Kenali 5 Gejala Disleksia Pada Anak Dan Cara Mengajarinya - SEKOLAH PRESTASI GLOBAL

Gejala disleksia pada anak memang harus diwaspadai. Apa itu disleksia? Disleksia merupakan suatu gangguan proses belajar yang mempengaruhi kemampuan anak, untuk membaca, menulis serta berbicara.

Gangguan ini dipengaruhi oleh adanya gangguan pada saraf di bagian otak yang memproses bahasa. Sehingga hal inilah yang membuat anak dengan adanya disleksia kesulitan dalam mengidentifikasi kata-kata.

Gangguan dan gejala disleksia tidak hanya dapat terjadi kepada anak-anak saja. Tetapi kepada orang dewasa juga dapat terjadi. Sehingga untuk orang tua perlu memahami seperti apa gejala pada penderita disleksia ini, untuk dapat mengatasi masalahnya dengan lebih mudah.

Gejala Disleksia Berdasarkan Waktu Kemunculannya

Gejala Disleksia Pada Anak-Anak

Munculnya gejala gangguan disleksia pada anak ini biasanya sulit teridentifikasi. Terutama untuk anak yang masih di bawah umur 5 tahun. Namun meski begitu, gejala itu nantinya akan dapat terlihat ketika anak memasuki masa sekolah.

Secara umum ada beberapa gejala disleksia yang umumnya terjadi kepada anak-anak. Gejala-gejala tersebut sebagai berikut:

  • Perkembangan berbicara dengan anak seusianya sedikit tertinggal atau terlambat. Coba perhatikan apakah anak anda memiliki gejala seperti ini, segera cek!
  • Kesulitan untuk mengingat bentuk serta bunyi abjad. Coba lihat apakah anak anda memiliki kesulitan dalam mengingat bentuk serta bunyi abjad?
  • Sering menulis secara terbalik. Terbalik ini maksudnya seperti seharusnya menulis tidur malah menjadi rudit.
  • Sulitnya membedakan suatu huruf tertentu. Seperti huruf yang memiliki bentuk yang sama namun berbeda. Seperti huruf b dan d.
  • Sulit untuk mengeja, membaca, menulis, mengingat huruf, angka dan warna.

Gejala Disleksia Pada Orang Yang Sudah Dewasa

Gejala disleksia terjadi tidak hanya kepada anak-anak saja. Namun, orang dewasa juga dapat terkena disleksia. Biasanya mereka yang terkena gangguan ini seringkali mengalami masalah saat berbicara, atau seringkali belibet saat berbicara. Selain itu ada beberapa gejala, seperti:

  • Kesulitan memahami lelucon atau ungkapan yang menggunakan kata-kata yang jarang diucapkan, seperti halnya idiom.
  • Sulit untuk mengeja suatu kata atau berhitung.
  • Kurang mahir atau merasa kesulitan untuk mempelajari bahasa asing serta merangkum sebuah cerita.

Ketahui Penyebab Disleksia Pada Anak

Faktor Bawaan

Faktor bawaan ini dapat menjadi penyebab disleksia pada anak, faktor bawaan ini dapat menjadi suatu penyebabnya saat anak lahir. Karena kecerdasan anak berasal dari kecerdasan seorang ibu.

Faktor genetik atau bawaan dapat menjadi salah satu penyebab seorang anak menjadi disleksia. Terutama jika salah satu anggota keluarga memiliki riwayat disleksia. Selain itu ada beberapa faktor lainnya yang dapat meningkatkan terjadinya gangguan disleksia, seperti:

  • Adanya kelahiran prematur atau anak lahir dalam kondisi berat badan lahir rendah.
  • Adanya keluarga yang memiliki riwayat disleksia.
  • Terpapar nikotin, NAPZA, alkohol ataupun terkena infeksi selama masa kehamilan ibu.
  • Adanya cedera pada otak dan adanya trauma.
  • Adanya kelainan pada struktur otak yang memiliki fungsi berfikir serta mengolah kata.

Walaupun gejala disleksia belum diketahui penyebab pastinya apa, namun bisa dipahami bahwa faktor keturunan dapat berandil besar. Sehingga saat hamil, sangat disarankan ibu hamil menghindari hal-hal yang nantinya dapat menyebabkan terjadi disleksia pada anak.

