Tahukah Anda penyakit cerebral palsyCerebral palsy biasa dikenal sebagai kelumpuhan otak. Hal ini karena penderitanya dapat terkena gangguan pada otot akibat dari kerusakan otak. Lantas, bagaimana cara mencegah penyakit cerebral palsy?

Sebelum itu, mari mengenal lebih jauh tentang penyakit ini, mulai dari memahami apa itu cerebral palsy, jenisnya, gejala, hingga penyebab-penyebabnya.

 

Pengertian Cerebral Palsy

Cerebral palsy adalah kondisi di mana otot, gerakan, maupun koordinasi tubuh anak mengalami gangguan. Gangguan ini hasil dari kerusakan otak yang masih dalam tahap berkembang.

Penyakit ini bermula pada tiga kondisi tertentu. Pertama, saat janin masih dalam masa kandungan, kedua, bayi yang dalam proses persalinan, dan ketiga, pada saat sebulan setelah dilahirkan atau selama tahun pertama kehidupan seorang anak.

 

Tipe-Tipe Cerebral Palsy

Ada empat tipe atau jenis-jenis cerebral palsy, yaitu spastic cerebral palsy, di mana terjadi kekakuan dalam bergerak. Kemudian, ada tipe dyskinetic cerebral palsy yaitu pergerakan otot tidak terkontrol.

Tipe-Tipe Cerebral Palsy-PresgoImage by Freepik

Tipe selanjutnya yaitu ataxia cerebral palsy, dimana terdapat masalah keseimbangan pada anak. Terakhir, mixed cerebral palsy yang merupakan gabungan antara spastik dan diskinetik.

 

Faktor Risiko Penyebab Cerebral Palsy

Terdapat faktor-faktor yang memungkinkan seorang anak akan menderita cerebral palsy. Penting untuk diingat bahwa memiliki faktor risiko bukan berarti bahwa seorang anak akan menderita cerebral palsy.

Adapun faktor risiko penyakit ini, pertama adalah terjadi peningkatan jumlah protein pada masa kehamilan yang menyebabkan infeksi. Jumlah protein yang berlebihan itu akan mengalir ke otak dan merusak perkembangannya.

Faktor risiko kedua adalah Ibu melahirkan anak kembar. Meski hanya beberapa kasus saja, melahirkan anak kembar punya risiko tinggi pada penyakit ini. Terutama bayi kembar yang meninggal sebelum lahir atau segera setelah lahir.

Ketiga, bayi yang lahir prematur. Jika bayi lahir sebelum bulan yang telah ditentukan atau sebelum minggu ke-32 kehamilan, mereka lebih berpeluang mengalami cerebral palsy.

Adapun faktor risiko keempat adalah bobot bayi yang rendah. Bayi yang memiliki berat kurang dari 3 gram saat lahir memiliki resiko tinggi cerebral palsy. Faktor risiko lainnya yang berpengaruh seperti bayi terkena penyakit kuning. Penyakit kuning yang tidak mendapat pengobatan, akan menyebabkan kernikterus (kerusakan otak).

Kondisi kesehatan juga menjadi salah satu penyebabnya. Misalnya Anda memiliki riwayat kesehatan yang dapat menyebabkan cerebral palsy pada anak. Selain itu, faktor lainnya adalah kesulitan dalam persalinan seperti bayi mengalami kesulitan bernapas akibat suplai oksigen terganggu.

Oleh karena itu, Anda perlu berhati-hati dalam proses kehamilan Anda. Sebab, menjaga kehamilan menjadi salah satu hal penting untuk mengurai faktor risiko penyebab cerebral palsy.

 

Gejala Cerebral Palsy

Gejala cerebral palsy sudah ada pada anak usia dini atau usia prasekolah. Hal ini ditandai dengan anak terlambat berkembang, anggota tubuh sulit bergerak, serta kekakuan pada otot.

Gejala cerebral palsy dapat berkisar mulai dari gejala ringan hingga berat. Beberapa anak dengan cerebral palsy akan mengalami kesulitan berjalan atau duduk.

Beberapa anak lain juga dapat mengalami kesulitan menggenggam benda. Hal ini bergantung pada pertumbuhan dan perkembangan keterampilan motorik anak Anda.

 

Diagnosis Cerebral Palsy

Tanda munculnya gejala cerebral palsy dapat berkembang perlahan. Cerebral Palsy umumnya didiagnosis antara tahun pertama atau kedua setelah lahir. Namun jika gejala anak ringan, terkadang sulit untuk membuat diagnosis sampai anak tumbuh besar. Oleh karena itu, mendiagnosis cerebral palsy pada usia dini menjadi penting untuk memastikan pertumbuhan dan perkembangan yang sehat pada anak Anda. 

