Indonesia memiliki banyak wisata yang menarik untuk dikunjungi, salah satunya wisata budaya dan bersejarah candi Prambanan. Di Indonesia, Prambanan adalah Candi Hindu terbesar. Sedangkan di Asia Tenggara, ia meraih gelar candi terindah. Candi yang terletak 17 KM dari pusat kota Yogyakarta ini memiliki kisah legenda yang sangat kental.

Legenda yang dikenal dengan legenda Roro Jonggrang ini tercipta sebelum ditemukannya bukti sejarah Prambanan. Legenda candi prambanan ini banyak dituturkan dari mulut ke mulut, dari orang tua ke anaknya sebagai pengantar tidur. Namun, candi ini sebenarnya memiliki sejarah dan asal-usulnya yang berbeda dengan cerita tersebut.

Asal-Usul Candi Prambanan

Asal-Usul Candi Prambanan - Sekolah Prestasi Global

Di pulau Jawa, ada beberapa candi yang sangat populer. Sebut saja Prambanan dan Borobudur. Lokasi persis candi berada di Desa Bokoharjo, Jalan Raya Jogja Solo KM 16, kecamatan Prambanan, Sleman, Yogyakarta.

Nama prambanan melegenda melalui kisah Bandung Bondowoso dan Roro Jonggrang, alih-alih karena sejarah aslinya. Banyak disebut sebagai bukti abadi kasih tak sampainya Bandung kepada Roro. Menurut legenda dan penuturan masyarakat setempat, di desa tersebut terdapat seorang putri yang amat rupawan. Putri ini bernama Roro Jonggrang. Kecantikan wajahnya membuat banyak lelaki tertarik untuk meminangnya.

Namun, banyaknya lelaki yang melamar belum mampu meluluhkan hati Roro Jonggrang untuk menerima. Hingga datanglah lamaran dari pangeran bernama Bandung Bondowoso. Waktu itu, Roro masih enggan menerimanya sehingga dia mengajukan syarat untuk dibuatkan seribu candi dalam waktu semalam. Bandung pun menyanggupi.

Malam harinya, Bandung bersemedi di atas batu besar dengan merapalkan ajian Bala Sewu. Ajian untuk memanggil tentara atau pasukan dari makhluk tak kasat mata demi membantu membuat candi yang diinginkan Roro Jonggrang. Bandung sudah berhasil membangun candi sejumlah 999 buah. Roro yang melihatnya memutuskan untuk menggagalkannya dengan cara menumbuk lesung sehingga mengagetkan ayam dan membuat ayam jantan berkokok nyaring.

Tak lupa, dia meminta beberapa warga untuk membakar atau menyalakan api dari sisa batang padi untuk menghasilkan sorot kekuningan tanda fajar akan tiba. Melihat hal ini, jin pembantu Bandung lari tunggang langgang meninggalkan pekerjaannya. Bandung Bondowoso yang menyadari akal bulus Roro murka. Dia lantas mengutuk Roro menjadi patung untuk menggenapi candinya menjadi seribu. Hingga saat ini, patung perempuan yang diduga Roro Jonggrang ini masih ada di dalam candi.

Sejarah Candi Prambanan

Sejarah candi prambanan sangatlah jauh kaitannya dengan legenda yang populer di masyarakat. Dalam sejarah, candi ini dibangun atas prakarsa Raja Rakai Pikatan. Pada masa itu, Rakai Pikatan adalah raja dari Kerajaan Mataram Kuno yang berasal dari Wangsa Sanjaya.

Pembangunan candi dimulai pada tahun 850, abad pertengahan ke 9 di mana tahun ini sangat berdekatan dengan waktu candi Borobudur dibangun. Pembangunan ini makin dikembangkan dan diluaskan oleh Balitung Maha Sambu dari pemerintahan Kerajaan Medang Mataram.

Pada masa itu juga dilakukan penataan sumber air agar alirannya tidak menyebabkan erosi dan membahayakan konstruksi candi secara keseluruhan. Dari beberapa sumber, pembangunan candi Prambanan dilaksanakan untuk menandingi kecantikan Borobudur. Dilihat dari prasasti Shivagrha, tujuan pembangunan candi adalah untuk menghormati Dewa Siwa.

Dalam agama Hindu, dewa tertinggi diduduki oleh Dewa Siwa. Pembangunan candi ini akhirnya terbengkalai karena raja terakhir dari Kerajaan Mataram Kuno yang dulu diduduki oleh Mpu Sindok memindahkan pusat kerajaannya ke Jawa Timur.

Kisah candi Borobudur pun mengalami hal serupa, yaitu ditinggalkan karena terkubur erupsi Merapi. Kawasan candi pun tertutup semak dan menjadi hutan lebat sampai gubernur Raffles menemukannya. Bedanya dengan candi Borobudur, Prambanan tidak terkubur hanya kawasannya tertutup hutan lebat.

