Pernahkah Anda mendengarkan hal yang anak keluhkan tentang sekolah? Hal tersebut tidak bisa Anda pandang remeh. Anda perlu mendengarkan apa yang menjadi keluh kesah anak ketika menempuh pendidikan di sekolah.

Tidak jarang, hal itu didasari faktor lantaran ikut-ikutan teman, atau memang mengalami pengalaman kurang mengenakkan sendiri. Hal ini bisa mengarah pada sesuatu yang serius jika terus berlarut-larut.

Saat Anda mendengarkan keluhan anak, maka sebaiknya jangan ambil kesimpulan terlebih dahulu. Namun beri waktu agar si buah hati menyampaikan keluhannya.

Lantas, apa saja contoh keluhan anak sekolah? Simak ulasannya berikut ini.

Keluhan Anak Tentang Sekolah

8 Hal yang Anak Keluhkan Tentang Sekolah dan Cara Menjawabnya - Sekolah Prestasi Global

Photo by Annie Spratt on Unsplash

Ganjalan mengenai aktivitas di sekolah terkadang datang begitu saja, namun ada juga berlalu cepat. Hanya saja, ada kondisi dimana ganjalan tersebut terlampau serius dan bahkan berkepanjang. Ini bisa menjadi tanda sebuah permulaan masalah.

Simak contohnya berikut ini :

1. Pelajaran yang Sulit

Salah satu masalah sekolah adalah buah hati merasa mata pelajaran terlalu sulit. Saat sang buah hati mengatakan bahwa pelajaran di sekolahnya terlampau susah, maka sediakan waktu untuk berdiskusi dengannya. Hal yang harus Anda lakukan adalah mencari tahu akar persoalannya.

Jika akar masalahnya adalah kesulitan untuk mengerti dan mendalami mata pelajaran tertentu, Anda bisa membantu proses belajarnya. Tidak ada salahnya juga Anda membantu membentuk kelompok belajar dengan teman sekelas. Siapa tahu, teman-teman buah hati Anda mengalami masalah yang sama.

Jika buah hati mengalami kesulitan untuk mengungkapkan apa yang ia hadapi, Anda bisa berdiskusi dengan guru. Di sini, Anda akan memperoleh gambaran tentang pelajaran hingga kondisi buah hati. Tunjukkan kepadanya bagaimana untuk mengatasi masalah sehingga aktivitas sekolah tidak membuatnya kesulitan.

2. Membenci Pekerjaan Rumah

Pekerjaan Rumah atau PR adalah salah satu bentuk kewajiban seorang murid yang harus dikerjakan di luar sekolah atau rumah. Tidak jarang hal ini membuat seorang anak merasa sebal. Sebab, mereka masih harus mengerjakan sesuatu meski sudah berada di rumah. Ini yang menjadi problem sekolah anak.

Buah hati mungkin menganggap PR akan menghalangi aktivitas menyenangkan mereka. Atau, mereka lebih senang mengerjakan tugas tersebut pada saat-saat yang berbeda. Sebab, mereka ingin melakukan hal yang lainnya. Kemungkinan lainnya, mereka malas mengerjakannya karena mengalami kesulitan.

Maka respons Anda adalah tanyakan apa yang menjadi alasan mereka keberatan mengerjakan tugas tersebut. Beri sedikit semangat bahwa tugas yang diberikan bukan menjadi beban. Namun menjadi sebuah pengingat terhadap apa yang dipelajari di sekolah.

Bila mereka terkendala soal waktu, beri pemahaman tentang mengelola waktu. Jika sudah berhadapan dengan materi yang susah, Anda bisa mencari bantuan dari guru.

3. Sekolah Sangat Membosankan

Jika keluhan tentang sekolah ini sering buah hati sampaikan, Anda perlu hati-hati. Kemudian cobalah mengetahuinya lebih dalam. Hal tersebut bisa saja menjadi pertanda bahwa sebenarnya buah hati kesulitan memahami pelajaran.

Anda tentu mengerti bahwa duduk dan mendengarkan orang berbicara berjam-jam adalah hal yang membosankan. Apalagi, jika tidak mengerti sama sekali. Buah hati pun bisa menghadapi situasi yang sama.

Buah hati perlu merasakan kenyamanan saat sebuah pelajaran tidak mendorong minatnya. Hal ini akan semakin sulit terutama ketika seorang guru punya gaya mengajar yang kurang membuat murid tertarik. Anda perlu melakukan diskusi dengan guru, untuk mengurai masalah ini.

4. Tidak Menyukai Guru

Ketika keluhan anak mengatakan bahwa ia tidak menyukai sang guru, maka cobalah untuk mengetahui masalahnya. Apakah karena jumlah tugas atau cara guru dalam menjelaskan pelajaran. Hal tersebut harus Anda ketahui.

Apabila ini berkaitan dengan tugas untuk di rumah, jelaskan bahwa mereka harus tetap mengerjakannya demi kemajuan. Tugas tersebut punya tujuan yang baik untuk mengulang lagi materi di kelas.