Dokter akan melakukan pemeriksaan pada anak apabila dokter mencurigai adanya tanda atau gejala. Dalam hal ini ada beberapa tahap yang dilakukan:

· Pantau Perkembangan Anak

Dalam tahap ini, dokter akan memeriksa dan mengikuti perkembangan anak Anda secara berkala. Dokter akan bertanya  apakah Anda memiliki kekhawatiran tentang pertumbuhan kesehatan anak Anda, serta memperhatikan bagaimana dia bergerak.

Jika muncul kekhawatiran tentang perkembangan anak selama masa pemantauan, maka dokter akan melakukan tes skrining perkembangan sesegera mungkin.

· Skrining Perkembangan

Selama skrining perkembangan, dokter akan melakukan tes singkat kepada Anda untuk melihat apakah anak memiliki keterlambatan perkembangan tertentu.

Tes skrining perkembangan ini berupa wawancara atau kuesioner yang diisi oleh orang tua dan beberapa pertanyaan dokter kepada anak. American Academy of Pediatrics merekomendasikan agar semua anak yang mengalami keterlambatan motorik atau perkembangan untuk melakukan skrining di umur 9 bulan, 18 bulan, dan 24 atau 30 bulan.

· Evaluasi Perkembangan dan Kesehatan

Tujuan dari adanya evaluasi perkembangan dan kesehatan ini untuk mengetahui jenis gangguan tertentu yang mempengaruhi seorang anak. Dokter akan mengevaluasi gerakan atau keterlambatan motorik dengan melihat secara dekat keterampilan motorik, tonus otot, postur anak, dan mengambil riwayat media dari orang tua.

· Lakukan tes tambahan

Selain evaluasi perkembangan, dokter juga melakukan tes tambahan untuk mencari penyebab cerebral palsy. Dokter kemungkinan akan menyarankan adanya tes otak seperti x-ray computed tomography atau Magnetic Resonance Imaging (MRI).

 

Tips Cegah Cerebral Palsy

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh orang tua maupun dokter untuk mengurangi kemungkinan seorang anak mengalami cerebral palsy.

Tips Cegah Cerebral Palsy-PresgoImage by Freepik

1. Memastikan Kehamilan dan Persalinan yang Sehat

Bagi Anda calon ibu, kekhawatiran paling umum terjadi yaitu bagaimana memastikan kehamilan dan persalinan yang sehat. Meskipun tidak ada yang dapat menjamin bayi sehat, Anda lebih baik melakukan hal-hal yang dapat mengurangi resiko buruk pada kesehatan bayi Anda, utamanya penyakit cerebral palsy.

Kunjungan dokter secara rutin selama kehamilan sangat penting untuk menghindari potensi komplikasi yang akan mempengaruhi perkembangan janin.

2. Menghindari Paparan Bakteri atau Virus

Ibu yang dalam kondisi sedang hamil, harap berhati-hati dengan paparan infeksi atau virus. Sebab, hal ini akan mempengaruhi kondisi janin Anda. Virus yang rentan menyerang ibu hamil seperti Campak Jerman, Cytomegalovirus, atau Zika.

Virus bisa menyerang apabila Anda tidak menjaga kesehatan dan kebersihan dengan baik. Selain itu, konsumsi sayuran dan buah-buahan selama hamil sangat penting untuk  kesehatan ibu dan bayi serta terhindar dari virus.

Pastikan Anda sering mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan air hangat setidaknya selama 30 detik. Hindari pula kontak dengan orang sakit agar terhindar dari virus atau infeksi.

3. Mendapatkan Vaksinasi yang Tepat

Dapatkan vaksinasi terhadap penyakit yang dapat menyebabkan cerebral palsy. Pastikan Anda mendapatkan informasi terkait rubella, cacar air, atau flu. Mendapatkan vaksin rubella bisa menjadi salah satu cara untuk mengatasi masuknya parasit akibat virus. Penting untuk mendapatkan vaksinasi ini sebelum hamil.

4. Hindari Alkohol dan Nikotin Selama Kehamilan

Merokok dan minum alkohol dapat membahayakan janin Anda yang sedang dalam tahap perkembangan. Tak hanya menyebabkan kelainan pada bayi tetapi juga meningkatkan sindrom kematian bayi mendadak (SIDS).

Selain meningkatkan risiko Anda melahirkan prematur, tembakau dan alkohol dapat menyebabkan berat badan bayi rendah yang merupakan salah satu faktor risiko cerebral palsy. Oleh karena itu Anda sebaiknya berhenti merokok dan meminum alkohol.

5. Pertimbangkan Cara Kemungkinan Kehamilan Kembar

Mengandung anak kembar tentu merupakan kebahagiaan bagi setiap ibu. Namun, jika Anda mendapatkan perawatan dengan teknologi reproduksi untuk hamil, maka pertimbangkan kemungkinan hamil kembar. Sebab, hal ini akan meningkatkan risiko cerebral palsy pada anak.