Persamaan lain dengan Borobudur, sejarah Prambanan banyak diwarnai kosmologi Hindu, terutama dewa-dewanya. Dewa-dewa ini disimbolkan di masing-masing candi utama, termasuk yang diduga Roro Jonggrang. Kawasan candi terbagi menjadi tiga yaitu Platan Njobo (pelataran luar), Plataran Tengahan (pelataran tengah), dan Plataran Njero (pelataran dalam). Sedangkan tiga candi utamanya melambangkan kehidupan dewa-dewi tinggal.

Candi utama atau Trimurti berada di Plataran Njero. Di masa jayanya, candi ini digunakan untuk berbagai kegiatan keagamaan Hindu. Banyak pula pendeta dan muridnya yang mempelajari kitab weda di sini. Setelah ditinggalkan, bangunan candi runtuh dan banyak bagian yang rusak. Bukan hanya karena tidak dirawat, bencana alam pun turut andil atas kerusakannya. Pada abad ke-16 menjadi puncak keruntuhannya.

Namun, warga setempat mengaku masih tahu letak persis runtuhnya candi. Di tahun 1733, candi ini akhirnya ditemukan warga keturunan Belanda yang bernama CA. Lons.

Candi yang menarik perhatian dunia ketika Jawa berada di bawah kekuasaan Gubernur Raffles memerintahkan untuk mengadakan penyelidikan lebih lanjut. Meski telah diadakan penyelidikan lebih lanjut, reruntuhan tersebut tetaplah terlantar. Pada tahun 1880-an juga terjadi penggalian tetapi tidak terlalu serius sehingga terjadi penjarahan artefak. Hal serupa juga terjadi di Borobudur. Beberapa tokoh lantas melakukan pembersihan.

Pembersihan dan pembongkaran yang dilakukan secara besar-besaran menyebabkan batu artefak menumpuk di Sungai Opak. Batu yang menggunung ini akhirnya diambil secara sembarangan oleh warga. Dulu, batu-batu ini dijadikan hiasan taman oleh warga Belanda. Sedangkan pribumi menjadikan batu ini sebagai pondasi bangunan rumah.

Akhirnya candi dipugar pada tahun 1918 setelah sempat mengalami praktik pencurian artefak dan pembongkaran. Namun, pemugaran yang benar-benar serius penanganannya baru terjadi pada tahun 1930-an. Upaya restorasi oleh petugas dilakukan terus menerus hingga pada tahun 1953 membuahkan hasil pada Candi Siwa yang sukses dipugar. Setelah selesai, bagunan ini langsung diresmikan oleh presiden pertama Indonesia, Soekarno.

Banyaknya bagian batu yang hilang menjadikannya harus diganti dengan batu baru. Candi-candi kecil di sekitarnya tidak dibangun ulang karena sisanya tidak mencapai 75% dan akan kesulitan membangunnya. Saat ini, Prambanan menjadi salah satu warisan budaya Indonesia dan situs bersejarah yang dilindungi UNESCO. Bahkan bukan hanya sebagai tempat wisata, di sini kerap dijadikan latar event-event besar.

Kompleks Candi Prambanan

Kompleks Candi Prambanan - Sekolah Prestasi Global

Photo by apryan widodo on Unsplash

Tak lengkap jika membahas sejarah singkat candi Prambanan tetapi tidak mendeskripsikan bagaimana kompleks candinya yang indah. Kompleks candinya sebenarnya bukan hanya satu candi, tetapi beberapa candi dengan ukuran yang berbeda-beda. Candi di Plataran Njero dikenal dengan Candi Trimurti.

Yakni candi tempat persembahan untuk Dewa Siwa, Brahma, dan Wisnu. Selanjutnya ada tiga candi lagi yang disebut candi Wahana. Candi Wahana berisi Candi Nandi, Angsa, dan Garuda yang merupakan tunggangan masing-masing dewa. Di barisan Candi Trimurti dan Wahana ada dua candi yang diberinama Candi Apit. Selanjutnya ada Candi Kelir yang ditempatkan di masing-masing penjuru mata angin.

Ada empat candi lagi di empat sudut halaman bagian dalam disebut dengan candi Patok. Paling banyak adalah Candi Perwara berjumlah 224 candi dengan susunan empat baris konsentris.

Jika dihitung semuanya maka ada 240 candi totalnya yang ada di kompleks candi Prambanan.

1. Candi Dewa Siwa

Candi utama dengan bangunan paling tertinggi dan terbesar. Di sini terdapat relief kisah Ramayana dan diukir dalam pagar langkan.

2. Candi Dewa Brahma dan Wisnu

Di dalam candi ini terdapat arca Dewa Brahma dan Dewa Wisnu yang ketinggiannya diperkirakan hampir tiga meter.

