Setiap anak untuk memiliki pola berpikir yang berbeda-beda. Ada anak yang mudah untuk mengikuti instruksi dari orang tua ada juga yang sulit untuk diarahkan. Apalagi untuk balita yang cukup aktif dan cenderung tidak bisa diam ada cara mudah anak mengikuti instruksi.
Terkadang orang tua harus punya cara-cara yang unik untuk membuat anak memahami dan mau mengikuti instruksi dari ayah dan ibu. Simak berikut ini beberapa triknya yang bisa dilakukan oleh orang tua.
Cara Mudah Membuat Anak Mengikuti Instruksi
1. Berikan Instruksi Dengan Kalimat yang Jelas
Sebagai orang tua, Anda harus memberikan instruksi dengan kalimat yang jelas dan spesifik langsung pada tujuannya. Hal ini tentu akan lebih dipahami oleh anak-anak. Jangan pilih kata yang terlalu panjang dan membuat anak cenderung bingung.
Mungkin anda pernah dihadapkan pada kondisi anak tidak mengikuti arahan. Padahal si kecil bukan tidak ingin mengikuti tapi hanya saja bingung. Mulai sekarang berikan instruksi yang lebih spesifik dan sederhana. Seperti “Bantu Mama untuk meletakkan baju kotor di tempat cucian”
Agar anak tidak bingung Anda juga bisa memberikan instruksi dengan beberapa langkah-langkah. Dengan cara ini anak tentu akan terbiasa dan lebih memahami apa yang harus dilakukan. Apalagi perintah tersebut menyangkut kegiatan sehari-hari yang harus dilakukan anak ketika di rumah.
2. Instruksi Sebagai Perintah Bukan Permintaan
Dalam memberikan instruksi kepada anak sebaiknya pilih kata-kata yang terdengar memerintahkan daripada permintaan. Dengan kata-kata permintaan anak cenderung melihat kata tersebut sebagai sebuah pilihan. Maksudnya adalah anak jadi memiliki 2 option untuk melakukan hal tersebut atau tidak.
Contohy seperti “Boleh tidak, belikan bumbu dapur di warung?”. Sebaiknya ganti kalimat tersebut dengan perintah “ayo bantu Mama untuk membelikan bumbu dapur di warung”. Dengan kalimat perintah anak merasa terdorong untuk melakukan hal tersebut sebagai kewajiban. Bahwa memang perintah dari orang tua sebaiknya dilakukan oleh anak.
Nantinya anak akan terbiasa untuk memahami bahwa instruksi adalah perintah bukan sebuah permintaan.
3. Bantu Anak Lebih Fokus Untuk Memahami Instruksi
Anak-anak tentu membutuhkan fokus yang bagus untuk menerima arahan dari orang tuanya. Ketika si kecil sedang bermain tentu tidak akan bisa mencerna apa yang dikatakan ibu atau ayahnya. Jadi saat anda ingin memberikan sebuah instruksi pada anak sebaiknya kurangi pengalihan perhatian.
Pastikan anak memperhatikan Anda saat akan diberikan instruksi. Berikan perhatian yang penuh ketika menyatakan kalimat arahan. Hal ini bisa menunjukkan bahwa apa yang akan anda sampaikan adalah sesuatu yang penting dan harus dilakukan.
4. Jangan Terlalu Cepat Berbicara
Anak tentu memiliki tingkat respon yang berbeda-beda. Cara efektif mengajarkan anak, sebaiknya berikan jeda waktu ketika anda sedang berbicara apapun bentuknya termasuk saat memberi arahan. Memberikan jeda diantara kalimat arahan membuat anak lebih mudah mencerna Apa yang sedang anda katakan.
Respon anak terhadap informasi tersebut juga akan lebih baik dan hal ini tentu berhubungan dengan bagaimana tanggapan si kecil nantinya. Terlebih ketika anak masih bingung terhadap apa yang Anda instruksikan sebaiknya ulangi kalimat perintah tersebut. Pada anak kecil tentu emosinya belum bisa dikontrol. Ketika anak bingung menghadapi arahan anda biasanya mudah marah. Anda bisa menghandle hal tersebut dengan sabar dan tidak perlu meninggikan suara.
5. Dekati Anak Saat Memberi Arahan
Ketika anda memberikan arahan kepada anak lakukan dari jarak dekat. Hal ini untuk memastikan bahwa anak Anda memang mendengarkan instruksi yang diberikan. Akan lebih baik untuk berbicara pelan daripada bersuara keras atau berteriak kepada anak.