Sebaliknya, jika masalah tersebut berkaitan dengan guru, maka ada baiknya untuk melakukan diskusi dengan guru bersangkutan. Dengan begitu, Anda bisa melihat dari dua sisi. Sampaikan ke buah hati bahwa sang guru memiliki tujuan untuk membantu perkembangannya.

5. Semua Orang di Sekolah Jahat

Mungkin ada kalanya buah hati merasa semua orang di sekolah adalah orang-orang yang jahat. Entah itu para pengajar, atau teman-temannya sendiri. Mintalah mereka untuk menceritakannya secara lengkap. Terutama jika mereka mendapatkan perlakuan yang kurang baik, yang menurutnya jahat.

Mintalah buah hati Anda untuk mengamati kembali. Apakah orang yang ia anggap jahat tersebut sebenarnya juga melakukan tindakan baik atau suka membantu. Ini akan membuat buah hati punya pemikiran bahwa orang-orang yang terlihat tegas, tidak selamanya bersikap jahat atau kejam.

Apabila buah hati mengeluhkan sikap orang lain di sekolah, bisa jadi ada faktor keterampilan sosial yang kurang. Hal ini harus Anda perbaiki. Sehingga buah hati Anda tidak mengalami gangguan dalam bersosialisasi.

Namun, jika buah hati mendapatkan tindakan yang cenderung mengarah ke kekerasan verbal atau fisik, jangan ragu untuk segera bertindak.

6. Mengapa Harus Pergi ke Sekolah

Buah hati yang perlahan kehilangan semangat berada di sekolah mungkin akan melontarkan kata-kata tersebut. Untuk menjawabnya, Anda bisa bertanya mengapa ia mengatakan hal tersebut. Dengan begitu, Anda akan bisa mengetahui apakah si buah hati mengalami problem atau hanya ingin tahu saja.

Kemudian, berikan penjelasan tentang manfaat menuntut ilmu dan apa saja yang akan ia dapatkan. Pastikan Anda memberikan jawaban yang dapat dipahami. Jangan paksa buah hati untuk langsung mengikuti kehendak Anda.

7. Kesulitan atau Malas untuk Bangun Pagi

Saat buah hati Anda mengaku kesulitan untuk bisa bangun pagi, maka Anda perlu melihat kembali pola istirahatnya. Anda harus memastikan buah hati tidak tidur terlalu larut malam. Sehingga pola tidurnya pun tidak berantakan.

Kemudian, Anda bisa mengajarkan cara untuk bertanggung jawab. Sehingga, ia mulai mengerti arti tanggung jawab secara perlahan.

Dengan memberikan perhatian terhadap segala keluh kesahnya, akan membuat buah hati akan merasa lebih dihargai. Jika sudah demikian, maka ia tidak akan kesulitan atau setidaknya akan berani menyampaikan segala masalahnya. Meski begitu, Anda juga perlu mencari tahu lewat guru atau teman sekolahnya untuk bertukar pikiran.

8. Mengapa Tidak Memilih Homeschooling

Ada pilihan menjalani kegiatan belajar mengajar, seperti mengikuti sekolah konvensional atau homeschooling. Pilihan kedua adalah mengikuti pembelajaran lewat kehadiran guru di rumah. Semua bergantung dengan kebutuhan masing-masing anak.

Tidak sedikit anak yang melihat metode sekolah ini lebih santai. Tidak ada tugas rumah, atau jam belajar yang lebih singkat. Namun, pada dasarnya keduanya sama-sama tetap mewajibkan buah hati untuk tetap belajar dan mendapatkan tugas.

Namun, tidak ada salahnya untuk mencoba memahami keinginan buah hati Anda. Asalkan, mempertanggung jawabkan pilihannya dan mampu mengikuti pembelajaran secara optimal.

Menghadapi Keluhan Anak

8 Hal yang Anak Keluhkan Tentang Sekolah dan Cara Menjawabnya - Sekolah Prestasi Global

Photo by Kelly Sikkema on Unsplash

Seperti dijelaskan di atas, ada banyak hal yang dapat memicu persoalan buah hati di sekolah. Namun, Anda tidak perlu terlalu panik menghadapinya. Berikut adalah beberapa tips untuk menghadapi masalah buah hati di sekolah:

1. Tetap Tenang dan Jaga Emosi

Tidak selamanya orang tua paham bagaimana proses buah hati dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar dan bergaul di sekolah. Jika terjadi persoalan yang menyangkut dengan aktivitas buah hati, cobalah menjaga kepala tetap dingin.

Hadapi persoalan dengan tenang. Jaga emosi, jangan luapkan dengan memberikan kata-kata yang terlalu keras untuk buah hati. Jangan serta merta mencari kesalahan dan langsung meluapkannya. Pahami apa yang terjadi, cari solusi permasalahannya.

2. Perhatikan Penyebab Masalah

Tidak jarang orang tua terlalu melindungi atau membela buah hati dari kesalahan yang memang sebenarnya terjadi. Namun, bukan berarti Anda juga bisa menyalahkan orang lain begitu saja, kemudian selalu membenarkan buah hati.

