Ini 7 Vaksinasi Wajib Bagi Anak Indonesia - SEKOLAH PRESTASI GLOBAL

Vaksin dasar merupakan salah satu upaya untuk membentuk kekebalan tubuh anak, sehingga mencegah penyebaran penyakit berbahaya dan wabah penyakit, serta  anak tidak mudah sakit. Imunisasi primer lengkap terdiri dari beberapa jenis vaksin,  polio, BCG, DPT dan lain-lain.

Vaksinasi anak juga harus dilakukan sesuai  jadwal yang ditetapkan Kementerian Kesehatan dan IDAI. Biar tidak ketinggalan, yuk simak penjelasan lengkapnya di bawah ini tentang vaksinasi di Indonesia:

Apa Itu Vaksinasi?

Vaksinasi adalah suatu proses di mana daya tahan tubuh terhadap penyakit dikembangkan. Prosesnya dilakukan dengan pemberian vaksin baik melalui suntikan maupun minuman. Padahal, vaksinasi bisa dilakukan pada usia berapa pun. Namun, ada beberapa vaksinasi dasar yang harus diberikan saat bayi baru lahir.

Tujuan utama vaksinasi adalah untuk mencegah penyakit, kecacatan atau kematian. Dengan begitu, anak tidak mudah terserang berbagai penyakit di masa pertumbuhannya.

Tujuan Imunisasi

1.      Tujuan Utama

Tujuan utama vaksinasi pada masa kanak-kanak adalah untuk melindungi anak dari berbagai penyakit berbahaya yang dapat menyebabkan cedera atau kematian. Vaksinasi juga merupakan salah satu upaya untuk mengembangkan kekebalan kelompok (herd immunity).

2.      Herd Immunity

Kekebalan kelompok (herd immunity) penting dicapai guna mencegah penyebaran penyakit berbahaya kepada masyarakat yang tidak bisa mendapatkan vaksinasi penyakit tertentu, misalnya. Oleh karena itu, semakin banyak orang yang menerima vaksin, semakin sedikit orang yang tertular

Jadwal Imunisasi

Berikut rangkaian vaksinasi dasar lengkap dari Kementerian Kesehatan dan IDAI yang bisa diikuti  masyarakat Indonesia.

1.      Umur 0 sampai 6 bulan

Program vaksinasi dasar lengkap pada anak usia 0-6 bulan adalah sebagai berikut:

  • Hepatitis B: diberikan empat kali yaitu 24 jam setelah lahir, kemudian pada usia 2, 3 dan 4 bulan. Vaksinasi ulang dilakukan saat anak berusia 18 bulan.
  • DPT : Diberikan sebanyak 3 kali yaitu pada bulan ke 2, 3 dan 4. Vaksin booster diberikan dua kali pada usia 18 bulan dan 5-7 tahun.
  • BCG: Diberikan hanya sekali antara usia 0 dan 1 bulan.
  • HiB: Diberikan tiga kali pada usia 2, 3 dan 4 bulan. Vaksinasi ulang dilakukan satu kali pada umur 18 bulan.
  • Vaksin polio oral: diberikan sejak lahir hingga 1 bulan. Sedangkan vaksin polio suntik harus diberikan minimal 2 kali sebelum anak menginjak usia 1 tahun. Kemudian, vaksin dan suntikan polio oral  juga diulangi setiap bulannya, yaitu. pada 2, 3 dan 4 bulan.
  • PCV (pneumococcus): Vaksin PCV diberikan tiga kali pada 2, 4 dan 6 bulan. Vaksinasi ulang dilakukan pada usia 12-15 bulan.
  • Rotavirus: Jenis rotavirus monovalen diberikan dua kali. Dosis pertama diberikan pada usia 6 minggu dan dosis kedua diberikan 4 minggu kemudian atau maksimal  24 minggu.
  • Sedangkan rotavirus jenis pentavalen diberikan sebanyak tiga kali, yaitu pada umur 6-12 minggu, kemudian dosis kedua dan ketiga setelah 4-10 minggu. Vaksinasi ini wajib dilakukan saat bayi berusia 32 minggu.

2.      Usia 6 sampai 12 bulan

Kemudian, ketika anak  mencapai usia 6-12 bulan, beberapa vaksinasi harus dilakukan:

  • Flu: Vaksin ini diberikan kepada anak-anak saat mereka berusia 6 bulan dan setahun sekali antara usia 18 bulan hingga 18 tahun.
  • Japanese Encephalitis (JE): JE diberikan satu kali saat anak berusia 9 bulan, dilanjutkan dengan suntikan ulang saat anak berusia 2-3 tahun.
  • MMR: Vaksin ini diberikan saat anak berusia 9 bulan, dilanjutkan dengan suntikan booster pada usia 18 bulan atau saat anak berusia 5 hingga 7 tahun.