Sebaiknya Anda langsung berhadapan dan melakukan kontak mata dengan si kecil. Hal ini juga baik dilakukan untuk mendapatkan perhatian langsung dari anak. Bagi anak yang mungkin bisa mudah memahami bahasa tubuh perintah akan lebih mudah dicerna.
Namun bagi yang kurang merespon bahasa tubuh, lebih baik menggunakan kalimat sederhana berisi perintah namun mengandung perhatian. Kalimat permintaan tersebut juga akan membuat orang tua mudah mendapatkan konsentrasi dari anak.
6. Beri Waktu Anak Untuk Mencerna
Selain memberikan jeda ketika menginstruksikan kalimat pada anak, Anda juga harus memberikan waktu untuk anak memproses arahan. Tunggu beberapa saat tanpa harus mengulangi apa yang sudah anda sampaikan. Namun jika tidak ada respon, Anda bisa menanyakan apakah anak sudah mengerti atau belum dengan yang Anda disampaikan.
Dengan memberikan jeda anak juga belajar untuk tetap tenang mencerna informasi. Daripada Anda harus berulang-ulang memberikan kalimat yang justru membuat anak jadi emosi. Anak cenderung akan lebih mudah mengikuti instruksi saat diberi waktu tunggu untuk memproses kalimat yang anda berikan.
Memberikan instruksi sesuai usia juga perlu dilakukan misalnya pada balita atau anak usia sekolah.
7. Dengan Petunjuk Visual
Baik orang dewasa atau anak-anak lebih mudah mencerna informasi yang diberikan secara visual. Yaitu bisa dengan mencontohkan visual hasil akhir yang diharapkan. Hal ini juga sangat membantu bagi anak yang kesulitan memproses kalimat atau informasi secara verbal.
Seperti kalimat ini “Nak tolong rapikan kamar kamu seperti kamar tidur ibu”. Kalimat tersebut untuk memberikan gambaran pada anak, bagaimana seharusnya kamar yang rapi.
Dalam menghadapi anak orang tua juga tidak boleh terbiasa memberikan ultimatum. Ancaman membuat anak memiliki emosi yang tinggi dan mudah marah. Hal tersebut membuat anak jadi fokus pada emosinya dan tidak konsentrasi pada instruksi dari orang tua.
Ketika anda terbiasa memberikan instruksi dengan cara mengancam, anak akan tumbuh menjadi pemarah. Ketika melakukan suatu hal, anak juga akan lebih mengedepankan emosinya ketimbang mencerna informasi dengan tenang dan sabar.
Kalimat Positif Yang Sebaiknya Digunakan Saat Memberikan Instruksi
Jangan biasakan untuk memberikan kalimat buruk ketika sedang menginstruksikan sesuatu pada anak. Ada banyak kalimat positif saat mengarahkan yang bisa anda pilih untuk dapat dicerna anak dengan baik.
1. Diawali Dengan Kata “Tolong”
Ketika memberikan arahan bahwa suatu hal buruk untuk dilakukan maka sebaiknya diawali dengan kata “Tolong”. Hindari untuk membuat kalimat dengan awalan kata “jangan” kepada anak. Semua bentuk komunikasi bernada negatif tidak dapat diterima dengan baik oleh orang-orang.
Apalagi kata-kata tersebut diucapkan dengan cara berteriak. Tentu hal ini juga berlaku kepada anak, pilih bentuk kalimat positif yang tidak terdapat penekanan di dalamnya.
2. Hindari Kalimat Bernada Panik
Sebagai orang tua harus mencontohkan perilaku yang baik, karena anak mencontoh segala sesuatu dari anda. Berikan instruksi dengan nada yang tenang dan tetap santai. jika anda terlihat cemas orang tua akan menangkap energi tersebut dan mencontoh perilaku yang sama.
Ketika anda melihat anak sedang menangis, sebaiknya berikan arahan misalnya “Berhenti dulu lalu tarik nafas pelan-pelan. Sekarang katakan kepada Ibu Apa yang sedang kamu rasakan.” Kalimat tersebut tentu lebih baik daripada menyuruh anak untuk diam dengan kalimat “Stop menangis, bikin Mama bingung saja. Kamu ini kenapa?”