Ketahui terlebih dahulu akar persoalannya. Kemudian, cari tahu mengapa anak punya memiliki masalah di sekolah. Siapa saja yang terlibat, termasuk bagaimana peran guru dalam persoalan tersebut.

Artinya, Anda harus tetap bersikap positif sekaligus memberikan contoh yang baik untuk buah hati. Jangan mendukung mereka jika memang mereka tidak bersikap dengan semestinya. Semakin Anda membelanya meski salah, maka buah hati merasa akan bebas bersikap sesuka hati.

3. Ciptakan Komunikasi yang Baik dengan Guru

Anda tentunya tidak bisa mengawasi aktivitas buah hati setiap saat. Anda butuh bantuan guru untuk menjadi pendamping buah hati di lingkungan sekolah. Maka, Anda perlu membangun hubungan komunikasi yang baik dengan para pengajar. Dengan begitu, Anda bisa memantau perilaku dan prestasi buah hati.

Anda bisa bekerja sama dengan pengajar, terutama dalam menghadapi berbagai kendala. Misalnya, kendala dalam mengerti pelajaran di kelas.

4. Saling Bertukar Pikiran di rumah

Jika Anda selama ini sibuk dan kurang berkomunikasi dengan buah hati, maka alangkah baik segera berbenah. Sempatkan waktu dan beri ruang untuk berdiskusi dengan buah hati. Anda bisa bertanya bagaimana buah hati dalam beraktivitas di sekolah. Apakah menemui kesulitan atau tidak.

Selain membangun hubungan yang lebih hangat dalam keluarga, Anda akan semakin mengerti apa yang dihadapi buah hati. Termasuk jika mengalami persoalan di lingkungan belajarnya.

Anda perlu mendengarkan secara baik bagaimana penjelasan buah hati. Lalu berikan solusi jika memang buah hati membutuhkannya. Namun, jika persoalan masih cukup sederhana, beri buah hati ruang untuk menyampaikan solusi sesuai kapasitas mereka. Hal ini akan membantu buah hati berlatih tanggung jawab.

Namun, apabila buah hati sulit untuk bercerita, coba pancing dengan menyampaikan sejumlah pertanyaan yang mudah mereka jawab. Sebagai contoh, apakah guru sudah mengajar dengan baik, atau siapa guru yang paling menyenangkan. Atau pelajaran mana yang paling disukai, termasuk alasannya.

Sebagai orang tua, Anda juga perlu mengetahui apa saja hal-hal yang buah hati sukai atau sebaliknya. Jika sudah demikian, Anda akan semakin mengerti, kemudian lebih mudah membahas dan mencari solusi atas segala persoalan buah hati di lingkungan sekolah.

BACA JUGA: 12 Tips Bantu Anak Atasi Stress Saat Ujian Sekolah

Kesimpulan

Persoalan di lingkungan sekolah merupakan kondisi yang bisa saja terjadi setiap hari terhadap siapa saja. Baik para pengajar, atau murid itu sendiri. Jika hal ini terjadi pada para siswa, maka orang tua pun harus pro aktif. Selain mencari solusi, antisipasi juga menjadi keharusan guna memastikan kegiatan sekolah buah hati lebih lancar.

Tidak perlu kecewa berlebihan atau meluapkan emosi ketika buah hati mendapati sesuatu yang kurang berkenan. Anda hanya perlu mencari apa penyebabnya, kemudian mencari pemecahannya bersama-sama. Dari keluhan tersebut, Anda justru akan lebih tahu persoalan yang buah hati hadapi.

Dengan mendengarkan hal yang anak keluhkan tentang sekolah, maka Anda akan bisa berempati dan mengerti perjuangan buah hati. Sebab bagaimanapun juga, buah hati akan selalu membutuhkan orang tua untuk mengatasi setiap persoalan dan membangkitkan kepercayaan diri di sekolah.

Apa saja contoh keluhan anak tentang sekolah?

1. Pelajaran yang Sulit 2. Membenci Pekerjaan Rumah 3. Sekolah Sangat Membosankan 4. Tidak Menyukai Guru 5. Semua Orang di Sekolah Jahat 6. Mengapa Harus Pergi ke Sekolah 7. Kesulitan atau Malas untuk Bangun Pagi 8. Mengapa Tidak Memilih Homeschooling

Bagaimana cara menghadapi keluhan anak tentang sekolah?

1. Tetap Tenang dan Jaga Emosi 2. Perhatikan Penyebab Masalah 3. Ciptakan Komunikasi yang Baik dengan Guru 4. Saling Bertukar Pikiran di rumah

Bagaimana cara membuka komunikasi dengan anak agar bisa menceritakan keluhan tentang sekolah?

Namun, apabila buah hati sulit untuk bercerita, coba pancing dengan menyampaikan sejumlah pertanyaan yang mudah mereka jawab. Sebagai contoh, apakah guru sudah mengajar dengan baik, atau siapa guru yang paling menyenangkan. Atau pelajaran mana yang paling disukai, termasuk alasannya.