Penting sekali untuk terus menjaga kehamilan, untuk menghindari anak terlahir dengan gangguan disleksia. Karena tentu faktor bawaan atau keturunan sangat besar tingkat resikonya.

Faktor Lingkungan

Lingkungan dapat menjadi suatu penyebab disleksia pada anak dapat terjadi. Hal ini karena perkembangan serta pola ini dapat berlaku secara umum. Terlebih lagi apabila suatu kondisi lingkungan yang ikut mendukung.

Orang tua yang memanjakan anaknya, dapat menciptakan kondisi disleksia saat tumbuh dewasa. Secara alami akan menjadi pendorong perkembangan anak. Orang tua yang membiarkan anaknya membaca tanpa didampingi juga dapat menjadi faktor penyebabnya.

Apabila sejak awal orang tua sudah menyadari adanya gejala disleksia pada anaknya. Maka orang tua perlu sekali untuk membantu anak belajar. Terutama dengan memberikan guru yang profesional dan tahu harus menghadapi anak dengan gangguan disleksia seperti apa.

Jangan pernah biarkan anak belajar sendiri, terutama jika anda telah mengetahui adanya gejala gangguan disleksia pada anak anda. Karena dengan membiasakan anak belajar sendiri, malah membuat anak tidak dapat berkembang dengan baik.

Cara Belajar Anak Disleksia Supaya Bisa Membaca Dan Menulis

Menulis Dengan Media Pasir

Cara belajar anak disleksia bisa coba di media pasir. Hal ini dapat membuat anak merasa senang untuk belajar. Karena hal tersebut terasa unik, sehingga mereka akan semangat belajar. Untuk caranya juga sangatlah mudah sekali.

Anda hanya perlu menyiapkan media seperti wadah nampan atau meja. Lalu berikan pasir di atas nampan atau meja. Setelahnya anda dapat mencoba anak untuk menulis huruf di media pasir yang telah disediakan.

Coba ajarkan cara belajar anak disleksia dengan menulis menggunakan jari mereka. Setelah itu suruh mereka untuk menyebutkan huruf yang telah mereka tulis dengan suara yang lantang. Konsisten untuk terus lakukan hal tersebut hingga anak bisa menulis dan membaca.

Pakai Media Kertas Lipat

Anda dapat menggunakan kertas lipat sebagai media untuk membuat anak belajar. Caranya gunting kertas lipat menyerupai bentuk huruf. Lalu nantinya anda menyuruh anak untuk menyebutkan huruf yang telah anda pegang.

Selain itu juga dengan cara belajar anak disleksia anda dapat membantu anak dalam mengingat huruf. Selain itu juga media ini dapat meningkatkan baca anak menjadi lebih lancar. Warna pada kertas lipat juga dapat anda gunakan untuk mengenalkan warna kepada anak.

Menggunakan Media Balok Huruf

Balok huruf ternyata dapat menjadi sebuah media belajar untuk anak gangguan disleksia. Balok huruf dapat membantu anak untuk mengenal serta menyusun huruf menjadi suatu kata. Coba gunakan warna balok yang berbeda.

Dengan cara belajar anak disleksia menggunakan media balok kayu ini menjadi lebih efektif. Anda dapat memberikan instruksi kepada anak untuk menyusun kata dari balok kayu tersebut. Serta berikan arahan untuk si anak menyebutkan hurufnya secara lantang, lalu baca kata yang telah disusun secara lengkap.

Coba Menulis Dengan Bayangan Di Udara

Untuk membantu anak memperkuat ingatannya, coba gunakan metode menulis di udara. Anda dapat meminta anak untuk mencoba menuliskan suatu huruf dengan jarinya di udara. Saat anak sedang menuliskan huruf, si anak untuk menyebutkan huruf yang ditulisnya dengan keras.

Cara belajar anak disleksia dengan media menulis melalui bayangan di udara ini cukup efektif. Terutama untuk melatih multi densorinya, serta hal tersebut juga dapat membantu anak dalam kemampuan lisannya maupun tulisannya.

Anda sebagai orang tua tidak boleh menutup mata dengan kondisi anak disleksia. Orang tua tentu harus membantu perkembangan anak dalam belajar.

Apabila anda telah melihat adanya gejala disleksia pada anak anda, segera cari penanganan yang tepat. Sehingga anda dapat dengan mudah memberikan penangan untuk tumbuh kembang anak anda.