3. Candi Wahana

Candi ini berdiri persis di depan ketiga candi utama, Trimurti. Candi wahana adalah candi yang diperuntukkan wahana atau tunggangan perjalanan para dewa. Candi ini berisi arca Garuda milik Wisnu, arca Angsa milik Brahma, dan terakhir arca lembu milik Dewa Siwa.

4. Candi Apit, Kelir, dan Patok

Candi Apit dan candi Perwara memiliki ukuran yang sama. Sedangkan candi lain, empat candi kelir dan empat candi patok digunakan untuk menaruh sesajen berupa kuil kecil.

5. Candi Perwara

Candi perwara atau candi pengawal yang melengkapi atau mengurung dua halaman bagian dalam. Jadi, candi ini tersusun sesuai empat arah mata angin.

Candi ini memiliki bentuk yang sama dan berukuran kecil. Fungsinya mengelilingi candi utama dengan luas keseluruhan 6×6 meter setinggi 14 meter. Banyak yang berpendapat bahwa posisinya yang terbentuk empat baris ini dikaitkan dengan sistem empat kasta.

Relief Candi Prambanan

Relief Candi Prambanan - Sekolah Prestasi Global

Di dalam dinding bagian dalam terukir relief yang sangat kental kaitannya dengan sastra Hindu berupa kisah Ramayana dan Krishnayana. Agar tidak bingung, membacanya dari kiri ke kanan sesuai dengan arah jarum jam. Aturan membaca ini ternyata sangat pas dengan ritual Pradaksina atau upacara mengelilingi bangunan yang dilakukan peziarah. Kedua kisah ini menceritakan kisah abadi Rama dan Shinta.

Relief pertama menggambarkan kondisi Shinta yang diculik Rahwana. Selanjutnya disambung dengan kisah Hanoman yang datang ke Alengka untuk membantu Rama membawa pulang Shinta. Selain itu, ada juga relief Brahmana, Lokapala, dan Dewata yang terukir di atas tembok bagian tubuh candi. Relief ini menceritakan para brahmana, arca-arca dari dewa lokapala, dan penggambaran para dewata.

Dewa Lokapala bisa dilihat di Candi Siwa di mana tugas dewa ini adalah menjaga empat penjuru mata angin. Sedangkan untuk melihat arca Brahma bisa dilihat di Candi Brahma. Terakhir, arca dewata yang mudah dijumpai di Candi Wisnu. Arca dewata ini digambarkan dengan diapit dua bidadari.

Barisan ceruk dengan arca singa yang diapit dua panil menghiasi bagian dinding luar candi. Ceruk ini menggambarkan pohon kehidupan (hayat) atau dikenal dengan kalpataru.

Mitos Candi Prambanan

Tidak ada bedanya dengan candi lain, Prambanan juga memiliki mitos. Mitos ini sangat berkaitan dengan kisah asmara pengunjung yang datang.

Pertama adalah mitos putusnya jalinan asmara. Bukan rahasia lagi jika di sini sangat populer dengan kisah mahar tak sampai milik Bandung Bondowoso. Sehingga bagi siapa pun pasangan kekasih yang mengunjungi dan memasuki candi secara bersamaan dengan pasangannya dalam kurun waktu singkat akan mengalami perpisahan.

Ada juga mitos cahaya arca Roro Jonggrang (atau arca Dewi Durga). Konon, jika ada cahaya yang keluar dari arca ini akan mendekatkan jodoh bagi yang masih jomblo. Ini bagi pengunjung yang terkena pancaran sinarnya Dewi Durga. Di mana pun mengunjungi tempat bersejarah harus menjaga kesopanan. Ada pula cerita bagi yang bersikap kurang sopan akan terjadi sesuatu yang menyeramkan. Contohnya kesurupan.

Tanpa adanya kisah semacam ini, sebagai pengunjung tentu harus selalu menjaga adab dan tutur kata di mana pun berada. Karena setiap daerah tentu memiliki aturan dan adatnya masing-masing.

Itulah sejarah Candi Prambanan yang dikemas dengan lengkap. Dengan mengetahui sejarah candi prambanan diharapkan bisa menambah pengetahuan dan kecintaan terhadap situs bersejarah Indonesia serta budayanya.

Baca Juga : Cerita Sejarah Malin Kundang 

Bagaimana Asal-Usul Candi Prambanan?