2. Katakan Dengan Kalimat yang Tegas
Tegas bukan berarti anda sedang menyalakan anak terhadap sesuatu yang dilakukan. Misalnya saja ketika anda memberikan instruksi untuk anak agar tepat waktu. Berikan anak beberapa waktu agar bisa bergerak perlahan sesuai dengan langkahnya.
Seperti saat mengajak anak ke suatu tempat dan agar tiba di sana lebih cepat. Gunakan kalimat “kita terlambat jadi harus bergerak cepat”. Lebih baik memilih kalimat tersebut daripada “Ayo buruan, kita bakalan telat nih. Cepat, Sekarang!” Kata-kata ini terdengar cukup memburu sehingga anda cenderung cemas.
3. Katakan Kalimat “Tidak Apa-Apa” Pada Beberapa Kondisi
Selain kata “Tolong” pada beberapa kondisi Anda juga lebih baik mengatakan kalimat “Tidak apa-apa’. Kalimat tersebut terasa lebih tenang tanpa emosi sedikitpun. Sementara kata-kata kasar sejujurnya lebih mudah direspon anak apalagi dengan memberikan tekanan.
Kata-kata ini bisa memicu anak untuk tertekan dan menyembunyikan perasaannya. Ucapkan pada anak untuk “Tidak apa-apa menangis, semua akan baik-baik saja” karena hal tersebut adalah bentuk ekspresi. Biarkan anak meluapkan emosinya lalu berikan pengertian secara lembut.
Baca Juga : 11 Macam Suku yang Perlu Diketahui Anak
Bagaimana Jika Anak Tetap Lambat Dalam Merespon Instruksi?
Karena setiap anak berbeda-beda dalam merespon instruksi, maka orang tua harus sabar menghadapi anak yang cenderung lambat. Artinya anda tidak boleh kecewa terhadap kondisi tersebut, karena secara akademis anak mengalami perkembangan nya sendiri. Simak tanda anak lambat dalam merespon instruksi dan penanganannya.
1. Anak Sulit Membedakan Angka Dan Huruf
Anak yang sulit atau lambat memahami instruksi biasanya juga ciri sulit mengenali huruf dan angka. Anak yang lambat merasa bahwa merangkai huruf adalah sebuah tantangan. Orang tua bisa mengenalkan angka dan huruf dengan cara yang lebih menyenangkan.
Seperti menggunakan kartu flash bergambar atau dengan video. Cara ini membuat anak lebih mudah melakukan identifikasi terhadap huruf dan angka. Belajar dengan cara visual justru lebih mudah dicerna anak.
2. Koordinasi Mata Dan Tangan Yang Buruk
Saat anak mengalami hal tersebut maka orang tua bisa memberikan anak permainan Lego, susun puzzle atau play-doh . Permainan ini melatih sensor motorik pada anak serta membantu koordinasi mata dan tangan. Kegiatan seperti ini juga melatih kreativitas dan akal anak.
3. Anak Sulit Diatur
Ketika si kecil sulit diatur maka otomatis juga sulit untuk mengikuti instruksi yang orang tua berikan. Anda bisa membantu anak dengan memberikan rutinitas harian secara konsisten. Misalnya dengan memberikan kode warna untuk setiap barang-barang yang dimiliki anak.
Dengan kebiasaan kecil seperti ini, anak jadi lebih terampil. Anak yang lambat belajar bukan berarti tidak memiliki bakat. Bisa saja anak tersebut cenderung lambat dalam pelajaran bahasa tapi memiliki minat yang tinggi pada dunia musik.
4. Anak Sulit Fokus
ketika anak mengalami kesulitan untuk fokus pada instruksi biasanya memang memiliki rentang perhatian yang. Orang tua tentu memiliki tantangan sendiri untuk mengajari anak dengan kondisi tersebut. Sebaiknya coba untuk berbicara pada anak dengan cara yang santai agar tidak menimbulkan kecemasan berlebihan.
Misalnya saja ketika memberi anak instruksi untuk belajar. Pecah beberapa pelajaran menjadi bagian-bagian kecil agar anak lebih mudah fokus. Atau saat memberikan perintah, lakukan dengan langkah-langkah detail.
Demikian beberapa cara untuk membuat anak lebih mudah memahami instruksi yang diberikan oleh orang tua. Dikarenakan cara respon anak terhadap instruksi berbeda-beda, diharapkan anda sebagai orang tua mampu memahami keadaan anak. Cara terbaik adalah sabar dan tetap mencari solusi atas kondisi si kecil.