6. Cegah Kelahiran Prematur

Bayi yang lahir tiga minggu atau lebih awal dari tanggal kelahirannya memiliki resiko lebih besar mengalami kecacatan serius. Oleh karena itu, pelajari tanda-tanda peringatan dan cara mencegah kelahiran prematur.

Bicaralah dengan dokter Anda tentang cara-cara untuk mencegah masalah jika Anda beresiko melahirkan prematur. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa mengkonsumsi magnesium sulfat sebelum mengantisipasi kelahiran prematur dini dapat mengurangi resiko cerebral palsy pada bayi.

7. Cek Rhesus Darah

Mengecek rhesus darah adalah langkah penting yang harus dilakukan semua ibu selama awal kehamilan mereka. Faktor rhesus atau Rh adalah protein bawaan yang ditemukan pada permukaan sel darah merah.

Jika protein ini terdeteksi dalam darah Anda, maka Anda dianggap memiliki rhesus positif” Namun, jika darah Anda kekurangan protein ini, maka Anda akan  dianggap memiliki “Rh negatif”.

Perbedaan golongan darah atau ketidakcocokan Rh antara ibu dan bayi dapat menyebabkan penyakit kuning. Misalnya bayi Anda memiliki rhesus positif dan Anda memiliki rhesus negatif. Apabila mengalami kondisi ini, dokter dapat merawat Anda ketika hamil 28 minggu dan setelah melahirkan untuk mencegah terjadinya penyakit kuning.

8. Lindungi Anak Anda dari Cedera Kepala

Cedera kepala merupakan faktor risiko utama untuk cerebral palsy. Hal ini karena dapat mempengaruhi bagaimana otak bayi berkembang. Berikut ini tips bagi Anda untuk dapat melindungi anak dari cedera kepala.

Buat ruang tamu Anda lebih ramah anak. Seperti menggunakan teralis jendela agar anak tidak terjatuh dari jendela yang terbuka, memasang karpet yang lebih agar anak bisa bermain dengan nyaman atau memasang meja bundar agar anak tidak terkena sudut runcing pada meja kotak.

Jika sedang dalam perjalanan menggunakan mobil, kencangkan sabuk pengaman atau kursi mobil bayi agar anak tidak mudah terjatuh. Selain itu, Anda wajib mengawasi anak dengan cermat ketika berada di tempat pemandian. Jika sedang bersepeda, pastikan anak Anda memakai helm agar kepala tetap terlindungi bila anak terjatuh.

9. Jangan Biarkan Anak Berada di Luar Pengawasan

Seringkali orang tua lalai mengawasi jika anak sudah senang bermain. Meski anak sedang sibuk bermain, jangan biarkan mata Anda lepas dari pengawasan. Hindari bermain handphone atau sibuk dengan diri sendiri. Jika perlu, temani anak bermain. Sebab keselamatan anak tergantung pada pengawasan orang tua.

Berikan anak mainan yang tidak membahayakan kepala anak seperti menaiki sepeda atau kuda-kudaan. Jika memiliki pengasuh anak, pastikan sang pengasuh tidak lalai menjalankan tugasnya.

10. Jadwalkan Vaksinasi Anak

Anda dapat mencegah cerebral palsy dengan rutin melakukan vaksinasi pada anak. Vaksin akan melindungi anak terhadap berbagai jenis penyakit yang dapat menyebabkan meningitis dan encephalitis penyebab cerebral palsy.

Nah, itulah cara mencegah penyakit cerebral palsyCerebral palsy dapat mempengaruhi kualitas hidup pengidapnya jika tidak ditangani dengan tepat. Gangguan ini dapat bertahan hingga anak tumbuh dewasa. Meski begitu, anak Anda masih bisa mendapatkan pengobatan cerebral palsy, serta terapi fisik yang disesuaikan dengan masing-masing anak.

Baca Juga : Waspada Penyakit Difteri dan Cara Mencegahnya

1. Apa pengertian Cerebral Palsy?

Cerebral palsy adalah kondisi di mana otot, gerakan, maupun koordinasi tubuh anak mengalami gangguan. Gangguan ini hasil dari kerusakan otak yang masih dalam tahap berkembang.

2. Bagaimana gejala Cerebral Palsy?

Gejala cerebral palsy sudah ada pada anak usia dini atau usia prasekolah. Hal ini ditandai dengan anak terlambat berkembang, anggota tubuh sulit bergerak, serta kekakuan pada otot.

3. Kapan munculnya diagnosis Cerebral palsy?

Cerebral Palsy umumnya didiagnosis antara tahun pertama atau kedua setelah lahir.