memanfaatkan bercocok tanam sebagai media untuk belajar sains dan matematika. Khususnya yang berhubungan dengan tanaman. Misalnya proses fotosintesis, morfologi, budidaya tanaman, dan masih banyak lagi.

Anak akan lebih mudah mengerti saat belajar sains sambil bercocok tanam. Sebab, mereka dapat melihat dan mengamatinya secara langsung. Selain sains, anak juga bisa belajar matematika dengan mempraktekkannya secara langsung.

Contohnya saja saat menghitung usia tanaman, jumlah tanaman, atau jumlah benih. Jadi, kegiatan bercocok tanam bisa menjadi media belajar yang sangat menarik.

 

Peran Orang Tua dalam Mengajarkan Anak Bercocok Tanam

Saat ingin mengajarkan bercocok tanam pada anak, maka pastikan Anda memahami peran yang harus dilakukan. Sehingga, prosesnya akan lebih lancar dan anak lebih antusias saat bercocok tanam.

Peran Orang Tua dalam Mengajarkan Anak Bercocok Tanam - PresgoImage by jcomp on freepik

Sebagai orang tua, berikut ini adalah peran Anda dalam mengajarkan aktivitas bermanfaat ini pada anak:

  • Memaklumi dan bersabar saat anak melakukan kesalahan. Jangan memarahi saat mereka salah karena akan menyebabkan trauma. Sebaliknya, Anda bisa membimbingnya agar mereka bisa belajar dari kesalahan.
  • Memberikan ruang yang membuat anak nyaman, kemudian dorong secara aktif agar mereka dapat bertanggung jawab atas tanamannya.
  • Biarkan anak bereksplorasi dan berkreasi dengan menggunakan peralatan yang ada. Beri mereka kebebasan untuk menanam dan merawat tanamannya sendiri. Sehingga, mereka dapat menyaksikan perubahan yang terjadi.
  • Mengapresiasi saat anak berhasil merawat tanamannya hingga subur. Apalagi jika tanaman berhasil dirawat hingga panen.
  • Mengajarkan konsisten saat berkebun pada anak. Sebab tidak dapat dipungkiri jika anak sangat mudah berubah-ubah suasana hatinya. Kadang sangat semangat dan kadang tidak mau sama sekali.
  • Sediakan biji tanaman yang mudah tumbuh untuk anak. Tujuannya adalah agar mereka bisa menyaksikan hasil usahanya dalam waktu dekat. Sehingga, mereka tidak akan kehilangan minat sebelum panen.

Dengan demikian, hubungan anak dan orang tua juga menjadi semakin erat. Bahkan, kegiatan bercocok tanam bisa dijadikan sebagai salah satu alternatif pengisi waktu luang anak dikala senggang.

 

Cara Mengajarkan Bercocok Tanam pada Anak

Setelah mengetahui manfaat dan peran Anda, sekarang tinggal bagaimana mengajak anak agar mau bercocok tanam. Memang awalnya tidak mudah, apa lagi jika si kecil terbiasa dengan kegiatan di dalam ruangan.

Tapi tidak perlu khawatir, sebab Anda bisa mencoba beberapa cara di bawah ini:

1. Pancing Ketertarikan Anak untuk Bercocok Tanam

Jika sejak awal anak sudah menolak untuk bercocok tanam atau tidak menunjukkan ketertarikan, maka Anda harus memancing ketertarikannya dahulu. Caranya bisa bermacam-macam.

Misalnya saja membacakan dongeng yang ada kaitannya dengan bercocok tanam, menjelaskan manfaatnya, atau menjelaskan keseruannya. Dengan begitu, mereka akan lebih tertarik secara alami.

2. Awali dengan Menanam di Pot

Langkah awal membuat anak suka bercocok tanam juga dapat dilakukan dengan menanam tanaman berskala kecil. Misalnya saja tanaman di dalam pot, biarkan anak merasakan serunya memiliki sebuah tanaman.

Ia juga akan belajar mengenai bagaimana cara merawat tanaman tersebut. Jika sudah ada ketertarikan yang besar, Anda bisa menambah jumlah tanaman atau bahkan mengajak anak bercocok tanam di lahan.

3. Berikan Kebebasan Anak untuk Pilih Tanaman

Apabila Anda ingin si kecil lebih bertanggung jawab dan semangat saat bercocok tanam, maka biarkan mereka memilih tanaman kesukaannya. Sebab jika Anda memaksanya menanam tanaman lain, mereka tidak akan bersemangat.

Saat ketertarikannya terhadap berkebun sudah muncul, maka lambat laun anak akan mencoba berbagai tanaman lainnya. Bila mereka akan serius bercocok tanam pada jenis tanaman tertentu saja.

4. Berikan Contoh pada Anak

Pastikan jika ingin anak melakukan kegiatan bercocok tanam, maka Anda juga harus melakukannya. Sebab, contoh langsung merupakan panduan bercocok tanam untuk anak yang paling efektif.

Dari mulai tahap penanaman, pemupukan, penyiraman, hingga panen. Dengan begitu, anak akan mencontoh apa yang Anda lakukan. Bahkan, bisa jadi ketertarikannya terhadap bercocok tanam juga meningkat.

5. Mengajak Anak Mengolah Hasil Panen

Mendapatkan hasil panen merupakan sebuah kebanggaan tersendiri dari kegiatan bercocok tanam. Setiap orang akan senang ketika bisa menikmati hasil panennya sendiri.