3.      Usia 12 sampai 24 bulan

Pada usia satu tahun, ada beberapa vaksinasi yang sama pentingnya untuk anak:

  • Hepatitis A: Diberikan dua kali, dimulai pada usia 12 bulan dan dilanjutkan setiap 6 hingga 12 bulan setelah dosis pertama.
  • Cacar Air: Cacar air diberikan dua kali saat anak berusia 12 hingga 18 bulan, dengan dosis kedua pada usia 6 minggu hingga 3 bulan.

4.      Usia 2 sampai 18 tahun

Sedangkan jadwal vaksinasi untuk anak usia 2-18 tahun adalah sebagai berikut:

  • Tifus: Diberikan sekali pada usia 2 tahun, kemudian setiap 3 tahun sekali pada usia 5-18 tahun.
  • Demam berdarah: Anak-anak berusia 9-16 tahun menerima tiga dosis, masing-masing dosis berjarak 6 bulan.
  • HPV: Diberikan dua kali pada anak perempuan usia 9-14 tahun dengan jarak 6-15 bulan.

Jenis-Jenis Vaksinasi

  • Polio mencegah penyebaran polio yang menyebabkan kelumpuhan.
  • Hepatitis B mencegah hepatitis B.
  • Tujuan BCG adalah untuk mencegah tuberkulosis (TB) yang dapat menyebabkan
  • HiB untuk mencegah pneumonia dan meningitis. DPT mencegah risiko penyakit difteri, batuk rejan, dan tetanus.
  • MMR bertujuan untuk mencegah penyebaran penyakit gondongan, campak, dan rubella.
  • Rotavirus untuk mencegah gangguan pencernaan.
  • PCV untuk mencegah infeksi bakteri penyebab pneumonia.

Efek Samping dari Vaksinasi Primer Lengkap

Vaksin terkadang menimbulkan  efek samping. Namun hal ini tidak perlu dikhawatirkan karena reaksi yang terjadi biasanya ringan. Rata-rata efek samping dari vaksinasi primer lengkap ini antara lain ruam, demam ringan, dan nyeri di tempat suntikan.

Reaksi ringan ini sebenarnya merupakan tanda bahwa sistem kekebalan tubuh sedang memproduksi antibodi. Ada kemungkinan  vaksin dapat menimbulkan efek samping yang serius, seperti reaksi alergi hingga anafilaksis. Namun, kondisi ini sangat jarang terjadi.

Bagaimana Jika Anak Belum di Vaksin?

Jika anak belum mendapatkan imunisasi dasar lengkap melebihi batas usia yang dijadwalkan, maka dapat dilakukan imunisasi kejar. Program ini akan diberikan hingga anak berusia 18 tahun. Sayangnya, program ini tidak mencakup semua jenis vaksin.

Beberapa jenis vaksin yang bisa disusulkan jika terlambat imunisasi dasar adalah polio, hepatitis B, DPT, dan MMR apabila anak belum mendapatkan vaksin campak setelah memasuki usia satu tahun.

Melewatkan jadwal imunisasi dapat meningkatkan risiko tertularnya penyakit. Karenanya, penting bagi setiap orang tua untuk memastikan buah hatinya mendapatkan vaksinasi sesuai jadwal imunisasi dasar lengkap yang telah ditetapkan.

Tingkat Angka Imunisasi di Indonesia

Berdasarkan siaran pers Kementerian Kesehatan, selama pandemi COVID-19, cakupan vaksinasi primer lengkap pada bayi mengalami penurunan drastis sehingga menyebabkan defisit imunitas.

Yang mengkhawatirkan, jika defisiensi imun ini tidak segera ditangani, kasus dan kejadian darurat (ECE) akan meningkat sehingga menjadi beban ganda di tengah pandemi.

Sebut saja polio yang baru-baru ini dinyatakan sebagai darurat kesehatan masyarakat (PHE) di Indonesia. Hal ini menyusul kasus polio pertama di Indonesia sejak dinyatakan bebas polio pada tahun 2014.

Vaksinasi merupakan upaya terpenting untuk membangun kekebalan tubuh anak. Sebab, jika anak tidak mendapat vaksinasi wajib, maka ia berisiko mudah terserang penyakit berbahaya, karena tidak adanya kekebalan terhadap penyakit tersebut.

Demikian ulasan tentang vaksinasi wajib bagi anak di Indonesia, semoga bermanfaat!