Di pulau Jawa, ada beberapa candi yang sangat populer. Sebut saja Prambanan dan Borobudur. Lokasi persis candi berada di Desa Bokoharjo, Jalan Raya Jogja Solo KM 16, kecamatan Prambanan, Sleman, Yogyakarta. Nama prambanan melegenda melalui kisah Bandung Bondowoso dan Roro Jonggrang, alih-alih karena sejarah aslinya. Banyak disebut sebagai bukti abadi kasih tak sampainya Bandung kepada Roro. Menurut legenda dan penuturan masyarakat setempat, di desa tersebut terdapat seorang putri yang amat rupawan. Putri ini bernama Roro Jonggrang. Kecantikan wajahnya membuat banyak lelaki tertarik untuk meminangnya. Namun, banyaknya lelaki yang melamar belum mampu meluluhkan hati Roro Jonggrang untuk menerima. Hingga datanglah lamaran dari pangeran bernama Bandung Bondowoso. Waktu itu, Roro masih enggan menerimanya sehingga dia mengajukan syarat untuk dibuatkan seribu candi dalam waktu semalam. Bandung pun menyanggupi. Malam harinya, Bandung bersemedi di atas batu besar dengan merapalkan ajian Bala Sewu. Ajian untuk memanggil tentara atau pasukan dari makhluk tak kasat mata demi membantu membuat candi yang diinginkan Roro Jonggrang. Bandung sudah berhasil membangun candi sejumlah 999 buah. Roro yang melihatnya memutuskan untuk menggagalkannya dengan cara menumbuk lesung sehingga mengagetkan ayam dan membuat ayam jantan berkokok nyaring. Tak lupa, dia meminta beberapa warga untuk membakar atau menyalakan api dari sisa batang padi untuk menghasilkan sorot kekuningan tanda fajar akan tiba. Melihat hal ini, jin pembantu Bandung lari tunggang langgang meninggalkan pekerjaannya. Bandung Bondowoso yang menyadari akal bulus Roro murka. Dia lantas mengutuk Roro menjadi patung untuk menggenapi candinya menjadi seribu. Hingga saat ini, patung perempuan yang diduga Roro Jonggrang ini masih ada di dalam candi.

Sebutkan dan jelaskan 5 candi yang berada di prambanan!

1. Candi Dewa Siwa Candi utama dengan bangunan paling tertinggi dan terbesar. Di sini terdapat relief kisah Ramayana dan diukir dalam pagar langkan. 2. Candi Dewa Brahma dan Wisnu Di dalam candi ini terdapat arca Dewa Brahma dan Dewa Wisnu yang ketinggiannya diperkirakan hampir tiga meter. 3. Candi Wahana Candi ini berdiri persis di depan ketiga candi utama, Trimurti. Candi wahana adalah candi yang diperuntukkan wahana atau tunggangan perjalanan para dewa. Candi ini berisi arca Garuda milik Wisnu, arca Angsa milik Brahma, dan terakhir arca lembu milik Dewa Siwa. 4. Candi Apit, Kelir, dan Patok Candi Apit dan candi Perwara memiliki ukuran yang sama. Sedangkan candi lain, empat candi kelir dan empat candi patok digunakan untuk menaruh sesajen berupa kuil kecil. 5. Candi Perwara Candi perwara atau candi pengawal yang melengkapi atau mengurung dua halaman bagian dalam. Jadi, candi ini tersusun sesuai empat arah mata angin. Candi ini memiliki bentuk yang sama dan berukuran kecil. Fungsinya mengelilingi candi utama dengan luas keseluruhan 6x6 meter setinggi 14 meter. Banyak yang berpendapat bahwa posisinya yang terbentuk empat baris ini dikaitkan dengan sistem empat kasta.

Bagaimana Relief Candi Prambanan?

Di dalam dinding bagian dalam terukir relief yang sangat kental kaitannya dengan sastra Hindu berupa kisah Ramayana dan Krishnayana. Agar tidak bingung, membacanya dari kiri ke kanan sesuai dengan arah jarum jam. Aturan membaca ini ternyata sangat pas dengan ritual Pradaksina atau upacara mengelilingi bangunan yang dilakukan peziarah. Kedua kisah ini menceritakan kisah abadi Rama dan Shinta. Relief pertama menggambarkan kondisi Shinta yang diculik Rahwana. Selanjutnya disambung dengan kisah Hanoman yang datang ke Alengka untuk membantu Rama membawa pulang Shinta. Selain itu, ada juga relief Brahmana, Lokapala, dan Dewata yang terukir di atas tembok bagian tubuh candi. Relief ini menceritakan para brahmana, arca-arca dari dewa lokapala, dan penggambaran para dewata. Dewa Lokapala bisa dilihat di Candi Siwa di mana tugas dewa ini adalah menjaga empat penjuru mata angin. Sedangkan untuk melihat arca Brahma bisa dilihat di Candi Brahma. Terakhir, arca dewata yang mudah dijumpai di Candi Wisnu. Arca dewata ini digambarkan dengan diapit dua bidadari. Barisan ceruk dengan arca singa yang diapit dua panil menghiasi bagian dinding luar candi. Ceruk ini menggambarkan pohon kehidupan (hayat) atau dikenal dengan kalpataru.