Oleh sebab itu, Anda bisa mengajak anak untuk mengolah hasil panennya. Pengolahan ini tergantung dari jenis tanaman yang Anda penen. Misalnya dengan memasaknya, membuat jus, atau lainnya.

 

Perlengkapan Dasar untuk Bercocok Tanam

Ketika ingin memulai kegiatan bercocok tanam, Anda perlu meyiapkan berbagai perlengkapannya terlebih dahulu. Anda bisa membelinya atau bahkan membuatnya sendiri dengan memanfaatkan bahan yang ada.

Perlengkapan Dasar untuk Bercocok Tanam- PresgoImage by Pexels from Pixabay

Perlengkapan bercocok tanam untuk anak sebenarnya tidak ada bedanya dengan orang dewasa. Hanya saja, Anda harus menyesuaikan ukuran perlengkapan tersebut dengan tubuh si kecil.

Jangan memilih perlengkapan yang ukurannya terlalu besar. Sebab, anak akan kesulitan saat menggunakannya. Tenang saja, saat ini sudah banyak tersedia perlengkapan bercocok tanam dalam ukuran kecil.

Berikut ini adalah perlengkapan bercocok tanam penting yang perlu disiapkan:

  • Sekop untuk mengeruk tanah, baik saat memasukkannya ke dalam pot atau mengeluarkannya. Sekop berukuran kecil juga berguna untuk mengambil pupuk.
  • Gunting untuk memotong bagian tertentu dari tanaman. Misalnya daun atau batang yang sudah kering atau terkena penyakit. Saat proses panen beberapa tanaman juga membutuhkan gunting.
  • Teko penyiram tanaman yang berguna untuk menyiram tanaman dengan aliran yang tidak terlalu kencang. Selain itu, alat ini juga cocok digunakan pada kegiatan skala kecil.
  • Pot untuk tempat menanam tanaman jika tidak tersedia lahan atau belajar dalam skala kecil. Misalnya pada jenis kebun vertikal, gantung, atau menggunakan rak.
  • Stik es krim berguna untuk melabeli tanaman, terutama terkait nama dan hari semai tanaman tersebut.

 

Rekomendasi Jenis Tanaman untuk Anak

Beberapa anak mungkin akan dengan mudah menentukan jenis tanaman untuk bercocok tanam. Tapi, beberapa lainnya akan sangat kesulitan, sehingga Anda perlu berperan aktif dalam menentukannya.

Ada beberapa kriteria jenis tanaman yang cocok untuk anak. Di antaranya adalah mudah tumbuh, waktu panen singkat, proses perawatan sederhana, dan mudah mendapatkan benihnya.

Tentunya banyak tanaman yang masuk kriteria tersebut, hanya saja berikut ini adalah beberapa rekomendasi terbaik dari kami:

  • Bayam merupakan salah satu jenis sayuran kesukaan anak. Ternyata untuk menanam sayur ini, menurut informasi DKP3 Kota Tasikmalaya hanya memerlukan waktu 1 hingga 1,5 bulan hingga panen.
  • Sawi putih merupakan sayuran yang dapat diolah menjadi berbagai makanan lezat untuk anak. Masa panennya sangat singkat, yaitu hanya 21 hingga 38 hari saja.
  • Sawi hijau merupakan sayuran hijau yang menjadi musuh sebagian besar anak-anak. Manfaat menanam sayur untuk anak bisa meningkatkan keinginan untuk memakannya. Selain itu masa panennya hanya 30 hingga 40 hari.
  • Strawberry bisa menjadi tanaman untuk bercocok tanam bersama anak, khususnya jika mereka menyukai buah ini. Melansir dari situs Balitjestro Litbang Kementan, masa panennya sekitar 2,5 bulan.
  • Tomat juga dapat menjadi tanaman terbaik untuk anak. Sebab, cara merawatnya sangat mudah dan masa panennya cukup singkat. Masa panen tomat umumnya adalah 70 hingga 80 hari.
  • Kangkung adalah tanaman berikutnya yang cocok untuk bercocok tanam. Sayuran ini memerlukan perawatan yang tidak begitu rumit. Masa panennya sekitar 30 hingga 40 hari setelah tanam.

Dalam masa pertumbuhan dan perkembangannya, anak membutuhkan berbagai kegiatan bermanfaat. Sebagai orang tua, Anda bisa mengajarkan anak tentang serunya bercocok tanam.

Baca Juga : Anak Suka Membantu Saat Memasak? Ini 6 Cara Aman Mengajarkan Anak Memasak

Apa peran orang tua dalam mengajarkan anak bercocok tanam?

Memaklumi dan bersabar saat anak melakukan kesalahan, Memberikan ruang yang membuat anak nyaman, biarkan anak bereksplorasi dan berkreasi dengan menggunakan peralatan yang ada

Apa langkah awal membuat anak suka bercocok tanam?

Langkah awal membuat anak suka bercocok tanam juga dapat dilakukan dengan menanam tanaman berskala kecil. Misalnya saja tanaman di dalam pot, biarkan anak merasakan serunya memiliki sebuah tanaman. Ia juga akan belajar mengenai bagaimana cara merawat tanaman tersebut. Jika sudah ada ketertarikan yang besar, Anda bisa menambah jumlah tanaman atau bahkan mengajak anak bercocok tanam di lahan.

Apa manfaat bercocok tanam?

Latihan kemampuan sensorik, mengajarkan tanggung jawab pada anak, latihan kemampuan motorik, tingkatkan kemampuan bahasa, media belajar sains dan matematika